Salah satu contoh yang indah tentang
perubahan situasi yang merugikan menjadi berkah bagi orang-orang beriman, yaitu
tentang kehidupan Nabi Yusuf a.s..
Nabi Yusuf a.s. sejak kecil dan
sepanjang hidupnya dikenal karena sikapnya yang matang oleh penderitaan dan
kesetiaannya yang luar biasa kepada Allah. Sikapnya dalam menjalani ujian
merupakan contoh yang luar biasa bagi seorang mukmin. Nabi Yusuf a.s. yang
menjadikan Allah sebagai pelindungnya, mencari kebaikan dalam segala hal yang
menimpanya. Ia menyadari bahwa apa pun yang ia hadapi adalah berasal dari
Allah. Karena itulah, sepanjang hidupnya, ia menganggap setiap kesulitan adalah
sebuah ujian. Dan ia selalu yakin dan teguh pendiriannya.
Nabi Yusuf a.s. sejak awal
diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya yang iri padanya. Mereka
melemparkannya ke sebuah sumur, hingga ia tak dapat pulang dan bertemu ayahnya.
Bagaimanapun juga Allah menyelamatkannya dari sumur itu. Para musafir dengan
karavan mereka lewat dan menolong Yusuf. Mereka menjualnya kepada orang
terkemuka di Mesir. Disebutkan dalam Al-Qur`an bahwa istri majikannya yang
sangat terkesan dengan ketampanan Yusuf berusaha merayunya. Dengan demikian,
Yusuf a.s. sekali lagi diperlakukan tidak adil. Kali ini ia difitnah oleh
perempuan itu. Walaupun penyelidikan yang dilakukan membuktikan bahwa Yusuflah
yang benar, ia tetap dipenjara.
“Kemudian
timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa
mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu.” (Yusuf: 35)
Yusuf a.s. difitnah hanya karena
sifat mulianya. Karena tuduhan itu, Yusuf a.s. tinggal di penjara untuk waktu
yang lama. Ia menunjukkan kesabaran menghadapi semua kesulitan hidup dan tetap
yakin pada Allah. Sebagaimana disebutkan oleh Al-Qur`an, dengan caranya
memimpin dirinya, serta ketundukannya kepada Allah, ia benar-benar menjadi teladan
bagi semua mukmin.
Tentu saja Yusuf a.s. menerima
pahala terbesar, baik di dunia dan di akhirat, sebagai balasan kesabaran dan
rasa percayanya kepada Allah. Ia menyadari kebaikan dalam segala yang
menimpanya. Allah memberinya kekuasaan atas negeri yang kaya dan menjadikannya
seorang penguasa disana. Kesadarannya akan kebaikan dalam segala yang terjadi
padanya dan do’anya kepada Allah disebutkan di dalam Al-Qur`an sebagai berikut:
“Dan
ia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya)
merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkatalah Yusuf, ‘Wahai ayahku,
inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu
dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya, Dialah yang Maha mengetahui lagi Mahabijaksana. ‘Ya
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan), Pencipta
langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.’” (Yusuf:
100-101)
Sesungguhnya,
kisah ini adalah contoh yang baik tentang pahala yang diterima seorang mukmin
sebagai balasan atas ketulusan dan rasa percayanya kepada Allah. Apapun yag
terjadi pada seorang mukmin yang ikhlas, ia harus berusaha menemukan dan
memahami maksud peristiwa-peristiwa tersebut. Ia harus memohon pertolongan
kepada Allah dan berdo’a untuk itu. Seorang muslim tidak boleh lupa bahwa
setiap peristiwa besar atau kecil, yang mungkin menimpa, tidaklah berarti
menyusahkan dirinya. Sebaliknya, ini adalah merupakan kebenaran takdir, hukum
Allah yang kekal abadi. Allah pasti telah menetapkan segalanya untuk kebaikan
orang-orang beriman. Sebagai sebuah keberkahan yang besar. Di dalam hati
orang-orang beriman, Allah dapat mengungkapkan maksud dan kebaikan dari sebuah
kejadian. Tetapi jika tidak sekalipun, seorang mukmin harus bersabar dan ia
harus mengetahui bahwa semua itu tak lain untuk kebaikan
Baca juga: Khutbah Jumat: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah