Tafsir Surah Al Qadr

 


إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

 

Surah Al-Qadr adalah salah satu surah makkiyah menurut kebanyakan ahli tafsir.

Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhaan: 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta ‘ala: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur’an dapat memiliki tiga arti yakni:

  1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami
  2. Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An’am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat
  3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra’d ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)

4.    Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta ‘ala.

5.    Malam ketetapan, karena pada saat itu ditentukan ajal, rezki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4). Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?” Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan.”

 

Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhu- berkata:

“Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”

 

Beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, doa dsb sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan. Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar(QS. Al-Qadr: 5)

 

Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam tersebut. Beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)

Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).

 

Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan.

 

Adapun qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, shalat tahajjud, membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, doa, istighfar dan taubat kepada Allah Ta ‘ala. Beberapa pelajaran dari surat Al-Qadr:

1. Keutamaan Al-Qur’anul Karim serta ketinggian nilainya, dan bahwa ia diturunkan pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan).

2. Keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar, dan bahwa ia menyamai seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya.

3. Anjuran untuk mengisi kesempatan-kesempatan baik seperti malam yang mulia ini dengan berbagai amal shalih.

 

Siapapun dari kita , apapun profesi dan pangkat kita baik miskin maupun kaya, sebagai umatnya Nabi Muhammad saw kita punya kesempatan yang sama untuk menggapai Lailatul Qadar, Jika Allah telah memilih kita untuk berjumpa dengan Lailatul qadr maka sungguh suatu peristiwa yang sangat luar biasa dan keberuntungan bagi kita.

 

Kenapa Allah merahasiakan Lailatul Qadr?

Hal ini semata mata agar kita memiliki semangat ibadah dan memperbanyak membaca Alquran, Sholat Tahajut, Dzikir serta ibadah ibadah lainnya. Dengan memperbanyak ibadah kepada Allah akan semakin dekatlah kita dengan Allah dan akan menambah kecintaan kita dengan Allah, bagaimana kita akan dipilh Allah untuk menjumpai Lailatul qadr kalau tidak ada kesungguhan dalam diri kita untuk memperbanyak ibadah dan terlalu disibukkan oleh segala urusan dunia.

 

Keutamaan-keutamaan Laitul Qadr

Keutamaan-keutamaan Laitul Qadr berdasarkan surat al-Qadr adalah sebagai berikut:

  1. Bahwasanya Al Qur’an diturunkan Allah pada malam tersebut , agar manusia dapat mengambil petunjuk untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
  2. Dalam ayat yang kedua Surat Al qadar Alloh memberikan sebuah pertanyaan yang artinya Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?hal ini Menunjukkan kebesaran dan keagungan malam tersebut.
  3. Pada malam itu lebih baik daripada seribu bulan dalam hal kemuliaan dan keutamaannya dalam beribadah kepada Allah
  4. Pada malam itu para malaikat turun, dengan membawa kebaikan, keberkahan dan rahmat bagi penduduk bumi
  5. Pada Malam itu penuh dengan keselamatan karena banyak orang yang diselamatkan oleh Allah dari siksa dan adzab disebabkan mereka melakukan berbagai macam ketaatan kepada Allah di malam itu hingga pagi/fajar.

 

Tentang waktu Lailatul qadr para ulama sepakat bahwa Lailatul Qadr tidak terjadi pada malam tertentu secara khusus dalam setiap tahunnya, namun berubah-ubah dan berpindah-pindah. Mungkin pada suatu tahun terjadi pada malam dua puluh tujuh dan pada tahun yang lain terjadi pada malam dua puluh lima, dan demikian seterusnya sesuai dengan kehendak Allah swt dan hikmah-Nya. hal Ini ditunjukkan dalam sebuah Hadist Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam  Bukhori yang berbunyi, Carilah Lailatul Qadar pada sembilan terakhir, atau tujuh terakhir, atau lima terakhir. (HR. al-Bukhari).

 

Dan kebanyakan dari umat Nabi Muhammad saw intensitas ibadah menjelang akhir Ramdhan makin menurun dan makin disibukkan dengan keperluan persiapan menjelang lebaran/Idul Fitri , Ibadah sudah tidak fokus dan khusu’ yang ada dalam benaknya bagaimana nanti mudik, membeli baju baru untuk keluarga, mempersiapkan makan dan lain lain .  Karena kesuksesan ibadah Ramadhan kita adalah nanti ketika kita memasuki bulan syawal, jika Ramadhan kita gemar membaca Al Qur’an maka memasuki bulan syawal kita akan semakin rajin membaca Al Qur’an , Jika di bulan Ramadhan kita gemar bersodaqoh maka di bulan syawalpun kita akan semakin rajin bersadaqoh dan Alloh akan memberikan Predikat kepada kita “Laallakum Tattakun ” sebagai hamba Allah yang bertaqwa itulah tujuan dari pada ibadah kita di bulan Ramadhan mencetak kita sebagai Hamba hamba Alloh yang bertaqwa.

 

Bagaimana kiat-kiat kita untuk menggapai Lailatul Qadr?

  1. Menjaga Puasa kita dari hal hal yang dapat merusak ibadah puasa seperti menjaga lisan kita dari dusta, ghibah , namimah dan hasud, dan menjaga seluruh anggota tubuh kita dari hal yang diharamkan Allah,
  2. Memperbanyak membaca alquran sebagai sarana komunikasi kita dengan Allah,
  3. Menghidupkan sholat malam baik Sholat Taraweh maupun Tahajut sebagai sarana kita mendekatkan diri kepada Allah,
  4. Perbanyak Dzikir dan berdoa kepada Alloh dengan sungguh-sungguh,
  5. Melakukan I’tikaf sekuat tenaga ini yang dilakukan Rasululloh saw menjelang 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.

 

Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW:  “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).” (HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105)

 

Doa yang penuh berkah ini memiliki kandungan makna yang agung, indikasi yang mendalam, manfaat dan pengaruh yang besar serta sangat selaras dengan malam yang mulia ini. (Bagaimana tidak?) Bukankah pada malam tersebut akan di rinci segala urusan yang penuh hikmah, yaitu segala amalan para hamba ditentukan untuk setahun yang akan datang hingga malam Al Qadr berikutnya. Maka barang siapa yang diberi rezeki pada malam itu berupa perlindungan dan pengampunan dari Rabb-nya pada malam tersebut, maka sungguh dirinya telah beruntung dan mendapatkan laba yang teramat besar. Barang siapa yang diberikan perlindungan di dunia dan akhirat, sungguh dirinya telah memperoleh seluruh kebaikan, karena tidak ada yang setara dengan perlindungan dari Allah.

 

Beberapa tanda lailatul qadar

Menurut Hadist ada beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar akan datang. Beberapa tanda tersebut bisa diketahui sebagai berikut:

 

1. Bulan Berada di Posisi Separuh Lingkaran

Abu Hurairoh radliyallahu'anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam, beliau berkata :

"Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan." (HR. Muslim)

 

2. Udara dan Suasana Menjedi tenang dan Hening Seketika

Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:

"Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah" (Hadist hasan)

 

3. Suasana Malam ketika Itu terasa sejuk dan nyaman

"Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

 

4. Keesokan Harinya Matahari tidak bersinar Kuat

Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:

"Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan" (HR Muslim)

Beberapa tanda tanda orang yang mendapat lailatul qadar

 

Tanda tanda berikut ini hanya merupakan pendapat karena penulis belum menemukan landasan dari alqur’an maupun hadisnya:

Pertama, dia senantiasa ingin berusaha menjadi yang terbaik di mata Allah maupun kepada manusia. Selalu mengerjakan yang terbaik di mata Allah,"

Kedua, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar, dalam beribadah selalu merasa kurang. Padahal ibadah wajib, seperti salat dan puasa serta ibadah sunah seperti tahajud dan tarawihnya tidak pernah absen.

Ketiga, bila sehari-harinya dia bertemu dengan siapa pun baik atasan atau bawahan, dia senantiasa menjadi orang yang biasa-biasa saja.

 

Kemudian orang yang mendapat berkah Lailatul Qadar ini lebih bercahaya wajahnya dan enak dipandang. Namun tanda ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang dekat kepada Allah.

"Bercahayanya bukan seperti sering facial ya, jangan diartikan seperti itu. dalam arti wajahnya mencerminkan hati yang sejuk, jika dia bicara menyejukkan hati orang-orang yang mendengarnya,"

 

Dan orang yang mendapat lailatul qodar akan mengalami peristiwa spiritual, sensasi spiritual yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata. Pengalaman spiritual sifatnya pribadi dan pastinya akan sangat membekas di hatinya sehingga bertambah kuatlah keimanannya bertambah baik perilakunya karena orang yang beriman pastilah juga beramal shaleh. Artinya adalah ibadah-ibadah yang dilakukannya akan tercermin dari perilakunya sehari-hari seperti senang sedekah, mampu mengendalikan diri, dan lebih toleran pada seluruh manusia apapun agama, suku dan golongan.

 

Amalan-amalan yang  dianjurkan untuk menyambut lailatul qadar:

Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan : " Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).

 

Syeikh Hani Hilmi menyebutkan beberapa amalan yang dilakukan pada sepuluh malam terakhir dari Ramadhan, diantaranya :

 

1.Tidak tidur di malam-malam yang sepuluh itu

Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghidupkan malam-malam yang sepuluh ini dengan melakukan shalat tahajjud.

 

2.Membantu keluarga untuk beramal shaleh

Didalam hadits Abu Dzar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallammelaksanakan shalat malam bersama mereka (kaum muslimin) pada malam 23 dan 25. Disebutkan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengajak keluarga dan istri-istrinya pada malam 27 secara khusus. Hal ini menunjukkan kesungguhan beliau membangunkan mereka di hari-hari ganjil yang diharapkan terjadi didalamnya Lailatul Qodr

Sofyan Tsauriy mengatakan,”Aku menginginkan jika telah masuk sepuluh hari terakhir melaksanakan shalat malam dan bertahajjud didalam serta membangunkan keluarga dan anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka sanggup melaksanakannya.”

 

3.Memperbanyak doa di malam-malam itu

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu. Aisyah berkata; “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?”, beliau menjawab: “Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ANNA” (ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema’af mencintai kema’afan, maka ma’afkanlah daku).” (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)

Sofyan Tsauriy berkata,”Berdoa di malam itu lebih aku sukai daripada melaksanakan shalat. Dan jika dia membaca maka dia berdoa dan berharap kepada Allah didalam doanya yang barangkali Dia swt menyetujui permintaannya. Memperbanyak doa lebih utama daripada melaksanakan shalat yang tidak diperbanyak doa didalamnya namun jika dia membaca lalu berdoa maka itu baik.”

 

4.Mensucikan yang lahir dan batin

Para salafusshaleh dahulu menganjurkan untuk mandi di setiap malam dari malam-malam yang sepuluh akhir Ramadhan. diantara mereka ada yang mandi dan menggunakan wangi-wangian di malam-malam yang diharapkan terjadinya Lailatul Qodr didalamnya. Tidak sepatutnya bagi seorang yang bermunajat kepada Sang Penguasa (Allah swt) didalam khalwatnya kecuali dia telah menghiasi keadaan lahir dan batinnya.

 

5.Malamnya seperti siangnya yang tidak melalaikannya

Sebagian para salafusshaleh berpendapat bahwa kesungguhan di (malam) Lailatul Qodr adalah juga seperti kesungguhan di siang harinya dengan senantiasa bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh.

Imam Syafi’i berkata,”Dianjurkan agar kesungguhannya di siang hari seperti kesungguhannya di malamnya.” Hal ini menunjukkan anjuran bersungguh-sungguh di setiap waktu dari sepuluh malam terakhir baik di siang maupun malam harinya.Seperti Halnya saat siang hari saat ber puasa.

 

6.Ikhlas dalam beribadah

Diantara ibadah yang paling mulia yang mendekatkan dirinya kepada Allah swt pada waktu ini adalah tabattul (Fokus dalam beribadah kepada Allah)

Artinya : ‘Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh konsentrasi. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung.” (QS. Al Muzammil 8 – 9), artinya mengosongkan hatinya hanya untuk-Nya, meninggalkan debat, obrolan, ikhtilath yang tercela, mematikan HP, berbagai kesibukan dan hendaklah anda menyendiri dan berhias dengan munajat kepada Tuhanmu, berzikir dan berdoa kepada-Nya.

 

7.Mensensitifkan hati

Cermatilah senantiasa niatmu karena niat seseorang lebih baik daripada amalnya, maka introspeksilah.

 

8.Renungkanlah bahwa kedudukanmu adalah sesuai dengan kadar kesungguhanmu

Janganlah kamu tinggalkan satu pintu dari kebaikan kecuali kamu mengetuknya, sesungguhnya variatif didalam amal-amal ketaatan adalah obat dari kejenuhan seseorang.

 

9.Sabar dalam beribadah

Hendaklah kamu bersungguh-sungguh dan berlelah-lelah dengan disertai kesabaran.

 

10.Menyedikitkan Perkataan

Saya menyarankan agar menyedikitkan perkataan-perkataan di saat siang dan malam, hendaklah memperhatikan perkara-perkara ini, hendaklah diam (tidak berbicara) karena sesungguhnya siapa yang diam maka selamat.

 

11.Bersungguh sungguh beribadah

Ingatlah bahwa ini adalah zaman berkompetisi maka janganlah engkau ridho dengan kegagalan. Salah seorang dari mereka mengatakan,”…. Orang-orang telah sukses dengan ampunan, rahmat, pembebasan, pelipatgandaan amal-amal mereka dan mengharapkan surga sedangkan engkau tetap di tempatmu dengan terbelenggu oleh berbagai kesalahan.” Tidak dan tidak mungkin engkau rela, karena itu bersungguh-sungguhlah selalu dengan izin Allah.

 

12.Berbaik sangka kepada Allah

Jika kamu kehilangan sesuatu maka bangunlah dan berusahalah barangkali kamu akan mendapati penggantinya. Sesungguhnya Dia swt menahan pemberian bagi orang buruk sangka terhadap Allah swt. seandainya kamu berbaik sangka terhadap Allah maka amalmu akan semakin baik karena kamu akan mencintai-Nya dengan kecintaan yang dalam. Wahai Allah kami meminta cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu serta cinta setiap amal perbuatan yang mendekatkan kami ke surgamu.”

 

13.Jauhkan ibadah dari riya

Jadikan ibadahmu dalam keadaan sepi yang tidak dilihat kecuali oleh Allah sesungguhnya hal itu dapat mengantarkannya menuju ikhlas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Shalat sunnah seseorang yang tidak dilihat orang lain sama dengan shalat yang disaksikan orang lain dua puluh lima (kali).”

Suatu hari, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW berkisah kepada para sahabat tentang seorang seorang yang saleh dari Bani Israil. Orang tersebut menghabiskan waktunya selama 1.000 bulan  untuk berjihad fi sabilillah. Mendengar kisah itu, para sahabat merasa iri, karena tak bisa memiliki kesempatan untuk beribadah selama itu.

 

Usia umat Nabi Muhammad SAW memang lebih pendek dari umat terdahulu. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah merenungi hal itu. Nabi SAW pun bersedih, karena mustahil umatnya dapat menandingi amal ibadah umat-umat terdahulu.

 

''Dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, Allah SWT lalu mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW,'' ungkap Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadha'il Ramadhan. Menurutnya,  Lailatul Qadar adalah suatu malam karunia Allah yang sangat besar kebaikan dan keberkahannya.

 

Baca juga: Keutamaan Dan Hikmah Qurban


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama