Tiga tahun lamanya
Rasulullah berdakwah secara diam-diam. Rumah Abu Abdillah Al-Arqam bin Abi
Al-Arqam menjadi madrasah pertama tempat berkumpulnya Muslimin generasi
awal. Dibawah ajaran dan pengawasan langsung Rasulullah saw, meski jumlah
mereka ketika itu hanya 40 orang mereka adalah orang-orang yang
benar-benar taat dan sangat pandai menjaga kerahasiaan pertemuan mereka.
Setiap menjelang
shalat mereka datang secara sembunyi-sembunyi menuju madrasah yang
tersembunyi di atas bukit Shafa ini. Ketika itu belum turun perintah shalat 5
kali sehari. Mereka hanya melaksanakan shalat 2 kali sehari, yaitu di awal pagi
hari (Subuh). dan di awal menjelang malam ( Magrib).
Hingga suatu hari
turun ke tiga ayat berikut :
فَاصْدَعْ
بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS.Al-Hijir
[15]: 94).
وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَۙ
- وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ
اتَّبَعَكَ مِنَ
الْمُؤْمِنِيْنَۚ
٢١٥
“Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS.Asy-Syuara’(26):
214-215).
وَقُلْ
اِنِّيْٓ اَنَا النَّذِيْرُ الْمُبِيْنُۚ
“Dan katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan
yang menjelaskan”.(QS.Al-Hijir [15]: 89).
Maka begitu menerima ketiga perintah di atas, Rasulullahpun
segera menuju bukit Shafa. Dari atas bukit ini beliau berseru memanggil
: “ Wahai Bani Fihr, wahai Bani Adya,
wahai Bani Kaab, wahai Fathimah binti Muhammad, wahai Bani Abdul
Muththalib, wahai semua orang Quraisy .. ”
Seruan ini ditujukan
kepada semua suku Quraisy hingga mereka berkumpul semua. Bahkan ketika
ada yang berhalangan hadir maka orang tersebutpun mengirim utusan untuk melihat
apa yang sedang terjadi. Abu Lahab beserta para pemuka Quraisy juga ikut
datang.
Rasulullah kemudian melanjutkan seruannya : “Apa
pendapat kalian jika kukabarkan bahwa di lembah ini ada sepasukan kuda yang
mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?“
“ Tentu kami percaya “, jawab mereka. “
Kami tidak pernah mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran”.
Rasulullah kembali bersabda : “Ketahuilah
bahwa sesungguhnya aku pemberi peringatan kepada
kalian dari azab yang pedih. Selamatkanlah diri kalian dari
api neraka. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak dapat membela kalian
di hadapan Allahselain bahwa kalian mempunyai tali kekeluargaan yang
akan aku sambung dengan hubungannya ”.
Mendengar ini, Abu Lahab serta merta menyahut kesal : “ Celakalah
engkau selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”.
Tak lama kemudian
turunlah dua ayat berikut :
تَبَّتۡ يَدَاۤ اَبِىۡ لَهَبٍ وَّتَبَّؕ
“ Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa “. ( QS. Al-Lahab (111): 1).
۞ قُلْ اِنَّمَآ اَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍۚ اَنْ تَقُوْمُوْا لِلّٰهِ مَثْنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوْاۗ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِّنْ جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ لَّكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ
“ Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak
memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah
(dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan
(tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia
tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang
keras”. (QS.As-Saba’(34):46).
Itulah yang
diriwayatkan Al-Bukhari dari Ibnu Abbas ra dan Muslim dari Abu Hurairah ra
dengan redaksi yang kurang lebih sama.
Disamping itu ada juga riwayat yang mengatakan bahwa setelah
turun ayat :”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu” Rasulullah
segera mengumpulkan keluarga besarnya di rumah Abu Thalib, paman yang selalu
menyayangi dan melindungi beliau. Namun belum sempat Rasulullah berkata panjang
lagi-lagi Abu Lahab memotongnya. Ini terjadi hingga dua kali.
Rasulullah menyadari
bahwa tugas dan tanggung jawab yang diembannya amatlah berat dan penuh
tantangan. Untuk menghibur Rasulullah Allah swt mengingatkan bahwa semua Rasul
dan nabipun menghadapi hal yang sama.
وَلَقَدْ
اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِيْ شِيَعِ الْاَوَّلِيْنَ - وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ
رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ١١
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum
kamu kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tidak datang seorang rasulpun
kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya”. (QS.Al-Hijr
(15):10-11).
Akan tetapi yang
paling menyakitkan tantangan dan permusuhan kuat justru datang dari pihak
keluarga beliau sendiri yang notabene merupakan para pemuka Quraisy yang
disegani masyarakat. Terutama Abu Lahab yang juga merupakan besannya. Dengan
penuh kesombongan ia bahkan memerintahkan kedua anaknya untuk segera
menceraikan istri-istri mereka,yaitu Zainab dan Ruqqayah binti Muhammad. Dapat
dibayangkan betapa sakit hati, malu dan sedihnya Khadijah dan kedua putri
Rasulullah ini. Namun demikian mereka tetap tegar dan terus mendukung
perjuangan suami dan ayah mereka tercinta, apapun akibatnya, terutama Khadijah
ra.
