Dewasa ini dapat kita amati dengan jelas, ilmu
pengetahuan dan sains telah berkembang dengan begitu pesatnya. Para ilmuwan
dari berbagai negara berlomba-lomba mendapatkan kemenangan dan kemuliaan dalam
bidang ini. Mereka adu cepat membuka tabir rahasia alam dan berusaha
menaklukannya. Maka temuan demi temuanpun terus bermuncullan dan seringkali
temuan tersebut sesuai dengan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan 14 abad silam!
Ini makin membuktikan bahwa Al-Quran adalah kitab yang memang datang dari Sang
Pemilik Alam Semesta, Allah Azza wa Jalla.
Temuan
terbaru sains barat mengatakan bahwa jagat raya kita ini adalah salah
satu dari jagat raya yang jumlahnya tak terbatas. Menurut Teori Relativitas
Umum Einstein, “Black Hole“ atau lubang hitam yang telah kita kenal
selama ini, bisa jadi adalah merupakan “pintu” menuju pintu
jagat raya lain dan semua yang tersedot olehnya akan lewat dan memasuki daerah
“external ” ruang waktu, ruang yang memiliki waktu yang sama
sekali berbeda dengan waktu yang kita miliki di ruang yang kita diami ini.
Uniknya, tak ada satupun benda atau materi apapun yang dapat kembali atau
keluar lagi dari daerah ‘external’ ini bila
ia telah masuk atau sampai ke jagat raya lain tersebut.
Lorong yang menghubungkan ruang antar jagat raya ini dinamai “Worm
Hole” atau lubang cacing. Dalam suatu riwayat, Ibnu Katsir pernah berkata
bahwa langit terdiri atas 7 tingkatan. Luas setiap langitnya seluas
langit dan bumi sementara diantara langit satu ke langit yang lain terdapat
ruang hampa! Pertanyaannya, mungkinkah ada kehidupan di alam ‘external’
tersebut?
“
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS.Al-Baqarah(2):30).
Gbr
1.Ilustrasi Jagat Raya dengan galaksinya ( The Universe ).
Dari
ayat diatas mungkinkah apa yang dipertanyakan para malaikat menandakan bahwa
sebelum kita diciptakan, Allah SWT telah menciptakan khalifah yang telah
terbukti membuat kerusakan dan membuat pertumpah darah? Sebagian besar alim
ulama mengatakan ‘tidak’ namun ada pula sebagian yang mengatakan ‘ya’.
Maka bila ‘ya’ siapakah mereka dan di bumi yang manakah mereka itu
hidup?
Pada
tahun 2001 sebuah pesawat luar angkasa yang diberi nama ‘Mars Odyssey’ mengorbit
di orbit Mars selama 3 tahun untuk melakukan analisa keadaan planet tersebut
dengan harapan ada kesesuaian dengan keadaan planet bumi sehingga manusia dapat
menempati planet Mars. Kesimpulannya, ditemukan tanda-tanda bahwa
kira-kira 4 milyar tahun yang lalu di planet tersebut pernah terjadi erosi atau
mungkin banjir besar hingga kemudian terbentuklah sejenis danau atau
laut. Meski demikian para ilmuwan tidak atau belum melihat adanya
tanda-tanda suatu kehidupan.
Ibnu
Katsir dalam tafsirnya berpendapat bahwa sesungguhnya yang
dimaksud ‘orang/mahluk’ yang telah berbuat kerusakan di muka bumi
sebelum diciptakannya Adam as adalah mahluk dari jenis jin!
“
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib
itu”.(QS.Al-Jin(72):26).
Para ilmuwan juga berpendapat bahwa berdasarkan
ilmu pengetahuan sains dan perhitungan yang mereka pelajari, pada saatnya nanti
jagat raya ini dengan pasti akan menuju kehancurannya dan tak satupun yang akan
tersisa. Namun dalam waktu yang teramat sangat sangat lama, hitungannya hingga
ratusan juta tahunan! Sebaliknya para ilmuwan saat ini tidak dapat menjelaskan
secara pasti apa yang menyebabkan seperempat abad terakhir ini, siklus matahari
yang berdasarkan perhitungan seharusnya mengakibatkan suhu bumi menjadi
lebih dingin, namun yang terjadi justru sebaliknya.
Untuk
sementara sebagian dari mereka berpendapat bahwa hal tersebut disebabkan oleh
adanya “efek rumah kaca”. Hal inilah yang menjadi penyebab pemanasan
global yang terjadi saat ini. Dan hal tersebut jelas akibat ulah manusia yang
secara berlebihan dan tidak bertanggung-jawab meng’exploitasi’ alam.
Celakanya, dampak dari pemanasan global ini sangat berbahaya. Berbagai bencana
akan timbul dimana-mana, tidak hanya banjir bandang, badai , kekeringan
serta resiko hilangnya sebagian daratan sepanjang pantai saja namun juga
wabah kelaparan karena terjadinya perubahan dan terganggunya iklim yang tidak
beraturan dapat menyebabkan kacaunya hasil panen! Akankah ini akhir dari umur
dunia tempat tinggal yang amat kita cintai ini ? Wallahu’alam.
Menurut pendapat penulis, kita sebagai umat Muslim,
sebaiknya kita tidak begitu saja menelan mentah-mentah temuan-temuan sains
tersebut namun juga tidak langsung secara semerta-merta menolaknya. Sebaiknya
kita kembalikan semua itu kepada Al-Qur’an, karena memang Dialah Sang
Pencipta, Yang Menguasai Segala Ilmu, Dia Maha Mampu Berbuat SekehendakNya.
Selama ilmu dan temuan tersebut tidak bertentangan dengan Al-Quran maupun
As-Sunnah tentu tidak menjadi masalah. Karena sesungguhnya Allah swt sangat
menghargai mahluk-Nya yang mau merenungkan dan memikirkan segala apa yang telah
diciptakan-Nya.
Sabda
Rasulullah : “Jika seorang hakim berijtihad kemudian ijtihadnya
ternyata benar, maka baginya dua pahala, Jika ia menghukumi
kemudian ijtihadnya ternyata salah, maka baginya satu
pahala”.
“Tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya”.(QS.At-Taubah(9):122).
Pengertian
tentang pengetahuan agama diatas adalah termasuk pengetahuan yang mempelajari
alam semesta karena itu semua adalah ciptaan-Nya. Karena
sesungguhnya Dia menjadikan segala yang ada ini dengan hikmah tertentu. Jadi
alangkah baiknya bila kita juga menyimak pendapat para ilmuwan Muslim untuk
mengimbangi gagasan barat tersebut Karena seharusnya apapun ilmu yang
kita peroleh baik itu ilmu pengetahuan sains maupun bukan akan membuat kita
lebih mengenal dan mencintai-Nya. Temuan-temuan sains yang begitu canggih
mustinya membuat kita makin terpana, berdecak penuh kekaguman akan Kehendak dan
Kekuasaan-Nya, yang membuat kita makin menyadari betapa kecil dan tidak
berartinya kita dihadapan-Nya. Apalagi bila temuan tersebut dapat memberikan
manfaat yang banyak kepada manusia. Allah swt menciptakan alam semesta beserta
isinya termasuk manusia tidaklah secara kebetulan. Ia ciptakan semua ini dengan
aturan dan ukuran yang sungguh serba rumit dan teliti namun serba tepat
serta cermat dan pas.
“….
dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.(QS.Al-Furqon(25):2).
Dan Ia tidak segan untuk memperlihatkan aturan yang
sungguh rumit tersebut kepada yang berakal dan mau mempelajarinya.
“Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu)
bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”(QS.Al-Fushshilat (41):53).
Hal ini tak lain untuk memperlihatkan Keberadaan-Nya
karena hanya dengan izin-Nya jua rahasia-rahasia itu terkuak yang dengan
demikian sebagai akibatnya seharusnya akan membuat kita lebih mensyukuri nikmat
yang begitu banyak yang telah dianugerahkan-Nya kepada manusia. Hingga pada
akhirnya akan menjadikan kita manusia-manusia yang bertakwa, yang
penuh keridhoan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Sejumlah
ilmuwan Muslim berpendapat bahwa jagat raya yang dikatakan dengan pasti akan
menuju kehancuran namun dalam waktu yang sangat amat lama tersebut adalah
kehancuran jagat raya secara keseluruhannya, jagat raya yang diperkirakan
terdiri dari 300 milyar galaksi dimana masing-masing galaksinya terdiri
pula atas 300 milyar bintang / matahari! Karena sebagaimana kita ketahui
dan yakini bahwa yang kekal untuk selamanya hanyalah Allah SWT sedangkan
yang selain-Nya pasti hancur. Sedangkan hari kiamat yang dimaksudkan dalam
Al-Quranul Karim kemungkinan adalah ‘hanya’ kehancuran galaksi
kita, Bima Sakti, dimana bumi sebagai tempat tinggal kita ini berada
didalamnya. Jadi termasuk didalamnya adalah matahari dan ke 9 planet yang telah
kita kenal selama ini. Wallahu’alam.
Pendapat tersebut berdasarkan ayat
berikut:
“
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di
dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal
di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di
dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan
bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang
tiada putus-putusnya”.(QS.Huud(11):106-108).
Jadi
menurut pendapat mereka, ketika seseorang menjalani kehidupan di neraka maupun
di surga, langit dan bumi itu masih ada, terkecuali tentu saja bila Allah
SWT menghendaki lain. Pertanyaannya langit dan bumi yang manakah itu ?
Mungkinkah yang dimaksud ‘ bumi dan langit ‘ pada ayat diatas
adalah jagat raya – jagat raya selain jagat raya kita dimana galaksi kita,
yaitu Bima Sakti termasuk didalamnya? Suatu alam yang hanya
mungkin diterobos melalui lorong-lorong ‘Worm Hole”, yang memiliki
dimensi waktu yang samasekali berbeda dengan jagat raya kita, yang tidak
mungkin bagi siapapun yang melewatinya untuk dapat kembali lagi?
Mungkinkah ini yang dimaksud alam akhirat ? Wallahu’alam.
Disamping itu bukankah Al-Quran juga telah berulang
kali menyatakan bahwa perhitungan waktu di dunia tidak sama dengan perhitungan
waktu di akhirat ? Bukankah waktu menurut perhitungan manusia tak sama
dengan perhitungan waktu-Nya? Dan juga seseorang yang telah mati mustahil
baginya untuk kembali ke dunia, kecuali tentu saja bila Allah menghendaki.
“
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu”. (QS.As-Sajjdah(32):5).
“
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya limapuluh ribu tahun”. (QS.Al-Maarij(70):4).
Simak
pula pernyataan para pemuda penghuni Gua yang telah “ditidurkan”Nya
selama lebih dari 300 tahun berikut:
“Dan
demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu
berada (di sini?)” Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau
setengah hari“….(QS.Al-Kahfi(18):19).“Dan mereka tinggal dalam gua mereka
tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”.(QS.Al-Kahfi(18):25).
Namun apapun pendapat dan gagasan para ilmuwan, baik
ilmuwan Barat maupun ilmuwan Muslim, yang penting kita sadari, untuk
menentukan sebuah temuan ilmiah diperlukan ilmu yang tidak mudah dan waktu yang
sangat lama namun ternyata Al-Quran yang diturunkan lebih 14 abad yang lampau
telah meng-identifikasikannya. Pertanyaannya dari mana Al-Quran mengetahui
hal-hal tersebut? Lalu masihkah pantas bila kita masih saja malas dan
enggan mempelajari ayat-ayat tersebut atau bahkan mungkin malah masih meragukan
ke-orisinil-an kitab suci tersebut?
“Dan
sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam, dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin(Jibril) ke dalam hatimu(Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang diantara yang memberi peringatan, dengan bahasa
Arab yang jelas. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam
Kitab-Kitab orang yang dahulu”.(QS Asy Syu`araa` (26):192-196).
Namun demikian mempelajari Al-Quran memang tidak
mudah. Al-Quran adalah bagaikan intan berlian yang dapat menimbulkan pandangan
dan persepsi yang beragam tergantung dari sudut mana seseorang melihat dan
mengartikannya. Ia bagaikan sebuah berlian yang makin digosok dan diteliti
makin memantulkan sinarnya yang begitu indah dan sempurna. Yang kesemuanya itu
akan kembali hanya kepada satu, yaitu ke-Besar-an dan ke-Agung-anNya.
Itulah rahmat Allah SWT yang harus kita syukuri.
“ Dan
Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.(QS.Al-Israa’(17):82).
Uniknya, Al-Quran adalah rahmat hanya bagi orang-orang
yang beriman, tidak bagi orang-orang yang zalim bahkan hanya kerugian saja bagi
mereka yang enggan mengimani-Nya dan cenderung gemar berburuk sangka
dan menuruti hawa nafsu negatifnya.
Yang juga penting diingat, mempelajari ilmu
Pengetahuan dan Sains adalah sangat terpuji dan ini adalah hak kita sebagai
manusia apalagi bila ilmu tersebut kemudian dapat memberi manfaat yang
banyak serta dapat menjadikan kita lebih mencintai-Nya, jadi bukan sekedar
pemenuhan rasa keingin-tahuan semata. Namun jangan dilupakan
bahwa tugas maupun amanah yang dibebankan kepada kita sebagai khalifah
hanya sebatas umur kita dan hanya terhadap bumi dimana kita tinggal saja.
Bukankah dalam ayat-ayatNya Allah SWT berulang-kali mengatakan bahwa kehidupan
manusia di dunia ini hanya bagaikan permainan belaka? The True Game….
“ Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.(QS.Al-Hadiidf(57):20).
Disamping itu bukankah untuk membuktikan kebenaran
sebuah ayat terutama yang berhubungan dengan Sains diperlukan waktu yang jauh
lebih panjang dari umur kita sendiri? Dengan kata lain, bila untuk meng-imani
bahwa Al-Quran itu adalah benar dari sisiNya kita ingin menunggu bukti-bukti ilmiah,
sudah pasti akan terlambat.
Gbr.2.Ilustrasi
kedudukan Matahari di dalam galaksi Bima Sakti (Milky Way). Anak panah
menunjukkan letak Matahari.
Oleh karenanya selagi masih ada waktu dan umur mari
kita bersihkan diri kita ini dari segala prasangka buruk, bersihkan hati serta
akal dan mari kita pelajari ayat-ayat Al-Quran, kita pahami dan kemudian kita
amalkan ayat-ayat tersebut agar rahmat-Nya selalu mengiringi kita. Kita telah
ditakdirkan-Nya sebagai pemimpin / khalifah bumi maka sudah seyogyanya bila
kita tidak menyia-nyiakan amanah tersebut diumur yang terbatas ini sehingga
kita tidak termasuk kedalam golongan hamba-Nya yang menyesal dan merugi.
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir
itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:
“Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang
saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding
sampai hari mereka dibangkitkan”. (QS. Al-Mukminun(23):99-100).