Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya
lalu ia berkata:
“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak
ada Tuhan bagimu selain-Nya.” “Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah),
aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”.
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata:
“Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam
kesesatan yang nyata”.
Nuh menjawab:
“Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan
sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”. “Aku sampaikan
kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”.
Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu
peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu
agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya
kamu mendapat rahmat?
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang
yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata
hatinya).
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum `Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata:
“Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata:
“Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu
dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk
orang-orang yang berdusta”.
Hud berkata:
“Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal
sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku
menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat
yang terpercaya bagimu”.
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari
Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan
kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu
sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan
telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada Kaum Nuh itu). Maka
ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
Mereka berkata:
“Apakah kamu datang kepada kami, agar kami
hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh
bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika
kamu termasuk orang-orang yang benar”.
Ia berkata:
“Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan
kemarahan dari Tuhanmu”. “Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku
tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu menamakannya, padahal
Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu),
sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu”.
Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat
yang besar dari Kami, dan kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman.
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia
berkata :
“Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya
telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini
menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah
kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa
siksaan yang pedih.”
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti
(yang berkuasa) sesudah kaum `Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya
untuk dijadikan rumah; maka ingatlah ni`mat-ni`mat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada
orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:
“Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi
rasul) oleh Tuhannya?”.
Mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang
Shaleh diutus untuk menyampaikannya”.
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:
“Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak
percaya kepada apa yang kamu imani itu”.
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh
terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata:
“Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu
ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus
(Allah)”.
Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya
berkata:
“Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan
kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu
tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat”.
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala
dia berkata kepada kaumnya:
“Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah
itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka),
bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”.
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan:
“Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya)
dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura
mensucikan diri.”
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya;
dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan
kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang berdosa itu.
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu`aib.
Ia berkata:
“Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman”.
“ Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar
jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah
sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan”.
“ Jika ada
segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk
menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah,
hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang
sebaik-baiknya”.
Pemuka-pemuka dari kaum Syu`aib yang menyombongkan diri berkata:
“Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai
Syu`aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu
kembali kepada agama kami”.
Berkata Syu`aib:
“Dan apakah (kamu akan mengusir kami),
kendatipun kami tidak menyukainya?” “Sungguh kami mengada-adakan kebohongan
yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah
melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali
jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi
segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah
keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi
keputusan yang sebaik-baiknya”.
Pemuka-pemuka kaum Syu`aib yang kafir berkata (kepada sesamanya):
“Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu`aib,
tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi”.
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang
mendustakan Syu`aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu;
orang-orang yang mendustakan Syu`aib mereka itulah orang-orang yang merugi.
Maka Syu`aib meninggalkan mereka seraya berkata:
“Hai kaumku, sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat
kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang
kafir?”
Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu
penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya
kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.
Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta
mereka bertambah banyak, dan mereka berkata:
“Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai
penderitaan dan kesenangan”,
maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang
mereka tidak menyadarinya. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan
Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah
penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?. Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah
yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri
sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab
mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka
tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)? Negeri-negeri (yang telah Kami
binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan
sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang
dahulunya mereka telah mendustakannya.
Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir. Dan Kami tidak
mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati
kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.
( Surat Al-A’raf(7): 59-102).
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.