“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”.(QS.Al-Isra’(17):36).
Maka sebagaimana
layaknya seorang pemimpin yang diangkat dan diberi mandat oleh seseorang,
begitupun manusia ia harus mempertanggung-jawabkan apa yang dilakukannya kepada
yang memberinya tugas, yaitu Allah SWT, Tuhan sekalian Alam, raja dari segala
raja. Ia diberi kebebasan untuk memilih, menjalankan perintah atau malah
membangkangnya. Tidak ada paksaannya baginya.
“Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat……” (QS.Al-Baqarah(2):256).
Disamping kitab petunjuk yang dijamin kebenaran
dan keorisinilannya, yaitu Al-Quranul Karim, Allah SWT juga telah membekali
manusia dengan akal dan hati untuk dipergunakan.
“Alif
Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka
yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”.
(QS.Al-Baqarah(2):1-5).
Dan karena kasih sayangnya jualah, Allah SWT tidaklah
membebani mahluknya apa yang tidak sanggup diembannya. Sebagai Sang Khalik
tentu saja Ia tahu persis apa yang terbaik bagi mahluk ciptaan-Nya tersebut.
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya”.(QS.Al Baqarah (2):286).
Namun demikian harus diingat bahwa tugas kekhalifahan
yang diamanatkan kepada manusia sangatlah terbatas, yaitu hingga kematian
menjemputnya. Dan sayangnya, tak seorangpun mengetahui kapan ia akan mati.
“Sekali-kali
jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan dan
dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan?” dan dia yakin bahwa
sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) dan
bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu
dihalau. Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur’an) dan tidak mau
mengerjakan shalat bahkan ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran)
kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong). Kecelakaanlah
bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu kemudian kecelakaanlah bagimu
(hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu. Apakah manusia mengira,
bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?”
(QS.Al-Kiyamah(75) : 26-36).
Dari
Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: “Pergunakanlah lima perkara sebelum
datang lima perkara, yaitu : Waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kekayaanmu sebelum
datang kemiskinanmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu
dan hidupmu sebelum datang matimu”.
1.
Alam Kubur (Barzah).
“ Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”.(QS.Qaaf(50):19).
Ibnul Jauzy menulis bahwa kematian itu lebih pedih
daripada sabetan pedang. Orang yang disabet pedang tentu akan berteriak dan
melolong mengemis pertolongan dengan sisa-sisa tenaganya. Tetapi orang yang
meninggal dunia tidak bisa berteriak lagi karena pedihnya rasa sakit yang dialaminya.
Penderitaannya mencapai puncak sehingga hati dan seluruh anggota tubuhnya
menjadi lemas. Ruhnya dicabut dari setiap nadi dan setiap anggota tubuhnya
secara perlahan-lahan. Pada awal mula dua telapak kakinya terasa dingin, betis,
paha lalu terus hingga ke kerongkongan.
“…..Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada)
dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul
dengan tangannya, (sambil berkata):”Keluarkanlah nyawamu” ………..”
(QS.Al-An’aam(6):93).
Pada saat itu pandangan matanya kepada dunia dan
keluarga terputus dan pintu taubat sudah ditutup baginya. Rasulullah bersabda:
”Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba selagi dia belum
sekarat”. (HR Tirmidzy).
Hakikat
mati adalah terpisahnya antara jasad dan ruh. Dikatakan orang yang mati akan
melihat apa yang tidak dilihatnya selagi masih hidup sebagaimana orang yang
terbangun dari tidur yang melihat apa yang tidak bisa dilihatnya saat tidur.
Manusia layaknya sedang tidur dan jika mereka mati barulah mereka
sadar.Al-Ghazali berkata: “Manusia itu dalam keadaan tidur dan bila ia telah
mati terjagalah ia”.
”
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan
daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat
tajam”.(QS.Qaaf(50):22).
Ketika seseorang mati, jasadnya akan dikuburkan
sebagaimana diperlihatkan kepada Qabil, putra Adam as, bagaimana burung gagak
menguburkan bangkai. Kemudian jasad itu sendiri akan hancur dalam waktu yang
tidak terlalu lama. Sedangkan ruh tetap kekal. Ia dapat merasakan siksa maupun
nikmat, sebagaimana manusia hidup dapat merasakan berbagai kesenangan dan
kegembiraan tanpa tergantung kepada anggota tubuh karena sesungguhnya hatilah
yang merasakan segala perasaan tersebut. Perumpamaannya seperti seorang yang
bermimpi, baik mimpi buruk maupun mimpi menyenangkan. Dalam mimpi jasmani
seseorang tidak terpengaruh oleh mimpinya, ia tetap berada ditempatnya semula.
Namun tidak mustahil jika ruh itu dikembalikan lagi ke jasad saat berada di
kubur dan juga tidak mustahil andaikan hal itu ditunda hingga hari berbangkit.
Wallahua’lam.
Dari
Abdullah Ash-Shan’any, dalam mimpi ia bertemu dan berkata-kata dengan Yazid bin
Harun.Yazid berkata : “Demi Allah yang tiada Ilah selain Dia. Malaikat
Munkar dan Nakir telah mendudukkan aku dan bertanya kepadaku, “Siapakah
Rabb-mu? Apa agamamu? Siapa nabimu?”. Kemudian ketika jawaban
Yazid memuaskan kedua malaikat maka merekapun berkata :” Tidurlah
seperti tidurnya pengantin dan tidak ada yang mengagetkanmu setelah ini”.
Rasulullah bersabda : “Kubur itu
salah satu dari taman-taman surga atau salah satu dari lubang-lubang
neraka”.(HR Bukhary-Muslim).
Dari Abu Sa’id, Rasululah juga pernah bersabda : “Andaikan
kalian banyak mengingat perusak kelezatan-kelezatan, tentu kalian akan sibuk
mempersiapkan apa yang pernah kulihat. Maka perbanyaklah mengingat perusak
kelezatan-kelezatan yaitu kematian. Tidaklah seorang hamba mendatangi kubur
melainkan kubur itu berkata : “Aku adalah rumah yang
asing, aku adalah rumah yang sendirian, aku adalah
rumah dari tanah, aku adalah rumah yang penuh ulat”. Jika
seorang hamba mukmin dikubur, maka kubur berkata, “Selamat datang.
Engkau adalah orang yang paling kucintai dari orang-orang yang
mendatangiku. Jika pada hari ini engkau dibawa kesini, maka engkau akan
melihat apa yang kuperbuat kepadamu”. Maka dia bisa bebas mengedarkan
pandangannya dan dibukakan pintu-pintu menuju surga. Jika hamba
yang buruk atau kafir dikubur, maka kubur berkata kepadanya, “Tiada
kuucapkan selamat datang kepadamu, karena engkau adalah orang yang paling
kubenci diantara orang yang berjalan mendatangiku. Jika hari ini engkau datang
kepadaku, maka engkau akan melihat apa yang kulakukan terhadapmu”. Maka ia
dibaringkan dan tulang-tulang iganya berserakan”. (HR Tirmidzy).
2.
Alam Perhitungan.
“Dan ditiuplah sangkakala, maka
tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka”(QS.Yaasiin (36):51).
Ini adalah hari dimana
sangkakala ditiup untuk kali kedua, yaitu hari berbangkit, hari dimana manusia
kembali dihidupkan untuk mempertanggung-jawabkab apa yang telah mereka kerjakan
semasa hidup di dunia. Ketika itu langit terbelah dan bumi memuntahkan segala
apa yang dikandungnya termasuk mayat-mayat di dalam kubur sehingga bumipun
menjadi kosong. Sedangkan tiupan pertama sebagai tanda berakhirnya hari atau
hari Kiamat, suatu hari yang banyak didustakan oleh orang kafir, telah
dilaksanakan sebelum itu.
“ Maka
apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi-bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya dengan sekali bentur. Maka pada hari
itu terjadilah hari kiamat. Dan terbelahlah langit karena pada hari
itu langit menjadi lemah”. ( QS. Al-Haqqah(13-16)
Sebagaimana
terjadinya penciptaan alam semesta (Big Bang) yang hanya memerlukan
waktu yang hanya sekejap mata, begitu pula peristiwa penghancuran alam semesta
(Big Crunch). Kedua ayat dibawah ini baru dapat dibuktikan kebenarannya
1400 tahun kemudian, yaitu dengan ditemukannya teori Big Bang dan Big Crunch
berkat bantuan teleskop Hubble, pada tahun 1940-an.
“Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?”.(QS.Al-Anbiya(21):30).
“(Yaitu)
pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung
lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan
pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang
pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya “.
(QS.Al-Anbiya(21):104).
Bila pada tiupan pertama semua yang ada akan mati maka
sebaliknya pada tiupan kedua semua manusia mulai dari umat zaman nabi Adam as
hingga umat akhir zaman akan berbangkit dan dihimpun di padang Masyar.
Rasulullah
bersabda : ”Pada hari kiamat manusia dihimpun di atas tanah putih
bersih seperti bulatan yang bening”.(HR Bukhary-Muslim).
Pada hari itu, semua orang keluar dari kuburnya,
mereka terbangun dari tidur panjangnya. Tak ada pengecualian, baik yang sedang
mengalami siksa kubur maupun yang sedang lelap tertidur bagaikan pengantin.
Pada hari itu tidak ada sedikitpun yang dapat disembunyikan, tidak pula segala
prasangka yang ada dalam hati.
“Maka
apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang
ada di dalam kubur dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan
mereka”.(QS.Al-‘Aadiyaat(100):9-11).
Bila kita berpikir secara duniawi, sungguh malu tak
terkira akan menghantui semua perasaan manusia. Ketika di dunia Allah SWT
berkenan menutupi keburukan-keburukan bisikan hati bagi siapa yang mau memohon
dan bila Ia menghendaki dikabulkan-Nya permohonan tersebut. Namun pada Hari
Perhitungan tidak seorangpun manusia perduli akan hal orang lain, masing-masing
diselimuti rasa ketakutan dan rasa-rasa was-was akan nasib dirinya. Allah SWT
memang membebaskan manusia untuk memilih jalannya namun Dia tidak lupa untuk
menempatkan para malaikat untuk mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia
di dunia.
“Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)
yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu
itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.Al-Infithaar(82):10-12).
Di alam inilah catatan-catatan tersebut akan dibuka
dan diperiksa. Maka tibalah hari pengadilan dimana Allah SWT sebagai Hakim Yang
Maha Adil akan memutuskan segala perkara dengan seadil-adilnya.
Rasullah
bersabda : “Pada hari kiamat manusia diadili dengan tiga kali
pengadilan; dua kali berupa pengajuan pertanyaan
dan penyampaian alasan dan yang ketiga lembaran-lembaran
berhamburan lalu ada yang mengambil dengan tangan
kanannya dan ada yang mengambil dengan tangan kirinya”.(HR
Tramidzy, Ahnad dan Ibnu Majah).
“(Ingatlah)
suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan
barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka
mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya
sedikitpun”.(QS.Al-Isra’(17):71).
“Adapun
orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka
dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku
kitabku (ini),”(QS.Al-Haaqqah(69:25).
Pada hari itu setiap manusia harus
mempertanggung-jawabkan apa yang telah dilakukannya selama hidup didunia,
tentang amalnya, tentang hartanya, dari mana ia mendapatkan dan bagaimana ia
membelanjakan hartanya tersebut. Kemudian amal itu ditimbang bila amal
kebaikannya berat maka dengan izin-Nya ia akan dimasukkan ke surga. Sedangkan
bila ringan timbangan kebaikkannya maka masuklah ia ke neraka jahanam.
“Dan
adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya. maka dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan.Dan adapun orang-orang
yang ringan timbangan (kebaikan) nya maka tempat kembalinya
adalah neraka Hawiyah”.(QS.Al-Qaariah(101:6-9).
3. Alam Surga dan Neraka.
Inilah
tempat kembali yang sebenarnya, sebuah rumah tempat kepulangan yang abadi.
Karena sesungguhnya kita ini sedang bepergian ke alam dunia dan setiap yang
pergi pasti akan pulang dan kembali. Dan sebagaimana seorang ayah yang pulang
kerja membawa uang (rezeki), seorang ibu pulang dari pasar membawa hasil
belanjaan, maka seorang yang pulang dari duniapun membawa hasil pekerjaan yang
dibebankan Tuannya, Allah SWT. Hasil inilah, yang dengan izin-Nya, akan
menentukan tempat kembali kita, surga atau neraka. Allah SWT telah menerangkan
dengan sejelas-jelasnya peraturan dari permainan-Nya, “The True Game”;
barangsiapa yang menaati-Nya, itulah sang pemenang, surga adalah balasannya dan
barangsiapa yang mengingkarinya, itulah pecundang, neraka balasannya. Maka
tibalah hari Pembalasan yang telah dijanjikan-Nya. Tidak ada yang merasa
dirugikan kecuali orang-orang yang semasa hidupnya tidak pernah mau dan tidak
pernah sudi memperhatihan ayat-ayat-Nya. Mereka ini adalah orang-orang yang
merugi.
“Maka
apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada
hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya dan diperlihatkan
neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapun orang yang
melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka
sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang
yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal
(nya)”.(QS.An-Naazi’at(79):34-41).
Tentu saja balasan yang diterima untuk orang yang mau
berbakti dan orang yang tidak mau berbakti tidak sama.
“Sesungguhnya orang
yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang
besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh
keni’matan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),
laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang
berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim (yaitu) mata
air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya
(di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman.Dan apabila orang-orang
yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali
dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka
mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”,
padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi
orang-orang mu’min. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan
orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan”.(QS.Al-Muthaffiffin(83:22-36).
– Alam Surga.
“Dan
sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar
(disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga `Adn yang
pintu-pintunya terbuka bagi mereka,..” (QS.Shaad (38):49-50).
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pintu
surga itu ada delapan. Umar ibnul-Khaththab berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Setiap orang di antara kalian yang setelah berwudhu dengan
sempurna lalu membaca Asyhadu Anla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar
Abduhu Wa Rasuluh (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku pun
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus rasul utusan-Nya), niscaya
dibukakan untuknya kedelapan pintu surga. la bisa masuk dari pintu
yang mana pun yang ia inginkan.“. ( HR Muslim).
Abu
Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap orang akan
diseru dari pintu-pintu tersebut?” Beliau menjawab, “Benar, dan aku
berharap kamu termasuk di antara mereka”.
Pintu surga dibedakan berdasarkan amal kebajikan tiap
manusia. Ibnul Jauzi meriwayatkan bahwa ke delapan pintu surga yang disediakan
bagi hamba-hamba yang takwa ini adalah pintu Shalat, pintu Puasa ( pintu
ar-Rayyan ), pintu Zakat dan Sedekah, pintu Haji, pintu Umrah, pintu
Jihad, pintu Silaturahmi dan pintu Wudhu.
Ibnu
Majah dalam kitabnya Sunan An Majah meriwayatkan dari Abdullah bin Abdul
Karim, dari Hisyam bin Khalid, dari Khalid bin Yazid bin Abu Malik, dari
ayahnya, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Pada malam aku
di-israkan, aku melihat tulisan pada sebuah pintu surga, ‘Satu sedekah
dibalas sepuluh kali lipat, dan satu piutang dibalas delapan belas kali lipat.’
Aku bertanya kepada Jibril, “Kenapa memberikan utang itu lebih utama daripada
bersedekah?” Jibril menjawab, ‘Karena orang yang meminta itu bisa jadi ia sudah
punya. Tetapi, orang yang mengajukan utang itu pasti karena sangat
membutuhkan”.
Namun ada ulama yang berpendapat pintu
surga lebih dari 8 bila ditambah dengan pintu tobat atau pintu Muhammad.
Pintu yang terkenal dengan sebutan pintu Rahmat ini khusus diperuntukkan
bagi orang-orang yang pandai menahan amarah. Disamping itu ada pula ulama yang
berpendapat akan adanya pintu Shalat Dhuha.
Diriwayatkan
oleh al-Ajiri dalam kitabnya An-Nashihat alias Abul Hasan bahwa Nabi saw.
bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu bernama pintu
Adh-Dhuha. Pada hari kiamat nanti ada malaikat yang menyeru, ‘Mana
orang-orang yang tekun menunaikan shalat Dhuha? Inilah pintu kalian.
Masukilah”.
” Dan orang-orang yang
bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan
(pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya
telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
“Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah
surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. Dan mereka mengucapkan: “Segala
puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi)
kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat
dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka surga itulah
sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal ”. ( QS. Az-Zumar (39):
73-74).
Berdasarkan ayat di atas, sejumlah ulama
berpendapat bahwa ada pintu lain disamping pintu-pintu yang telah disebutkan
diatas. Pintu ini dinamakan pintu Takwa. Seperti namanya pintu ini diperuntukkan
bagi hamba-hamba Allah yang takwa. Keistimewaan pintu ini dibanding pintu-pintu
lain adalah siapapun yang diizinkan masuk melalui pintu tersebut, mereka
bebas memilih tempat di mana saja mereka kehendaki. Tempat kediaman mereka ini
adalah surga ’Adn sebagaimana yang diterangkan dalam surah Shaad ayat
49-50 diatas.
Abu Isa Tirmidzi meriwayatkan dari Salim bin Abdullah,
dari ayahnya bahwa Rasulullah bersabda, “Luas pintu surga tempat masuk
umatku adalah sejauh perjalanan pengendara kuda yang sangat bagus selama tiga
hari. Kemudian mereka berdesak-desakan memasukinya sehingga hampir-hampir
pundak mereka lepas.”
Sementara
itu, surga memiliki beberapa tingkatan namun kenikmatan tertinggi yang dapat
dirasakan di tempat ini adalah memandang Wajah Allah Azza wa Jalla, Sang Maha
Pencipta, Sang Raja Dari Segala Raja. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah
pernah ditanya seseorang : “Wahai Rasulullah, apakah kita bisa
memandang Rabb?”. Beliau menjawab: “Apakah ada yang menghalangi pandangan
kalian terhadap rembulan pada malam purnama, ketika tidak terhalang awan?”.
“Tidak”. Jawab orang itu. Beliau bersabda: “Begitu pula kalian memandang-Nya
pada hari Kiamat”.
Ini adalah sebuah kehormatan maha besar karena bahkan
para nabipun ketika di dunia tidak memiliki kesanggupan memandang
wajah Allah Azza wa Jalla.
“Dan
tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya
Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada
Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku,
tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai
sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan
Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha
Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama
beriman”. (QS.Al-‘Araaf(7):143).
Itulah Allah, Tuhan sekalian alam,
Sang Pemilik langit dan bumi serta segala isinya yang menguasai segala isi
hati. Kehormatan dan kesempatan ini hanya diperuntukkan orang-orang beriman
yang yakin akan keberadaan-Nya, mengerjakan amal ibadah, melaksanakan perintah
serta menjauhi segala larangan-Nya. Dan semua ini dikerjakan dalam rangka
ketaatannya kepada Sang Khalik.
Namun
sesungguhnya fenomena istimewa diatas telah diberikan di dunia khusus kepada
umat Muhammad saw walaupun hanya 1 arah. Artinya Allah swt mendekati manusia
tanpa manusia itu harus hancur sebagaimana hancur luluhnya gunung pada ayat 143
surat Al-Araf diatas. Yaitu ketika tamu-tamu Allah datang ke padang Arafah
untuk melaksanakan ibadah haji. Rasulullah bersabda :“…Ia (Allah)
mendekat kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan bangga Ia bertanya
kepada para malaikat, “Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf
itu?”
Sementara
Imam Muslim meriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tujuh
puluh ribu atau tujuh ratus ribu dari umatku masuk surga. Sebagian
mereka saling berpegangan dengan sebagian yang lain. Yang pertama di antara
mereka tidak mau masuk sebelum yang terakhir di antara mereka masuk. Wajah
mereka seperti bentuk rembulan purnama.”
Semoga kita termasuk satu diantara yang tujuh
puluh ribu atau tujuh ratus ribu tersebut, amin ya robbal ’alamin.
–
Alam Neraka.
Dan apakah neraka itu ?
“Tempat
kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk
tempat tinggal orang-orang yang zalim”.(QS.Ali Imraan (3):151).
Neraka dalah tempat kembali orang-orang kafir,
musyrik, munafik, orang-orang yang menyombongkan diri, pemimpin yang zhalim,
para pezina, kaum homosekual dan lesbian, para pemakan riba dan harta anak
yatim-piatu tanpa dasar yang benar, para pembunuh orang mukmin tanpa hak, para
pelaku bunuh diri, orang-orang yang meninggalkan shalat, zakat dan puasa tanpa
alasan yang dibenarkan agama, orang-orang yang durhaka terhadap kedua
orang-tuanya serta orang-orang yang membiarkan dosa-dosa kecilnya bertumpuk
tanpa berusaha untuk bertobat dan memperbaikinya.
”
Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang
yang sangat ingkar dan keras kepala yang sangat enggan
melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu
yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah
dia ke dalam siksaan yang sangat”. (QS.Qaaf(50):24-26).
Dikatakan bahwa neraka mempunyai 7 buah pintu /
tingkatan, yaitu neraka Jahanam, neraka Ladza, neraka Huthomah, neraka Sa’ir,
neraka Saqor, neraka Jahim serta neraka Hawiyah.. Masing-masing pintu telah
ditetapkan golongan penghuninya.
”
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada
mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai
tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang
tertentu dari mereka ”. (QS.Al-Hijr(15): 43-44).
Rasulullah
bersabda : ” Seringan-ringan siksaan penghuni neraka
adalah : Apabila seseorang yang memakai terompah dari bara api sehingga
menyebabkan otaknya mendidih.( HR Bukhari – Muslim).
Allah swt telah berulang memperingatkan
hamba-Nya, yaitu semua manusia tanpa kecuali bahwa siksa-Nya amatlah keras dan
pedih. Dan janji Allah itu pasti akan terjadi karena Allah tidak mungkin
menyalahi janji-Nya. Maka hari itu manusia yang tidak mau dan bahkan
tidak memperdulikan peringatan yang diberikan melalui para Rasul akan
menerima akibatnya. Bukan Allah yang berbuat zalim melainkan manusia itu
sendiri.
”
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami
ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nissa’(4):56).
”
Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan
nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa”. (QS.Al-Haqqoh(69):36-37).
“…
Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan
air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan
juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap
kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan
mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada
mereka dikatakan): “Rasailah azab yang membakar ini”.(QS.Al-Hajj(22):19-22).
Sementara itu ada sebagian hamba yang berada diantara
surga dan neraka. Dengan harap-harap cemas mereka menanti keputusan Yang Maha
Kuasa atas nasib mereka. Mereka sangat berharap agar pintu surga dibukakan bagi
mereka dan sebaliknya pintu neraka di tutup.
” Dan
di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A`raaf
itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan
tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga:” Salaamun
`alaikum“. Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin
segera (memasukinya). (QS.Al-A’raaf(7): 46).
” Dan
apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka
berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami
bersama-sama orang-orang yang zalim itu“. (QS.Al-A’raaf(7):47).
Kemudian terjadilah percakapan antara penghuni
surga, penghuni neraka dan orang-orang yang masih dalam antrian sebagai
berikut :
(Orang-orang
di atas A`raaf bertanya kepada penghuni neraka): “Itukah orang-orang
yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Kepada
orang mu’min itu dikatakan): “Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran
terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati”.(QS.Al-A’raaf(7):49).
” Dan penghuni
neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit
air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu”. Mereka
(penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
keduanya itu atas orang-orang kafir (yaitu) orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia
telah menipu mereka”. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka
sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan
(sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami”.
(QS.Al-A’raaf(7):50-51).
Itulah
yang terjadi pada hari peradilan. Hari dimana manusia harus
mempertanggung-jawabkan apa yang telah dilakukannya, tidak ada kata menyesal
bagi siapapun. Karena pintu-pintu pengampunan telah tertutup, layar telah
diturunkan dan selesai sudah segalanya. Ini adalah akhir dari permainan, “The
True Game” yang diciptakan-Nya.
“(Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang
dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku
berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”(QS.Al-Mukminun(23):99-100).
4.
Keluasan Rahmat Allah.
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya
pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam
keadaan terhina”.(QS.Al-Furqon(25): 68 – 69).
Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan api atas orang yang berkata,
“La ilaha illallah”, yang dengan perkataan itu dia mencari Wajah Allah”.
(HR Al-Bukhary-Muslim).
Sesungguhnya inilah inti ajaran Islam, ajaran Tauhid.
Menyembah hanya kepada-Nya, Sang Khalik yang telah menciptakan langit, bumi dan
segala isinya. Dialah tempat bergantung, tempat memohon, tempat mengadu. Tidak
ada yang selain Dia, tidak pula yang bersama Dia. Penyembahan mutlak yang
dilakukan dengan hati yang ridho’, ikhlas dan tulus hanya kepada-Nya yang bila
diikuti dengan amal perbuatan shaleh kelak akan mengantarkan manusia untuk
kembali ketempat yang mulia disisi-Nya, yaitu Surga. Sesungguhnya perbuatan
syirik, membunuh tanpa alasan yang sesuai syariat dan berzina adalah dosa-dosa
besar yang tak terampuni. Allah SWT amat murka dan tidak meridho’i manusia yang
berbuat demikian.
Namun disebabkan kecintaan Allah SWT yang begitu besar
kepada manusia maka bila orang yang telah tersesat jauh tersebut mau memohon
ampunan yang sebenar-benar ampunan, ampunan dan taubat yang disertai janji
bahwa ia tidak ingin dan tidak akan mau mengulangi kesalahan-kesalahan tersebut
serta kemudian ia mengerjakan amal saleh maka Allah SWT, Sang Pemberi Taubat
akan membukakan pintu maaf dan pintu ampunan-Nya.
”Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai……………”. (QS.At-Tahrim(66):8).
Dan berkat kecintaan-Nya pula Allah SWT membalas
perbuatan jahat yang dilakukan seseorang dengan balasan yang sama padahal
perbuatan baik dibalas-Nya dengan sepuluh kali lipat perbuatan baik tersebut!
”Barangsiapa
membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh
kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan
yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang
dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
(QS.Al-An’aam(6):160).
Demikian pula bila seseorang berniat baik namun belum
sempat dilakukannya maka Allah SWT membalasnya dengan satu pahala kebaikan
sebaliknya bila seseorang berniat buruk namun belum dilaksanakan maka Allah SWT
tidak membalasnya dengan apapun. (Lihat hadis pada bab Mengenal Sang Pencipta
melalui ayat–ayat Al-Quran dan As-Sunnah.).
Namun Allah SWT mengingatkan Dia tidak akan menerima
taubat yang dilakukan ketika seseorang dalam keadaan sakratul maut, yaitu
saat-saat menjelang kematian ketika tidak ada jalan lain baginya kecuali harus
menyerah dan mengakui kesalahan serta terpaksa mengakui ke-Besar-an dan
ke-Esa-an-Nya.
”Maka
tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: “Kami beriman hanya kepada
Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan
dengan Allah. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka
tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang
telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang
kafir”.(QS.Al-Mukmin(40):84-85).
Imam
Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar ra, dia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda : “Aku mengetahui penduduk neraka yang terakhir keluar
dari neraka dan penduduk surga yang terakhir masuk ke surga. Ada
seseorang ditampilkan. Allah berfirman :”Enyahkanlah dosa-dosanya yang besar
dan lucutilah dosa-dosanya yang kecil”. Kemudian dikatakan kepadanya, “Kamu
telah melakukan anu dan anu pada hari anu ”. Orang itu membenarkannya. Dia
tidak dapat mengelak sedikitpun. Kemudian dikatakan: ” Setiap
keburukanmu menjadi kebaikan”. Dia berkata : ” Ya Tuhanku, aku telah
melakukan aneka kesalahan. Namun aku tidak melihatnya dalam catatan amalku ”.
Maka Rasulullahpun tertawa hingga terlihat gigi taringnya.” (HR Muslim).
Hanya berkat rahmat-Nyalah seseorang bisa masuk surga.
Karena sesungguhnya sebesar apapun pahala dan amal ibadah seseorang tidak
mungkin mampu menebus apa yang telah Allah SWT limpahkan kepada manusia. Bila
peradilan yang diberlakukan di akhirat adalah peradilan seperti peradilan yang
ada di dunia ini sekalipun peradilan tersebut adalah peradilan yang maha adil
dan maha jujur maka sudah pasti malaikat yang sifatnya kaku dan keras itu akan
memasukan manusia ke dalam neraka yang membakar. Namun karena kasih
sayang-Nya jua, bila seseorang memohon ampunan kepada-Nya dan mau
bertobat dengan sebenar-benar tobat, maka Allah SWT pun berkenan
memberikan pengampunan-Nya. Itulah yang dimaksud hadis diatas. Orang tersebut
adalah penduduk yang terakhir keluar dari neraka dan yang terakhir masuk ke
surga.
“Katakanlah:
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Az-Zumar(39):53).
Demikianlah
janji Allah SWT, Sang Maha Pengasih, Sang Maha Penyayang, Sang Maha Pengampun.
Ia memberikan harapan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, ampunan yang
seluas-luasnya sebagai tanda kasih-sayang-Nya kepada seluruh umat manusia.
Allah SWT tidak menghendaki rasa putus-asa menyelimuti hati mahluk yang
dicintai-Nya.