Taat, Penentu Kekuatan Ummat



Penentu kemenangan dan kekuatan kaum muslimin bukan semata-mata karena kelengkapan persenjataan, banyaknya pengikut, penguasaan teknologi atau ekonomi, tapi terletak pada ketaatan akan perintah Allah.
Sejarah telah membuktikan, yaitu saat penyerahan kunci Jerusalem oleh pendeta kristen, Sophronius, pada tahun 16H (636/637 M) kepada seseorang yang tanda-tandanya telah tertulis di dalam kitab mereka, Umar bin Khathab ra. Dikabarkan bahwa sebulan sebelum kedatangan beberapa pasukan besar yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, Abu Ubaidah dan Amr bin Al-Ash radhiallaahu anhum sampai ke Jerusalem mereka sudah merasa gentar.

Mereka mengirim mata-mata untuk melihat keadaan pasukan Islam. Senjata, perbekalan dan jumlah mereka. Setelah mendapatkan laporan bahwa jumlah pasukan, senjata dan perbekalan pasukan Islam tidak sebanyak yang mereka miliki maka panglima perang mereka merasa yakin masih ada harapan memukul mundur dan mengalahkan tentara Islam.


Tapi pendeta mereka menahan mereka dengan meminta supaya mereka mengirimkan mata-mata lagi untuk melihat apa yang menjadi kebiasaan para Sahabat. Setelah mata-mata tersebut kembali pendeta itu menanyakan, apa yang biasa mereka lakukan di siang hari, dan apa yang selalu mereka lakukan di malam hari.


Mata-mata itu berkata, "Di siang hari mereka mengunjungi khalayak ramai dan menyeru kepada Agama dan Tuhan mereka dan ketika di malam hari mereka berdiri dan bersujud menyembah Tuhan mereka". Pendeta itu mengatakan, "Kalau begitu kita tidak akan mungkin dapat mengalahkan mereka".


"Bagaimana kita tidak dapat mengalahkan mereka, pasukan kita lebih banyak dari mereka, senjata kita lebih baik dari milik mereka", kata panglima perang. "Kalian tidak akan dapat mengalahkan mereka", kata pendeta tersebut. "Adakah cara untuk mengalahkan mereka", tanya panglima perang lagi.


Pendeta tersebut berkata, "Kalian tidak dapat mengalahkan mereka dan itu sudah tertulis di dalam kitab kita bahwa mereka akan menguasai negeri ini kecuali...". "Apa?", tanya panglima perang itu. "Kecuali kalau hati mereka telah cenderung kepada dua perkara, harta benda dunia dan wanita. Dan kita akan uji mereka dengan dua perkara itu", kata sang pendeta itu lagi.


Maka dikirimlah satu utusan ke daerah di mana pasukan Islam bermarkas. Mereka membuat rencana. Di antara perkemahan dan tempat pasukan Islam melakukan sholat mereka tebarkan harta, emas dan intan berlian, sementara itu pasukan nasrani ini juga memajang anak-anak gadis mereka dalam keadaan setengah telanjang agar pasukan Islam tertarik dan menjadi lemah.

Mereka punya makar tetapi Allah SWT juga mempunyai makar. Allah SWT telah mengilhamkan kepada panglima perang Islam untuk memberikan nasihat (targhib) kepada pasukannya. Kemudian Panglima perang pasukan kaum Muslimin hanya menyampaikan satu ayat Al-Qur'an saja, ayat 30 surah An-Nur,"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".


Tidak lebih dari itu. Mereka yang memang dalam kesehariannya sudah mengamalkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an yang menjadi perintah Allah, setelah mendengar apa yang disampaikan oleh pimpinan mereka maka mereka bertambah-tambah lagi menjaga dan melaksanakan perintah Allah ta'ala tersebut.


Sehingga ketika mereka melalui jalan yang telah disebar di atasnya harta benda dan anak-anak gadis telanjang berbaris tidak menyebabkan mereka tergoda.

Maka tatkala dikumpulkan semua pemilik harta dan gadis-gadis pilihan tersebut untuk dimintai keterangan, tidak ada satu hartapun yang telah ditebar hilang dan ketika para gadis itu diminta agar tidak malu mengatakan apakah mereka telah diganggu, dilihat atau bahkan dizinai. Maka mereka berkata, "Kepada siapa sesunguhnya kami dipertontonkan? Apakah mereka itu batu atau apa? Jangankan disentuh atau dipegang, melirik dengan ujung matapun tidak!"

Begitulah keadaan kaum muslimin dahulu. Allah SWT menurunkan pertolongan-Nya bukan karena jumlah mereka banyak, gizi yang cukup, fasilitas lengkap atau persenjataan canggih, tetapi karena mereka melaksanakan perintah Allah SWT.


Segala permasalahan ummat yang ada sekarang ini hanya akan selesai jika setiap kita melaksanakan semua perintah Allah SWT. Dan semua itu berawal dari keimanan bukan karena masalah yang lain. Iman akan didapat hanya dengan mujahadah. Iman akan tersebar hanya dengan Da'wah. Iman akan terjaga hanya dengan bi'ah.


Allah SWT telah menyampaikan bahwa sesungguhnya orang-orang yang bermujahadah bagi mereka pasti dan pasti Kami berikan jalan-jalan hidayah. Jadi. 'Izzah ummat Islam hanya akan kembali apabila tiap kita dan seluruh ummat Islam bergerak. Bergerak sebagaimana "assabiquunal awwaluun" bergerak. Hanya dengan Da'wah dan Jihad.

 

  Baca juga: Khutbah Jum’at: Filosofi Nyamuk Bagi Kehidupan


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama