إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ (1)
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak.
(QS. 108:1)
Orang-orang musyrik di Mekah dan Orang-orang munafik di
Madinah mencemooh dan mencaci-maki Nabi sebagai berikut:
A. Pengikut-pengikut Muhammad terdiri dari orang-orang
biasa yang tidak mempunyai kedudukan, kalau agama yang dibawanya itu benar
tentu yang menjadi pengikutnya pengikut-pengikutnya orang-orang mulia yang
berkedudukan di antara mereka. Ucapan ini bukanlah suatu keanehan, karena kaum
Nuh juga dahulu kala telah menyatakan yang demikian kepada nabi Nuh A.S.
sebagaimana firman Allah:
فقال الملأ الذين كفروا
من قومه ما نراك إلا بشرا مثلنا وما نراك اتبعك إلا الذين هم أراذلنا بادي الرأي
وما نرى لكم علينا من فضل بل نظنكم كاذبين
Artinya:
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnnya: "Kami tidak
melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan
kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang
hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu
memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan 'kami yakin bahwa kamu
adalah orang-orang yang dusta". Q.S. Hud: 27.
Sunatullah yang berlaku di antara hamba-hamba-Nya, bahwa mereka yang cepat
menerima panggilan para rasul adalah orang-orang biasa, orang lemah karena
mereka tidak takut kehilangan, karena mereka tidak mempunyai pangkat atau
kedudukan yang ditakuti hilang. Dari itu pertentangan terus-menerus
terjadi antara mereka dengan para rasul, tetapi Allah senantiasa membantu para
rasul Nya dan menunjang dakwah mereka.
Begitulah sikap penduduk Mekah terhadap dakwah Nabi SAW.
pembesar-pembesar dan orang-orang yang berkedudukan tidak mau mengikuti Nabi
karena benci kepada beliau dan terhadap orang-orang biasa yang menjadi pengikut
beliau.
B.
Orang-orang Mekah bila melihat anak-anak Nabi meninggal dunia, mereka berkata,
"Sebutan Muhammad akan lenyap dan dia akan mati punah". Mereka
mengira bahwa kematian itu suatu kekurangan lalu mereka mengejek Nabi dan
berusaha menjauhkan manusia dari Nabi SAW.
C. Orang-orang Mekah bila melihat suatu musibah atau kesulitan yang menimpa
pengikut-pengikut Nabi, mereka bergembira dan bersenang hati serta menunggu
kehancuran mereka dan lenyapnya sebutan mereka, lalu kembalilah kepada mereka
kedudukan mereka yang semula, yang telah diguncangkan oleh agama baru itu.
Maka pada surah itu Allah menyampaikan kepada Rasul-Nya, bahwa tuduhan-tuduhan
yang dilontarkan oleh orang-orang musyrik itu adalah suatu purbasangka yang
tidak ada artinya sama sekali. Namun semua itu adalah untuk membersihkan
jiwa-jiwa yang masih dapat dipengaruhi oleh isyu-isyu tersebut dan untuk
mematahkan tipu daya orang-orang musyrik, agar mereka mengetahui bahwa
perjuangan Nabi SAW., pasti akan menang dan pengikut-pengikut beliau pasti akan
bertambah banyak.
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah memberi
Nabi-Nya nikmat dan anugerah yang tidak dapat dihitung banyaknya dan tidak
dapat dinilai tinggi mutunya, walaupun (orang musyrik) memandang hina dan tidak
menghargai pemberian itu disebabkan kekurangan akal dan pengertian mereka. Pemberian
itu berupa kenabian, agama yang benar, petunjuk-petunjuk dan jalan yang lurus
yang membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
(2)
2 Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.(QS. 108:2)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar
mengerjakan salat dan menyembelih hewan korban karena Allah semata-mata, karena
Dia sajalah yang mendidiknya dan melimpahkan karunia-Nya. Dalam
ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب
العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadatku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam, tiada sekutu
bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". Q.S. (Al An'am): 162-163.
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ
الْأَبْتَرُ (3)
3 Sesungguhnya
orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.(QS. 108:3
Sesudah Allah menghibur dan menggembirakan Rasul-Nya
serta memerintahkan supaya mensyukuri anugerah-anugerah-Nya dan sebagai
kesempurnaan nikmat-Nya, maka Allah menjadikan musuh-musuh Nabi itu hina dan
tidak percaya. Siapa saja yang membenci dan mencaci Nabi akan hilang
pengaruhnya dan tidak ada kebahagiaan baginya di dunia dan di akhirat.
Adapun Nabi dan pengikut-pengikutnya sebutan dan basil perjuangannya akan tetap
jaya sampai Hari Kiamat.
Orang-orang yang mencaci Nabi, bukanlah mereka tidak senang kepada pribadi
Nabi, tetapi yang mereka benci dan tidak senang adalah petunjuk dan hikmah yang
dibawa beliau, karena beliau mencela kebodohan mereka dan mencaci
berhala-berhala yang mereka sembah serta mengajak mereka untuk meninggalkan
penyembahan berhala-berhala itu.
Sungguh Allah telah menepati janji-Nya dengan menghinakan dan menjatuhkan
martabat orang-orang yang mencaci Nabi, sehingga nama mereka hanya diingat
ketika membicarakan orang-orang jahat dan kejahatannya. Adapun
kedudukan Nabi SAW. dan orang-orang yang menerima petunjuk beliau serta nama
harum mereka diangkat setinggi-tingginya oleh Allah sepanjang masa
Baca juga: Sebab datangnya rizki dan berbagai kenikmatan