Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa (QS 2:183)
Sebagai muslim,
sudah seharusnya kalau kedatangan Ramadhan tahun ini kembali kita sambut dengan
penuh kegembiraan karena insya Allah, kesempatan menikmati ibadah Ramadhan
kembali kita peroleh. Target utama dari ibadah Ramadhan sebagaimana yang disebutkan
pada ayat adalah semakin mantapnya ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebagai wujud
dari rasa gembira itulah, Ramadhan tahun ini tidak boleh kita lewatkan begitu
saja tanpa aktivitas yang dapat meningkatkan ketaqwaan diri, keluarga dan
masyarakat kita kepada Allah SWT. Maka, persiapan-persiapan kearah itu sudah
harus kita lakukan, baik secara pribadi maupun bersama-sama..
Ramadhan yang
penuh berkah harus kita jadikan sebagai momentum untuk menyelamatkan masyarakat
dengan melakukan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah), baik
dengan taubat, munajat dan menjalankan sejumlah peribadatan maupun dengan
khidmat yakni memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat agar
kehidupan kita betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi orang lain dan perbaikan
masyarakat dapat kita wujudkan dari waktu ke waktu, baik perbaikan diri,
keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara.
KLASIFIKASI PROGRAM
Sekurang-kurangnya,
ada tiga klasifikasi program yang harus kita persiapkan.
Pertama, tarhib
atau menyambut Ramadhan dengan mengkondisikan diri, keluarga dan masyarakat
untuk menyambut dan mengisi Ramadhan yang mubarok dengan berbagai aktivitas
yang dapat memantapkan ketaqwaan. Secara pribadi ada beberapa hal yang harus
dilakukan, Pertama, menjaga kondisi fisik agar tetap sehat sehingga
ibadah Ramadhan seperti puasa, tarawih, tilawah dll dapat kita laksanakan
dengan baik, karena bila sakit amat sulit bagi kita untuk melaksanakan berbagai
aktivitas Ramadhan yang memang amat menuntut kesiapan fisik. Kedua,
mengingat atau mengkaji kembali fiqih yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan
sehingga pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik karena didasari pada
pemahaman yang baik. Ketiga, segera membayar atau mengqadha puasa yang
dengan sebab-sebab tertentu tidak bisa kita laksanakan pada Ramadhan tahun
lalu. Keempat, mengkondisikan diri dengan menunaikan ibadah-ibadah yang
sunat seperti puasa bulan Sya’ban, tadarus Al Quran dan sebagainya. Kelima, saling maaf memaafkan dengan sesama
kaum muslimin sehingga dalam memasuki Ramadhan, dosa kita dengan sesama manusia
sudah kita hapus sehingga pada bulan Ramadhan hanya menyelesaikan dosa kepada
Allah SWT, sehingga ketika Ramadhan berakhir dan tiba hari raya Idul Fitri,
kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah atau suci.
Setelah mempersiapkan
pribadi, mempersiapakan keluarga dan masyarakat untuk menunaikan aktivitas dan
ibadah Ramadhan juga harus kita lakukan. Diantara aktivitas yang bisa kita
lakukan untuk mengkondisikan masyarakat untuk menyambut Ramadhan antara lain; pemasangan spanduk dan stiker penyambutan
Ramadhan dengan slogan-slogan yang menumbuhkan semangat beribadah Ramadhan
dengan segala aktivitasnya, menyelenggarakan tabligh akbar, membentuk panitia kegiatan Ramadhan di
masjid, mushalla dan kerohanian Islam baik di kantor, kampus maupun sekolah dan
klub-klub seperti olah raga, kesenian dll dengan mencanangkan sejumlah program
dan sebagainya. Persiapan menyambut
Ramadhan juga harus dilakukan oleh para pengelola media massa, baik cetak
maupun elektronik dengan menyiapkan acara dan rubrik Ramadhan yang berkualitas.
Tegasnya semua pihak dari kaum muslimin harus mempersiapkan diri menyambut
kedatangan Ramadhan tahun ini dengan perencanaan yang matang, untuk itu mutlak
keharusan pembentukan panitia kegiatan Ramadhan agar aktivitas Ramadhan bisa
dilaksanakan dengan baik.
Kedua,
ihya atau menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah, seperti puasa, shalat tarawih dan witir,
berdo’a, tilawah, tasmi’ (memperdengarkan) dan tadabbur Al-Qur’an, khataman
Al-Qur’an, I’tikaf sepuluh hari terakhir dan sebagainya. Disamping itu aktivitas Ramadhan juga harus
dapat memperkokoh hubungan dengan sesama, seperti zakat, infaq dan shadaqah,
ifthor (buka puasa) bersama, bazar Ramadhan dan sebagainya. Yang juga amat
penting adalah adanya upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas aktivitas
da’wah, misalnya dengan penyelenggaraan ceramah tarawih yang harus ditentukan
topik-topiknya agar tidak tumpang tindih atau pengulangan yang terlalu
berlebihan, dalam kaitan ini juga harus menetapkan pembicara atau penceramah
yang tepat, begitu juga dengan kualiah subuh dan ceramah zuhur di
kantor-kantor. Pelatihan-pelatihan dalam rangka itu juga perlu diselenggarakan,
misalnya pelatihan khatib dan muballigh, pengelolaan perpustakaan masjid,
manajemen masjid, mengurus jenazah, pengelolaan zakat, pengelolaan baitul maal
wat tamwil (BMT) dan sebagainya yang kesemua itu juga dimaksudkan untuk
meningkatkan pemakmuran masjid dan sebagainya.
Ketiga,
ba’da Ramadhan, yakni menindaklanjuti aktivitas Ramadhan sehingga Ramadhan
tidak berakhir begitu saja tanpa sesuatu yang berarti. Aktivitas ba’da Ramadhan
yang dimaksudkan untuk memberikan bekas yang dalam antara lain menyelenggarakan
takbiran sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, bukan takbiran yang
hura-hura dan mengandung nilai kemaksiatan, melaksanakan shalat Idul Fitri yang
berlangsung secara khusyu, menyerukan atau mengingatkan kaum muslimin akan
nilai-nilai Ramadhan yang harus kita tindak lanjuti, memperkokoh silaturrahmi
antar keluarga dan masyarakat muslim agar tumbuh dan dapat direalisasikan
semangat kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam, melaksanakan puasa sunat
bulan Syawal dan memulai kembali aktivitas keislaman yang dialihkan sementara
kepada kegiatan Ramadhan.
Manakala sejak
dini, aktivitas Ramadhan telah kita rencanakan dengan matang dan kita
laksanakan pada waktunya dengan baik, niscaya banyak manfaat yang kita peroleh
dalam upaya menyelamatkan diri, keluarga dan masyarakat dari sejumlah krisis
yang selalu menghantui.
BULAN ISTIMEWA
Ketika
ibadah Ramadhan tahun lalu kita akhiri, salah satu harapan yang merasuk kedalam
jiwa kita adalah keinginan untuk bisa menjumpai dan menikmati bulan Ramadhan
pada tahun berikutnya. Insya Allah, harapan itu akan terpenuhi, karenanya kita
berharap semoga Allah SWT benar-benar menyampaikan usia kita pada Ramadhan
tahun ini.
Kalau
kita begitu berharap bisa menikmati kembali ibadah Ramadhan pada tahun ini,
karena Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Karena itu, kehadiran
Ramadhan tahun ini yang tidak akan kita sia-siakan begitu saja. Sebagai orang
yang gembira atas kedatangan kembali Ramadhan dan kita bisa memasukinya, maka
target yang ingin kita capai adalah mendapatkan nilai-nilai keistimewaan dari
bulan Ramadhan itu sendiri sebagai titik awal untuk meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Lalu, selain keharusan berpuasa sebulan penuh, apa saja
keistimewaan bulan Ramadhan itu?.
1.
BULAN AL-QUR’AN
Ramadhan
seringkali disebut dengan Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an), karena awal
diturunkannya AL QURAN adalah pada
bulan Ramadhan. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an, niscaya perjalanan hidup
manusia menjadi terarah dan memberi kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan
kemakmuran serta keadilan. Banyak dari kita, kaum muslimin yang sudah jauh dari
Al-Qur’an, mulai dari jauh dalam bentuk tidak bisa membacanya, bisa membaca
tapi tidak rajin membacanya, rajin membaca tapi tidak memahaminya, memahami
tapi tidak mengamalkannya atau sudah mengamalkannya tapi baru untuk dirinya sendiri,
belum merangsang atau mengajak orang lain untuk mengamalkannya.
Oleh
karena itu, sebagai bulan Al-Qur’an, Ramadhan mengingatkan dan mengetuk hati
kita untuk memperkokoh komitmen kepadanya. Bila Ramadhan yang segera kita
masuki telah berakhir dan komitmen kita kepada AL QURAN semakin kuat, hal itu merupakan indikasi
dari keberhasilan ibadah Ramadhan kita, sehingga dalam menjalani kehidupan ini,
kita selalu berpedoman kepada Al-Qur’an, karena AL QURAN memang berfungsi sebagai petunjuk dan dalam
menilai sesuatu, kitapun menggunakan AL QURAN
sebagai tolok ukur, karena AL QURAN
memang berfungsi untuk membedakan antara yang haq (benar) dengan yang
bathil (salah), Allah berfirman yang artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan
yang didalamnya diturunkan (permulaan) AL QURAN sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan
yang bathil). (QS 2:185).
2.
PINTU SURGA
DIBUKA, NERAKA DITUTUP.
Setiap
muslim pasti ingin sekali bisa masuk surga dengan segala kenikmatannya dan
terhindar dari neraka dengan segala kesengsaraan dan penderitaannya. Ramadhan
adalah bulan yang amat memberi peluang kepada kita untuk meraih surga dan
menghindar dari neraka. Namun ini sifatnya tidak otomatis bersamaan dengan
datangnya Ramadhan, tapi itu bisa kita raih manakala Ramadhan ini kita penuhi
dengan segala bentuk kebajikan, sekecil apapun kebajikan yang kita lakukan itu.
Ramadhan
yang merangsang kita untuk melaksanakan segala aktivitas kebajikan akan
menghantarkan kita ke pintu surga yang seluas-luasnya, bahkan bagi orang yang
berpuasa, Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
menyatakan ada pintu khusus untuk masuk surga itu yang dinamakan dengan Ar
Royyan. Sementara dengan ibadah Ramadhan yang sebaik-baiknya, seorang
muslim semakin kecil peluangnya akan kemungkinan masuk ke dalam neraka. Itulah
salah satu maksud pintu surga dibuka lebar dan pintu neraka ditutup rapat
dengan sebab puasa Ramadhan sebagaimana hadits Nabi Saw:
Jika tiba bulan
Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka dan
dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan Muslim).
3.
MEMBELENGGU
SYAITAN
Hadits
di atas juga menyebutkan dibelenggunya syaitan-syaitan ketika Ramadhan tiba,
hal ini karena dengan telaksananya ibadah Ramadhan dengan sebaik-baiknya,
syaitan merasa amat sangat sulit mencapai keberhasilan dalam menggoda manusia,
sehingga selama Ramadhan itu, syaitan betul-betul merasa terbelenggu atau
sangat terbatasi keleluasaannya dalam menggoda manusia.
Dengan
demikian, sebagai muslim, kita harus aktif dalam membelenggu syaitan melakukan
aktivitasnya menyesatkan manusia, dan bulan Ramadhan adalah kesempatan yang
amat baik untuk melatih kekuatan rohani kita untuk bisa membatasi ruang gerak
syaitan dalam diri kita masing-masing.
4.
AMPUNAN DOSA.
Ibadah
Ramadhan yang dikerjakan dengan sebaik-baiknya juga akan memberi keuntungan
atau keistimewaan bagi kita dengan diampuninya dosa-dosa kita dimasa lalu oleh
Allah SWT. Ini merupakan peluang yang sangat besar yang diberikan Allah dan
kita tidak boleh mensia-siakan kesempatan ini. Kenapa demikian?. Karena sudah
begitu banyak dosa yang kita lakukan, dosa anak kepada orang tua, dosa orang
tua kepada anak, dosa isteri kepada suami, dosa suami kepada isteri, dosa
pemimpin pada rakyat, dosa rakyat pada pemimpin, dosa murid kepada guru, dosa
guru kepada murid dan begitulah seterusnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa
yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari).
Kalau
peluang yang begitu besar ini kita abaikan, peluang mana lagi yang ingin kita
ambil. Memang tahun depan, Ramadhan akan kembali tiba kalau kiamat belum
terjadi, tapi yang jadi masalah adalah usia kita yang belum tentu sampai,
sebagaimana banyak orang diantara keluarga, teman, jamaah dan masyarakat kita
yang sudah tidak bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan tahun ini karena
mereka telah meninggal dunia..
5.
MEMPERKUAT
BENTENG PERTAHANAN.
Dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah Saw
menyatakan: ash shiyamu junnatun (puasa itu adalah benteng). Dalam suatu
peperangan, diperlukan benteng untuk memantapkan pertahanan. Dalam kehidupan
seorang muslim, terjadi kecamuk perang dalam jiwanya antara yang haq dan yang
bathil. Untuk bisa memenangkan peperangan itu, seorang muslim harus memiliki
benteng pertahanan yang kuat sehingga bisa menghalau segala godaan syaitan.
Puasa
sebagai upaya memperkuat benteng pertahanan rohani merupakan sesuatu yang amat
penting. Tersebarluasnya kemaksiatan dan kemunkaran, sulitnya memperkokoh
persatuan Islam dan umat Islam pada hakikatnya adalah karena lemahnya kekuatan
rohani yang membuat syaitan menjadi begitu berkuasa atas diri kita. Karena itu,
dalam kondisi kehidupan masyarakat kita yang masih amat jauh dari nilai-nilai
Islam, peran puasa Ramadhan menjadi sesuatu yang amat mendasar dalam
membentengi jiwa umat dalam menghadapi godaan-godaan syaitan yang tiada henti.
6.
PAHALA BESAR
Keistimewaan
penting dari bulan Ramadhan adalah diberikannya pahala yang begitu besar kepada
siapa saja yang melakukan kebajikan atau amal yang shaleh. Hal ini akan membuat
kita semakin terlatih atau terbiasa untuk melakukan amal-amal yang shaleh.
Sebagai sebuah contoh, untuk orang yang memberi makan atau minum kepada orang
yang berbuka puasa, maka Allah SWT akan memberikan pahala puasa orang yang
diberi makan atau minum itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut.
Ibadah
Ramadhan memang memberikan janji perolehan pahala yang besar. Dengan pahala
yang besar itu kita terangsang untuk beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya,
lalu kita menjadi terbiasa melakukannya.
Akhirnya
menjadi jelas bagi kita bahwa, begitu banyak keistimewaan bulan Ramadhan yang
membuat kita tidak boleh mengabaikannya begitu saja. Karena itu, kehadiran
Ramadhan pada tahun ini akan kita optimalkan sebagai momentum untuk
meningkatkan proses tarbiyyah (pendidikan) bagi diri, keluarga dan
masyarakat kita kearah terwujudnya pribadi, keluarga dan masyarakat yang selalu
berada dalam ketaqwaan kepada Allah SWT.
Baca juga: Khutbah Berbahasa Arab; Perkokoh Ukhuwwah