Asma’ binti Abu Bakar; Shahabiyah Rasulullah Pemilik Julukan Dzaatin Nithaqain



Asma’ binti Abu Bakar adalah salah satu putri dari sahabat terdekat Rasulullah, Abu Bakar, kakak dari Ummul Mukminin, Aisyah ra. Perempuan cerdas dan pandai bersyair itu memiliki julukan Dzaatin Nithaqain atau Pemilik Dua Ikat Pinggang

Julukan Dzaatin Nithaqain yang disematkan kepada Asma’ lantaran beliau mengambil ikat pinggangnya dan merobeknya menjadi dua bagian. Satu bagian digunakan sebagai penutup bekal Rasulullan (sufrah) dan sisanya digunakan sebagai pembungkus qirbahnya pada waktu malam, ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash- Shiddiq keluar menuju gua.

Hal itu dilakukan Asma’ sebagai bentuk kecintaannya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihiwassalam. Beliau merupakan shahabiyah yang masuk Islam saat berusia belia. Serta menyampaikan baiat secara tegas tentang Kerasulan Muhammad SAW dan merupakan sahabat perempuan yang meninggal paling akhir di antara sahabat-sahabat Rasul lainnya.

Baca Juga:

Ja’far bin Abi Thalib; Gugur Memegang Panji Islam dalam Perang Mu’tah

Umamah binti Abu al-Ash; Cucu Kesayangan Rasulullah SAW

Pernah suatu ketika, anak Asma’, Abdullah bin Zubair diolok-olok oleh penduduk Syam dengan sebutan Dzaatin Nithaqain, maka Asma’ bertanya kepada putranya tersebut, perihal sikap penduduk Syam yang mengolok-oloknya. Sang anak pun membenarkan ucapan ibundanya itu.

Seketika itu, Asma’ berucap bahwa sebutan Dzaatin Nithaqain yang disebutkan penduduk Syam benar adanya dan ketika beliau menghadap Al-Hajjaj, beliau pun berkata, “Bagaimana engkau mengolok-olok Abdullah dengan julukan Dzaatin Nithaqain? Memang aku mempunyai sepotong ikat pinggang yang harus dipakai oleh orang perempuan dan sepotong ikat pinggang untuk menutupi makanan Rasulullah SAW.”

Asma’ adalah perempuan shaliha yang selalu berupaya menjaga nama baik ayahnya, tidak terkecuali di hadapan sang kakek, Abu Quhafah. Saat itu, Abu Quhafah yang tidak bisa melihat, mengunjungi kedua cucu perempuannya Asma’ dan Aisya saat dirinya mengetahui bahwa ayah mereka, Abu Bakar, pergi berhijrah bersama Rasulullah.

Saat berhijrah bersama Rasulullah, Abu Bakar membawa seluruh harta yang dimilikinya tanpa tersisa. Kemudian Abu Quhafah berkata, “Demi Allah, sungguh aku lihat Abu Bakar telah menyusahkan kalian dengan hartanya, sebagaimana dia telah menyusahkan kalian dengan dirinya.”

Mendengar hal itu, Asma’ segera mengumpulkan batu-batu kerikil dan meletakkannya di kotak tempat Abu Bakar menyimpan hartanya. Lalu ditutup dengan kain dan Asma’ meminta sang kakek untuk menyentuh tumpukan batu yang telah ditutup kain seraya berkata, “Sekali-kali tidak, wahai Kakek. Beliau telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita.”

Selain kepatuhannya sebagai seorang anak, Asma’ juga terkenal dengan kecerdasannya dalam bersyair. Di antara syair yang pernah beliau buat adalah ketika suaminya, Zubair bin Awwam meninggal karena dibunuh Amru bin Jarmuz Al-Mujasyi’i di Wadi As-Siba’ sekembalinya dari Perang Jamal. Inilah syair yang dilantunkannya:

“Esok datang Ibnu Jarmuz dengan seekor kuda penuh semangat,
Di hari kegembiraan meski tanpa nyanyian,
Wahai Amru, bila kau perhatikan, tentu kau dapatkan,
Jangan sembrono, hingga menggetarkan hati,
Jangan kau biarkan tanganmu sembarangan,
Karena ibumu akan kehilanganmu,
Bila kau terbunuh, jadilah seorang yang muslim,
Semoga terbebas dari siksaan yang telah dijanjikan”

Selain itu saat putranya Abdullah bin Zubair, terbunuh beliaupun melantunkan syair,
“Tiada bagi kekuasaan Allah yang tidak mungkin terjadi 
Setelah suatu kaum membunuh
antara zam-zam dan maqam Ibrahim
Mereka terbunuh oleh kekeringan yang mencekik
Membusuk, dengan berbagai penyakit dan kusta”

Asma’ meninggal pada usia 100 tahun. Beliau telah meriwayatkan tidak kurang dari 58 hadis langsung dari sumbernya, Rasulullah SAW. Selain cerdas, Asma’ juga sangat dermawan yang kedermawanannya tidak diragukan lagi, termasuk oleh anaknya.

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama