Usia anak pra
sekolah, diyakini banyak pihak sebagai masa emas,gold age. Masa paling baik untuk
menampung dan menghafalkan sesuatu. Pada masa ini anak menyerap segala
informasi yang ada. Ibarat spons menyerap semua air , tak peduli apakah itu air
bersih atau air kotor. Daya hafal dan
penalarannya berbanding terbalik. Daya hafalnya akan semakin berkurang
sesuai dengan pertumbuhan usianya. Sebaliknya penalarannya semakin bertambah.
Orang tua
muslim yang cerdas akan memanfaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya.Dapat
memilih sesuatu yang menjadi prioritas untuk dihafal oleh anak. Sering kita
dengar sebagian orang tua yang memaksa anaknya untuk menghafal sesuatu yang
kurang berguna. Misalnya nama-nama pahlawan, jenis-jenis musik, nama-nama
artis. Sebenarnya semuanya bisa berkembang dan berubah sesuai dengan
perkembangan masa. Pada satu sisi, kita mungkin bangga jika anak bisa
menyebutkan nama-nama tersebut dengan tangkas. Tetapi sadarkah kita bahwa itu
sama saja kita memfungsikan memori anak dengan "sampah" yang sama
sekali tidak diperlukan bagi kehidupannya mendatang.
Orang tua perlu
memperhatikan perbedaan kemampuan individual anak. Daya hafal tiap anak
berbeda-beda. Tak perlu panik bila kita dapati anak kita tak sehebat anak
tetangga. Tetapi perlu usaha dari orang tua dengan cara yang baik dan penuh
kasih sayang. Dalam dunia pendidikan, teori conditioning mengatakan, seorang
anak akan belajar dengan mudah bila dalam situasi yang menyenangkan, dan itu
akan lebih berkesan dalam hidupnya. Segala permasalahan anak perlu disikapi
dengan bijaksana.
Pada kenyataannya hafalan adalah suatu beban yang
harus dipikul. Karena itu sebaik-baik beban adalah yang memang diperlukan
sebagai bekal dimasa yang akan datang. Maka orang tua perlu seleksi terhadap
materi yang dihafal anak baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Jangan sampai berlebihan
sehingga melebihi kapasitas. Jika beban kelewat berat, fungsi kreatif dan emosi
pikiran anak yang sesungguhnya sangat penting, tidak dapat berfungsi secara
baik. Selain itu pada masa ini kepribadian anak sedang berkembang. Kepribadian
sebagai bekal baginya dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
Hal-hal yang
perlu dihafalkan dan sangat baik bagi anak kita misalnya ayat-ayat Al-Quran,
doa-doa dan hadits. Ayat-ayat Al-Quran perlu dihafal sebagai bekal dalam
hidupnya, tidak hanya untuk masa yang akan datang tetapi juga untuk kehidupan
yang dilalui. Bukankah Allah menjanjikan ketenangan hati, lapang jiwa dan
ketajaman akal bagi orang yang mencintai Al-Quran? Pada usia ini jiwa, hati dan
fikiran mereka masih bersih.
Dalam sejarah
para salafus sholeh telah berhasil mendidik anaknya untuk mencintai Al-Quran
dan menghafalnya. Tanpa ada kesepakatan, bila ada yang belajar hadits atau ilmu
yang lain seorang anak harus menghafal Al-Quran. Menurut Ibnu Khaldun,
pengajaran orang tua terhadap anak tentang Al-Quran adalah syiar dalam agama
Islam. Dan semua bidang ilmu boleh dikuasai tetapi harus dekat dulu dengan
Al-Quran. Ibnu Sina juga berpendapat bila anak dipersiapkan untuk cinta pada
Al-Quran dan bisa menguasai huruf hijaiyah maka ia akan mudah menguasai ilmu
agama yang lain.
Rasulullah
Salallahu alaihiwasalam bersabda, jika mampu mendidik anak dekat pada Al-Quran
maka kita akan hidup di bawah naungan arsy Allah.
Didiklah anakmu
dalam tiga hal:
1. Mencintai
nabimu
2. Mencintai
agama
3. Membaca
Al-Quran
Karena sesungguhnya
orang yang mengamalkan Al-Quran akan berada di bawah naungan arsy Allah bersama
para nabi yang suci. Pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Doa sangat
penting dihafalkan, karena ia merupakan wujud komunikasi seorang hamba kepada
Tuhannya. Ada suatu pengakuan sadar bahwa dirinya adalah hamba, sementara yang
diserunya adalah Tuhan, tempat ia menggantungkan hidup. Murtadha Mutahhari
menjelaskan bahwa doa adalah suatu sebab atas takdir yang telah diputuskan. Doa
merupakan salah satu sebab di semesta ini, yang memiliki pengaruh penting atas
nasib manusia seperti dikemukakan sebuah hadits bahwa doa menolak qadha
walaupun telah selesai diputuskan. Allah menegaskan dalam Al-Quran menegaskan,
jika hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat dan
memenuhi doa orang yang memohon kepadaKu.
Alangkah
bijaksana bila orang tua tidak hanya memerintah anak untuk menghafal atau
membaca tetapi sekaligus memberikan pengertian tentang keutamaan-keutamaannya.
Dan hal itu sangat dibutuhkan baginya. Jika hal ini mampu kita lakukan beban
menghafal itu tidak lagi terasa berat tetapi sebaliknya seperti sesuatu yang
menmang disenanginya. Memberikan sebuah pengertian tentang sesuatu secara
tepat, akan membuat anak-anak kita 'menjadi lapar' dan beban hafalan itu
berubah menjadi makanan yang diperlukan.
Baca juga: Istighfar Dan Taubat Sebab Diturunkannya Rizki