“ dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu,
meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka
beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah
Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus” .
(QS.Al–Hajj(22):54).
Bersyukurlah
kita sebagai kaum Muslimin karena Allah swt telah berkenan memberikan kita ilmu
yang benar, ilmu yang memberikan kita petunjuk kemana harus melangkah, kemana
harus memohon pertolongan. Dengan adanya kitabullah, Al-Qur’anul Karim inilah
kita menjadi tahu apa sesungguhnya hakekat hidup ini. Segala puji hanya bagi
Allah yang telah begitu banyak memberikan kasih-sayangnya kepada kita semua.
Dan Rasulullah Muhammad saw yang begitu gigih mengajak kaumnya untuk menuju
kepada kebenaran sehingga hingga detik ini ajaran Islam bisa sampai kepada kita
dengan izin-Nya, semoga Allah swt senantiasa memberikan balasan tertinggi
baginya.
Namun
ilmu yang benar, sekalipun itu ilmu yang berasal dari –Nya, bila
tidak membuat kita beriman, mempercayai dengan hati yang tunduk patuh serta
ikhlas menyerahkan segala hajat keperluan serta mengerjakan perintah dan
larangan-Nya, maka sia-sialah ilmu dan pengetahuan tersebut. Jiwa manusia
pada fitrahnya adalah bersih. Ini yang menyebabkannya mampu
bersumpah dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya ia
menyembah dan mematuhi segala aturan-Nya. Namun dalam perjalanan
hidupnya selama di dunia, dibutuhkan daya dan upaya agar ia tetap berada di
jalan yang benar.
Orang-tua
dan keluarga adalah bagian terpenting dari perkembangan hidup seseorang.
Berikutnya adalah lingkungan, termasuk sekolah serta pergaulannya.
Dari Abu Hurairah RA, ia
berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Tiada anak manusia yang
dilahirkan kecuali dengan kecenderungan alamiahnya (fitrah). Maka
orang-tuanyalah yang membuat anak manusia itu menjadi Yahudi, Nasrani atau
Majusi”.
Hidup
di zaman sekarang memang berat. Padahal fasilitas dan segala kemudahan hidup
telah jauh lebih baik dibanding tahun-tahun dimana orang-tua atau nenek-kakek
kita hidup. Apalagi bila dibandingkan dengan masa dimana Rasulullah beserta
para sahabat hidup. Namun sungguh ironis, bisa kita lihat secara kasat
mata justru mutu akhlak sebagian manusia kacau. Yang hidup berkecukupan dan
berlimpah kekayaan tidak memiliki kepedulian sosial, sebaliknya yang hidup
kekuranganpun enggan memohon kepada-Nya. Mereka mengerjakan shalat namun
prilakunya tidak mencerminkan keislamannya yang mustinya rahmatan lilalamin.
Bahkan belakangan ini tidak saja pergaulan bebas muda-mudi yang meraja-lela
namun bahkan pergaulan sesama jenis makin menggila!
Iblis
memang telah diberi tangguh siksanya dan ia diberi keleluasaan untuk mengganggu
jalannya manusia menuju kebaikkan. Sifat Iblis memang demikian, ia keji dan
mungkar. Ia tidak rela menjalani hukuman api neraka seorang diri. Dendam masa
lalunya terhadap nenek moyang manusia, Adam as terus membakarnya. Itulah
sebabnya ia berusaha sekuat tenaga menyesatkan manusia.
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku,
oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,”(QS.Al-Hijr(15):39).
Sebaliknya
bila manusia tetap berpegang teguh pada tali Allah, sesungguhnya Iblis dan bala
tentaranya, yaitu syaitan baik dari jenis jin maupun dari jenis manusia tidak
akan mampu menggoda dan menjerumuskan manusia. Sesungguhnya godaan syaitan
hanya berhasil bila manusia memperturutkan hawa nafsu dan keinginan yang tidak
didasari akal dan hati, bukan berdasarkan kebutuhan. Semakin seseorang
mempercayai bisikan dan dugaan syaitan maka semakin besar pula pengaruh bisikan
dan godaan syaitan tersebut. Allah mengikuti persangkaan hati manusia. Bila ia
berburuk sangka pada-Nya dan berbaik sangka pada syaitan maka Allah akan
mengabulkan persangkaannya tersebut. Begitupun sebaliknya.
”Dan jika kamu menuruti
kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”.
(QS.Al-An’am (6):116).
Rasulullah
saw diutus agar membebaskan manusia dari ketakutan dan ketaklukan kepada yang
selain dari Allah swt. Pertolongan, manfaat maupun mudharat hanya bisa datang
dan terjadi karena kehendak-Nya. Bahkan ahli sihir, dukun, mantera-mantera,
obat-obatan, dokter, kesembuhan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, rezeki,
kebahagiaan maupun kecelakaan semua dapat terjadi karena izin Allah. Allah
memberikan akal bagi manusia agar manusia mau mencari ilmu. Dan dengan ilmunya
itu manusia harus berusaha bagaimana mencari rezeki, bagaimana agar kita hidup
sehat, bagaimana agar hidup bahagia. Namun hasil dari usaha dan upayanya itu
Allah yang menentukan.
Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka ia harus
memiliki ilmunya; barangsiapa menghendaki (kebahagiaan)
akhirat, ia harus memiliki ilmunya dan siapapun yang
ingin meraih keduanya, maka ia harus memiliki ilmunya. (ilmu
keduniaan dan ilmu akhirat)”.
Akhir
kata, Rasulullah mengajarkan agar kita senantiasa memohon kepada-Nya agar
dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat, ilmu yang akhirnya hanya menjadi
penghancur diri manusia di akhirat kelak.
” Allahumma innii asaluka
rizqon thoyyibaan wa ’ilman naa fi’aan wa ’amalaan maqbuulaan”
Artinya : “Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kepada- Mu rizki yang baik dan ilmu
yang bermanfa’at dan amal yang diterima”.
“Allahumma inni
a’udzubika min ’ilmin laa yanfa’ wa qolbin laa yakhsya’ wa du’aain laa yusma’
wa nafsin laa tasyba’ ”
Artinya : ” Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak berguna, hati
yang tidak pernah khusu’(tenang), doa yang yang tidak
didengar dan dari nafsu yang tidak pernah puas”
Lampiran Al Asmaa-ul Husna.
Tiada kecintaan
yang lebih dalam, lebih murni dan
lebih suci daripada kecintaan terhadap Sang Maha
Pencipta, Allah SWT. Bukan hanya karena Dia telah
memberikan segalanya kepada mahluknya namun
terlebih karena Dialah kita menjadi ada.
Dia yang memberi kehidupan hingga dengan demikian
kitapun berkesempatan mengenal-Nya. Dia yang membuat kita mengenal
dan mengetahui arti sebuah kehidupan, Dia
yang mengajari segala kebaikan, kelembutan dan
kasih sayang. Dia yang mengajari arti sebuah kesabaran
sekaligus ketegasan serta kedisiplinan. Dia yang tidak pernah bosan
merahmati mahluknya, membimbing serta menunjuki jalan
yang benar, jalan yang lurus.
Dia
yang setia setiap waktu dan senantiasa mau menyediakan
waktu-Nya untuk mendengar keluh kesah
apapun dan dalam keadaan bagaimanapun hamba-Nya yang datang mengadu. Dan
Dia yang selalu siap memberikan maaf-Nya betapapun
besar kesalahan dan kotornya jiwa ini. Dia Yang
Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Berkuasa Atas Segala
Sesuatu, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Tinggi, Yang Maha
Mengetahui, Yang Maha Adil, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha
Mengetahui Yang Ghaib, Yang Maha Melihat , Yang Maha Mendengar,
Yang Maha Kaya, Yang Maha Mengampuni dan Maha Menerima
Taubat. Dia Yang Memiliki 99 nama yang disebut dan sejumlah nama yang
tersembunyi. Hanya kepada-Mu lah semua mahluk
kembali. Maka kembalikanlah kami kelak ke
tempat kembali yang mulia, disisi-Mu Ya Allah,
disisi kekasih-Mu Muhammad SAW, disisi para Rasul,
disisi para hamba-Mu yang taqwa, Yang Memuliakan-Mu, Yang Meng-Agungkan
Mu.Ya Allah kabulkanlah permohonan kami ini, amin Ya
Robbal ’Alamin.
Sabda Rasulullah : “ Allah SWT
memiliki Sembilan puluh Sembilan nama –
seratus kurang satu – tidaklah menghafalnya kecuali
akan dimasukkan kedalam surga, Allah
itu ganjil (tunggal dan
menyukai yang ganjil”. (HR Bukhori –Muslim).
Rasulullah bersabda : “ Barang
siapa yang banyak kesedihan atau gundah gulana lalu berdo’a :
“ Yaa Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak
hamba-Mu , ubun-ubunku ada pada tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku atasku,
ketentuan-Mu adil untukku, aku memohon kepada-Mu dengan semua
nama-Mu yang engkau namakan kepada-Mu atau
yang telah engkau ajarkan kepada
seseorang dari mahluk-Mu atau yang telah
Engka u turunkan didalam kitab-Mu atau nama yang
Engkau rahasiakan didalam ilmu ghaib-Mu, jadikanlah Al-Quran
sebagia pelipur lara hatiku dan cahaya
dadaku dan penghapus kesedihan dan kerisaunku”,
maka pastilah Allah SWT akan menghilangkan kegalauan dan kesedihannya
dan diberikannya jalan keluar”. (HR Ahmad).
1 |
Ar-
Rohmaan |
Yang Maha
Pengasih |
The
Beneficient |
2 |
Ar-Rohiim |
Yang Maha
Penyayang |
The
Merciful |
3 |
Al-Maalik |
Yang Maha
Berkuasa |
The
Sovereign Lord |
4 |
Al-Quddus |
Yang Maha
Suci |
The Holy |
5 |
As Salam |
Sang Maha
Keselamatan |
The Source
of Peace |
6 |
Al Mu’min |
Yang Maha
Mengamankan |
Guardian
of
Faith |
7 |
Al
Muhaimin |
Yang Maha
Merawat |
The
Protector |
8 |
Al ‘Aziz |
Yang Maha
Gagah |
The Mighty |
9 |
Al Jabbaar |
Yang Maha
Perkasa |
The
Compeller |
10 |
Al
Mutakabbir |
Sang Maha
Pembesar |
The
Majestic |
|
|
|
|
11 |
Al Khaaliq |
Sang Maha
Pencipta |
The
Creator |
12 |
Al Baari’ |
Sang Maha
Penata |
The
Evolver |
13 |
Al
Mushawwir |
Sang Maha
Pelukis |
The
Fashioner |
14 |
Al Ghoffar |
Yang Maha
Pengampun |
The
Forgiver |
15 |
Al Qohhar |
Sang Maha
Pengunjuk Kekuatan |
The
Subduer |
16 |
Al Wahhaab |
Yang Maha
Penganugerah |
The
Bestower |
17 |
Ar Rozzaq |
Sang Maha
Penabur Rezeki |
The
Provider |
18 |
Al Fattaah |
Yang Maha
Membuka (Hati) |
The Opener |
19 |
Al
‘Alim |
Yang Maha
Mengetahui ; Ilmu |
The
All-Knowing |
20 |
Al Qoobidi |
Yang Maha
Mengendalikan / Menahan |
The
Constrictor |
|
|
|
|
21 |
Al Baasith |
Yang Maha
Memperluas |
The
Expander |
22 |
Al
Khoofidi |
Yang Maha
Merendahkan ; Demi Keadilan |
The Abaser |
23 |
Ar Roofi’ |
Yang Maha
Mengangkat ; Demi Keadilan |
The
Exalter |
24 |
Al Mu’izz |
Yang Maha
Membeningkan |
The
Honorer |
25 |
Al Mudzill |
Yang Maha
Menyesatkan ; Demi Keadilan |
The
Dishonorer |
26 |
As Saami’ |
Yang Maha
Mendengar |
The
All-Hearing |
27 |
Al Bashir |
Yang Maha
Melihat |
The
All-Seeing |
28 |
Al Hakam |
Yang Maha
Menilai |
The Judge |
29 |
Al ‘Adl |
Yang Maha
Adil |
The Just |
30 |
Al Lathiif |
Yang
Maha Lembut |
The Subtle
One |
31 |
Al Khoobir |
Yang Maha
Waspada |
The Aware |
32 |
Al Haliim |
Sang Maha
Penyantun |
The
Forbearing One |
|
|
|
|
33 |
Al
‘Adhiim |
Yang Maha
Agung |
The Great
One |
34 |
Al Ghofuur |
Yang Maha
Pengampun |
The
All-Forgiving |
35 |
Asy
Syakuur |
Yang Maha
Mensyukuri |
The
Appreciative |
36 |
A ‘Aliyy |
Yang Maha
Tinggi |
The Most
High |
37 |
Al Kabiir |
Yang Maha
Besar |
The Most
Great |
38 |
Al Hafiidh |
Yang Maha
Penjaga |
The
Presever |
39 |
Al Muqiit |
Yang Maha
Pemelihara |
The
Maintainer |
40 |
Al Hasiib |
Yang Maha
Membuat Perhitungan |
The
Auditor |
|
|
|
|
41 |
Al Jaliil |
Yang Maha
Luhur |
The
Sublime One |
42 |
Al Kariim |
Yang Maha
Mulia |
The
Generous One |
43 |
Ar Roqiib |
Sang Maha
Pembaca Rahasia |
The
Watchful |
44 |
Al Mujiib |
Sang Maha
Pemenuh Doa |
The
Responsive |
45 |
A
Waasi’ |
Yang Maha
Luas |
The
All-Embracing |
46 |
Al Hakiim |
Yang Maha
Bijaksana |
The Wise |
47 |
Al Waduud |
Yang
Maha Penyiram kesejukan |
The Loving |
48 |
Al
Majiid |
Yang Maha
Penyondong Kemegahan |
Most
Glorious One |
49 |
Al Baa’its |
Yang Maha
Membangkitkan |
The
Resurrector |
50 |
Asy
Syahiid |
Yang Maha
Menyaksikan |
The
Witness |
|
|
|
|
51 |
Al
Haqq |
Yang Maha
Benar |
The Truth |
52 |
Al
Wakiil |
Yang Maha
Pemanggul Amanat |
The
Trustee |
53 |
Al Qowiyy |
Sang Maha
Sumber Kekuatan |
The Most
Strong |
54 |
Al Matiin |
Yang Maha
Menggenggam Kekuatan |
The Firm
One |
55 |
Al Waliyy |
Yang
Maha Melindungi |
The
Protecting Friend |
56 |
Al Hamid |
Yang Maha
Terpuji |
The
Praiseworthy |
57 |
Al Muhshiy |
Yang Maha
Menghitung |
The
Reckoner |
58 |
Al Mubdi’ |
Yang Maha
Memulai |
The
Originator |
59 |
Al Mu’iid |
Yang Maha
Mengembalikan |
The
Restorer |
60 |
Al Muhyi |
Yang Maha
Menghidupkan |
The Giver
of Life |
|
|
|
|
61 |
Al Mumiit |
Yang Maha
Mematikan |
Creator of
Death |
62 |
Al
Hayy |
Yang Maha
Hidup |
The Alive |
63 |
Al Qoyyum |
Yang Maha
Menegakkan |
The Self
Subsisting |
64 |
Al Waajid |
Yang Maha
Menemukan |
The Finder |
65 |
Al Maajid |
Yang Maha
Mulia |
The Noble |
|
|
|
|
66 |
Al Waahid |
Yang Maha
Tunggal |
The Unique |
67 |
Al Ahad |
Yang
Maha Esa |
The One |
68 |
Ash Shomad |
Yang
Maha Tidak Bergantung |
The
Eternal |
69 |
Al Qodir |
Yang Maha
Menentukan |
The Able |
70 |
Al
Muqtadir |
Yang Maha
Berkuasa |
The
Powerful |
|
|
|
|
71 |
Al
Muqoddim |
Yang Maha
Mendahulukan |
The
Expediter |
72 |
Al Mu’akhkhir |
Yang Maha
Mengakhirkan |
The
Delayer |
73 |
Al Awwal |
Yang Maha
Permulaan |
The First |
74 |
Al Aakhir |
Yang Maha
Akhir |
The Last |
75 |
Adh Dhohir |
Yang Maha
Jelas dan Menjelaskan |
The
Manifest |
76 |
Al Bathin |
Yang Maha
Ghaib |
The Hidden |
77 |
Al
Waaliy |
Yang Maha
Memberikan |
The
Governer |
78 |
Al
Muta’aaliy |
Yang Maha
Meninggikan |
Most
Exalted |
79 |
Al
Barr |
Sang
Pembawa Kebaikan |
Source of
All Goodness |
80 |
Al Tawwaab |
Yang Maha
Penerima Tobat |
Acceptor
of Repentance |
|
|
|
|
81 |
Al
Muntaqim |
Yang Maha
Menetapkan Batasan |
The
Avenger |
82 |
Al ‘Afuww |
Yang Maha
Pemaaf |
The
Pardonner |
83 |
Ar
Ro’uuf |
Sang
Maha Pemancar Kasih Sayang |
The
Compassionate |
84 |
Maalikul
Mulk |
Yang Maha
Mempunyai Kerajaan |
Eternal
Owner of Sovereignity |
85 |
Dzul
Jalaal wa wal ikrom |
Yang Maha
Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan |
Lord of
Majesty and Bounty |
86 |
Al Muqsith |
Yang Maha
Menyeimbangkan |
The
Equitable |
87 |
Al Jaami’ |
Yang Maha
Menghimpun |
The
Gatherer |
88 |
Al Ghoniyy |
Yang Maha
Kaya |
The Self
Sufficient |
89 |
Al Mughniy |
Yang Maha
Menganugerahi Kekayaan |
The
Enricher |
90 |
Al Maani’ |
Yang Maha
Mencegah |
The
Preventer |
|
|
|
|
91 |
Adh Dhaarr |
Yang Maha
Memberi Derita |
The
Distresser |
92 |
An Naafi’ |
Yang Maha
Pemberi Manfaat |
The
Propitious |
93 |
An Nuur |
Yang Maha
Bercahaya |
The Light |
94 |
Al Haadii |
Yang Maha
Pemberi Petunjuk |
The Guide |
95 |
Al Badii’ |
Yang Maha
Pencipta Keindahan |
The
Incomparable |
96 |
Al Baaqi |
Yang Maha
Kekal |
The
Everlasting |
97 |
Al Waarits |
Yang Maha
Mewarisi Segala Hal |
Supreme
Inheritor |
98 |
Ar Rosyiid |
Sang Maha
Penabur Petunjuk |
Guide to
Right Path |
99 |
Ash
Shobuur |
Yang Maha
Sabar |
The
Patient |
Daftar Referensi.
1. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
oleh M.Nasib Ar-Ri’fai.
2.
Tafsir Al Misbah oleh M.Quraish Shihab.
3.
Terjemah Departeman Agama : Quran Player 2.0.
4.
Minhajul Qashidin oleh Ibnu Qudamah.
5.
Kepribadian Dai oleh Dr Irwan Prayitno.
6.
Kepribadian Muslim oleh Dr Irwan Prayitno.
7.
Intisari Ihya’ ‘Ulumuddin Al-Ghazali oleh Sa’id Hawwa.
8.
Sirah Nabawiyah oleh Dr. M. Sa’id Ramadhan Al-Buthy.
9.
Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Alam oleh Prof.Achmad Baiquni, MSc.PhD.
10.
Menyingkap Rahasia Alam Semesta oleh Harun Yahya.
11.Jiwa
Manusia dalam sorotan Al-Quranoleh DR. Muhammad ‘Utsman Najati.
12.
Kecerdasan Emosi dan Spiritual oleh Ary Ginanjar Agustian.
13.
Sejarah Islam Sejak zaman Nabi Adam hingga Abad XX oleh Ahmad al-Usairy.
14.Teori
Darwin dalam Pandangan Sains&Islam oleh Drs. Rosman Yunus, M.A.Ed
dkk.
15.
Hegemoni Kristen-Barat (dalam studi Islam di perguruan tinggi) oleh Adian
Husaini.
16.Yerusalem
Satu kota tiga iman oleh Karen Amstrong.
17.Munculnya
Ya’juj dan Ma’juj di Asia oleh Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid.
18.
Cassell’s Atlas of World History by Barry
Cunliffe.
19. Wikipedia, the free encyclopedia
; www.wikipedia.org
20.
Berbagai media cetak seperti majalah dan surat kabar.
21.
Kajian di STID Al-Hikmah Mampang, Jakarta.
22. Berbagai Majelis Taklim.