Menurut kaum materialis, alam semesta memiliki dimensi
tidak terbatas, tidak memiliki awal dan akan tetap ada untuk selamanya atau
mereka menyebutnya ‘steady-state’. Mereka juga berpendapat bahwa
keteraturan dan keseimbangan yang ada di alam semesta ini terbentuk melalui
serangkaian peristiwa kebetulan. Pendapat ini bertahan selama beberapa abad
lamanya.
Namun
pada tahun 1929, seorang astronom Amerika bernama Edward Hubble menemukan suatu
temuan penting yang sangat berlawanan dengan teori para kaum materialis.
Melalui pengamatan intensif dengan bantuan teleskop raksasa dan dibuktikan
melalui hukum-hukum fisika yang telah diakui umum, terbukti bahwa bintang dan
galaksi bergerak saling menjauhi. Artinya, alam semesta tidak statis melainkan
senantiasa memuai bagaikan balon yang ditiup. Temuan ini mengawali lahirnya
teori yang dikenal dengan nama ‘Big Bang’ atau ‘Dentuman Besar’,
yaitu teori yang menyatakan adanya ledakan dasyat yang terjadi sekitar 4.5
miliar tahun yang lalu yang menandakan awal terbentuknya alam semesta. Dari
sini kemudian terbentuk bumi dan benda-benda langit lainnya.
“Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”(QS.Al-Anbiyaa(21):30).
Jadi alam semesta muncul dari ketiadaan atau dengan
kata lain alam semesta diciptakan secara sengaja, bukan secara kebetulan.
Kebetulan yang diikuti begitu banyak kebetulan-kebetulan lain hingga membentuk
kesempurnaan adalah sesuatu yang mustahil. Alam semesta terlalu sempurna
untuk kejadian seperti itu.
“Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS.Al-Mulk(67):3-4).
“Maka
apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?” (QS.Qaaf(50):6).
Rupanya Sang Maha Pencipta telah mempersiapkan salah
satu bagian dari alam semesta ini sebagai tempat tinggal manusia, yaitu planet
bumi yang akan ditempati hingga waktu yang telah ditentukan. Kita tahu, salah
satu kebutuhan utama manusia adalah keberadaan air. Ilmu pengetahuan sains
membuktikan bahwa dalam tata surya kita, Bima Sakti, air berwujud cair hanya
ditemukan di bumi. Bahkan 70% permukaan bumi tertutup air. Begitu pula halnya
dengan Oksigen yang merupakan kebutuhan vital bagi pernafasan. Oksigen tidak
ditemukan keberadaannya di satupun planet lain kecuali planet bumi.
Selain air dan Oksigen, manusia juga membutuhkan panas
matahari yang pas. Ternyata jarak antara bumi dan matahari (147.072.376
kilometer), kecepatan bumi mengelilingi matahari (107.000 km/jam), kecepatan
rotasi bumi (1.674,38 km/jam) serta derajat kemiringan sumbu bumi terhadap
bidang orbitnya, yang 23.5 derajat ke kanan tersebut memberi pengaruh
terhadap suhu dan musim yang ada di bumi ini sehingga menjadi sangat ideal
untuk kehidupan.
Bahkan bila saja kecepatan bumi mengelilingi
matahari itu kurang dari 107.000 km/jam bumi kita ini akan tersedot oleh
matahari. Sebaliknya bila lebih dari itu bumi akan terpental dari orbit dan
ntah hilang kemana!
Perumpamaan perputaran bumi terhadap
matahari, perputaran bumi terhadap dirinya sendiri serta kemiringan posisi
bumi terhadap porosnya dapat dibayangkan layaknya bumi sebagai sebuah
wajan berisi masakan yang dibolak-balik secara berkala agar isi wajan tersebut
matang secara rata dan tidak gosong sebelah dimana matahari berfungsi sebagai
tungkunya!
“Katakanlah:
“Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam
itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang
akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”.
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang
itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang
akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?” (QS. AL-Qashasah (28):71-72).
Inilah sesungguhnya yang menyebabkan timbulnya siklus
di permukaan bumi yang menghasilkan musim dan cuaca yang bergantian
hingga menumbuhkan panen yang beraneka ragam pula.
”Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;
zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan
untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), dan Dia (menundukkan pula) apa
yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan
lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging
yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya,
dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan
dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk”.
(QS.An-Nahl(16):11-16).
Kemudian
dengan adanya lapisan ozon, maka manusia dan juga mahluk lainnya terlindung
dari bahaya sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Sedangkan sabuk magnet
‘Van Allen’, yaitu daerah medan magnet yang terdapat pada lapisan
teratas atmosfer bumi, melindungi bumi dari bahaya jatuhnya benda-benda langit
seperti meteorit dan sebagainya, yang diketahui sering menimpa planet-planet
lain. Inilah yang disebut ‘atap yang terpelihara’ dalam ayat
Al-Quran.
“Dan
Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang
mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya.”(QS.Al-Anbiyaa(21):32).
Dia juga tidak lupa untuk memikirkan sumber makanan
bagi kelangsungan hidup mahlukNya. Angin dan air ditundukkanNya untuk
bekerja sama agar tumbuh-tumbuhan dapat hidup dan berkembang biak. Agar baik
hewan terutama manusia dapat mengambil manfaatnya sebagai rezeki dan
karunia dari Nya.
“Apakah
kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya
dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya…….”(QS.Az-Zumar(39):21).
Begitulah Allah, Dia mempersiapkan segala sesuatunya
dengan rinci dan teliti. Setelah bumi beserta segala isinya, mulai dari
sempurnanya keadaan cuaca dan suhunya agar manusia nyaman hidup didalamnya
hingga makanan dan tumbuhan yang sengaja dipersiapkan bagi kelangsungan hidup
manusia, isi bumi yang disediakan-Nya agar manusia dapat mengolah dan
memanfaatkannya, agar memudahkan hidupnya dan juga fasilitas-fasilitas lainnya,
baru Dia turunkan manusia sebagai sang khalifah untuk memelihara serta menjaga
bumi ini. Yang dengan demikian bumi sebagai salah satu anggota alam semesta ini
dapat bergabung dengan anggotanya yang lain seperti bintang dan matahari untuk
terus berzikir mengikuti aturan dan sistim yang telah ditetapkannya. Untuk itu
Dia tidak lupa menyertakan buku petunjuk, pedoman bagi sang
khalifah, yang diturunkan-Nya melalui para Rasul dan Nabi yang terus
diperbaruinya sesuai dengan zaman. Al-Quranul Karim yang disampaikan
melalui Muhammad SAW itulah buku petunjuk terakhir bagi umat manusia hingga
akhir zaman nanti.