Suatu hari datang seorang lelaki miskin
dari desa membawa semangkuk penuh buah anggur yang hendak dihadiahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Lelaki miskin ini begitu bersemangat memberikan hadiah
untuk Rasulullah.
Ia
mempersembahkan anggur tersebut dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, terimalah
hadiah kecil ini dariku.”
Rasulullahpun
tersenyum dan menerima pemberian tersebut. Dan sebagai penghargaan Rasulullah
memakan anggur tersebut dihadapan si pemberi. Namun tak seperti biasanya,
Rasulullah mengambil dan memakannya satu persatu hingga habis tuntas tanpa
menawarkan kepada sahabat yang duduk bersamanya.
Setiap selesai memakan 1 buah anggur beliau selalu
tersenyum sambil memandang si pemberi. Betapa senang dan bahagianya lelaki
tersebut menyaksikan pemandangan tersebut. Ia merasa begitu tersanjung. Ia
terus tersenyum memandang Rasulullah memakan anggur pemberiannya, satu demi
satu, hingga habis tuntas. Setelah puas iapun berpamitan pulang dengan
hati yang berbunga-bunga.
Giliran para sahabat yang penuh keheranan menyaksikan
hal tersebut, lalu bertanya,
“Ya
Rasulullah, tidak seperti biasa, mengapa anda tidak menawarkan kami (menyantap
anggur) itu bersamamu?”
Rasulullah
SAW tersenyum penuh arti lalu berkata: “Tidakkah kalian lihat betapa
bahagianya ia dengan mangkuk (anggur) itu??”
“Ketahuilah
ketika aku memakannya, anggur itu terasa asam. Maka aku khawatir apabila aku
membaginya kepada kalian, maka kalian akan menampakkan reaksi sesuatu yang akan
merusak kebahagiaannya“.
Masya Allah … Para sahabat hanya bisa terdiam terpana
…
“Dan
sesungguhnya kamu ( Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (
Terjemah QS. Al-Qalam (58):4-5).
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Terjemah QS. At-Taubah (33):21)
Aisyah
berkata, “Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an”. (HR Ahmad).
Wallahu
‘alam bish shawab.