Terjemahannya:
1.
Aku bersumpah Dengan negeri (Makkah) ini;
2.
Sedang Engkau (Wahai Muhammad) tinggal di negeri ini (sentiasa ditindas),
3.
Demi manusia Yang melahirkan zuriat, dan zuriat Yang dilahirkannya;
4.
Sesungguhnya Kami telah jadikan manusia sentiasa Dalam keadaan menghadapi
kesulitan dan kesukaran (jasmani dan rohaninya);
5.
Patutkah manusia Yang demikian keadaannya (terpedaya Dengan kekuasaan Yang ada
padanya dan) menyangka Bahawa tidak ada sesiapapun Yang dapat mengatasi
kekuasaannya (dan menyeksakannya)?
6.
Manusia Yang demikian keadaannya (tidaklah patut ia bermegah-megah Dengan
kekayaannya dan) berkata: “Aku telah habiskan harta benda Yang banyak (dalam
usaha menegakkan nama dan bangsa).
7.
Adakah ia menyangka Bahawa tidak ada sesiapapun Yang melihatnya (dan mengetahui
tujuannya menghabiskan harta bendanya itu?
8.
(Mengapa manusia terpedaya dan bermegah-megah?) tidakkah Kami telah menjadikan
baginya: dua mata (untuk ia memerhatikan kekuasaan dan kekayaan Kami?) -
9.
Dan lidah serta dua bibir (untuk ia menyempurnakan sebahagian besar dari
hajat-hajatnya)?
10.
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, (jalan kebaikan untuk
dijalaninya, dan jalan kejahatan untuk dijauhi)?
11.
Dalam pada itu manusia tidak (memilih jalan kebaikan) merempuh masuk
mengerjakan amal-amal Yang tinggi darjatnya di sisi Tuhan;
12.
Dan apa jalannya Engkau dapat mengetahui: apa Dia amal-amal Yang tinggi
darjatnya di sisi Tuhan itu?
13.
(di antara amal-amal itu – bagi orang Yang mampu) ialah: memerdekakan hamba
abdi;
14.
Atau memberi makan pada hari kelaparan -
15.
Kepada anak yatim dari kaum kerabat,
16.
Atau kepada orang miskin Yang terlantar di atas tanah.
17.
Selain dari (tidak mengerjakan amal-amal) itu, ia (tidak pula) menjadi dari
orang-orang Yang beriman dan berpesan-pesan Dengan sabar serta berpesan-pesan
Dengan kasih sayang.
18.
(Ketahuilah! Bahawa orang-orang Yang beriman serta berusaha mengerjakan
amal-amal Yang tinggi darjatnya di sisi Tuhan), merekalah golongan pihak kanan
(yang akan beroleh Surga).
19.
Dan (sebaliknya) orang-orang Yang kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan kami,
merekalah golongan pihak kiri. -
20.
Mereka ditimpakan (azab seksa) neraka Yang ditutup rapat (supaya kuat
bakarannya)
Surat Al-balad semua ulama sepakat bahwa surat ini adalah
surat Makkiyah yang artinya surat yang turun sebelum Rasulullah SAW
hijrah ke Madinah.Jumlah ayatnya ada 20 ayat.
Alasan disebut dengan surat Al-balad adalah karena Allah
SWT bersumpah pada awal surat ini dengan menggunakan kata Al-balad
yaitu Al-baladul (harom)…negeri
yang harom,negeri yang mulia,yang dimaksud disini mayoritas ulama mengatakan
adalah Makkah.
Kemudian koleralasi antara surat ini dengan surat
sebelumnya yaitu surat Al-Fajr, Allah SWT menyebutkan tentang kehinaan bagi
orang-orang yang mencintai harta dengan cara yang berlebihan..(mala hubban
jamma) yaitu Allah SWT menghinakan orang-orang yang mencintai harta lebih dari
cintanya kepada Allah SWT,sehingga cintanya kepada Allah ,cintanya kepada Islam
terkuras porsinya.Maka,orang-orang tersebut adalah orang-orang yang
terhinakan,dihina oleh Allah SWT.Maka,pada surat ini korelasinya adalah Allah
SWT menganjurkan kepada orang-orang yang berharta itu,yang suka dengan harta
itu agar memberikan makan kepada orang miskin,memerdekan budak,menggunakan
hartanya untuk dijalan Allah SWT.
Ini korelasinya ada hubungan dengan surat sebelumnya
tentang orang-orang yang suka pada harta secara berlebihan dan surat ini
membicarakan diantaranya tentang anjuran Allah SWT dan orang-orang yang
berharta agar menginfaqkan harta di jalan Allah,memberi makan orang miskin dan
sebagainya.
Korelasi yang kedua adalah kalau di surat sebelumnya
(Al-Fajr) Allah SWT menyebutkan bahwa jiwa itu ada yang dimaksud dengan jiwa Muthmainnah
‘jiwa yang tenang’(sebutan dalam surat Al-Fajr),maka dalam surat ini Allah
menyebutkan jalan menuju ketenangan,jalan meraih jiwa yang tenang.Kalau dalam
surat sebelumnya hanya disebutkan jiwa yang tenang.Maka surat ini menjelaskan
jalan-jalan menuju kepada ketenangan yaitu beriman kepada Allah SWT dan beramal
sholeh (tsumma kaana minalladza aamanu watawashowbil shobri watawashowbil
marhamah) ini adalah jalan menuju kebenaran,jalan kebahagian (ayat
13-16).Ini dua korelasi antara surat Al-balad dan Al-Fajr.
Kemudian kandungan surat secara umum.
- Surat
ini berbicara tentang kebahagian manusia dan kesengsaraannya.
- Surat
ini isinya adalah tentang tertipunya manusia dengan kekuatannya .Yaitu
ayat…ayahsabuallayakshiro alaihi ahad…(manusia yang tertipu dengan
kekuatanya seakan-akan mereka meyakini bahwa tidak ada orang yang mampu
mengalahkan dirinya.).
- Allah
SWT memberikan nikmat kepada manusia berupa dua mata (Al’ainain),lidah
(wal lisaan),dua bibir (wassyafatain).
- Hal-hal
yang akan mengantarkan manusia menuju kepada jalan kebahagiaan.Hal-hal
yang mengantarkan manusia pada saat hari kiamat menuju kebahagiaan,yaitu
berupa iman,amal sholeh dan menginfaqkan harta dijalan kebenaran.Serta
menjelaskan jalan menuju kesengsaraan,yang disebut dengan abussyima
yaitu karena kekufuran dan kebanggannya dengan harta dan
kekuatan,sehingga menjadikan seakan-akan menjadi orang yang paling kuat
dan tidak ada yang lebih kuat daripada dirinya termasuk Allah SWT.
Tafsir
Ayat 1 : Laa uqsimu bihaadzal balad
Makna kata “Laa uqsimu” jika lihat diterjemahannya
adalah “saya bersumpah”,padahal jika diketahui bersama kata ‘laa’ disitu
seringkali memiliki makna ‘tidak’,harusnya terjemahannya menjadi “saya tidak
bersumpah”,namun ditafsirkan menjadi “saya bersumpah”.Para ulama mengatakan
arti ‘Laa’ sebagai berikut:
- Para
ulama mengatakan bahwa ‘Laa’ disini adalah zaidah
(tambahan),kata ‘Laa’ hanya tambahan,berarti tidaka memiliki makna.Laa
uqsimu = Uqsimu (saya bersumpah).Ada beberapa ayat Allah yang
lain ada juga menggunakan ‘Laa’,seperti firman Allah yang
sedang berdialog dengan syaitan.
- ‘Laa’
disini memiliki makna asli yaitu nafii (asli),jadi menurut ulama
artinya : “saya tidak bersumpah kepada negeri ini setelah kamu tidak ada
didalamnya wahai Muhammad setelah kamu keluar dari Makkah,jadi setelah
kamu keluar dari Makkah.Saya tidak lagi bersumpah pada negeri ini.
- ‘Laa’
masih memiliki makna yang sama artinya tidak,namun setelah ‘Laa’
itu adalah koma. ‘Laa,(koma) uqsimu bi hadzal balad’.Jadi,jawaban
Allah SWT kepada orang-orang kafir yang mengingkari hari kiamat.Ketika
orang-orang kafir mengingkari hari kiamat dikatakan dibantah oleh Allah
SWT..Bahwa tidak benar bahwa hari kiamat tidak datang. “Tidak benar apa
yang kalian yakini bahwa hari kiamat tidak akan datang”.Sehingga ‘Laa
uqsimu’ artinya “saya bersumpah”.Jadi,tidak ada kaitannya dengan ‘Laa’.
Namun para mayoritas ulama mengatakan bahwa ‘Laa’
disini memiliki makna zaidah (tambahan).Dan tidak mengapa ketika Allah
SWT memberikan kata tambahan dalam rangka menguji keimanan kaum muslimin
percaya atau tidak dengan tambahan ini,percaya atau tidak bahwa ayat ini dari
Allah SWT,karena ada yang berargumentasi tidak satu pun ayat Allah yang
tambahan,karena kalau tambahan tidak ada gunanya.Padahal Allah SWT ‘maa
kholaqta hadza bathila’,tidak ada kebathilan semua yang diciptakan Allah
SWT,semua yang datang dari Allah SWT pasti ada manfaatnya.
Apa yang disebut Al-balad disini,jumhur ulama mengatakan
Al-balad disini adalah albaladul harom,negeri yang mulia,negeri yang
harom yaitu Mekkah.Kenapa disebut “harom”?karena di negeri tersebut
diharamkan melakukan perbuatan-perbuatan keji,seperti menumpahkan
darah,menebang pohon,memburu binatang(walaupun di tempat lain diperbolehkan
membunuh,namun di kota Mekkah semua orang,walau orang kafir atau orang-orang
jazirah arab,namun itu dilanggar sendiri oleh penguasa-penguasa Quraisy yang
kemudian kerap menumpahkan darah-darah orang-orang islam,jadi mereka dikecam
oleh orang-orang jazirah arab.Maka disebut dengan tanah al-haram,al-balad,al-harom.Sehingga
orang-orang yang mencari aman itu perginya ke tanah haram. “barang siapa yang
memasuki tanah haram ia aman”.Ada kisah penguasa Quraisy yang berbuat zholim
kepada seorang pedagang bernama Zubaidi yang datang ke Mekkah,kemudian dia
dizholimi oleh tokoh Quraisy yang bernama Ash bin wahil,dagangannya diambil
semuanya,kemudian Zubaidi ini berteriak-teriak di atas gunung meminta
pertolongan kepada orang-orang Mekkah yang memiliki fitrah yang benar dan baik
membantu Zubaidi untuk mendapatkan haknya,mereka kemudian berdemonstrasi untuk
menuntut Ash bin wahil memberikan uang/bayaran kepada Zubaidi,karena didemo
oleh para pemuda,termasuk Rasulullah yang masih muda pada saat itu ikut
mendemo,akhirnya diberikan haknya Zubaidi oleh Ash bin Halil dan sejak saat
itulah adanya hibbul buhul(perjanjian orang-orang mulia yang bersepakat
tidak boleh ada lagi ke-zholiman di tanah haram baik kepada harta maupun jiwa).Namun
perjanjian ini dilanggar sendiri oleh tokoh-tokoh Quraisy dengan adanya
Rasulullah ketika menjadi nabi di aniaya oleh tokoh-tokoh Quraisy.
Al-Wasithi seorang ulama tafsir yang mengatakan Al-balad
disini adalah Madinah,alasannya karena ada wa anta hillum bi hadzal balad
(kamu tinggal di negeri ini),jadi yang ditinggali nabi adalah Madinah sampai
meninggal dunia.Inilah pendapat Al-Wasithi walaupun berbeda dengan pendapat
jumhur ulama,dan juga berbeda,bahwa ayat ini turun di Mekkah,sedangkan Madinah
belum disebut dengan Madinah,belum terbayang bahwa Madinah akan menjadi tempat
tinggal Rasulullah.
Kemudian kalau tadi ‘Laa’ ,para ulama membacanya
panjang (ada mad-nya,ada juga ulama lain yang tidak memanjangkan ‘Laa’,yang
dikatakan oleh Al-Hasan Ahmasy,bahwa ‘Laa’ itu tidak dibaca panjang jadi
‘La’,kalau begitu maknanya jadi “bersungguh-sungguh”.Jadi, ‘la
uqsimu bi hadzal balad’ artinya “bersungguh-sungguh saya bersumpah dengan
negeri ini”.
Ayat 2 : Wa anta hillum bi hadzal balad
Ini disebut dengan jumlah I’tirodhiyah,jumlah mu’taridho
= jumlah yang berkaitan dengan jumlah yang sebelumnya,kalimat sisipan yang
berkaitan dengan kalimat yang sebelumny.Jadi,artinya “dan aku bersumpah(wa
anta) demi engkau(hillum bi hadzal balad) yang halal dengan negeri
ini.Kalau kita lihat terjemahannya hillum diartikan muqim (dan
kamu bertempat di kota ini).
Para ulama beberapa pendapat,yang pertama kata hillum
artinya halal,(dan engkau halal melakukan apa saja di negeri ini),tadi
dikatakan bahwa negeri Mekkah adalah tanah haram,diharamkan melakukan banyak
hal buruk seperti:menumpahkan darah,menebang,memburu.Tetapi,oleh Rasulullah
negeri ini menjadi halal pada waktu tertentu yaitu ketika waktu Fathu
Mekkah,ketika itu Rasulullah mendapat izin dari Allah SWT untuk menumpahkan
darah orang-orang yang menghalangi masuknya islam ke Mekkah,walau Fathu
Mekkahi terjadi tanpa pertumpahan darah yang berarti,namun Rasulullah sudah
diijinkan oleh Allah,bahwa kamu dihalalkan melakukan apa saja di kota ini pada
saat Fathu Mekkah ,dan waktu yang diberikan Allah untuk Rasulullah untuk
melakukan apa saja termasuk menumpahkan darah ,kata Rasulullah “hanya beberapa
saat saja diwaktu siang hari setelah diharamkan lagi”.Rasulullah bersabda:
“kota Mekkah itu tidak halal kepada siapa pun sebelum aku,juga tidak halal bagi
orang setelahku,sampai hari ini dan hari kiamat,bahkan tidak halal bagiku
kecuali beberapa saat di siang hari saja.Perbedaan-perbedaan orang-orang islam
memasuki suatu negeri dengan orang kafir masuk kedalam suatu negeri.Ratu Bilqis
ketika ditawarka mau berperang maka ia beralasan setiap pasukannya yang
memasuki suatu kampung,maka kampung itu akan dihancurkan.Berbeda dengan orang
islam ketika masuk ke dalam suatu kota,tidak ada yang hancur,pohon tidak
ditebang,orang tua aman,wanita dan anak-anak aman,hanya orang yang memerangi
saja yang dibunuh.Ketika itu Fathu Mekkah ini Rasulullah SAW masuk
kedalam kondisi aman hanya disebelah kiri yaitu pleton yang dipimpin Khalid bin
Abi walid yang mendapat perlawanan,perlawanan dari orang kafir itu dipimpin
oleh Ikrimah bin abu jahal terjadi baku hantam sejenak,dan tidak lama kemudian
mereka bisa dilumpuhkan,beberapa orang meninggal dunia terbunuh karena
perlawanan mereka,dan juga ada beberapa orang dibunuh oleh Rasulullah karena
kejahatan mereka pada waktu dahulu begitu dahsyatnya sehingga mereka dibunuh
oleh Rasulullah di Mekkah atau di ka’bah mereka diikat di ka’bah kemudian
dibunuh oleh Rasulullah.Itulah masa dimana Rasulullah dihalalkan menumpahkan
darah.Dengan demikian kita sebagai orang islam meyakini bahwa kota Mekkah ini
adalah kota paling aman diseluruh dunia.Namun terkadang Mekkah ini dimasuki
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Kemudian makna yang kedua hillum artinya muqim(tempat
tinggal)
Ayat 3 : wa walidiwama walad
(dan aku bersumpah dengan orang tua
dan anaknya)
Jadi,Allah SWT juga brsumpah dengan wama walid dan
wama walad (orang tua dan anaknya).
Para ulama berbeda pendapat maksudnya walid dan walad:
- Pendapat
yang pertama yaitu dari Qotadah,Mujahid,Al-Hasan mengatakan bahwa walid itu
maksudnya adalah adam.Allah bersumpah dengan walid yaitu orang tua
semua manusia yaitu Nabi Adam A.S.Wama walada (dan orang yang
dilahirkannya) berarti keturunan-keturunanya,berarti bersumpah kepada
bapaknya(Nabi Adam) dan anak-anaknya(semua manusia).Mengapa Allah
bersumpah dengan manusia karena begitu agung penciptaanNya.Karena semua
yang digunakan sumpah oleh Allah itu pasti agung,pasti mulia.
- Pendapat
yang kedua yaitu Al-walid disini artinya Ibrahim,karena dikaitkan
dengan Rasulullah dengan orang tuanya Rasulullah abul nabiya,nenek
moyangnya Rasulullah adalah Ibrohim,sedangkan wama walada adalah
keturunan-keturunan Ibrohim.
- Pendapat
yang ketiga yaitu walid artinya adalah Ibrohim dan walad
artinya ismail,karena kedua-duanya tinggal di Mekkah
- Pendapat
yang keempat yaitu ini pendapatnya Ikrimah seorang Tabi’in,walid
artinya orang tua(termasuk kita) dan walad artinya semua anak
(termasuk kita).
- Pendapat
yang terakhir,ada yang berpendapat walid wama walad artinya orang
yang bisa memiliki keturunan,wama walada, ‘ma’ disini
diartikan tidak,berarti tidak memiliki keturunan(mandul).
Baca juga: Khutbah Jum’at: Filosofi Nyamuk Bagi Kehidupan
Ayat 4 : Laqod kholaqnal insana fii kabad
Maka mana jawab sumpah ini,sesuatu yang ingin disampaikan
Allah sehingga menggunakan qosam(sumpah),adalah kalimat ‘laqod
kholaqnal insana fii kabad’(sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam kondisi susah dan payah).Berarti statement ini adalah statement yang
sangat penting karena menggunakan sumpah,juga menggunakan ‘la’ ada
tauhid,kemudian ada ‘qod’ memiliki makna tauhid(sungguh-sungguh/benar-benar)kami
telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah,dan tujuannya adalah agar
kita memiliki perhatian terhadap masalah ini,bahwa manusia diciptakan oleh
Allah itu harus susah payah,dalam masalah menghadapi dunia ini,yaitu untuk beribadah,maka
dalam beribadah dan beriman itu banyak susah payahnya.Jadi,mempertahankan
eksistensi keimanan kita juga berat dan susah payah,banyak rintangannya.Oleh
karena itu,kita harus menjadikan dunia ini untuk bersusah payah untuk mencari
kebahagiaan diakhirat.Kemudian ‘kabad’ ini memiliki makna yang lain,hati
yang berani,manusia diciptakan oleh Allah memiliki hati yang berani berbuat
maksiat,keras hatinya.
Ayat 5 : ayahsabu alayyaqdiro ‘alaihi ahad
(Apakah dia mengira bahwa tidak ada orang yang menguasainya,apakah
manusia itu mengira bahwa sekali-kali tidak ada seorang pun yang berkuasa atas
dirinya).Ini adalah manusia yang sombong,meyakini tidak ada orang
yang lebih kuat darinya.
Ayat ini ada asbabun nuzui-nya,ada orang kafir
namanya abul assudail aljumai,dia itu bangga dengan kekuatannya,yaitu pernah di
uji coba di sebuah pasar di Mekkah,dia mengambil satu kain di pasar
itu,kemudian dia injak,kemudian dia adakan sayembara,barangsiapa yang dapat
menarik kain ini maka ia akan mendapatkan hadiah darinya,dan tidak ada satu pun
yang dapat menariknya.Sampai kemudian akhirnya damai,kelompok itu bersatu
sebanyak 10 orang yang kemudian menginjak kain itudan ternyata akhirnya yang
kalah adalah kain yang robek.Dan orang ini adalah orang yang memusuhi
Rasulullah SAW.Pernah ada kisah yaitu Rukanah seorang pegulat tangguh yang
pernah menantang Rasulullah,jadi kalau dia menang dia akan masuk islam,tapi
kalau Rasul kalah maka Rasul tidak boleh menyebarkan islam.Sampai ketiga kali
banting tetap dimenangkan Rasulullah,akhirnya Rukanah kalah akhirnya dia masuk
islam.
Walaupun asbabun nuzul-nya kepada abul assudail
aljumail,namun ayat ini ditujukan keseluruh manusia,bahwa manusia dengan
sebesar apapun kekuatannya,tidak boleh menyombongkan diri,contohnya seperti
fir’aun bangga dengan kerajaannya,hancur di tengah lautan.Haman juga hancur di
tengah lautan karena bangga dengan prajuritnya yang begitu besar.Qorun hancur
dengan kekayaannya.jadi,kekuatan apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita
tidak boleh membuat kita kufur kepada Allah SWT.
Ayat 6 : Allah juga mengatakan : yaqulu ahlaqtu maalal
lubada
Mereka mengatakan : “aku telah menghabiskan uangku (untuk
memusuhi Nabi Muhammad).Adalah sindiran Allah dalam ayat ini.
Asababun nuzul-nya adalah
ayat ini turun kepada orang yang masuk islam yang bernama Amir bin Naufal,dia
mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW ketika melakukan sebuah dosa dan meminta
sebuah fatwa, “Ya,Rasulullah!saya telah melakukan maksiat apa yang harus saya
lakukan?”.kemudian kata Rasulullah memerintahkan agar dia membayar kafarat
(membayar sejumlah uang untuk menebus kesalahannya),jadi kafarat ada dalam
islam tetapi hanya pada perbuatan-perbuatan tertentu,misalnya:berhubungan
suami-istri siang hari di bulan Ramadhan,dzihar,ila,sumpah yang tidak
dipenuhi,nazar yang tidak dipenuhi,selain itu harus bertaubat dan ada
hukumannya,lalu Amir bin Naufal menjawab : “kalau seperti ini hartaku habis
hanya untuk membayar kafarat dan infak sejak saya masuk agama
Muhammad”.sehingga penyesalan orang ini dibantah oleh Allah SWT padahal yang
dikeluarkannya tidak banyak,sedangkan yang diberikan Allah kepadanya jauh lebih
banyak dari pada pemberiannya.Maka ayat selanjutnya:
Ayat 7 : ayyahsabu allam yarohuu ahad
(Ia mengira bahwa tidak ada yang melihatnya)
Ia mengira bahwa kata-kata riya itu tidak ada yang
melihatnya padahal Allah SWT tahu seberapa besar uang yang digunakan untuk
membayar kafarat dan nafkah itu sebenarnya sedikit,tapi dia mengira itu banyak.
(Kemudian lubada itu artinya jamak jadi artinya
begitu banyak ia keluarkan hartanya).
Apakah ia mengira bahwa tidak satupun orang yang
melihatnya padahal Allah SWT melihat itu semuanya.Termasuk ayat ini maknanya
adalah Apakah mereka mengira bahwa Allah SWT tidak akan menanyakan hartanya
pada hari kiamat dari mana dia dapat dan kemana dia infaqkan,menurut Qotadah
seorang tabi’in.Maknanya diantaranya ini adalah kondisi orang-orang yang
tidak beriman dimana ia tidak meyakini bahwa apa yang ia kerjakan itu dilihat
oleh Allah SWT.Maka kesombongan-kesombongan mereka dibantah oleh Allah SWT
dengan menghadirkan kenikmatan-kenikmatan lebih besar daripada itu,maka pada
episode yang kedua Allah SWT menyebutkan nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT
kepadanya.Jadi,kondisi orang-orang kafir tadi kemudian dibantah oleh Allah SWT
dengan ayat ke-8.
Ayat 8 : alam naj’allahu ainain
(Bukankah kami telah menjadikan untukmu sepasang mata)
Artinya kalau mereka tidak mempunyai mata,tak mungkin
mereka kaya,menjadi kuat,jadi harus ingat terhadap apa yang diberikan
oleh Allah,karena mata ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk
meraih itu semua.Dan dengan mata ini pula kita bisa melihat suasana
alam,mentadaburi ayat-ayat Allah,bisa membaca Al-Qur’an.
Ayat 9 : wa lisanaw wa syafatain
(dan lidah dan sepasang bibir)
Lidah yang digunakan untuk berkata-kata,ini juga nikmat
yang besar,karena lidah dia bisa berdagang,dia kuat karena lidah,maka lidah
harus dijaga,jangan mengucapkan sesuatu yang bohong,tidak berguna,menentang
ajaran Allah.Wa syafatain (dua bibir) gunanya adalah untuk menutupi
rongganya,kalau mulut tidak ada bibirnya jadi jelek.Maka ketiga hal ini harus
dijaga;mata,lidah,bibir harus kita jaga,semua ini adalah bentuk-bentuk
keindahan kita.Maka kita tidak boleh menggunakannya untuk berbuat maksiat
kepada Allah SWT.Setelah diingatkan oleh Allah atas nikmat-Nya kemudian Alla
menunjukan dengan ayat berikutnya.
Ayat 10 : wa hadainahun najdain
(dan kami telah menunjukan kepadanya dua
jalan(kebaikan dan keburukan))
Disinilah Allah memberikan pilihan kepada kita,sehingga
tidak ada alasan ketika kita melakukan keburukan itu adalah suatu takdir
Allah,karena kita melakukan keburukan adalah karena pilihan kita bukan karena
Allah memaksa kita,semua yang ada di depan kita adalah pilihan,maka hidup kita
adalah pilihan,maka ketika kafir pun ia sudah mendapatkan pilihan mau muslim
atau kafir,kalau dia kufur dia tidak mau memilih jalan kebaikan,kalau dia pilih
muslim maka ia memilih jalan kebaikan.Bahkan ketika di alam roh pun kita sudah
ditawarkan pilihan oleh Allah SWT untuk memilih ….Alastu birobbikum (bukankah
Aku Tuhan kalian) kalau kita mengakui tidak mengatakan ‘Bala’ (ya,…Engkaulah
Tuhanku) maka dia tidak bisa atau mati sebelum lahir,tapi karena semua yang
lahir itu mengatakan ‘Bala’(ya,…Engkaulah Tuhankau)maka ia lahir dalam
kondisi fitrah atau muslim.Kalau ada orang yang kufur kalau tidak mempunyai
tawaran maka ia diampuni oleh Allah SWT.Seperti orang-orang yang tidak beriman
tidak ada utusan kepada mereka,tidak ada Rasul menyampaikan islam kepada
mereka,kata para ulama aqidah mengatakan mereka semua berada di dalam masyiah
Allah kehendak Allah nanti di akhirat,kalau Allah berkehendak,Allah akan
memberikan nikmat kepadanya,kalau Allah berkehendak menyiksa,Allah akan
menyiksa dirinya.Jadi orang-orang yang tidak pernah mendengar islam sama
sekali,tidak memiliki pilihan untuk masuk islam maka mereka berada dalam
kehendak Allah.Di zaman sekarang semua sudah disampaikan lewat media-media yang
ada,Allah berfirman : “Kami tidak memberikan azab ,menyiksa suatu kaum sampai
kami mengutus kepada mereka Rasul,ayat ini memberikan kesimpulan kepada ulama aqidah
bahwa seseorang yang belum pernah mendengar islam maka ia tidak di azab oleh
Allah.Maka ayat ini berisi pilihan,kemudian ketika kita disuruh memilih kedua
jalan itu maka memberikan sayangnya kepada kita,dengan menunjukan jalan
kebaikan dan keburukan.
Baca juga: Khotbah Jumat: Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu