1. Al-Baqarah(2) : 67-73.
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor
sapi betina”.
Mereka berkata:
“Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” .
Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang
dari orang-orang yang jahil”.
Mereka menjawab:
“Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia
menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu.”
Musa menjawab:
“Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu”.
Mereka berkata:
“Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia
menerangkan kepada kami apa warnanya”.
Musa menjawab:
“Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan
orang-orang yang memandangnya.”
Mereka berkata:
“Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia
menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi
itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat
petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).”
Musa berkata:
“Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak
pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.”
Mereka berkata:
“Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina
yang sebenarnya”.
Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan
perintah itu.
Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh
menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu
sembunyikan. Lalu Kami berfirman:
“Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi
betina itu!”
Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan
memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
2. Al-Baqarah(2): 92-93.
Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran
(mu`jizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah
(kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim. Dan
(ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit
(Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman):
“Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu
dan dengarkanlah!”
Mereka menjawab:
“Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati”.
Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak
sapi karena kekafirannya. Katakanlah:
“Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu
kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)”.
3. An-Nisa(4):153.
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab
dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih
besar dari itu. Mereka berkata:
“Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata”.
Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak
sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma`afkan
(mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang
nyata.
4. Al-An-am(6):146.
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku;
dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang
itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar
dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka
disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.
5. Al-A’Araf(7): 148-154.
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari
perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah
mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan
mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka
menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa
mereka telah sesat, merekapun berkata:
“Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada
kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi”.
Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati
berkatalah dia:
“Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan
sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?”
Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala
saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. Harun berkata:
“Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah
menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah
kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku
ke dalam golongan orang-orang yang zalim”.
Musa berdo`a:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan
masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di
antara para penyayang”.
Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya),
kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam
kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
membuat-buat kebohongan.
Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan
beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh
(Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk
orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
6. Thoha(20):85-99.
Allah berfirman:
“Maka sesungguhnya kami telah menguji kaummu sesudah
kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri”.
Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati.
Berkata Musa:
“Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan
kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu
bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu
melanggar perjanjianmu dengan aku?”
Mereka berkata:
“Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan
kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan
kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri
melemparkannya”,
Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang
bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata:
“Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah
lupa”.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak
dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan
kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya:
“Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan
dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
maka ikutilah aku dan ta`atilah perintahku”.
Mereka menjawab:
“Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini,
hingga Musa kembali kepada kami”.
Berkata Musa:
“Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu
melihat mereka telah sesat, (sehingga kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah
kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?”
Harun menjawab:
“Hai putera ibuku janganlah kamu pegang janggutku dan
jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata
(kepadaku): “Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara
amanatku”.
Berkata Musa:
“Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai
Samiri?”
Samiri menjawab:
“Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak
mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku
melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku”.
Berkata Musa:
“Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam
kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”.
“Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang
kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu
tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh
akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Sesungguhnya
Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu”.
Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang
telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu
peringatan (Al Qur’an).
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.