Sementara kenyataan bahwa zat dan
waktu merupakan cerapan mengkhawatirkan para materialis, [kenyataan] sebaliknya
berlaku bagi orang beriman. Orang beriman menjadi sangat senang ketika mereka
mencerap rahasia yang ada di balik zat itu, karena kenyataan ini merupakan
kunci semua pertanyaan itu. Dengan kunci ini, semua rahasia dibuka. Orang
menjadi mudah memahami banyak hal yang sebelumnya sulit dipahami.
Seperti yang dikatakan sebelumnya,
pertanyaan tentang kematian, neraka, akhirat, perubahan dimensi, dan pertanyaan
seperti "Di mana Allah?" "Apa yang sebelum Allah?"
"Siapa pencipta Allah?" "Berapa lama kehidupan di alam kubur
berlangsung?" "Di mana surga dan neraka?" dan "Di mana
surga dan neraka saat ini berada?" mudah dijawab. Akan terpahami jenis
tatanan seluruh alam yang diciptakan oleh Allah dari ketiadaan, semakin banyak
semakin begitu. Dengan rahasia ini, pertanyaan "kapan?" dan "di
mana?" menjadi tak berarti karena tiada lagi waktu dan tempat. Bila
ketiadaan ruang dimengerti, akan dipahami bahwa neraka, surga, dan bumi
semuanya itu sebenarnya ada di tempat yang sama. Jika ketiadaan waktu
dimengerti, akan dipahami bahwa segala hal terjadi pada satu kejadian:
ketiadaan itu ditunggu dan waktu tidak berlalu, karena segala sesuatu telah
terjadi dan selesai.
Dengan terselidikinya rahasia ini,
dunia menjadi seperti surga bagi orang beriman. Segala kekhawatiran, kecemasan,
dan ketakutan material yang menyusahkan lenyap. Orang ini mengerti bahwa
segenap alam memiliki kedaulatan tunggal, bahwa Ia mengubah seluruh dunia fisik
sekehendak Dia dan bahwa yang wajib dilakukan oleh manusia adalah kembali
kepada-Nya. Lalu ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah “... supaya
mengabdi kepada-Nya ...” (Surat Aali
‘Imraan, 35)
Memahami rahasia ini merupakan
pahala terbesar di dunia ini.
Dengan rahasia ini, kenyataan lain
yang sangat penting yang disebutkan di Al-Qur'an tersingkap: bahwa "Allah
lebih dekat dengan manusia daripada urat merihnya sendiri". (Surat Qaaf,
16) Sebagaimana yang kita ketahui, urat merih itu di dalam tubuh. Apa yang
dapat lebih dekat dengan seseorang daripada [isi tubuh] di dalamnya? Situasi
ini bisa mudah dijelaskan dengan realitas ketiadaan tempat. Ayat ini juga bisa
dipahami dengan lebih baik dengan memahami rahasia ini.
Hal ini merupakan kebenaran
sederhana. Harus ditegakkan dengan baik bahwa tiada penolong dan
penyedia bagi manusia selain Allah. Tidak ada apa pun kecuali Allah; Allah
satu-satunya keberadaan mutlak yang dapat dimintai perlindungan, yang dapat
dimohoni pertolongan dan pahala.
Ke mana pun kita menghadap, [di
situ] ada keberadaan Allah.
Baca juga:90+ soal jawab tentang Al Quran