III.3. Menjaga keseimbangan alam semesta.

 

 “………Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi”.((QS.Al-Baqarah(2):26-27).

Allah SWT menciptakan alam semesta sebelum manusia ada. Semua itu bukan tanpa sebab dan perhitungan. Alam, termasuk didalamnya segala macam binatang dan tumbuhan, sengaja diciptakan-Nya sebagai sarana bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia.

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni`mat-Nya lahir dan batin.” QS.Luqman(31):20).

Allah SWT menciptakan segala yang ada di alam ini serba seimbang dan saling berpasangan.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.(QS.Yaasin(36):36).

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah”.(QS.Adz-Dzaariyat(51):49).

Sains dan Ilmu Pengetahuan Alam membuktikan bahwa perputaran bumi dan matahari, pergantian siang dan malam, keseimbangan dan perpaduan segala yang ada di alam semesta ini termasuk seluruh unsur kimianya sungguh tepat dan pas. Dan bila keseimbangan dan keterpaduan itu terganggu maka akan rusaklah ia.

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya……”. (QS.Al-A’raf(7):56).

Maka manusia sebagai mahluk terpandai yang memiliki akal dan hati sudah sepatutnya bila ia mensyukuri keadaannya tersebut. Diantaranya yaitu dengan cara menjaga keseimbangannya serta sekaligus tidak berbuat kerusakan. Untuk mempermudah agar manusia dapat melaksanakan hal tersebut maka Allah SWT melengkapinya dengan aturan-aturan. Aturan-aturan tersebut sebenarnya diperlihatkan-Nya secara jelas dan nyata namun hanya orang yang mau memikirkannya saja yang dapat melihat aturan-aturan tersebut. Namun disamping itu Allah SWT juga berkehendak agar manusia mau memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari alam yang diciptakann-Nya tersebut. Itulah salah satu tugas manusia sebagai seorang khalifah bumi. Oleh karena itu, Ia sangat murka bila seseorang mengabaikan tugas mulia tersebut apalagi bila ia adalah seorang penguasa.

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi …… Mereka itulah orang-orang yang dila`nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka”.(QS.Muhammad(47):22-23).

Jadi segala bencana seperti banjir, kebakaran hutan atau apa yang saat ini sedang menjadi isu hangat yaitu, pemanasan global yang disebabkan oleh adanya ‘efek rumah kaca’ beserta segala akibatnya yang terus terjadi susul menyusul belakangan ini sesungguhnya adalah akibat dari kelalaian manusia dalam menjalankan tugas memelihara alam ciptaan-Nya. Polusi udara yang sebagian besar disebabkan oleh kebakaran hutan, gas buangan kendaraan, pabrik, berbagai kegiatan industri dan lain sebagainya adalah sebagian contoh kerusakan alam.

Allah SWT tidak ridho’ apa yang telah diciptakan-Nya itu dirusak dan digunakan secara semena-mena. Hukum alam atau aturan yang sengaja diperlihatkan-Nya itu seharusnya digunakan dengan sebaik mungkin. Manusia diberi akal bagaimana mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan seharusnya sebagai seorang yang berakal ia juga tahu hukum apa dan perintah orang yang bagaimanakah yang pantas ditaatinya dalam menjalankan perintah menjaga keseimbangan alam semesta ini.

“maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan”.(QS.Asy-Syu’ara(26):150-152).

Demikian pula halnya dengan munculnya berbagai penyakit akhir-akhir ini, seperti ‘sapi gila’,flue burung dan lain-lain. Bahkan terhadap penyakit ‘umum’ yang disebabkan oleh lalat dan nyamuk sekalipun, cukup membuat manusia menderita dan kewalahan.

“……Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembalidari lalat itu”.(QS.Al-Hajj(22):73).

Padahal Allah SWT menciptakan berbagai binatang seperti nyamuk dan lalat pasti ada hikmah dibalik semua itu. Bila saja manusia tidak merusak ekosistim suatu keadaan, bila saja manusia mau memperhatikan bagaimana sampah seharusnya dikelola, tentu masalah tidak akan terus bermunculan seperti sekarang ini. Sesungguhnya perbuatan tersebut merugikan dirinya sendiri.

Rasulullah bersabda : “Kebersihan adalah sebagian dari Iman”.

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”. (QS.AsySyu’ara(26):183).

Beberapa penyebab terjadinya suatu bencana.

Karena kesalahan sendiri.

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubahsesuatu ni`mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri,….” ,(QS.Al-Anfal(8):53).

2. Sebagai cobaan.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”(QS.Al-Baqarah(2):155-156).

3. Sebagai teguran.

“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (ni`mat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”.QS.Al-Araaf(7):168).

4. Sebagai azab.

”……… Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.(QS.Al-Baqarah(2):59).

Namun demikian penyebab suatu bencana hanya dapat dirasakan  oleh masing-masing diri. Bisa jadi dalam suatu bencana alam yang sama memiliki penyebab dan hikmah yang berbeda bagi tiap-tiap diri. Sayangnya, hanya manusia yang memiliki kesadaran tinggi saja yang mampu  merasakan penyebab bencana tersebut. Dan hanya orang-orang seperti inilah yang biasanya segera menyadari kekeliruan dan kesalahannya kemudian bertobat serta memperbaiki diri maka Sang Maha Kuasa akan mengampuni  dan menggantinya dengan yang lebih baik.

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama