"Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada pada akhlaq yang agung
" (Q.S Al-Qolam:4)
Muqoddimah :
Melihat perkembangan terakhir ummat Islam di Indonesia
tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam.
Dekadensi moral terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya
masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas.
Rusaknya moral ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari
pihak luar ummat yang dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan
konsepsi agar ummat loyo dan berikutnya tumbang. Sehingga yang tadinya
mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak
aparat terlibat dan melemahnya peran ulama` dan tokoh masyarakat.
Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari
kualitas akhlak-nya seperti dikemukakan penyair Mesir Syauki Bik, "Suatu
bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya, jika akhlak sudah rusak hancurlah
bangsa tersebut."
Hampir semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis
akhlak. Para mengalami pertikaian internal dan merebutkan vested interest dan
jarang terkooptasi oleh kekuasaan yang dzalim. Para ulama`nya mengalami
kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang untuk kepentingan ummat, tetapi
hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para pengusahanya melarikan
diri dari tanggung jawab zakat, infaq dan sedekah, sehingga kedermawanan
menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dengan sistem ribawi serta tidak
mempedulikan lagi cara kerja yang haram atau halal. Para siswa dan mahasiswa
terlibat banyak kasus pertikaian, narkoba dan kenakalan remaja lainnya.
Kaum wanita muslimah terseret jauh kepada peradaban Barat
dengan slogan kebebasan dan emansipasi yang berakibat kepada rusaknya moral
mereka, maka tak jarang mereka menjadi sasaran manusia berhidung belang dan tak
jarang dijadikan komoditi murahan . Dan berbagai macam lapisan masyarakat muslim
termasuk persoalan kaum miskin yang kurang sabar sehingga menjadi obyek garapan
pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya pemurtadan semisal kristenisasi.
Pengertian akhlak:
Secara etimotogi bahasa akhlak dari akar bahasa Arab
"khuluk" yang berarti tabiat, muruah, kebiasaan, fithrah, naluri dll
(Lisnil Arab 1/889-892). Secara epistemologi Syar'i berarti seperti dikatakan
Al Ghozali, akhlak adalah sesuatu yang menggambarkan tentang perilaku seseorang
yang terdapat dalam jiwa yang baik, yang darinya keluar perbuatan secara mudah
dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya. Dan jika sumber perilaku itu didasari
oleh perbuatan yang baik dan muliayang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat
maka ia dinamakan akhlak yang mulia, nammun jika sebaliknya maka ia dinamakan
akhlak yang tercela (Ihya`Ulumuddin 3/46)
Memang perlu dibedakan antara akhlak dan moral. Karena
akhlak lebih didasari oleh faktor yang melibatkan kehendak sang pencipta,
sementara moral lebih penekanannya pada unsur manusiawinya. Sebagai contoh: mengucapkan
selamat natal kepada non muslim secara akhlak tidak dibenarkan, tetapi secara
moral itu biasa-biasa saja.
Sentral Akhlak
Akhlak secara teoritis memang indah tapi secara praktek
memerlukan kerja keras. Oleh karena itu Allah SWT mengutus Nabi SAW-Nya untuk
memberi contoh akhlak mulia kepada manusia.Pekerjaan itu dilakukan oleh Nabi
SAW sebaik mungkin sehingga mendapat pujian dari Allah SWT, "Sesungguhnya
engkau (wahai Muhammad) berada pada akhlak yang agung ".(Q.S Al-Qolam :4)
Bahkan Rasulullah SAW sendiri bersabda : "Aku diutus untuk menyempurnakan
Akhlak". Lebih dari itu beliau menempatkan muslim yang paling tinggi
derajatnya adalah yang paling baik akhlaknya. "Sesempurna-sempurna iman
seseorang mukmin adalah mereka yang paling bagus akhlaknya" (H.R Muslim)
Maka tak heran Aisyah mendiskripsikan Rasulullah SAW
sebagai Al Qur`an berjalan; "Akhlak Rasulullah SAW adalah Al
Qur`an".(H.R.Bukhari)
Cakupan Akhlak Mulia
Dimensi akhlak dalam Islam mencakup beberapa hal yaitu ;
Akhlak kepada Allah SWT dengan cara mencintai-Nya,
mensyukuri nikmat-Nya, malu kepada-Nya untuk berbuat maksiat, selalu bertaubat,
bertawakkal, takut akan adzab-Nya dan senantiasa berharap akan rahmat-Nya.
Akhlak kepada Rasulullah SAW dengan cara beradab dan
menghormatinya, mentaati dan mencintai beliau, menjadi kaumnya sebagai
perantara dalam segala aspek kehidupan, banyak menyebut nama beliau, menerima
seluruh ajaran beliau, menghidupkan sunnah-sunnah beliau dan lebih mencintai
beliau daripada diri kita sendiri, anak kita, bapak kita dll.
Akhlak terhadap Al Qur`an dengan cara membacanya dengan
khusyuk, tartil dan sesempurna mungkin sambil memahaminya, menghapalnya dan
mengamalkannya dalam kehidupan riil.
Akhlak kepada makhluk Allah SWT mulai diri sendiri,
orangtua, kerabat, handaitaulan, tetangga dan sesama mukmin sesuai dengan
tuntunan Islam.
Akhlak kepada orang kafir dengan cara membenci kekafiran
mereka, tetapi tetap berbuat adil kepada mereka berupa membalas kekejaman
mereka atau memaafkannya dan berbuat baik kepada mereka secara manusiawi selama
hal itu tidak bertentangan dengan syariat Islam dan mengajak mereka kepada
Islam.
Akhlak terhadap makhluk lain termasuk kepada menyayangi
binatang yang tidak mengganggu, menjga tanaman dan tumbuh-tumbuhan dan
melestarikannya dll.
Krisis Akhlak
Apabila norma-norma akhlak mulia tidak dijalankan dengan
baik bahkan cenderung dilanggar, maka akan terjadi apa yang dinamakan krisis
akhlak. Sebagai contoh, kami kemukakan data-data terjadinya perusakan akhlak
terutama kepada para remaja berupa narkoba : shabu-shabu, putow, heroin, ganja,
ecstasi, morphin dll. Sasarannya mulai dari anak-anak sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, dari pengangguran sampai artis. Pengaruh buruk yang diperoleh
adalah dapat merusak hati dan otak, meskipun pada tahap awal sipecandu merasa
segar, gembira, fly, tidak tidur dan merasa berani. Police watch Indonesia,
suatu LSM yang memantau keterlibatan polisi dalam jaringan penyimpangan,
menyebutkan bahwa 42% kasus narkoba terjadi dijakarta, 58% terjadi di Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sumatra Barat.
Pembentengan dari krisis Akhlak
Tentunya ummat Islam tidak berjaya kalau melepaskan
ajaran Islam dalam kehidupan mereka. Makanya, mereka harus kembali menghidupkan
Islam sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya,
Imam Malik pernah meriwayatkan : Artinya "Tidaklah berjaya akhir dari
ummat ini melainkan berpegang dengan apa yang dipegang generasi pertama".
Kita harus kembali menghidupkan masjid sebagai pusat
kegiatan ummat Islam. Memperkuat daya tahan rumah tangga dari ancaman dekadensi
moral termasuk film-film ysng bobrok, menjaga disiplin dan keamanan sekolah
serta memberikan lingkungan materi agama yang cukup serta menjaga daya tahan
lingkungan masyarakat dari berbagai arus perusakan dan penyesatan, sekaligus
mengaktifkan pemerintah untuk membentengi masyarakat dari berbagai bentuk
kemaksiatan. Wallahu A`lam.