Ada apa dengan sholat? Milyaran
kaum muslimin melakukan shalat namun shalatnya tidak bisa memberikan manfaat
apa-apa kecuali rasa capek. Umumnya Apa yang kita tau tentang Shalat hanya
sebatas kalau dikerjakan mendapat pahala dan masuk surga kalau di tinggalkan
atau dilalaikan mendapat azab dan masuk neraka. Doktrin ini sudah turun temurun
di ajarkan oleh orang tua kita, ustadz, Tengku yang ada
di Gampong-gampong dan dari buku / kitab lainnya. Namun
sayangnya Doktrin tersebut tidak diimbangi dengan fungsi shalat yang bisa
dirasakan ketika masih di dunia bahkan manfaat shalat bisa di rasakan detik itu
juga. Sehingga shalat menjadi kurang menarik bahkan cenderung menjadi beban
yang mengganggu rutinitas kita sehari-hari. Shalat kita hanya sebatas
menunaikan kewajiban atau karena rasa takut akan dimasukan kedalam neraka.
Ironisnya dengan ancaman yang begitu mengerikan akan
derita di neraka pengajaran shalat menjadi timpang, bahkan tidak pernah
diajarkan bagaimana caranya meraih rasa khusyu, kalaupun pernah porsinya tidak
berimbang. Padahal Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya (Qur’an surat Al-Mu’Minun
Ayat 1-2)
Ayat tersebut menerangkan bahwa yang “beruntung” itu
adalah orang yang beriman dan khusyu dalam shalatnya, hal ini berarti yang
tidak khusyu tidak termasuk orang yang “Beruntung”. Sedemikian besar pentingnya
khusyu namun pengajarannya mendapatkan porsi yang terpinggirkan sehingga fungsi
shalat menjadi bias, kebanyakan Shalat hanya diajarkan dari segi ilmu fiqihnya
yakni tata cara, rukun dan syarat sahnya serta bacaannnya. Dan inipun oleh
beberapa kalangan dijadikan bahan perdebatan yang kemudian berakhir dengan
perpecahan dan permusuhan sesama umat Islam. Shalat bukannya menjadi berkah
namun menjadi ajang konflik, buah mengerjakan Shalat hanya sebatas lega telah
selesai menjalankan kewajiban.
Shalat sesungguhnya sesuatu yang sangat luar biasa, umat
islam yang jeli harus bertanya mengapa shalat di turunkan oleh Allah di tempat
tertinggi di langit ketujuh yakni di sidratul muntaha?,
mengapa tidak diturunkan di dunia ini seperti Al-Qur’an, Injil, Taurat dan
Jabur? Memang hal ini hak Prerogatif Allah SWT mau diturunkan dimanapun juga
tidak akan mengurangi keistimewaan shalat, tetapi tidak semata mata Allah
menurunkannya di Sidratul Muntaha kalau Shalat bukan
suatu perkara yang besar, sesuatu yang istimewa, sesuatu yang luar biasa..Shalat
dipandang biasa biasa saja oleh sebagian besar umat islam bahkan dilalaikan dan
ditinggalkan karena manfaat shalat tidak bisa dirasakan oleh yang
mengerjakannya, bahkan menjadi beban dalam hidupnya.
Ribuan motivator memberikan solusi bagaimana meraih sukses,
bagaimana merubah hidup anda dari keterpurukan menjadi bangkit dan meraih
kebahagiaan, namun hanya beberapa orang yang bisa menerapkannya dengan
konsisten, sisanya kembali kepada keterpurukan, semangatnya mengendur dan
akhirnya hidup dijalani tanpa visi dan misi yang jelas. Istilah hidup
dijalani apa adanya hidup bagaikan air mengalir menjadi tempat
persembunyian orang-orang yang enggan mempersembahkan yang terbaik dalam
hidupnya. Padahal hidup di dunia hanyalah sementara masih ada kehidupan lain
yang lebih panjang di alam akhirat nanti, kalau kita tidak mempersembahkan yang
terbaik dalam hidup kita, maka penyesalan yang tiada akhir akan menunggu di
hari berbangkit dimana hanya amal ketika di dunialah yang bisa memberikan
manfaat.
Berjuta-juta orang di dunia meraih segala cara untuk
memperoleh kebahagiaan hidup, kepuasan batin, kesuksesan bahkan tidak jarang
untuk memperoleh kepuasan manusia mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Banyak
pula diantara Umat islam yang belajar meditasi seperti yoga, reiki dll hanya
untuk memperoleh kepuasan batin, padahal Umat Islam punya sesuatu yang lebih
bisa diandalkan yang lebih dari sekedar meditasi seperti reiki dan yoga yakni
dengan jalan.“Mendirikan Shalat” .
Mendirikan Shalat sangat berbeda dengan mengerjakan Shalat,
mengerjakan Shalat asal dipenuhi syarat rukunnya maka dia telah mengerjakan
Shalat, Mendirikan Shalat itu selain shalatnya dikerjakan dengan benar, penuh
dengan kekhusyuan dan ikhlas, nilai-nilai yang terkandung dalam shalat harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.
Umat Islam pada umumnya asal sudah mengerjakan Shalat
maka selesailah kewajiban, perkara di luar shalat mau maksiat, mau korupsi itu
masalah lain. Padahal cerminan dari nilai nilai shalat dalam kehidupan
sehari-hari merupakan satu paket yang tidak terpisahkan dari “Mendirikan
Shalat”. Akhirnya Shalatnya Umat Islam menjadi tidak berharga dan tidak
bernilai…maka pantas saja nyawa umat islam menjadi nyawa yang paling tidak
berharga di ambon di poso di palestina semua menjadi korban pembantaian.
Shalatnya tidak menjadikan manusia mulia dan sukses melainkan terpuruk , jatuh
dan tertindas, yang miskin semakin miskin tanpa ada perubahan dalam hidupnya.
Islam diidentikan oleh dunia barat dan juga orang-orang yang membenci Islam
sebagai orang-orang yang dekat dengan terorisme, kemiskinan dan keterbelakangan
sementara dunia barat diidentikkan dengan kemoderenan, kemajuan dan kemapanan.
Sering kita bertanya mengapa orang orang barat yang
notabene non muslim hidupnya maju dan berkelimpahan. Dunia barat seakan menjadi
kiblat peradaban modern, sebuah peradaban yang ideal menurut kaca mata manusia.
Sementara umat islam cenderung terbelakang dan lamban.
Kalau kita teliti rahasiah keberhasilan mereka, ternyata
walau mereka tidak mengenal Shalat karena umumnya Non Muslim , mereka
menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Shalat bahkan mereka menerapkan
nilai-nilai syukur. Mereka hidup disiplin, ulet , optimis, tidak mudah putus
asa, mengerjakan sesuatu dengan serius/khusyu dan dengan segenap hati Maka
mereka layak dan pantas menjadi bangsa yang “Maju”, walau majunya masih dalam
tanda kutip karena harus diakui juga kemajuan mereka dalam pembangunan material
tidak diimbangi dengan kemajuan dibidang spiritual terlepas dari apapun agama
dan keyakinan yang mereka anut. Dalam tatanan kehidupan universal semua berlaku
hukum sebab akibat. Tidak lantas Allah dengan begitu saja memberikan kelimpahan
di dunia kepada mereka, mereka bisa maju karena berusaha sekuat tenaga untuk
maju .
Kalau kita mau kembali melihat sejarah peradaban Islam,
Generasi Islam Pertama merupakan generasi unggul yang benar benar mendirikan
Shalatnya sehingga Allah mencurahkan segala keberkahannya dari langit dan bumi
Islam dahulu menjadi kiblat orang-orang barat dalam menuntut ilmu. Kita
mengenal Ibnu Sina sebagai Bapak Kedokteran Modern, Abu Musa Alkhwarizmi penemu
matematika Al-Jabar bahkan nama Al-Khawarizmi ini diabadikan menjadi nama salah
satu ilmu dasar dasar pemrograman komputer yakni Algoritma yang
kata ini diserap dari kata Al-khwarizmi hanya di lidah orang barat Al-khwarizmi
di baca Algorithm.
Hampir di semua bidang keilmuan Islam menjadi rujukan
orang orang barat selama beratus ratus tahun. Ketika di Barat belum ada
Universitas kaum Muslimin sudah memilikinya terlebih dahulu. Islam menjadi
bangsa yang besar dengan peradaban paling maju dan modern dengan wilayah
terbentang luas dari mulai Zazirah arab kemudian ke afrika, eropa dan asia.
Semua di raih karena mereka benar benar mendirikan Shalat serta
mengimplementasikan nilai-nilai shalat dalam kehidupan mereka sehari-hari,
mereka mau maju dan berubah menuju arah yang lebih baik.
So.. What Happen
dengan Indonesia?, Indonesia wilayah daratan dan lautannya luas,
SDM-nya banyak, Sumber daya alam melimpah, suasana kondusif tetapi
mengapa Indonesia kalah maju dengan negara negara lainnya?
. Indonesia yang mayoritas Umat islam dan menjadi negara yang Umat
Islamnya terbesar di Dunia ternyata tidak mampu berbuat banyak. Seharusnya kita
sebagai Umat Islam Indonesia malu dan segera intropeksi diri kemudian
bangkit untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita sehingga bisa melakukan
percepatan diri menuju bangsa yang maju, subur, makmur, tentram, damai, bahagia
dan sejahtera.
Bagaimana Umat islam bangkit?, banyak hal yang harus
dilakukan, banyak hal yang harus dibenahi tetapi mulailah dengan menegakan
pondasinya dulu, yakni dengan jalan “Mendirikan Shalat” bukan “Mengerjakan
Shalat”. Karena buah dari mendirikan Shalat akan terpancar segala kebaikan,
ahlak yang baik, etos kerja meningkat, kedisiplinan yang tinggi, semangat yang
tak kunjung padam di topang keikhlasan dan ketawakalan menjadikan power yang
luar biasa mendobrak kebekuan menuju perubahan yang lebih baik.
Orang-orang yang benar-benar mendirikan Shalatnya, setiap
gerak langkah dan ucapannya senantiasa di jiwai oleh nilai-nilai Shalat, maka
tidak heran kalau Allah menganugrahi kekuatan ruhiyyah yang
Kata-katanya sanggup mempengaruhi dan menggerakan umat untuk berubah menuju
kearah kebaikan.
Oleh karena itu Indonesia hanya butuh 1% saja
orang-orang yang benar-benar mendirikan Shalat untuk menjadi bangsa yang maju.
Jika penduduk Indonesia kurang lebih 250.000.000, artinya 1% dari penduduk itu =
2.500.000, jika yang 2.5 juta ini benar benar mendirikan shalat dan diberikan
anugrah oleh Allah SWT berupa kekuatan Ruhiyyah yang kata katanya sanggup
mempengaruhi dan menggerakan umat, maka jika yang 2.5 juta ini sanggup
mempengaruhi 1 orang saja dalam 1 tahun untuk benar benar mendirikan Shalat
maka dalam 1 tahun jumlah orang yang benar benar mendirikan shalatnya menjadi 2
kali lipat yakni sebesar 5 juta, tahun ke-dua menjadi 10 juta, tahun ke-tiga
menjadi 20 juta, tahun ke-empat menjadi 40 juta, tahun ke-lima menjadi 80 juta,
tahun ke-6 menjadi 160 juta, dan tahun ketujuh jumlahnya sudah melebihi 250
juta artinya akan berimbas ke negara lain untuk mengikuti langkah yang sama.
Kurang dari 10 tahun bangsa Indonesia akan mempunyai modal yang kuat untuk menjadi
bangsa yang maju dan 10 tahun kemudian setelah SDM nya terbentuk menjadi SDM
yang benar benar mendirikn Shalat bukan mustahil bangsa Indonesia akan menjadi
bangsa termaju di dunia karena keberkahan Allah SWT di limpahkan dari langit
dan bumi sebagai balasan bagi orang-orang yang bersyukur.
Manfaat Lain dari Sahalat dari sisi
Kesehatan.
Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi
anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur
(gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat
masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi
berbagai jenis penyakit! Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan
salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat
diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah
sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar
telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat:
Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot
lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke
seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran
darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan
perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
e.DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam! ,
yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan
terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini
menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak
mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas
deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi
posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai
turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah
yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
BERIBADAH
secara, kontinyu bukan saja
menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam. PACU
KECERDASAN Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia
menundukkan diri serendah? rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya
sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan
tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini
mengantar manusia pada derajat setinggi? tingginya. Mengapa? Dengan melakukan
gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima
banyak pasokan darah. Pada saat
sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir
maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang
memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu
dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan
dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang
tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset
pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan?gerakan dalam salat mirip
yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk
melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat
dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih
banyak, termasuk jari kaki dan tangan.Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot
tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan
pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot
dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi
lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di
dalamnya.
Masih dalam pose sujud, manfaat lain
bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala
dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus)
berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejang
lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan
dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila,
otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia
justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan
serta mempertahankan organ?organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
PERBAIKI KESUBURAN
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat
bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit
terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel?sel yang rusak dapat segera
tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa
bugar. Gerakan terakhir, yaitu salam dan
menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada ke kencangan kulit wajah.Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang
tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain
dan sakit kepala lainnya.
Baca juga: KHUTBAH JUMAT: Mari Memperjelas Tujuan Hidup