“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata
(Al-‘Aalimul Ghoib wa Syahaadah) , Dia-lah Yang Maha Pemurah (Ar-Rohmaan)
lagi Maha Penyayang (Ar-Rohiim). Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Raja (Al-Maalik), Yang Maha Suci (Al-Quddus), Yang Maha
Sejahtera (As-Salam) , Yang Mengaruniakan keamanan (Al-Mu’min), Yang Maha
Memelihara (Al-Muhaimin), Yang Maha Perkasa(Al-Azis), Yang Maha Kuasa
(Al-Jabbaar), Yang Memiliki segala keagungan (Al-Mutakabbir), Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan (Al-Khaaliq), Yang
Mengadakan (Al-Baari’), Yang Membentuk Rupa (Al-Mushawwir), Yang Mempunyai
Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di
bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(QS.Al-Hasyr(59):22-24).
Ya, Dialah Allah SWT, yang memiliki 99 nama dan sifat
sebagaimana yang ditunjukkan melalui kitab-Nya maupun yang disembunyikan-Nya.
(lihat hadits di bab ”Mencintai Allah SWT melalui Asma dan sifat-Nya”). Dialah
Yang Maha Kuasa, Yang Maha Besar, Yang Awal, Yang Akhir, Yang WTMaha
Mengetahui, Yang Maha Melihat. Dialah yang menciptakan langit, bumi , bulan,
matahari beserta cahayanya.
Ilmu Pengetahuan dan Sains menyatakan bahwa cahaya
Matahari adalah sumber kehidupan bagi manusia, binatang dan tumbuhan yang ada
di dunia ini. Tanpanya berbagai bakteri dan virus akan bebas menyerang dan
mengancam kehidupan. Tidak ada keraguan didalamnya, setiap orang mengetahui dan
meyakini hal tersebut. Cahaya matahari ini dipancarkan setiap hari dimulai
sejak terbitnya hingga terbenamnya. Di pagi dan siang hari inilah manusia dan
segala hewan serta tumbuhan memanfaatkan keberadaan matahari dan sinarnya
secara maksimal. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari agar terjadi proses
pembentukan hijau daun yang berfungsi sebagai dapur umumnya.
Demikian pula manusia. Pada waktu itu manusia tidak
hanya pergi bekerja mencari nafkah. Namun yang terpenting manusia tanpa
disadari sesungguhnya sedang menyempurnakan proses perkembangan hidupnya. Pada
saat itu dengan bantuan cahaya matahari, sel-sel manusia atas izin-Nya bekerja
menyempurnakan perkembangan tubuhnya, tulang dan sendi adalah diantaranya.
Betapa banyak penyakit yang disebabkan oleh kekurangan cahaya matahari.
Sebaliknya terus menerus dibawah sorotan cahaya
matahari yang terik juga berbahaya bagi kesehatan. Cahaya matahari dapat
dihindari, dapat terhalang dan dihalangi oleh sesuatu. Ketika matahari sedang
terik-teriknya kita bisa menggunakan bantuan payung atau topi untuk melindungi
diri kita. Cahaya matahari juga bisa terhalang oleh bangunan-bangunan tinggi di
kota ataupun terhalang oleh gunung-gunung. Bahkan di kutub terutama kutub
selatan, orang jarang sekali menerima cahaya matahari.
“Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya
(berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan
Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”.(QS.An-Nuur(24):35).
Namun tidak demikian dengan cahaya Allah. Cahaya Allah
berlapis-lapis dan kekal. Cahaya ini menembus hingga ke segenap penjuru dan
sudut jagat raya. Bumi, bulan, bintang, langit dan seluruh galaksi yang ada di
jagat raya ini maupun jagat raya lain bila memang ada, semuanya menerima cahaya
Allah. Demikian pula dengan benda-benda kecil yang tersembunyi seperti semut
hitam yang bersembunyi di balik batu hitam di dalam gua di hutan rimba
belantara ketika malam gelap gulitapun dapat ditembusnya. Demikian pula hati
manusia. Oleh sebab itulah Allah mengetahui apa yang berada dibalik hati
manusia dan apa yang dibisikkannya. Itulah Allah SWT, Yang Maha Mengetahui,
Yang Maha Mendengar, Yang Maha Menyaksikan, Yang Maha Tinggi.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa
yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS.Al-An’am (6):59).
Di bawah kekuatan Maha Dasyat inilah diatur dan
ditata-Nya seluruh jagat raya ini hingga sedemikian rupa. Semua benda-benda ini
tunduk patuh terhadap kemauan-Nya. Semua bertasbih dengan caranya
masing-masing. Inilah kerajaan Allah, Yang Maha Cerdas, Yang Maha Agung, Yang
Maha Mulia, Yang Maha Memiliki, Yang Maha Mengatur, Yang Maha Pemelihara, Yang
Ghaib, Yang Maha Benar.
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di
dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih
dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun”.(QS.Al-Isra’(17):44).
Cahaya Allah ini begitu sempurna dan indah. Namun
sebagaimana sifat cahaya yang menyilaukan, bila cahaya matahari saja manusia
tak sanggup menatapnya apalagi menatap Sang Maha Pemilik Cahaya. Inilah yang
terjadi terhadap Nabi Musa as ketika ia memohon Allah SWT agar diizinkan
menatap-Nya.
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami)
pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung)
kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku
agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak
sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di
tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat-Ku”.Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya
gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku
orang yang pertama-tama beriman”. (QS.Al-‘Araaf(7):143).
Allah, Dialah Yang Maha Bercahaya, Yang Maha Indah, Sang
Pemancar Kasih Sayang, Sang Pembawa Kebaikan, Yang Maha Sabar, Yang Memberi
Rezeki, Yang Maha Menentukan. Allah, Dialah yang menunjuki manusia cahaya
kepada jalan yang lurus, jalan yang benar. Sesungguhnya mengenal dan menyembah
hanya kepada-Nya adalah fitrah manusia namun bila hati manusia kotor maka
cahaya-Nya tidak menampakkan diri, tertutup oleh kotoran yang menyelimutinya.
Namun bila manusia mau bertobat dan membersihkan diri maka Dia akan mengampuni
dan memaafkannya. Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Yang Maha Pemaaf, Yang
Maha Memberi Petunjuk, Yang Maha Pemberi Taubat.
”Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
(QS.Al-Ikhlas(112):1-4).
Tiada kecintaan yang lebih dalam, lebih murni dan
lebih suci daripada kecintaan terhadap Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Bukan
hanya karena Dia telah memberikan segalanya kepada mahluknya namun terlebih
karena Dialah kita menjadi ada. Dia yang memberi kehidupan hingga dengan
demikian kitapun berkesempatan mengenal-Nya. Dia yang membuat kita mengenal dan
mengetahui arti sebuah kehidupan, Dia yang mengajari segala kebaikan,
kelembutan dan kasih sayang. Dia yang mengajari arti sebuah kesabaran sekaligus
ketegasan serta kedisiplinan. Dia yang tidak pernah bosan merahmati mahluknya,
membimbing serta menunjuki jalan yang benar, jalan yang lurus.
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna,
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husnaitu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan”.(QS.Al-‘Araf(7):180).
Dia yang setia setiap waktu dan senantiasa mau
menyediakan waktu-Nya untuk mendengar keluh kesah apapun dan dalam keadaan
bagaimanapun hamba-Nya yang datang mengadu. Dan Dia yang selalu siap memberikan
maaf-Nya betapapun besar kesalahan dan kotornya jiwa ini. Dia Yang Memiliki 99
nama yang disebut dan sejumlah nama yang tersembunyi. Hanya kepada-Mu lah semua
mahluk kembali. Maka kembalikanlah kami kelak ke tempat kembali yang mulia,
disisi-Mu Ya Allah, disisi kekasih-Mu Muhammad SAW, disisi para Rasul, disisi
para hamba-Mu yang taqwa, Yang Memuliakan-Mu, Yang Meng-Agungkan Mu.Ya Allah
kabulkanlah permohonan kami ini, amin Ya Robbal ’Alamin.
Sabda Rasulullah : “Allah SWT memiliki sembilan
puluh sembilan nama – seratus kurang satu – tidaklah menghafalnya
kecuali akan dimasukkan kedalam surga, Allah itu ganjil (tunggal )
dan menyukai yang ganjil”. (HR Bukhori –Muslim).
Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang
banyak kesedihan atau gundah gulana lalu berdo’a : “Yaa Allah sesungguhnya aku
adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, ubun-ubunku ada pada tangan-Mu, keputusan-Mu
berlaku atasku, ketentuan-Mu adil untukku, aku memohon kepada-Mu
dengan semua nama-Mu yang engkau namakan kepada-Mu atau yang telah engkau
ajarkan kepada seseorang dari mahluk-Mu atau yang telah Engkau
turunkan didalam kitab-Mu atau nama yang Engkau rahasiakan didalam ilmu
ghaib-Mu,jadikanlah Al-Quran sebagai pelipur lara hatiku dan cahaya dadaku dan
penghapus kesedihan dan kerisauanku”, maka pastilah Allah SWT akan
menghilangkan kegalauan dan kesedihannya dan diberikannya jalan keluar”. (HR Ahmad).