Nama aslinya Shudai bin Ajlan, salah satu sahabat Rasulullah
yang berasal dari Suku Bahila. Ia mendapatkan amanah untuk menyampaikan dakwah
tauhid khususnya kepada kerabat terdekatnya di Suku Bahila.
Dikutip dari buku “Kisah Istimewa Asmaul Husna” karangan Aan
Wulandari diceritakan tentang kesabaran Abu Umamah saat akan menjalankan
tugasnya berdakwa dan menyeru kepada ajaran Tauhid sebagaimana yang
diperintahkan Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam.
Ketika itu, Abu Umamah sampai di daerah asalnya. Rasa lapar dan
haus menyelimuti dirinya lantaran dalam perjalanannya ke kampung asalnya, ia
kehabisan bekal.
Saat itu, ia melihat kaumnya yaitu Suku Bahila sedang bersantap
makan siang dengan hidangan yang menggugah perutnya. Namun saat ditawari makan,
Abu Umamah justru menolak tawaran tersebut seraya berucap, “Saya diutus
Rasulullah untuk menyampaikan ajaran Tauhid dan dilarang memakan makanan dari
darah.”
Mendengar ucapan Abu Umamah, kaumnya tersebut marah lantaran
sikap Abu Umamah yang telah meninggalkan ajaran nenek moyang.
Namun karena rasa haus yang sangat, Abu Ummah pun meminta air
kepada kaumnya tersebut. Kaumnya menolak memberikan air minum kepada Abu Umamah
lantaran rasa kecewa, Umamah dianggap telah mengkhianati mereka karena
meninggalkan agama nenek moyangnya.
“Kami tidak akan memberikan air minum ini, biar saja kamu mati
karena kehausan,” bentak mereka.
Mendengar hal itu, Abu Umamah merasa kecewa, perlakuan kaumnya
yang enggan memberikan air minum membuatnya harus pergi meninggal mereka dengan
rasa dahaga dan lapar yang teramat.
Hingga tiba di suatu tempat, Abu Umamah pun mengistirahatkan
tubuhnya dan tiba-tiba terlelap tidur meskipun dalam kondisi lapar dan haus.
Saat tidur, Allah Subhanahu wa Ta’ala membuktikan firman-Nya dan kasih
sayang-Nya kepada Abu Umamah, dengan memberikan makan dan minuman berupa susu
yang lezat, yang tidak pernah dirasakan di dunia.
“Belum pernah Abu Umamah meminum susu selezat ini,” ungkap Abu
Umamah.
Akhirnya, Abu Umamah pun terbangun dari tidurnya dan mendapatkan
dirinya dengan perut yang penuh makanan dan rasa hausnya hilang. Ia pun
semakin percaya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan ajaran tauhid-Nya.
Di saat yang sama, kaumnya yang menolaknya memberikan air,
datang menemuinya, lantaran Abu Umamah keturunan terhormat dari kalangan
mereka. Mereka datang untuk memberikan air minum kepada Abu Umamah.
Baca
Juga:
Miqdad
bin Amr; Lihai Berperang di Atas Kuda
Khalid
bin Said; Memilih Islam daripada Harta
Namun betapa kagetnya mereka, ketika melihat Abu Umamah
terbangun dengan badan yang segar, tanpa sedikitpun terlihat haus ataupun
lapar, apalagi lelah.
Saat itulah kemudian kaum Bahila mempercayai ajaran Tauhid yang
telah dibawa Abu Umamah, dan mereka seketika itu pun masuk Islam dan berbaiat
kepada Rasulullah Shallallhu ‘Alahi wa Salam.
Dalam buku tersebut, penulis juga menjelaskan bahwa kisah Abu
Umamah sesuai dengan Nama Allah yaitu Adh Dhaarru yang artinya Maha Pemberi
Kesukaran dan An-Naafi’u yang Maha Pemberi Manfaat.