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah berkata
dihadapan Abu Thalib dan pamannya yang lain : “
Aku ingin mereka mengucapkan satu kalimat yaitu La ilaha illallah ( tiada tuhan
selain Allah )”. Seketika merekapun mengejek, “
Satu Tuhan? Ini sesuatu yang sangat mengherankan”. ( HR.
Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i dan Hakim).
Kemudian turun ayat
berikut :
وَعَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٞ مِّنۡهُمۡۖ وَقَالَ ٱلۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا سَٰحِرٞ كَذَّابٌ (4) أَجَعَلَ ٱلۡأٓلِهَةَ إِلَٰهٗا
وَٰحِدًاۖ إِنَّ
هَٰذَا لَشَيۡءٌ عُجَابٞ (5) وَٱنطَلَقَ ٱلۡمَلَأُ مِنۡهُمۡ أَنِ ٱمۡشُواْ وَٱصۡبِرُواْ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمۡۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٞ يُرَادُ (6) مَا سَمِعۡنَا
بِهَٰذَا فِي ٱلۡمِلَّةِ ٱلۡأٓخِرَةِ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا ٱخۡتِلَٰقٌ (7)
أَءُنزِلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ مِنۢ بَيۡنِنَاۚ بَلۡ
هُمۡ فِي
شَكّٖ مِّن
ذِكۡرِيۚ بَل لَّمَّا يَذُوقُواْ
عَذَابِ (8)
“ Dan mereka heran
karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan
mereka; dan orang-orang kafir berkata: “Ini adalah seorang ahli sihir yang
banyak berdusta”. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah
pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): “Pergilah kamu dan tetaplah
(menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini
(maksudnya agama Nasrani yaitu meng-esakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta)
yang diada-adakan. Mengapa Al Qur’an itu diturunkan kepadanya di antara kita?”
Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Qur’an-Ku, dan sebenarnya mereka belum
merasakan azab-Ku”.( QS. Shad(38): 4-8).
Maka sejak itulah
orang-orang Islam yang jumlahnya belum begitu banyak itu mengalami siksaan dan
tekanan. Bahkan Rasulullahpun tidak luput dari bahan ejekan. Kemana
beliau melangkah Abu Lahab selalu mengikutinya sambil mengatakan bahwa
ponakannya itu orang gila.
Suatu hari Rasulullah sedang melaksanakan shalat di depan Kabah.
Sementara Abu Jahal dan teman-temannya terlihat berada di ujung lain tempat
tersebut. Mereka memperhatikan gerak gerik Rasulullah sambil mentertawakan dan
mengolok-ngolok beliau. Tak lama kemudian Abu Jahal berkata menantang
: ‘Siapa di antara kalian yang bisa mendapatkan
usus binatang sembelihan untuk kita campakkan kepada Muhammad?’
Uqbah bin Abi Muayt,
orang yang paling keji di antara mereka, menawarkan diri dan bergegas pergi
untuk melakukan perkara keji tersebut. Uqbah kembali dengan usus binatang
sembelihan lalu melemparkannya ke atas bahu Rasulullah saw ketika beliau sedang
sujud.
Fatimah, putri bungsu
Rasulullah yang melihat kejadian tersebut langsung berlari dan
membuang kotoran tersebut sambil menangis. Kemudian Rasulullah kembali berdiri
dan menyempurnakan shalatnya. Sementara Fatimah yang ketika itu baru berusia 10
tahun memarahi kumpulan orang Quraisy tadi.
Usai shalat dengan suara keras Rasulullah berdoa : “ Ya
Allah, hukumlah orang-orang Quraisy itu!”,sebanyak tiga kali. “
Semoga Kau menghukum Utbah, Uqbah, Abu Jahl dan Shaybah “.
Mendengar ini orang-orang Quraisy tadi hanya diam tak bereaksi.
Terlihat adanya rasa takut dan khawatir dalam diri mereka. (Beberapa tahun
kemudian, dalam perang Badar, mereka yang disebut Rasulullah di dalam doa
di atas terbunuh secara mengenaskan).
Penyiksaan terhadap
pemeluk Islam makin hari menjadi-jadi. Hampir setiap hari selalu ada Muslim
yang disiksa dan dipaksa kembali ke ajaran nenek moyang mereka. Namun demikian
ini tidak berarti bahwa dakwah tidak berkembang.
Rasulullah yang kerap
shalat didepan Kabah bersama Khadijah dan Ali bin Abu Thalib yang ketika itu
masih belia walaupun banyak orang yang tidak menyukainya, tidak dapat
dipungkiri merupakan daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang masih bersih
hatinya. Sama halnya dengan penyiksaan yang terjadi. Kejadian yang sangat
memprihatinkan ini justru merupakan magnit bagi perkembangan agama baru ini.
Bagi mereka yang masih
bersih hatinya, prilaku dan akhlak Muhammad yang sejak lama telah dikenal
berkat kejujuran, kesabaran dan kesantunannya sungguh sangat menjanjikan. Sejak
muda beliau telah pandai menjaga silaturahmi, tidak mau menyembah berhala,
tidak suka mabuk-mabukan apalagi pesta-pesta dan bermain-main dengan perempuan.
Beliau dikenal sebagai seorang suami yang setia dan sangat menyayangi
keluarganya. Di mata mereka Muhammad adalah benar-benar patut dijadikan sebagai
panutan.
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا
اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “. (QS.
Al-Ahzab(33):21).
Belum lagi dengan
pengaruh bacaan Al-Quran yang begitu memikat. Kota Mekah sejak lama telah
dikenal sebagai tempat berkumpulnya para penyair terkenal. Setiap bulan haji
para penyair dari segenap penjuru tanah Arab berdatangan untuk mempertontonkan
kehebatan mereka menggubah berbagai bentuk dan gaya syair.
Ketika Rasulullah
membacakan ayat-ayat Al-Quran banyak orang yang terpengaruh dengan keindahan
ayat-ayat tersebut, baik dari segi isi maupun gaya bahasanya. Oleh karenanya
banyak orang yang kemudian tertarik dan akhirnya memeluk Islam. Maka dengan
keji Abu Jahalpun melempar fitnah bahwa Muhammad adalah seorang penyihir
sekaligus penyair gila. Selanjutnya ia berusaha keras menghalangi orang dari
mendengar ayat-ayat suci tersebut.
Adalah Walid bin Mughirah, seorang pembesar Mekah. Setelah
mendengar ayat yang dibacakan Rasulullah, ia merasa tersentuh. Abu Jahal segera
mendesak temannya itu agar tidak terpengaruh. “Ucapkan
sesuatu yang membuktikan pengingkaranmu kepada Muhammad “,
ujarnya.
“Apa yang harus kukatakan? Demi Allah, tak seorangpun diantara
kalian yang melebihi pengetahuanku tentang syair, puisi dan sajak, bahkan dari
kalangan jinpun. Demi Allah apa yang diucapkan Muhammad tak sedikitpun
menyerupai semua itu. Sungguh perkataannya indah dan menyejukkan. Kata-katanya
sangat tinggi dan tak mungkin tertandingi”, aku Walid kagum.
“ Hai Walid, kaummu takkan rela
hingga kau mengatakan sesuatu yang mencela Muhammad”, desak
Abu Jahal lagi.
” Beri aku waktu untuk berpikir”, jawab Walid pada
akhirnya.
Setelah berpikir sejenak, Walidpun berkata dalam hati, ”
Mungkin memang benar, ucapan Muhammad itu adalah sihir yang berkesan”.
Kisah diatas
diriwayatkan oleh Hakim dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa setelah kejadian
diatas turunlah ayat berikut :
ذَرْنِيْ
وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيْدًاۙ
“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri
telah menciptakannya” . (QS.Al-Mudatstsir(74):11).
Namun demikian Rasulullah
berusaha tetap menjaga kesabarannya. Apalagi ketika Allah swt menurunkan ayat
berikut :
فَاصْبِرْ
لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ اٰثِمًا اَوْ كَفُوْرًاۚ
” Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu,
dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara
mereka”.(QS.Al-Insan(76):24).
Qatadah menuturkan bahwa ayat diatas berkenaan dengan Abu Jahal
yang suatu ketika berkata, ” Jika aku melihat Muhammad
mendirikan shalat pasti aku akan menginjak batang lehernya “. (
HR Abdurrazaq, Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir)
Para penguasa kota
Mekah terlihat makin kesal dengan perkembangan Islam. Apalagi dengan
masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab. Keduanya adalah
tokoh Quraisy yang selama ini dikenal gagah berani dan berpendirian kokoh.
(Umar bin Khattab adalah satu diantara banyak orang yang tertarik dengan ajaran
Islam berkat bacaan Al-Quran).
اَفَمَنْ
زُيِّنَ لَهٗ سُوْۤءُ عَمَلِهٖ فَرَاٰهُ حَسَنًاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ يُضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرٰتٍۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَصْنَعُوْنَ
“ Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik
pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan
orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka
janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.( QS. Fathir(35):8).
Ibnu Abbas menegaskan bahwa ayat diatas diturunkan berkenaan
dengan Rasulullah yang suatu ketika berdoa, “ Ya Allah,
kukuhkan agama-Mu dengan Umar bin al-khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Lalu
Allah memberi hidayah kepada Umar bin al Khattab dan menyesatkan Abu
Jahal. ( HR Juwaibir).