Shalat adalah ibadah yang terdiri dari
kata-kata dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Rasulullah bersabda :
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
"Shalatlah sebagaimana kalian
melihat saya shalat" (Al Bukhari)
Apabila seseorang hendak mengerjakan shalat, maka wajib berwudhu terlebih
dahulu jika ia berhadats kecil, atau bertayammum jika ia tidak memperoleh air
atau sedang dalam kondisi yang tidak diizinkan memakai air. Selain itu ia juga harus terlebih dahulu membersihkan
badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
Tata Cara Shalat
§ Menghadap kiblat dengan seluruh badan, tanpa berpaling
dan menoleh.
§ Niat shalat yang ingin dikerjakan, dan cukup di dalam
hati, tidak ada dalil yang menunjukan sunnahnya melafalkan niat, bahkan hal itu
termasuk bid’ah.
§ Takbiratul ihram ( takbir pembukaan) dengan mengucapkan
“Allahu Akbar”, dan mengangkat tangan sejajar dengan kedua pundak atau kedua
telinganya ketika bertakbir.
§ Meletakkan tangan kanan di atas punggung telapak tangan
kiri di dada.
§ Membaca istiftah, yaitu :
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَا يَايَ
كَمَا بَا عَدْتَ بَيْنَ اْلمَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ
خَطَاياَيَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الآَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اَللَّهُمَ
اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَاياَيَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Ya Allah, jauhkanlah aku dari segala dosa-dosaku, sebagaimana Engkau telah
menjauhkan timur dengan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosaku,
sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari
dosa-dosaku dengan air, es dan salju.” Atau :
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . إِنَّ
صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Saya hadapkan wajahku kepada Dzat
yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh ketulusan dan penyerahan,
dan saya bukan tergolong orang-orang yang musyrik, Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku, dan matiku adalah kepunyaan Allah Tuhan sekalian alam, tiada
sekutu baginya, dan dengan itulah akau diperintahkan, sedang saya adalah
tergolong orang-orang yang berserah diri."
Atau yang lainnya yang pernah dipakai
oleh Rasulullah .
§
Membaca : (( أَعُوْذ ُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ ))
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk”.
§
Membaca
Al-Fatihah :
“Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Robb semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari
Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan kepada engkaulah kami
memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka; bukan jalan
orang-orang yang dimurkai dan bukan (pula) jalan mereka yang sesat.”
(Al-Fatihah: 1-7).
§
Kemudian
mengucapkan “ Aamiin”, yang artinya : “ Ya Allah, kabulkanlah.”
§
Membaca salah
satu surat dari Al Quran
(yang biasa dibaca dan dihapal), dan panjangkanlah bacaan shalat di
dalam shalat Subuh
§
Ruku’ yaitu
menundukkan punggung untuk mengagungkan Allah, seraya melakukan takbir ketika
ruku’ dan mengangkat kedua tangan setinggi pundak.
§
Disunnahkan
menundukkan punggung serta menjadikan kepala lurus/sejajar dengan punggung,
serta meletakkan kedua tangan di atas lutut dengan merenggangkan jari-jari.
§
Ketika ruku’
mengucapkan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ
“Mahasuci
Robbku Yang Maha Agung” (3x)
Atau :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
“ Mahasuci Robbku Yang Maha Agung, dan dengan memuji-Nya” (3x)
Atau :
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْ
لِيْ
“Mahasuci Engkau, ya Allah dan dengan memuji Engkau, ya Allah ampunilah
aku.”
§
Mengangkat
kepala dari ruku’, seraya mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Allah mendengar
orang yang memuji-Nya.”
seraya
mengangkat kedua tangan setinggi pundak.
§
Setelah
mengangkat kepala, mengucapkan :
رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ
وَمِلْءُ الأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
“Ya Rabb kami, bagi-Mu pujian dengan sepenuh
langit, sepenuh bumi dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki.”
§
Turun untuk
sujud seraya mengucapkan “Allahu Akbar” tanpa mengangkat kedua tangan, dan
baiknya mendahulukan kedua lutut sebelum kedua tangan ketika bersujud, terus
melakukan sujud di atas anggota sujud yang tujuh, yaitu: dahi bersama hidung,
kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki. Renggangkan kedua
tangan dari lambung/perut dan jangan meletakkan kedua lengan tangan di atas
lantai, serta hadapkanlah jari-jari kaki ke arah kiblat, renggangkan paha dari
perut dan renggangkan paha dari betis, serta rapatkan jari-jari tangan dengan
menghadapkannya ke kiblat.
§
Dalam bersujud
mengucapkan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ
اْلأَعْلَى
“Maha suci
Tuhanku Yang Maha Tinggi,”3x
Atau,
سُبْحَانَ رَبِّيَ
اْلأَعْلَىَ وَبِحَمْدِهِ
“Maha suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan memuji-Nya”3x
Atau,
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ
رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ
“Mahasuci Engkau, ya Allah Rabb kami dan dengan memuji Engkau, ya Allah,
ampunilah aku.”
§
Mengangkat
kepala dari sujud, seraya mengucapkan: “Allahu Akbar” tanpa mengangkat kedua
tangan.
§
Duduk di antara
dua sujud, caranya adalah duduk di atas telapak kaki yang kiri dan menegakkan
telapak yang kanan, meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya mendekati
lutut
§
Dalam duduk
antara dua sujud mengucapkan:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ
وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَعَافِنِيْ
“Ya Rabbku, ampunilah aku, sayangilah aku, tunjukilah aku, limpahkanlah
rezeki-Mu kepadaku, cukupkanlah kekuranganku, dan sehatkanlah aku.”
§
Kemudian sujud
kedua dan melakukannya dengan khusyu’ yang ucapan dan perbuatannya seperti pada
waktu sujud pertama, dan bertakbirlah ketika hendak sujud tanpa mengangkat
kedua tangan.
§
Berdiri dari
sujud kedua, seraya mengucapkan takbir dan mengerjakan rakaat yang kedua yang
ucapan serta perbuatannya seperti yang dilakukan pada rakaat pertama. Hanya
saja pada rakaat ini tidak membaca istiftah dan ta’awwud`.
§
Kemudian duduk
setelah selesai rakaat kedua, seraya mengucapkan takbir dan duduk persis dengan
duduk antara kedua sujud, ditambah dengan menggenggam jari kelingking dan jari
manis, serta mengangkat jari telunjuk. Ujung ibu jari lekatkan dengan jari
tengah seperti membentuk lingkaran dan letakkan tangan kiri di bagian paha yang
dekat dengan lutut., atau menggenggamkan seluruh jari-jari tangan kanannya
kecuali telunjuk yang diisyaratkan dari awal.
Dalam duduk ini membaca tasyahhud, yaitu:
التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ . السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَدِ
اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا وَرَسُولُ اللهِ . اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَباَرِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْد. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Segala
penghormatan yang penuh berkah, shalawat yang penuh kebaikan hanya milik Allah.
Selamat sejahtera kepadamu, wahai Nabi, rahmat Allah dan berkah-Nya. Selamat
sejahtera kepada kami dan hamba-hamba Allah yang
shalih. Aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah dan rasul Allah. Ya Allah, berikanlah salam sejahtera kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad. Sebagaimana engkau memberikan salam sejahtera
kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Sesungguhnya Engkau Terpuji lagi Mahaagung.
Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberkahi
Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau terpuji dan Maha Agung. Aku
berlindung kepada Allah dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.”
Atau :
اَلتَّحِيَّاتُ ِللهِ
وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ......
Segala
penghormatan hanya milik Allah, shalawat dan sanjungan yang baik….(selanjutnya sama dengan di atas)
Dan setelah itu boleh berdoa dengan doa yang dia kehendaki.
§
Salam ke kanan
dan ke kiri dengan mengucapkan:
السَلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ
§
Apabila shalat
itu tiga rakaat atau empat rakaat, maka pada raka’at kedua itu berhenti sampai
batas tahiyat awal, yaitu:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
§
Kemudian
bangkit dengan mengucapkan takbir, serta mengangkat kedua tangan setinggi
pundak.
§
Meneruskan
shalat seperti pada rakaat kedua, hanya saja dalam rakaat ketiga ini cukup
membaca Al-Fatihah.
§
Duduk tawarruk,
yakni menegakkan telapak kaki kanan serta mengeluarkan telapak kaki kiri dari
bawah betis kanan, mendudukkan pinggul di lantai dan meletakkan kedua tangan di
atas paha, seperti cara meletakkan tangan pada tahiyat awal.
§
Dalam posisi
duduk ini membaca tahiyyat, shalawat, dan doa seluruhnya.
§
Kemudian salam
ke kanan dan ke kiri, seraya mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ
Ini adalah tata cara shalat yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam, meskipun dalam beberapa masalah yang bukan termasuk yang wajib dan
rukun ada sedikit perbedaan di antara para ulama, mudah-mudahan kita bisa
mempraktekannya.