Mengapa Ramadhan dinamakan syahrus shabr dan bagaimana
kita bisa menjadi orang yang Sabar sejak syahrus shabr ini?
Allah SWT memerintahkan kita untuk bersabar. Bahkan kita
diperintah untuk menguatkan kesabaran kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا
وَصَابِرُوا
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu … (QS. Ali Imran : 200)
Pertama, mendapatkan pahala tanpa batas.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ
بِغَيْرِ حِسَابٍ
mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar
: 10)
وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ
Puasa itu setengah sabar (HR. Tirmidzi)
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(QS. Al-Baqarah : 153)
وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al-Anfal : 66)
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ
كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ
سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ
خَيْرًا لَهُ
Tidak seperti yang dikira banyak orang bahwa sabar itu
menerima segala sesuatu dengan rela atau pasrah tanpa perlawanan. Islam
mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga hal:
Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah
Allah SWT meskipun perintah itu berat dan dibenci oleh nafsunya. Seorang mukmin
harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal
yang merintangi; mulai dari kemalasan dan faktor intern lain sampai dengan
cemoohan orang, kebencian musuh Islam, dan faktor ekstern lainnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada
Allah, tetapi ia tidak sabar dalam meninggalkan larangan. Shalat dijalankan
tetapi judi juga tidak bisa ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi ghibah tetap
jalan. Sehingga ada istilah prokem STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan.
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا
الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Inilah makna sabar yang sudah banyak dimaklumi oleh
kebanyakan orang. Meskipun, seringkali orang-orang keliru menggunakan istilah
sabar. Yaitu saat seseorang mendapatkan kesulitan lalu ia pasrah tanpa berusaha
menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya dikatakan sabar. Padahal,
sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak statis tetapi telah
didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal dan upaya untuk senantiasa
mencari solusi atas problematika yang dihadapinya. Saat semua upaya telah
dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka saat itulah sabar bertemu
dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada Allah. Dan sebab itu Allah akan
mengampuni dosa-dosanya.
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ
وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ
يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Baca juga: Apa itu Qanaah?