I.4.Mengenal Sang Pencipta melalui Asma dan Sifat-SifatNya.

 

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata (Al-‘Aalimul Ghoib wa Syahaadah) , Dia-lah Yang Maha Pemurah (Ar-Rohmaan) lagi Maha Penyayang (Ar-Rohiim). Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja (Al-Maalik), Yang Maha Suci (Al-Quddus), Yang Maha Sejahtera (As-Salam) , Yang Mengaruniakan keamanan (Al-Mu’min), Yang Maha Memelihara (Al-Muhaimin), Yang Maha Perkasa(Al-Azis), Yang Maha Kuasa (Al-Jabbaar), Yang Memiliki segala keagungan (Al-Mutakabbir), Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan (Al-Khaaliq), Yang Mengadakan (Al-Baari’), Yang Membentuk Rupa (Al-Mushawwir), Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.Al-Hasyr(59):22-24).

Ya, Dialah Allah SWT, yang memiliki 99 nama dan sifat sebagaimana yang ditunjukkan melalui kitab-Nya maupun yang disembunyikan-Nya. (lihat hadits di bab ”Mencintai Allah SWT melalui Asma dan sifat-Nya”). Dialah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Besar, Yang Awal, Yang Akhir, Yang WTMaha Mengetahui, Yang Maha Melihat. Dialah yang menciptakan langit, bumi , bulan, matahari beserta cahayanya.

Ilmu Pengetahuan dan Sains menyatakan bahwa cahaya Matahari adalah sumber kehidupan bagi manusia, binatang dan tumbuhan yang ada di dunia ini. Tanpanya berbagai bakteri dan virus akan bebas menyerang dan mengancam kehidupan. Tidak ada keraguan didalamnya, setiap orang mengetahui dan meyakini hal tersebut. Cahaya matahari ini dipancarkan setiap hari dimulai sejak terbitnya hingga terbenamnya. Di pagi dan siang hari inilah manusia dan segala hewan serta tumbuhan memanfaatkan keberadaan matahari dan sinarnya secara maksimal. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari agar terjadi proses pembentukan hijau daun yang berfungsi sebagai dapur umumnya.

Demikian pula manusia. Pada waktu itu manusia tidak hanya pergi bekerja mencari nafkah. Namun yang terpenting manusia tanpa disadari sesungguhnya sedang menyempurnakan proses perkembangan hidupnya. Pada saat itu dengan bantuan cahaya matahari, sel-sel manusia atas izin-Nya bekerja menyempurnakan perkembangan tubuhnya, tulang dan sendi adalah diantaranya. Betapa banyak penyakit yang disebabkan oleh kekurangan cahaya matahari.

Sebaliknya terus menerus dibawah sorotan cahaya matahari yang terik juga berbahaya bagi kesehatan. Cahaya matahari dapat dihindari, dapat terhalang dan dihalangi oleh sesuatu. Ketika matahari sedang terik-teriknya kita bisa menggunakan bantuan payung atau topi untuk melindungi diri kita. Cahaya matahari juga bisa terhalang oleh bangunan-bangunan tinggi di kota ataupun terhalang oleh gunung-gunung. Bahkan di kutub terutama kutub selatan, orang jarang sekali menerima cahaya matahari.

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.(QS.An-Nuur(24):35).

Namun tidak demikian dengan cahaya Allah. Cahaya Allah berlapis-lapis dan kekal. Cahaya ini menembus hingga ke segenap penjuru dan sudut jagat raya. Bumi, bulan, bintang, langit dan seluruh galaksi yang ada di jagat raya ini maupun jagat raya lain bila memang ada, semuanya menerima cahaya Allah. Demikian pula dengan benda-benda kecil yang tersembunyi seperti semut hitam yang bersembunyi di balik batu hitam di dalam gua di hutan rimba belantara ketika malam gelap gulitapun dapat ditembusnya. Demikian pula hati manusia. Oleh sebab itulah Allah mengetahui apa yang berada dibalik hati manusia dan apa yang dibisikkannya. Itulah Allah SWT, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Menyaksikan, Yang Maha Tinggi.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS.Al-An’am (6):59).

Di bawah kekuatan Maha Dasyat inilah diatur dan ditata-Nya seluruh jagat raya ini hingga sedemikian rupa. Semua benda-benda ini tunduk patuh terhadap kemauan-Nya. Semua bertasbih dengan caranya masing-masing. Inilah kerajaan Allah, Yang Maha Cerdas, Yang Maha Agung, Yang Maha Mulia, Yang Maha Memiliki, Yang Maha Mengatur, Yang Maha Pemelihara, Yang Ghaib, Yang Maha Benar.

”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.(QS.Al-Isra’(17):44).

Cahaya Allah ini begitu sempurna dan indah. Namun sebagaimana sifat cahaya yang menyilaukan, bila cahaya matahari saja manusia tak sanggup menatapnya apalagi menatap Sang Maha Pemilik Cahaya. Inilah yang terjadi terhadap Nabi Musa as ketika ia memohon Allah SWT agar diizinkan menatap-Nya.

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”.Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (QS.Al-‘Araaf(7):143).

Allah, Dialah Yang Maha Bercahaya, Yang Maha Indah, Sang Pemancar Kasih Sayang, Sang Pembawa Kebaikan, Yang Maha Sabar, Yang Memberi Rezeki, Yang Maha Menentukan. Allah, Dialah yang menunjuki manusia cahaya kepada jalan yang lurus, jalan yang benar. Sesungguhnya mengenal dan menyembah hanya kepada-Nya adalah fitrah manusia namun bila hati manusia kotor maka cahaya-Nya tidak menampakkan diri, tertutup oleh kotoran yang menyelimutinya. Namun bila manusia mau bertobat dan membersihkan diri maka Dia akan mengampuni dan memaafkannya. Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Yang Maha Pemaaf, Yang Maha Memberi Petunjuk, Yang Maha Pemberi Taubat.

”Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS.Al-Ikhlas(112):1-4).

Tiada kecintaan yang lebih dalam, lebih murni dan lebih suci daripada kecintaan terhadap Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Bukan hanya karena Dia telah memberikan segalanya kepada mahluknya namun terlebih karena Dialah kita menjadi ada. Dia yang memberi kehidupan hingga dengan demikian kitapun berkesempatan mengenal-Nya. Dia yang membuat kita mengenal dan mengetahui arti sebuah kehidupan, Dia yang mengajari segala kebaikan, kelembutan dan kasih sayang. Dia yang mengajari arti sebuah kesabaran sekaligus ketegasan serta kedisiplinan. Dia yang tidak pernah bosan merahmati mahluknya, membimbing serta menunjuki jalan yang benar, jalan yang lurus.

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husnaitu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.(QS.Al-‘Araf(7):180).

Dia yang setia setiap waktu dan senantiasa mau menyediakan waktu-Nya untuk mendengar keluh kesah apapun dan dalam keadaan bagaimanapun hamba-Nya yang datang mengadu. Dan Dia yang selalu siap memberikan maaf-Nya betapapun besar kesalahan dan kotornya jiwa ini. Dia Yang Memiliki 99 nama yang disebut dan sejumlah nama yang tersembunyi. Hanya kepada-Mu lah semua mahluk kembali. Maka kembalikanlah kami kelak ke tempat kembali yang mulia, disisi-Mu Ya Allah, disisi kekasih-Mu Muhammad SAW, disisi para Rasul, disisi para hamba-Mu yang taqwa, Yang Memuliakan-Mu, Yang Meng-Agungkan Mu.Ya Allah kabulkanlah permohonan kami ini, amin Ya Robbal ’Alamin.

Sabda Rasulullah : “Allah SWT memiliki sembilan puluh sembilan nama – seratus kurang satu – tidaklah menghafalnya kecuali akan dimasukkan kedalam surga, Allah itu ganjil (tunggal ) dan menyukai yang ganjil”. (HR Bukhori –Muslim).

Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang banyak kesedihan atau gundah gulana lalu berdo’a : “Yaa Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, ubun-ubunku ada pada tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku atasku, ketentuan-Mu adil untukku, aku memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu yang engkau namakan kepada-Mu atau yang telah engkau ajarkan kepada seseorang dari mahluk-Mu atau yang telah Engkau turunkan didalam kitab-Mu atau nama yang Engkau rahasiakan didalam ilmu ghaib-Mu,jadikanlah Al-Quran sebagai pelipur lara hatiku dan cahaya dadaku dan penghapus kesedihan dan kerisauanku”, maka pastilah Allah SWT akan menghilangkan kegalauan dan kesedihannya dan diberikannya jalan keluar”. (HR Ahmad).

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama