Umamah binti Abu al-Ash merupakan salah seorang cucu kesayangan
Nabi Muhammad SAW. Umamah merupakan putri dari Abu al-Ash bin ar-Rabi’ bin Abdu
al-Uzza bin Abdu asy-Syams bin Abdu Manaf bin Qushay. Ibunya adalah Zainab
putri Rasulullah SAW.
Umamah adalah cucu pertama
Rasulullah SAW. Sehingga wajar ia disebut sebagai kesayangan Nabi SAW.
Sebagaimana umumnya seorang kakek mendapatkan cucu pertama.
Sementara ayahnya, Abu al-Ash, adalah seorang laki-laki Mekkah
yang dikenal memiliki akhlak mulia. Ia juga digelari al-Amin (yang jujur dan
terpercaya) oleh penduduk Mekkah. Seorang pedagang yang jujur dan selalu
menunaikan hak-hak orang lain.
Lalu mengapa nama Umamah tidak begitu dikenali? Bisa jadi karena
Rasulullah SAW sempat terpisah cukup lama dengan cucunya ini. Saat Zainab belum
menyusul Hijrah dan masih berada di Mekkah bersama suaminya yang saat itu belum
masuk Islam.
Ada kisah lain yang menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW sangat
mencintai Umamah. Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah RA bahwasanya
Rasulullah SAW pernah diberikan sebuah kalung oleh seorang perempuan. Beliau
bersabda, “Aku akan memberikan hadiah ini kepada keluargaku yang paling aku
cintai.” Aisyah pun pergi bersamanya. Kemudian Rasulullah SAW memanggil Umamah
putri Zainab, dan mengalungkan hadiah itu di lehernya. (Al-Isti’ab fi Ma’rifati
al-Ash-hab 4/1789, HR Ahmad dalam musnadnya).
Padahal ketika Rasulullah SAW menyampaikan hadis tersebut di
hadapan para istri beliau, mereka (para istri) semua berharap mendapatkan
kalung itu sebagai tanda keluarga yang paling dicintai Rasulullah SAW. Namun
ternyata kalung itu akhirnya diberikan kepada sang cucu tercinta yakni Umamah.
Umamah dikenal cerdas, lembut, dan keibuan. Kematangan pribadi
itu tak terlepas dari asuhan langsung sang kakek, Muhammad SAW. Semasa kecil,
tak segan Rasulullah menggendong dan membawa cucu kesayangannya ini di berbagai
kesempatan. Rasul pun pernah keluar bersama sang cucu perempuannya lalu
menggendong dan mengasuhnya sendiri sembari bercengkerama dengan para sahabat.
Demikian juga kala shalat. Tubuh mungil Umamah, tak terlepas
begitu saja dari dekapan sang kakek. Sikap Rasulullah itu membuat heran
masyarakat Arab. Tradisi yang berlaku di mereka, mengasuh dan menyentuh anak
perempuan tabu.
Tampaknya apa yang dilakukan Rasulullah SAW ingin menunjukkan
bahwa ‘anak perempuan juga memiliki hak dan martabat yang sama dengan anak
laki-laki’. Para putri itu juga berhak atas kasih sayang orang tua,
kakek-nenek, dan lingkungannya.
Baca
Juga:
Ummu
Habibah; Penjaga Islam Dipinang Rasulullah
Mush’ab
al-Khair bin ‘Umair; Duta Pertama dalam Islam
Kala dewasa, ia dipinang oleh Ali bin Abi Thalib. Peristiwa itu
berlangsung saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Az Zubair
menikahkan kedua pasangan itu. Sebagian riwayat menyebut keputusan Ali ini
menyusul wasiat Fatimah Az Zahra sebelum wafat. Fatimah binti Rasulullah (bibi
Umamah) berwasiat agar Ali bin Abu Thalib menikahi Umamah sepeninggal Fatimah.
Lalu setelah Ali bin Abu Thalib meninggal dunia, Umamah lantas
dinikahkan dengan Al Mughirah bin Naufal Al Harits, sahabat Ali, sebagaimana
wasiat yang disampaikan Ali sebelum kepergiannya. Umamah binti Abu al-Ash pun
wafat dengan menyandang status sebagai istri al-Mughirah bin Naufal.