Tafsir Surah al Qori’ah

 


Surat ini tergolong surat Makkiyyah, sebagaimana dalil yang dikatakan oleh Ibnu Abbas.(1) Surat ini dinamakan dengan surat (اَلْقَارِعَةُ) dan tidak pernah dijumpai pemberian nama selain dari nama ini. Dinamakan surat al-Qori’ah karena surat ini dimulai dengan kalimat (اَلْقَارِعَةُ . مَا الْقَارِعَةُ).

Ketahuilah bahwasanya Al Qori’ah merupakan salah satu nama kiamat sebagaimana kiamat juga dinamakan Al Haqqoh dan Al Ghosiyah.

Kenapa dinamakan demikian? Karena pada saat itu hati begitu gelisah karena terkejut (takut). Kemudian Allah berfirman,’Apa itu Al Qori’ah’? Konteks kalimat ini dalam konteks kalimat tanya. Para ulama mengatakan bahwa setiap konteks kalimat seperti ini menunjukkan sangat besar dan ngerinya perkara yang disebutkan.

Pada ayat selanjutnya Allah berfirman (yang artinya), ’Pada hari itu manusia adalah seperti firosy yang bertebaran’.

 

Apa itu firosy?

Para ulama mengatakan bahwa firosy adalah binatang kecil yang beterbangan.

Tatkala ada cahaya pada malam hari binatang itu saling berdesakan dan berebutan. Binatang ini penglihatannya begitu lemah sehingga tidak tahu arah dan tujuan. Itulah gambaran keadaan manusia tatkala hari kiamat, tatkala bangkit dari kuburnya. Manusia sangat bingung, berdesak-desakan tanpa tahu arah dan tujuan.

Kemudian bagaimana keadaan gunung-gunung yang terpancang begitu kokohnya di bumi ini? Allah berfirman mengenai hal tersebut, ”dan gunung-gunung adalah seperti ’ihni yang dihambur-hamburkan”.

Para ulama mengatakan bahwasanya ’ihni di situ adalah bulu domba (shuf). Ada pula yang mengatakan bahwa ’ihni adalah kapas. Jadi ’ihni adalah suatu benda yang sangat ringan. Yang apabila diletakkan pada tangan, bulu (kapas) akan berhamburan tidak karuan. Itulah keadaan bumi pada hari kiamat nanti. Gunung-gunung akan hancur luluh sebagaimana dijelaskan pada firman Allah lainnya,

وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا (5) فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا (6)

”Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.” (QS. Al Waqi’ah [56] : 5-6)

 

Kemudian pada hari kiamat nanti Allah akan membagi manusia menjadi dua golongan.

Yang pertama adalah : yang berat timbangannya, maksudnya adalah berat timbangan kebaikan daripada kejelekannya.

Yang kedua adalah : yang ringan timbangannya, maksudnya adalah berat timbangan kejelekannya daripada kebaikannya.

Untuk golongan pertama, Allah menjanjikan kepada mereka ’berada dalam kehidupan yang diridhoi’. Masya Allah!! Semoga Allah memudahkan kita termasuk golongan yang pertama ini. Itulah balasan bagi orang yang beriman dan beramal sholih. Allah menjanjikan bagi mereka kehidupan yang menyenangkan, tidak ada kesusahan, tidak ada lagi kesedihan dan rasa takut. Semua akan mendapatkan ketenangan di dalamnya yaitu hidup di surga yang kekal.

 

Sedangkan golongan kedua adalah golongan yang sangat menyedihkan kehidupannya. Semoga Allah menjauhkan kita darinya. Di mana golongan ini adalah golongan yang ringan timbangan kebaikannya. Dan di sini ada dua kemungkinan, bisa saja orang kafir yang tidak punya kebaikan sama sekali dan orang muslim yang lebih banyak kejelakan daripada kebaikannya. Na’udzu billahi min dzalik.

Bagaimana kondisi golongan yang kedua ini? Allah berfirman,

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9)

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.”

 

Apa yang dimaksud ummu dalam ayat tersebut? Ada dua tafsiran mengenai hal tersebut. Sebagian ulama menafsirkan ummu adalah tempat kembali. Padahal ummu secara bahasa berarti ibu. Kenapa disebut demikian? Karena tempat kembali seseorang adalah ibunya. Tatkala nangis pasti akan menuju ke ibunya agar redah.

 

Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa ummu adalah otak kepala. Maksudnya adalah seseorang akan dilemparkan di neraka dengan otaknya (kepalanya). Nas’alullahas salamah (kita memohon kepada Allah keselamatan dari hal itu). Makna keduanya bisa kita gunakan.

 

Kemudian apa itu Hawiyah? (Yaitu) api yang sangat panas. Dan ingatlah panasnya api neraka tidaklah sama dengan api di dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”

Panas api kalian di dunia hanya 1/70 bagian dari panas api jahannam.” (HR. Bukhari).

Masya Allah!! Berarti sangat dahsyat sekali siksaan di dalamnya.

 

Lihatlah di sini Allah menyebut mizan (timbangan). Di akhirat kelak Allah, setiap orang bersama dengan amalan dan catatan amalnya akan ditimbang pada satu timbangan. Namun ingat walaupun di sini dikatakan yang ditimbang adalah orangnya dan amalan serta kitabnya, bukan berarti orang yang gemuk, timbangannnya akan menjadi berat.

 

Terdapat dalam hadits bahwa datang seorang laki-laki yang besar badannya pada hari kiamat. Di sisi Allah, tidaklah satu lengan tangannya dapat   mengganti berat dosa-dosanya yang menumpuk.
Kemudian dikatakan dalam hadits lainnya bahwa bekas nampan memberi orang minum lebih berat dari gunung Uhud. Masya Allah.

 

Baca juga: Khutbah Jumat; Keutamaan Bulan Rajab


FAEDAH SURAT

Surat ini memiliki beberapa faedah yang sangat agung, di antaranya:

1. Al-Qori’ah termasuk salah satu nama hari kiamat. Hari kiamat mempunyai banyak nama, di antaranya adalah as-Saa’ah, al-Waqi’ah, ath-Thomah. Dan setiap nama mengandung arti khusus. Dinamakan dengan al-Waqi’ah karena untuk menetapkan kejadiannya, dan benar-benar akan terjadi; dinamakan ath-Thomah karena malapetaka yang dahsyat lagi pahit akan tiba; dinamakan al-Aazifah karena waktunya sudah dekat, begitu seterusnya.

 

2. Kemuliaan hari ini. Ada dua sebab mengapa Alloh memuliakan hari ini: a. Sesuatu yang bersifat sangat mengerikan mempunyai banyak nama, sebagaimana dikatakan oleh Amirul Mu’minin Ali bin Abi Tholib : “Banyaknya nama menunjukkan atas agungnya yang diberi nama” . (4) b. Yang kedua. Alloh mengulangi kalimat (اَلْقَارِعَةُ) sebanyak tiga kali karena agungnya hari kiamat. Yaitu dengan habisnya alam dunia menuju alam akhirat.

 

1.    Penjelasan tentang kejadian hari kiamat. Dalam surat ini terdapat sebagian kabar tentang kejadian hari kiamat untuk menakut-nakuti manusia dengan perkara yang benar-benar akan terjadi dan tidak mungkin mustahil. Agar mereka banyak beramal sholih dan menyelamatkan diri dari adzab yang pedih pada hari yang sulit, hari di mana manusia akan menyesal lagi rugi, kecuali orang yang dirohmati Alloh.

 

4. Timbangan amal pada hari kiamat. Termasuk dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani adanya timbangan amal pada hari kiamat kelak. Alloh berfirman:

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat. Maka tiadalah seseorang itu dirugikan barang sedikit pun. Jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. al-Anbiya’ [21]: 47)

Sungguh, para kelompok pengagung akal telah mengingkari hal ini, di antaranya Mu’tazilah. Mereka mengatakan timbangan adalah kiasan dari keadilan. Akidah ini sangat bertentangan dengan dalil-dalil yang jelas dari al-Qur‘an maupun dari as-Sunnah.

 

5. Kebahagiaan bagi orang yang berat timbangan amal baiknya. Alloh berfirman:

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. (QS. al-Mu‘minun [23]: 102)

Balasan bagi orang yang baik adalah kebaikan pula, mereka akan masuk surga dan kekal di dalamnya, tidak ada rasa lelah di dalamnya—semoga Alloh menjadikan kita termasuk darinya. Alloh berfirman:

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Robbmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. al-Fajr [89]: 27-30)

 

6. Kerugian bagi orang yang ringan timbangan amal baiknya. Kerugian besar pada hari kiamat adalah bagi orang yang amal jeleknya lebih besar daripada amal baiknya. Inilah kerugian yang nyata. Alloh berfirman:

Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. (QS. al-Mu‘minun [23]: 103)

 

7. Penjelasan tentang sifat-sifat neraka. Api neraka adalah api yang menyala-nyala lagi panas, bahan bakarnya manusia dan batu. Alloh berfirman tentang sifat neraka:

Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (QS. al-Waqi’ah [56]: 42-44)

 

Rosululloh bersabda:

هُرَيْرَةَ a أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ n قَالَ : نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً . قَالَ : فُضِّلَتْ عَلَيْهِنَّ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا ، كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا

Dari Abu Huroiroh berkata, Rosululloh bersabda: “Api kalian (di dunia) adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka.” Abu Huroiroh berkata: ‘Sungguh telah cukup.’ Nabi bersabda: “Dilebihkan darinya enam puluh sembilan bagian, yang semuanya seperti panasnya.” (HR. Bukhori 3265)

 

8. Gunung-gunung dalam kehidupan dunia bermacammacam karena perbedaan materi-materi yang dikandung oleh bebatuannya. Jika materinya besi, maka warna dominannya adalah merah; jika materinya batubara, maka warna dominannya hitam; jika materinya perunggu, maka gunung tersebut berwarna kehijau-hijauan; dan seterusnya.


Kita memohon kepada Alloh agar dijauhkan dari apinya.

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama