Diriwayatkan dari Anas ra. ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah saw. : Apabila ada sesuatu dari urusan duniamu, maka kamu lebih tahu
tentang hal itu. Jika ada urusan dienmu, maka akulah tempat kembalinya ( ikuti
aku ). ( H.R Ahmad).
Dirwayatkan dari 'Aisyah ra : Rasulullah saw. telah
bersabda : Barangsiapa melakukan perbuatan yang bukan perintah kami, maka ia
tertolak tidak diterima). Dan dalam riwayat lain: Barangsiapa yang
mengada-adakan dalam perintah kami ini yang bukan dari padanya, maka ia
tertolak. Sementara dalam riwayat lain : Barangsiapa yang berbuat sesuatu
urusan yang lain daripada perintah kami, maka ia tertolak. (HR.Ahmad. Bukhary
dan Abu Dawud).
Kandungan dua hadits shahih di atas menerangkan dengan
jelas dan tegas bahwa segala perbuatan, amalan-amalan yang hubungannya dengan
dien/syari'at terutama dalam masalah ubudiyah wajib menurut panduan dan
petunjuk yang telah digariskan oleh Rasulullah saw. Tidak boleh ditambah
dan/atau dikurangi meskipun menurut fikiran seolah-olah lebih baik.
Diantara cara Setan menggoda ummat Islam ialah membisikkan suatu
tambahan dalam urusan Dien. Sayangnya, perkara ini dianggap soal sepele, enteng
dan remeh. Padahal perbuatan seperti itu adalah merupakan suatu kerusakan yang
amat fatal dan berbahaya.
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, katanya : Bahwa
sesungguhnya Rasulullah saw. berkhutbah kepada manusia pada waktu haji Wada' .
Maka beliau bersabda: Sesungguhnya Setan telah berputus asa ( dalam berusaha ) agar ia
disembah di bumimu ini. Tetapi ia ridha apabila ( bisikannya) ditaati dalam hal
selain itu; yakni suatu amalan yang kamu anggap remeh dari amalan-amalan kamu,
berhati-hatilah kamu sekalian. Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu ,
yang jika kamu berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat
selama-lamanya. Yaitu: Kitab Allah dan sunnah NabiNya. " ( HR. Hakim ).
Dengan demikian dapat difahami bagaimana Rasulullah saw.
mengingatkan kita agar selalu waspada terhadap provokasi setan untuk beramal
dengan menyalahi tuntunan Nabi sekalipun hal itu nampak remeh.
"Diriwayatkan dari Ghudwahaif bin Al-Harits ra: ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah saw. : Setiap suatu kaum mengadakan Bid'ah, pasti saat itu diangkat
(dihilangkan ) sunnah semisalnya. Maka berpegang teguh kepda sunnah itu lebih
baik daripada mengadakan bid'ah "( HR.Ahmad ). Jadi, ketika amalan bid'ah
ditimbulkan betapapun kecilnya, maka pada saat yang sama Sunnah telah
dimusnahkan. Pada akhirnya lama kelamaan yang nampak dalam dien ini hanyalah
perkara bid'ah sedangkan yang Sunnah dan original telah tertutup. Pada saat
itulah ummat Islam akan menjadi lemah dan dikuasai musuh. Insya Allah tak lama
lagi kita akan menyambut kedatangan Ramadhan,dalam bulan yang penuh berkat ini
kita diwajibkan menjalankan ibadah Shaum Ramadhan sebulan penuh , yang mana hal
tersebut merupakan salah satu bagian dari rukun Islam. Karenanya hal tersebut
amat penting.
Berkaitan dengan hal diatas, maka kita harus berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat menunaikan ibadah Shaum ini sesempurna mungkin ,
benar-benar bebas dari bid'ah sesuai dengan panduan yang telah digariskan oleh
Rasulullah saw. Untuk keperluan itulah dalam risalah yang sederhana ini
diterangkan beberapa hal yang berkaitan dengan amaliah shaum Ramadhan, zakat
fithrah, dan Shalat 'Ied berdasarkan Nash-nash yang Shariih ( jelas ).
Dalil - dalil dan kesimpulan dibuat agar mudah difahami
antara hubungan amal dengan dalilnya. Dan -tak ada gading yang tak retak- kata
pepatah, sudah barang tentu risalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk menuju
kesempurnaannya bantuan dari pemakai amat diharapkan. Semoga risalah ini
diterima oleh Allah sebagai Amal Shalih yang bermanfaat terutama di akhirat
nanti.
1. Diriwayatkan dari Umar bin
Khaththab ra. telah bersabda Rasulullah saw:Apabila malam sudah tiba dari arah
sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka
orang yang shaum boleh berbuka. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
2. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa?ad
: Sesungguhnya Nabi saw telahbersabda: Manusia ( ummat Islam ) masih dalam
keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. ( H.R : Al-Bukhary dan
Muslim )
3. Diriwayatakan dari Anas ra., ia
berkata : Rasulullah saw berbuka denganmakan beberapa ruthaab ( kurma basah )
sebelum shalat, kalau tidak ada makadengan kurma kering, kalau tidak ada maka
dengan meneguk air beberapa teguk.( H.R : Abu Daud dan Al-Hakiem )
4. Diriwayatkan dari Salman bin
Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Apabila salah seorang
diantara kamu shaum hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma
hendaklah dengan air, sesungguhnya airitu bersih. ( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi
)
5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar :
Adalah Nabi saw. selesai berbuka Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus
dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah. ( H.R :
Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan )
6. Diriwayatkan dari Anas, ia
berkata : Telah bersabda Rasulullah saw:Apabila makan malam telah disediakan,
maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat
daripada makan malam itu ( yang sudah terhidang ). ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim
)
7. Diriwayatkan dari Anas bin Malik
ra: Sesungguhnya Rasulullah saw.telah bersabda : Makan sahurlah kalian karena
sesungguhnya makan sahur itu berkah.(H.R : Al-Bukhary )
8. Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin
Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw.bersabda :Hendaklah kamu semua makan sahur, karena
sahur adalah makanan yang penuh berkah. ( H.R : An-Nasa'i )
9. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit
t berkata : Kami bersahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk
menunaikan shalat (Shubuh ).saya berkata : Berapa saat jarak antara keduanya (
antara waktu sahur danwaktu Shubuh )?Ia berkata : Selama orang membaca
limapuluh ayat. ( H.R :Al-Bukhary dan Muslim )
10. Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat
Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan
makan sahur. ( H.R : Al-Baihaqi )
11. Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya
janganlah diletakkan hendaklah ia menyelesaikan hajatnya ( makan/ minum sahur )
daripadanya. (H.R :Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem )
12. Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : Shalat telah
di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau bertanya :
Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah ? Beliau r. menjawab : ya, lalu ia
meminumnya. ( H.R Ibnu Jarir )
13. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Adalah Rasulullah
saw.orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan
Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada
bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar
Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan( cepat berbuat kebaikan )
daripada angin yang dikirim.(HR Al-Bukhary )
14. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : Adalah Rasulullah
saw.menggalakkan qiyamullail ( shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa
memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yang shalat
malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka
diampuni baginya dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )
15. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Nabi saw. Apabila memasuki
sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar menghidupkan malam
( untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya ( agar beribadah ) dengan
mengencangkan ikatan sarungnya ( tidak mengumpuli istrinya ). (H.R :Al-Bukhary
dan Muslim )
16. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi saw.
bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan Ramadhan
) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya. ( H.R : Muslim )
17. Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah
bertanya kepada Aisyah ra: Bagaimana shalat malamnya Rasulullah saw di bulan
Ramadhan ? maka ia menjawab : Rasulullah saw tidak pernah shalat malam lebih
dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, caranya :
Beliau shalat empat raka'at jangan tanya baik dan panjangnya, kemudian shalat
lagi empat raka'at jangan ditanya baik dan panjangnya, kemudian shalat tiga
raka?at. ( H.R : Al-Bukhary,Muslim dan lainnya )
18. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
Apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at yang
ringan, kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir. ( H.R : Muslim)
19. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata : Ada seorang laki-laki berdiri
lalu ia berkata : Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam ? Maka
Rasulullah r. menjawab : Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at. Apabila kamu
khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah satu raka'at. ( H.R :Jama'ah)
20. Dari Aisyah ra. ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw shalat di masjid,
lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau ( bermakmum di belakang ),
lalu beliau shalat pada malam kedua dan para sahabat bermakmum dibelakangnya
bertambah banyak, kemudian pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka
berkumpul, maka Rasulullah saw tidak keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari
beliau bersabda : Saya telah tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang
menghalangi aku untuk keluar kepada kalian ( untuk mengimami shalat ) melainkan
aku khawatir shalat malam ini difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan
Ramadhan. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
21. Dari Ubay bin Ka'ab t. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. Shalat witir
dengan membaca : Sabihisma Rabbikal A'la )dan ( Qul ya ayyuhal kafirun) dan
(Qulhu wallahu ahad ). ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah)
22. Diriwayatkan dari Hasan bin Ali t. ia berkata : Rasulullah saw. Telah
mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir : artinya ) Ya Allah berilah aku petunjuk
beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang
sempurna beserta orang yang telah engkau beri kesehatan yang sempurna,
pimpinlah aku beserta orang yang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa
yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang telah Engkau tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan
atas Engkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan
tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung Engkau wahai Rabb
kami dan Maha Tinggi Engkau. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i, At-Tirmidzi dan
Ibnu Majah )
23. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : Barang siapa yang
shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu. (
H.R : Jama'ah )
24. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. Telah
bersabda : berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam
terakhir. H.R : Muslim )
25. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Dinampakkan dalam mimpi
seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka
Rasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, (ditampakkan pada
sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam
ganjil. ( H.R : Muslim )
26. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata kepada
Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui
lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam itu ? Beliau bersabda :
Bacalah artinya ) Yaa Allah sesungguhnya
Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku. (
H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )
27. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw
mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai
beliau diwafatkan oleh Allah Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
28. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
Apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat
i'tikafnya.......... ( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )
29. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
Apabila beri'tikaf , beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku
menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk
memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll... ) ( H.R : Al-Bukhary dan
Muslim )
30. Allah ta'ala berfirman : ( artinya ) Janganlah kalian mencampuri ereka(
istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid. Itulah
batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati... Al-Baqarah : 187 )
31. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah saw: Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali shaum, ia
adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya shaum
itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu shaum janganlah berbuat
keji , jangan berteriak-teriak (pertengkaran), apabila seorang memakinya sedang
ia shaum maka hendaklah ia katakan : " sesungguhnya saya sedang
shaum" . Demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya sungguh bau busuknya
mulut orang yang sedang shaum itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat
daripada kasturi. Dan bagi orang yang shaum ada dua kegembiraan, apabila ia
berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia
gembira karena shaumnya. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
32. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw.
Telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan
amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat ( untuk menerima ) dalam hal
ia meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim ) Maksudnya Allah
tidak merasa perlu memberi pahala shaumnya.
33. Bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada seorang wanita Anshar yang
sering di panggil Ummu Sinan : Apa yang menghalangimu untuk melakukan haji
bersama kami ? Ia menjawab : Keledai yang ada pada kami yang satu dipakai oleh
ayahnya si fulan ( suaminya ) untuk berhaji bersama anaknya sedang yang lain di
pakai untuk memberi minum anak-anak kami. Nabipun bersabda lagi Umrah di bulan Ramadhan sama dengan
mengerjakan haji atau haji bersamaku.
H.R : Muslim)
34. Rasulullah sw. bersabda : Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah
umrah karena umrah di dalamnya ( bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji. ( H.R
: Muslim)
KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa
dalam mengamalkan shaum Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab sbb :
1.
Berbuka apabila
sudah masuk waktu Maghrib. ( dalil : 6 )
Sunnah berbuka adalah sbb :
a. Disegerakan yakni sebelum
melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja,
setelah itu baru melaksanakan shalat.
dalil : 2,3 dan 4 )
b. Tetapi apabila makan malam sudah
dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )
c. Setelah berbuka berdo'a dengan
do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat
dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil : 5 )
2.
Makan sahur. (
dalil : 7 dan 8 )
Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam
mendekati Shubuh. ( dalil 9 dan 10 )
b. Apabila pada tengah makan atau
minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai
selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu
Shubuh. ( dalil 11 dan 12 ) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah
diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.
3.
Lebih bersifat
dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak
membaca al-qur'an ( dalil : 13 )
4.
Menegakkan
shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih
digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir( 20 hb. Sampai akhir Ramadhan).
(dalil : 14,15 dan 16 )
Cara shalat Tarawih adalah :
a. Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )
b. Tidak lebih dari sebelas raka'at
yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat
raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17
)
c. Dibuka dengan dua raka'at yang
ringan. ( dalil : 18 )
d. Bacaan dalam witir : Raka'at
pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua :Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at
ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )
e. Membaca do'a qunut dalam shalat
witir. ( dalil 22 )
5. Berusaha menepati lailatul qadar
pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan
menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah
Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan
26 )
6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh
malam terakhir. ( dalil : 27 ) 7.
Cara i'tikaf :
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk
ke tempat i'tikaf di masjid. (dalil 28 )
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf
kecuali ada keperluan yang mendesak.( dalil : 29 )
a. Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf. ( dalil : 30 )
7.
Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan 34 )
8.
Menjauhi
perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. ( dalil : 31 dan 32)
Baca juga: Khutbah Jumat: Bersyukur Menjadi Umat Nabi Muhammad