Nyamuk
Sebagaimana
yang telah disebutkan, dalam banyak ayat Al Quran Allah memerintahkan manusia
untuk memperhatikan alam dan melihat “tanda-tanda” di dalamnya. Semua makhluk
hidup dan tak hidup di alam semesta diliputi oleh tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa mereka semua “diciptakan”, bahwa mereka menunjukkan kekuasaan, ilmu, dan
seni dari “Pencipta” mereka. Manusia bertanggung jawab untuk mengenali
tanda-tanda ini dengan menggunakan akal budinya, untuk memuliakan Allah.
Walau semua
makhluk hidup memiliki tanda-tanda ini, beberapa tanda dirujuk Allah secara
khusus dalam Al Quran. Nyamuk adalah salah satunya. Di surat Al Baqarah ayat 26,
nyamuk disebutkan:
“Sesungguhnya, Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau
yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan,
“Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak
orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali
orang-orang yang fasik.”(Al Bagarah, ayat 26)
Nyamuk sering dianggap sebagai
makhluk hidup yang biasa dan tidak penting. Namun, ternyata nyamuk itu sangat
berarti untuk diteliti dan dipikirkan sebab di dalamnya terdapat tanda
kebesaran Allah. Inilah sebabnya “Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”.
Seekor nyamuk jantan yang telah cukup dewasa
untuk kawin akan menggunakan antenanya—organ pendengar—untuk menemukan nyamuk
betina. Fungsi antena nyamuk jantan berbeda dengan antena nyamuk betina. Bulu
tipis di ujung antenanya sangat peka terhadap suara yang dipancarkan nyamuk
betina. Tepat di sebelah organ seksual nyamuk jantan, terdapat anggota tubuh
yang membantunya mencengkeram nyamuk betina ketika mereka melakukan perkawinan
di udara. Nyamuk jantan terbang berkelompok, sehingga terlihat seperti awan. Ketika
seekor betina memasuki kelompok tersebut, nyamuk jantan yang berhasil
mencengkeram nyamuk betina akan melakukan perkawinan dengannya selama
penerbangan. Perkawinan tidak berlangsung lama dan nyamuk jantan akan kembali
ke kelompoknya setelah perkawinan. Sejak saat itu, nyamuk betina memerlukan
darah untuk perkembangan telurnya.
Perjalanan Luar
Biasa Sang Nyamuk
Pada umumnya,
nyamuk dikenal sebagai pengisap dan pemakan darah. Hal ini ternyata tidak
terlalu tepat, karena yang mengisap darah hanya nyamuk betina. Selain itu,
nyamuk betina tidak membutuhkan darah untuk makan. Baik nyamuk jantan maupun
betina hidup dari nektar bunga. Nyamuk betina mengisap darah hanya karena ia
membutuhkan protein dalam darah untuk membantu telurnya berkembang. Dengan kata
lain, nyamuk betina mengisap darah hanya untuk memelihara kelangsungan
spesiesnya.
Proses perkembangan nyamuk merupakan
salah satu aspek yang paling mengesankan dan mengagumkan. Berikut ini adalah
kisah singkat tentang transformasi makhluk hidup dari seekor larva renik
melalui beberapa tahap menjadi seekor nyamuk:
Telur nyamuk, yang berkembang dengan
diberi makan darah, ditelurkan nyamuk betina di atas daun lembap atau kolam
kering selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si induk memeriksa
permukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor halus di bawah perutnya.
Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mulai bertelur. Telur-telur tersebut
panjangnya kurang dari satu milimeter, tersusun dalam satu baris, secara
berkelompok atau satu-satu. Beberapa spesies bertelur dalam bentuk tertentu,
saling menempel sehingga menyerupai sampan. Sebagian kelompok telur ini bisa
terdiri atas 300 telur.
Telur-telur
berwarna putih yang disusun rapi ini segera menjadi gelap warnanya, lalu
menghitam dalam beberapa jam. Warna hitam ini memberikan perlindungan bagi
larva, agar tak terlihat oleh burung atau serangga lain. Selain telur, warna
kulit sebagian larva juga berubah sesuai dengan lingkungan, sehingga mereka
lebih terlindungi.
Larva berubah
warna dengan memanfaatkan faktor-faktor tertentu melalui berbagai proses kimia
rumit. Jelaslah, telur, larva, ataupun induk nyamuk tersebut tidak mengetahui
proses-proses di balik perubahan warna dalam tahap perkembangan nyamuk. Tidak
mungkin ia bisa membuat sistem ini. dengan kemampuan sendiri. Tidak mungkin
pula sistem ini terbentuk secara kebetulan. Nyamuk telah diciptakan dengan
sistem ini sejak mereka pertama kali muncul.
Menetasnya Telur
Seusai masa inkubasi, larva-larva mulai keluar dari telur secara hampir bersamaan.
Larva, yang terus-menerus makan, tumbuh dengan cepat. Kulit mereka segera
menjadi sempit, sehingga mereka tidak bisa tumbuh lebih besar lagi. Ini berarti
sudah tiba saatnya untuk pergantian kulit yang pertama. Pada tahap ini, kulit
yang keras dan rapuh ini mudah pecah. Larva nyamuk berganti kulit dua kali lagi
sampai selesai berkembang.
Metode makan
larva pun menakjubkan. Larva membuat pusaran kecil di dalam air, dengan
menggunakan dua anggota badan yang berbulu dan mirip kipas angin. Pusaran ini
membuat bakteri atau mikroorganisme lainnya mengalir ke mulutnya. Sambil
bergantung terjungkir di dalam air, larva bernapas melalui pipa udara yang
mirip “snorkel” yang digunakan para penyelam. Tubuhnya mengeluarkan cairan
kental yang mencegah masuknya air ke lubang yang digunakannya untuk bernapas.
Singkatnya, makhluk hidup ini dapat bertahan hidup melalui banyak keseimbangan
rumit yang berhubungan timbal-balik dan saling mempengaruhi. Jika tidak
memiliki pipa udara, ia tidak akan mampu bertahan hidup. Jika tidak ada cairan
kental, pipa pernapasannya akan dipenuhi air. Pembentukan dua sistem ini pada
dua waktu yang berbeda akan menyebabkan kematian pada tahap ini. Ini
menunjukkan bahwa keseluruhan sistem nyamuk tersebut itu utuh sejak awal. Dengan kata
lain, ia telah diciptakan.
Larva berganti
kulit sekali lagi. Pergantian yang terakhir ini agak berbeda dengan sebelumnya.
Pada tahap ini, larva memasuki tahap pendewasaan terakhir, yaitu tahap
kepompong. Kepompong yang mereka tempati menjadi sangat sempit. Ini
berarti sudah tiba saatnya bagi larva untuk keluar dari kepompong. Makhluk yang
keluar dari kepompong ini sedemikian berbeda, sehingga sulit dipercaya bahwa
kedua wujud ini adalah dua fase perkembangan dari satu makhluk yang sama.
Sebagaimana yang terlihat, proses perubahan ini terlalu rumit dan sulit untuk
dirancang baik oleh larva ataupun nyamuk betina….
Selama tahap
terakhir perkembangan ini, larva menghadapi bahaya terputusnya pernapasan,
sebab lubang pernapasannya yang mencapai permukaan air melalui pipa udara akan
tertutup. Sejak tahap ini, pernapasan nyamuk tidak lagi menggunakan lubang ini,
tetapi melalui dua pipa yang baru saja muncul pada bagian depan tubuhnya. Oleh
karena itulah, pipa-pipa ini tersembul di permukaan air sebelum pergantian
kulit. Nyamuk dalam kepompong ini sekarang telah dewasa. Ia siap terbang,
lengkap dengan semua organ dan organelnya, seperti antena, tubuh, kaki, dada,
sayap, perut, dan matanya yang besar.
Kepompong tersebut tersobek di
bagian atas. Bahaya terbesar pada tahap ini adalah bocornya air ke dalam
kepompong. Akan tetapi, bagian atas kepompong yang tersobek ini ditutupi suatu
cairan kental khusus, yang berfungsi melindungi kepala nyamuk dari sentuhan
air. Ini saat yang sangat penting. Karena ia dapat jatuh ke
air dan mati akibat tiupan angin, nyamuk harus memanjat ke atas air dan hanya
kakinya yang boleh menyentuh permukaan air. Ia berhasil.
Bagaimana nyamuk pertama kali
mendapatkan “kemampuan” bertransformasi seperti ini? Mungkinkah sebuah larva
“memutuskan” untuk berubah menjadi seekor nyamuk setelah berganti kulit tiga
kali? Tentu tidak! Sangatlah jelas bahwa makhluk hidup mungil ini, yang
dijadikan perumpamaan oleh Allah, telah diciptakan sedemikian secara khusus.
Sistem
Pernapasan
Dalam sistem pernapasannya, larva
mengisap udara dengan menggunakan pipa berongga yang didorong ke atas permukaan
air. Sementara itu, larva menggantung terjungkir di bawah air. Suatu cairan
kental mencegah masuknya air ke lubang yang digunakan larva untuk bernapas.
Gnats during their pupal stages =
Nyamuk dalam tahap kepompong
Ketika nyamuk keluar dari air,
kepalanya tidak boleh menyentuh air sama sekali. Jika tidak bernapas satu saat
saja, napasnya akan terputus. Angin sepoi atau riak kecil pada permukaan air
pun dapat berakibat fatal bagi nyamuk.
Bagaimana
Nyamuk Mengindra Dunia Luar?
Nyamuk dilengkapi dengan penerima
panas yang sangat peka. Mereka mengindra segala sesuatu di sekitar mereka dalam
berbagai warna menurut panasnya, sebagaimana terlihat pada gambar di sebelah
kanan. Karena pengindraannya tidak bergantung pada cahaya, nyamuk sangat mudah
menentukan letak pembuluh darah dalam ruangan yang gelap sekalipun. Penerima
panas pada nyamuk cukup peka untuk mendeteksi perbedaan suhu hingga sekecil
1/1000°C.
Teknik Mengisap Darah Yang Menakjubkan
Teknik nyamuk
untuk mengisap darah ini bergantung pada sistem kompleks yang mengatur kerja
sama antara berbagai struktur yang sangat terperinci.
Setelah
mendarat pada sasaran, mula-mula nyamuk mendeteksi sebuah titik dengan bibir
pada belalainya. Sengat nyamuk yang mirip alat suntik ini dilindungi bungkus
khusus yang membuka selama proses pengisapan darah.
Tidak seperti
anggapan orang, nyamuk tidak menusuk kulit dengan cara menghunjamkan belalainya
dengan tekanan. Di sini, tugas utama dilakukan oleh rahang atas yang setajam
pisau dan rahang bawah yang memiliki gigi yang membengkok ke belakang. Nyamuk
menggerakkan rahang bawah maju-mundur seperti gergaji dan mengiris kulit dengan
bantuan rahang atas. Ketika sengat diselipkan melalui irisan pada kulit ini dan
mencapai pembuluh darah, proses pengeboran berakhir. Sekarang
waktunya nyamuk mengisap darah.
Namun, sebagaimana kita ketahui,
luka seringan apa pun pada pembuluh darah akan menyebabkan tubuh manusia
mengeluarkan enzim yang membekukan darah dan menghentikan kebocoran. Enzim ini
tentunya menjadi masalah bagi nyamuk, sebab tubuh manusia juga akan segera bereaksi
membekukan darah pada lubang yang dibuat nyamuk dan menutup luka tersebut. Artinya, nyamuk tidak akan bisa
mengisap darah lagi.
Akan tetapi,
masalah ini dapat diatasi. Sebelum mulai mengisap darah, ia menyuntikkan cairan
khusus dari tubuhnya ke dalam irisan yang telah terbuka. Cairan ini
menetralkan enzim pembeku darah. Maka, nyamuk dapat mengisap darah yang ia
butuhkan tanpa terjadi pembekuan darah. Rasa gatal dan bengkak pada titik yang
digigit nyamuk diakibatkan oleh cairan pencegah pembekuan darah ini.
Ini tentulah
sebuah proses yang luar biasa dan memunculkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana
nyamuk tahu dalam tubuh manusia ada enzim pembeku?
2. Untuk memproduksi cairan penetral
enzim tersebut, nyamuk perlu mengetahui struktur kimianya. Bagaimana ini bisa
terjadi?
3. Andaipun
entah bagaimana nyamuk mendapatkan pengetahuan itu (!), bagaimana ia
memproduksi cairan tersebut dalam tubuhnya sendiri dan membuat “rantai teknis”
yang dibutuhkan untuk mentransfer cairan tersebut ke belalainya?
Jawaban semua
pertanyaan ini telah jelas: tidak mungkin nyamuk bisa melakukan semua hal di
atas. Ia tidak pula memiliki akal, ilmu kimia, ataupun lingkungan
“laboratorium” yang diperlukan untuk memproduksi cairan tersebut. Yang kita
bicarakan adalah seekor nyamuk yang hanya beberapa milimeter panjangnya, tanpa
akal ataupun kecerdasan, itu saja!
Jelaslah bahwa
Allah, Tuhan dari langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya,
telah menciptakan nyamuk dan manusia, dan memberikan kemampuan-kemampuan luar biasa
dan menakjubkan tersebut kepada nyamuk.
“Segala
sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang
Mahabesar, Maha Bijaksana. Kekuasaan dari langit dan bumi adalah miliknya. Ia
memberikan hidup dan menjadikan mati. Ia memiliki kekuasaan atas segala
sesuatu.” (QS. Al Hadid: 1-2)
“Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 68-69)
Baca juga:Periode diturunkannya Al Quran
Lebah Madu
Hampir semua
orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi
sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya,
yaitu lebah madu.
Sebagaimana
kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada
musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan
pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran
ini menghasilkan zat bergizi yang baru—yaitu madu—dan menyimpannya untuk musim
dingin mendatang.
Sungguh menarik
untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang
sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita
adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya
hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi
dalam kata “wahyu” yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam
ayat tadi.
Lebah
memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia.
Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani
manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari
kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan
anak-anaknya.
Organisasi Yang Luar Biasa Dalam Sarang
Lebah
Kehidupan lebah
di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu
terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah
harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan
organisasi yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat
madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas
tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak
serta kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang
harus 35°C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga
suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang
bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah
sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel
pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar,
udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah
ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut
sarang.
Sistem
ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesehatan: Upaya lebah
untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan
panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna
untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan
utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteri.
Prinsipnya
adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua
penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau
serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah
bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda
asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan
mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka memproduksi
suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah
ini diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari
tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan
akasia. Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada
sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika
bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian,
sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam
semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini,
berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun
hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman. Bagaimana
lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah memproduksi suatu
zat, yang hanya bisa diproduksi manusia dalam laboratorium dan menggunakan
teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa
serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembalsaman
akan mencegah hal ini?
Sudah jelas
lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium.
Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini
semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
Penyimpanan Maksimal Dengan Bahan
Minimal
Sarang yang dibangun lebah dapat
menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan menggunakan
sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun atas sarang
madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua
permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini
dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini
untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah
menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah
yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka
memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika
memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling
cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksimum”. Jika sel-sel sarang
madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai,
sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang
mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama, bentuk sel
segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama dengan sel segi
enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi enam memiliki
keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang sama, jumlah lilin
yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit daripada untuk
membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk segi
enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan
madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya
dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil
ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari
atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi
enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel tersebut pas saat disusun dan
menggunakan satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini menjamin
penyimpanan maksimal dengan lilin minimal. Kendatipun agak tipis, dinding sel
ini cukup kuat untuk menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya
sendiri.
Selain pada
dinding sisi sel, lebah juga menggunakan prinsip penghematan maksimal ini
ketika membangun ujung-ujung bagian bawah.
Sarang dibuat
seperti sebuah potongan pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi.
Dalam hal ini, terjadi masalah pada titik pertemuan dua sel. Masalah ini
diselesaikan dengan cara membangun permukaan bawah sel dengan menggabungkan
tiga bujur sangkar. Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan
bawah sel pada sisi lain pun otomatis terbentuk.
Karena
permukaan bawah tersusun dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah
sel-sel yang dibuat dengan cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume
sel bertambah, dan berarti bertambah pula jumlah madu yang dapat disimpan.
Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu hal lain
yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan sel. Dengan
menaikkan kemiringan sel 13° pada kedua sisinya, lebah mencegah
sel berposisi sejajar dengan tanah. Dengan demikian, madu tidak akan
bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja,
lebah madu saling bergelantungan membentuk lingkaran dan bergerombol. Dengan
melakukan hal ini, mereka menghasilkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi
lilin. Kantung kecil dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang
mengalir keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin
dengan menggunakan kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke
dalam mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai lilin tersebut cukup
lunak, dan membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga
suhu yang dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan
mudah dibentuk.
Ada satu hal
lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sarang madu dimulai dari bagian
atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau tiga baris
yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda,
pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini
dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena itu,
sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian
terpisah. Potongan-potongan sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah
yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna, sehingga kendatipun terdapat ratusan
sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang
seragam.
Untuk
pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memperhitungkan jarak antara
titik awal dan titik sambungan. Lalu, mereka mendesain dimensi sel
tersebut sesuai dengan ini. Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat
dilakukan oleh ribuan lebah? Hal ini senantiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat
tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas ini,
yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan organisasi
yang sedemikian rumit dan terperinci, mustahil mereka bisa melakukannya
sendiri.
Jadi, bagaimana
mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan bahwa peristiwa ini
dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang dapat mempengaruhi
ribuan lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan suatu kerja
kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri” masing-masing,
ini belum cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan naluri
lebah-lebah lain untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena itu,
pastilah mereka diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu sumber
yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang
berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah
pun, dan membangun semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam
sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang
sama persis!
Istilah
“naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan
dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras menggunakan
“sekadar nama” untuk menyembunyikan kebenaran yang sudah sangat jelas. Lebah
diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil
melaksanakan pekerjaan mereka—yang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka
lakukan. Bukan naluri—sebuah istilah tanpa arti—yang menunjuki lebah, melainkan
“wahyu” yang disebutkan dalam Surat an-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan
program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. (QS- Al Jatsiyah: 4)
Cara Menentukan Arah
Lebah biasanya
harus terbang menempuh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk menemukan
makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam
jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang
kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga
tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah lain di
sarang?
Dengan menari!…
Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini adalah sarana
ekspresi, yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi
bunga. Tarian yang diulang-ulang lebah tersebut mengandung semua informasi
tentang sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber
makanan, sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini
berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat
gambar di atas). Lebah tersebut membentuk bagian tengah angka “8” dengan
mengibas-ngibaskan ekor dan bergerak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan
garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat
gambar di atas).
Akan tetapi,
sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga harus
“mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan
pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak
serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian
bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan”
jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah
menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan
dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah
baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber makanan.
Saat lebah—yang hanya mampu menjelaskan sumber makanan berdasarkan arah
matahari—kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1° setiap 4
menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1° setiap 4 menit
perjalanannya, yang ia beri tahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya, lebah
ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan mata
segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti
teleskop. Lebah yang melihat ke arah matahari pada waktu tertentu di siang hari
akan selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan
perhitungan ini dengan memanfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan
waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan
melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika
matahari bergerak maju.
Metode Penandaan
Bunga
Lebah madu
dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil
nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan
demikian, ia menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah
mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi
karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu menandainya dengan tetesan
berbau khas. Begitu seekor lebah baru mengunjungi bunga yang sama, ia mencium
bau tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan
karenanya langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak
membuang waktu pada bunga yang sama.
Keajaiban Madu
Tahukah Anda, betapa madu merupakan
sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga
kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa senyawa
gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium,
kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga
mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai
dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat
pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al
Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh
para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang
diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi tersebut
membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para
ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis
dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia
mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya
sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut
bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir,
masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Dewasa ini,
apikultur dan produk lebah telah membuka cabang penelitian baru di
negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu pengetahuan. Manfaat madu lainnya
dapat dijelaskan di bawah ini:
Mudah dicerna:
Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya
fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif
sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan
usus untuk berfungsi lebih baik.
Rendah kalori:
Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama,
kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu
tidak menambah berat badan.
Berdifusi lebih cepat melalui darah:
Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah dalam
waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih baik
karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu
pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu
berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga
berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan
arteriosklerosis.
Membunuh bakteri: Sifat madu yang
membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang madu menunjukkan
bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan air. Sungguh
menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi makan madu encer oleh
lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat mereka—seolah mereka tahu kemampuan
madu ini.
Royal jelly: Royal jelly adalah zat
yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi tinggi ini
mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly digunakan
untuk menanggulangi masalah-masalah yang disebabkan kekurangan jaringan atau
kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa
madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebutuhan lebah, dibuat untuk
kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan
tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.
“Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 68-69)
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum
yang berpikir. (QS. Al Jatsiyah, 45: 13)
Unta:
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?…”
“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi,
bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghasiyah: 17-21)
Tidak diragukan lagi bahwa semua
makhluk, dengan kemampuan mereka, menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak
terbatas dari Pencipta mereka. Allah mengungkapkan hal ini dalam berbagai ayat
Al Quran, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Sia ciptakan sebenarnya
adalah sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan.
Dalam surat Al-Ghasiyah ayat ke-17,
Allah merujuk kepada hewan yang akan kita pelajari dan pikirkan dengan saksama,
yaitu unta.
Pada bagian ini, kita akan
mempelajari makhluk hidup yang ditunjukkan Allah dalam ungkapan Al Quran,
“Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana mereka diciptakan?”
Yang menjadikan unta “makhluk hidup
istimewa” adalah struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh kondisi alam
paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan, yang
memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan mampu
mengangkut beban ratusan kilogram selama berhari-hari.
Ciri-ciri unta, yang akan kita
pelajari secara terperinci pada halaman-halaman berikut, membuktikan bahwa
hewan ini diciptakan khusus untuk kondisi iklim kering, dan bahwa ia disediakan
untuk melayani manusia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi
orang-orang yang berakal.
“Sesungguhnya
pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit
dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS.Yunus: 6).
Kepala
Terlindung Dari Pasir:
Bulu mata memiliki sistem pengaitan.
Dalam keadaan bahaya, bulu ini secara otomatis menutup. Bulu mata yang saling
berkait ini mencegah masuknya partikel debu ke mata.
Hidung dan telinga ditutupi oleh
bulu panjang agar terlindungi dari debu dan pasir.
Lehernya yang panjang memungkinkan
hewan ini mencapai dan memakan dedaunan yang berada 3 m di atas tanah.
Kaki
Yang Cocok Dengan Semua Jenis Tanah:
Kakinya memiliki dua jari kaki yang
dihubungkan dengan bantalan elastis. Struktur ini, yang memungkinkan unta
mencengkeram tanah dengan erat, terdiri dari empat bola berlemak. Ini sangat
cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah.
Kuku melindungi kaki dari
kemungkinan rusak akibat benturan.
Lututnya tertutup kapalan, yang
terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk. Ketika hewan ini berbaring di
pasir yang panas, struktur berkapalan ini melindunginya dari luka akibat
permukaan tanah yang sangat panas.
Punuk
Unta Sebagai Simpanan Makanan:
Punuk unta, yang berupa gundukan
lemak, menyediakan sari makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia
mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup
hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33% berat
badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan kehilangan 8% berat
badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan kehilangan seluruh air dari
tubuhnya.
Bulu
Tebal Yang Menyekat Panas:
Bulu tebal ini terdiri atas rambut
yang tebal dan kusut, yang tidak hanya melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca
dingin maupun panas, tetapi juga mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta
Dromedari dapat memperlambat penguapan air dengan meningkatkan suhu tubuhnya
sampai 41°C.
Dengan cara ini, ia mencegah kehilangan air.
Dengan bulu tebalnya, unta dapat
bertahan hidup dengan suhu hingga 50°C di musim panas dan hingga -50°C di musim dingin.
Mereka
Bahkan Dapat Memakan Duri:
Unta Dromedari dapat bertahan pada
suhu -52°C,
di wilayah-wilayah paling tinggi di Asia Tengah.
Daya
Tahan Luar Biasa Dari Lapar Dan Haus
Unta dapat bertahan hidup tanpa
makanan dan air selama delapan hari pada suhu 50°C. Pada masa ini, ia kehilangan 22%
dari keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat jika kehilangan
air setara dengan 12% berat badan, seekor unta kurus dapat bertahan hidup
kendatipun kehilangan air setara dengan 40% keseluruhan berat badan. Penyebab
lain kemampuannya bertahan terhadap haus adalah adanya mekanisme yang
memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41°C. Dengan demikian, ia mampu
meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada
siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30°C pada malam yang dingin di padang
pasir.
Unit
Penggunaan Air Yang Baik
Unta mampu mengonsumsi air hingga 30
liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10
menit. Di samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya
yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan selaput lendir
hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap 66% kelembapan yang
ada di udara.
Pemanfaatan
Maksimal Makanan Dan Air
Sebagian besar binatang mati
keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal berdifusi ke dalam darah. Akan
tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara maksimal dengan melewatkan urea
ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah dan sel unta dikhususkan untuk
membuat hewan ini hidup lama tanpa air dalam kondisi padang pasir.
Dinding sel hewan ini memiliki
struktur khusus yang mampu mencegah kehilangan air secara berlebihan. Di
samping itu, komposisi darah mencegah terjadinya pelambatan peredaran darah,
bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh unta berkurang hingga batas minimum.
Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih banyak enzim albumin, yang
memperkuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan dalam darah makhluk hidup
lain.
Punuk adalah pendukung lain bagi
unta. Seperlima dari seluruh berat badan unta tersimpan dalam bentuk lemak pada
punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya pada satu bagian tubuh mencegah
pengeluaran air dari seluruh tubuhnya—yang berkaitan dengan lemak. Ini
memungkinkan unta menggunakan air secara minimum.
Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg
makanan dalam sehari, dalam kondisi yang keras unta mampu bertahan hidup hingga
sebulan hanya dengan 2 kg rumput sehari. Unta memiliki bibir yang sangat kuat
dan mirip karet, yang memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam untuk
menusuk kulit tebal. Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat dan
sistem pencernaan yang sangat kuat, yang mampu mencerna apa pun yang ia makan.
Ia bahkan mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat
dianggap sebagai makanan. Sungguh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini pada
iklim yang sedemikian kering.
Perlindungan
Terhadap Angin Tornado
Mata unta memiliki dua lapisan bulu
mata. Bulu mata ini saling kait seperti perangkap dan melindungi matanya dari
badai pasir yang kuat. Selain itu, unta mampu menutup lubang hidungnya,
sehingga pasir tidak dapat masuk.
Perlindungan Terhadap Kondisi Cuaca
Yang Terik Dan Membekukan
Bulu tebal yang tidak tertembus pada
tubuh unta mencegah matahari padang pasir yang terik mencapai kulitnya. Bulu
ini juga menghangatkan unta dalam kondisi cuaca yang membekukan. Unta padang
pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga setinggi 50°C, dan unta Baktria yang berpunuk
dua mampu bertahan hidup pada suhu hingga serendah -50°C. Unta jenis ini mampu bertahan
hidup bahkan pada lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas permukaan laut.
Perlindungan
Terhadap Pasir Yang Membakar
Kaki unta, yang terlalu besar bagi
tungkainya, secara khusus “didesain” dan diperlebar untuk membantunya berjalan
di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini telapaknya luas dan menggembung. Selain
itu, kulit tebal khusus di bawah telapak kaki merupakan perlindungan terhadap
pasir yang membakar.
Marilah kita berpikir dengan
mengingat informasi tersebut: Apakah ia dengan sendirinya menyesuaikan diri
dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan sendirinya membentuk lapisan
lendir dalam hidungnya atau punuk di punggungnya? Apakah ia dengan sendirinya
mendesain hidung dan struktur matanya agar mampu melindungi diri dari dari
angin tornado dan badai? Apakah ia dengan sendirinya mendesain darahnya sendiri
dan struktur selnya sendiri berdasarkan prinsip penghematan air? Apakah ia
dengan sendirinya memilih bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah ia
mengubah dirinya sendiri menjadi “kapal padang pasir”?
Sebagaimana makhluk hidup lain, unta
sudah pasti tidak dapat melakukan satu pun dari hal-hal tersebut dan membuat
dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di dalam Al Quran “Tidakkah mereka
memperhatikan unta; bagaimana ia diciptakan?” mengarahkan perhatian kita kepada
penciptaan hewan luar biasa ini dalam bentuk terbaik. Sebagaimana makhluk lain,
unta juga dilengkapi banyak kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka bumi
sebagai tanda kebesaran sang Pencipta.
Unta diciptakan dengan ciri-ciri
fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat manusia. Umat manusia sendiri
diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh jagat raya dan tunduk kepada
sang Pencipta segala makhluk: Allah SWT.
“Tidakkah
kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir
dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”
(QS. Lukman: 20)
Lalat
“…(mereka)
sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun”
“Hai
manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan
jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah)
yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj: 73-74)
Pemandangan
Panoramik dari Ribuan Lensa
Lensa-lensa berbentuk segi enam yang
membentuk mata lalat memberikan bidang penglihatan yang jauh lebih besar
daripada lensa biasa. Pada sebagian lalat, kadangkala terdapat hingga 5000
lensa. Di samping itu, struktur bulat mata juga memungkinkan lalat melihat ke
belakang tubuh, dan dengan demikian memberinya keunggulan atas musuhnya.
Pompa
penyerap pada lalat: Belalai
Ciri khas lalat lainnya adalah cara
mereka mencerna makanan. Tidak seperti organisme hidup lain, lalat tidak
mencerna makanan di dalam mulut, tetapi di luar tubuh mereka. Lalat menuangkan
cairan khusus ke atas makanannya dengan belalai (prosbosis), mengubah
kekentalan makanan tersebut agar sesuai untuk diserap. Kemudian, lalat menyerap
makanan tersebut dengan pompa penyerap di kerongkongannya.
Baca juga:Surah Al Ikhlash