Kaum Luth pun telah mendustakan
ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka
angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth.
Mereka Kami selamatkan di waktu seelum fajar menyingsing. Sebagai ni”mat dari
Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan
sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka
mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. (QS Al Qamar 33 – 36 ).
Nabi Luth hidup satu masa dengan Ibrahim. Luth
diutus sebagai seorang pembawa risalah kepada salah satu kelompok masyarakat
yang hidup berdekatan dengan kaum Nabi Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana
diriwayatkan dalam Al Qur’an mengerjakan perbuatan yang menyimpang yang
kemudian dikenal luas sebagai perilaku sodomi. Dikala Luth menyerukan kepada
mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut diserukan kepada mereka
peringatan dari Allah, maka mereka mengingkarinya, menolak kenabian Lut dan
meneruskan penyimpangan perilaku mereka. Pada akhirnya
kaum ini dihancurkan/dilulhlantakkan dengan bencana yang mengerikan.
Kota
dimana dahulu Nabi Luth berdiam, dalam Perjanjian Lama dihubungkan dengan kota
Sodom, Berada disebelah Utara laut Merah, masyarakat ini diketahui telah
dihancurkan sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an. Penelitian arkeologis
mengungkapkan bahwa kota tersebut berada diwilayah Laut Mati yang terbentang
memanjang diantara perbatasan Israel- Jordania.
Sebelum
mencermati sisa-sisa dari bencana ini, marilah kita lihat mengapa kaum Luth
dihukum dengan cara seperti ini. Al Qur’an menceritakan bagaimana Luth
memperingatkan kaumnya dan apa jawab mereka :
“ Kaum Luth telah mendustakan
rasul-nya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka “ Mengapa kamu
tiidak bertaqwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan ( yang
diutus ) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki diantara
manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan
kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab “ Hai Luth,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang yang
diusir”. Luth berkata “ Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu “. ( QS Asy-Syu”ara” 160-168 ).
Kaum Nabi Lut
justeru mengancamnya sebagai jawaban atas ajakannya ke jalan yang benar.
Kaumnya membenci Luth karena menunjukkan mereka ke jalan yang benar, dan
membuang/menyingkirkkannya dan orang-orang yang beriman kepadanya. Dalam ayat
lain, kejadian ini dikisahkan sebagai berikut :
“ Dan ( Kami juga telah mengutus )
Luth ( kepada kaumnya ). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka :”
Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun (didunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki
untuk melampiaskan nafsumu ( kepada mereka), bukanka kepada wanita, malah kamu
ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan
:” Usirlah merkea ( Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri .” (QS Al A’raaf
80-82).
Luth
menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyara dan memperingatkan
mereka dengan tegas, namun kaumnya sama sekali tidak mengindahkan berbagai
peringatan dan bahkan meneruskan penolakannya terhadap Luth dan mengingkari
azab yang telah dikatakan kepada mereka :
“ Dan (ingatlah) ketika Luth berkata
kepada kaumnya :”Sesungguhnnyya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang
amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjaka oleh seorangpun dari umat-umat
seblum kamu”. Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki,menyamun dan
mengerjakan kemungkaran ditempat-tempat pertemuannmu? Maka jawaban kaumnya
tidak lain hanya mengatakan : “ Datangkanlah kepada kami azab Allh, jika kamu
termasuk orang-oranng yang benar”. ( QS Al Ankabut 28-29).
Menerima jawaban seperti tersebut
diatas dari kaumnya Luth meminta pertolongan kepada Allah : “ Ia berkata : Ya
Tuhanku, tolonglah aku ( dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan
itu “ (QS Al-Ankabut 30)“. “ Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku
dari ( akibat) perbuatan yang mereka kerjakan” ( QS Asy Syu’ara’).
Atas doa Luth tersebut, Allah
mengrimkan dua malaikat yang menjelma dalam wujud manusia. Para malaikat ini
mengunjungi Ibrahim sebelum mendatangi Luth, membawa kabar gembira kepada
Ibrahim bahwa isterinya akan melahirkan seorang jabang bayi, malaikat pembawa
pesan menerangkan alasan pengiriman mereka; bahwa kaum Luth yang angkara akan
dihancurkan :
“Ibrahim bertanya; ‘Apakah urusanmu
hai para utusan?’. Mereka menjawab;”Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang
berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereja batu-batu dari tanah yang
(batu belerang), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk ( membinasakan ) orang-orang
yang melampaui batas. ( QS Adz –Dzaariyaat: 31-34).
“Kecuali Lut beserta
pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanyua,
kecuali istrinya, Kami telah telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu
termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya
)”. ( QS Al Hijr 59-60).
Setelah meningalkan Ibrahim, para
malaikat yang dikirim sebagai utusan pembawa pesan, kemudian mendatangi Luth.
Adapun Luth yang belum pernah ditemui sang pembawa pesan, pada waktu pertama
kalinya merasa khawatir namun selanjutnya merasa tenang setelah berbicara
dengan mereka ;
Ia berkata:” Sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Para utusan menjawab :” Sebenarnya kami
ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan “. Dan kami
datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang yang
benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan
ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh
kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu”.
Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan
ditumpas habis diwaktu subuh. ( QS Al Hijr 62-66).
Sementara itu, kaum Lut telah mengetahui
bahwa Luth kedatangnan tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk menadatangi tamu-tamu
tersebut secara menentang sebagaimana mereka sebelumnya telah mendatangi tamu
yang lain. Mereka mengepung rumah Luth. Merasa khawatir atas keselamatan
tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya :
“ Luth berkata : “ Sesungguhnyua
mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu ( kepadaku ), dan
bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina”. ( QS Al Hijr
68-69)
Baca juga:TAFSIR SURAH AL-‘ADIYAT; “YANG MENYERBU”
Kaum Lut menjawab dengan pedas;
Mereka berkata :” Dan bukankah kami
telah melarangmu dari ( melindungi) manusia”. Merasa bahwa Ia dan tamunya akan
mendapatkan perlakuan yang keji, Lut berkata : “ Seandainya aku ada mempunyai
kekuatan ( untuk menolakmu ) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga
yang kuat ( tentu akan aku lakukan ) (QS Al Hud 80 ).
Tamunya mengingatkannya bahwa
sesungguhnya mereka adalah pembawa pesan dari Alllah dan mereka berkata ;” Para
utusan (malaikat ) berkata : “ hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan
Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu
pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah
ada seorangpun diantara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia
akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatihnya azab
kepada mereka ialah diwakti subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?”. ( QS Hud
81).
Ketika
penentangan warga kota mencapai tingkat kebencian yang memuncak, Allah
menyelamatkan Lut dengan perantaraan malaikat. Di pagi hari, kaumnya
dihancurleburkan dengan bencana yang sebelumnya telah diberitahukan oleh Luth.
“
Dan sesunguhnya mereka telah membujuknya ( agar menyerahkan ) tamunya (kepada
mereka ), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan
ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang
kekal ( QS Al-Qamar 37-38).
Ayat yang menerangkan pengnhancuran
dari kaum ini adalah sebagai berikut :
“ Maka mereka dibinasakan oleh suara
keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian
atas kota itu terbalik kebawah dan Kami hujani mereja dengan batu belerang yang
keras . Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda ( kebesaran
Kami ) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota
itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap ( dilalui manusia). ( QS Al
Hijr 73-76).
“ Maka tatkala datang azab Kami,
Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah ( Kami balikkan ), dan
Kami hujani mereka dengan (batu belerang ) tanah yang terbakar secara
bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh
dari orang-orang yang zalim. (QS Hud 82-83).
“ Kemudian Kami binasakan yang lain,
Dan Kami hujani mereka dengan hujan ( batu belerang) maka amat kejamlah hujan
yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah
kebanyakan mereka tidak beriman, Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. ( QS Asy Syu’araa: 172-175).
Ketika
kaum tersebut dihancurkan, hanya Lut dan pengikutnya yang hanya berjumlah tidak
lebih dari “sebuah keluarga”. Adapaun istri Luth sendiri yang juga
tidak percaya ,ia juga dihancurkan.
“ Dan ( Kami juga yang telah
mengutus ) Luth ( kepada kaumnya), (Ingatlah) tatkala dia bnerkata kepada
mereka :” Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun ( didunia ini ) sebelumnya?’. Sesungguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu ( kepada mereka ), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak
lain hanya mengatakan :” Usirlah mereka ( Luth dan pengikut-pengikutnya) dari
kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan
diri”. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya;
dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan ). Dan Kami turunkan
kepada mereka hujan (batu belerang), maka perhatikanlahbagaimana kesudahan
orang-orang yang memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahaan itu.( QS
Al-Araf: 80-84).
Demikianlah maka,
Nabi Luth diselamatkan bersama dengan para pengikut dan keluarganya, namun
tidak demikian halnya dengan istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian
Lama, ia (Luth) berindah dan menetap bersama Ibrahim. Adapun terhadap kaum yang
sesat mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan dengan tanah.
“Tanda-tanda yang Jelas “ di Danau Luth
Ayat
82 Surat Hud secara jelas menyebutkan jenis bencana yang menimpa kaum Lut.
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri Kaum Lut itu yang atas ke
bawah ( Kami balikkan ), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang ) tanah
yang terbakar secara bertubi-tubi,”
Pernyataan
“ menjungkirbalikkan (kota) “ mengandung makna bahwa kawasan tersebut
diluluhlantakkan oleh kedahsyatan gempa bumi. Sesuai dengan keadaan Danau Lut
dimana penghancuran terjadi, terkandung bukti “nyata” dari bencana tersebut.
Mengutip
apa yang dikatakan oleh ahli arkeologi Jerman bernama Werner Keller, sebagai
berikut :Bersamaan dengan dasar dari retakan yang lebar ini yang terjadi secara
seksama di daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, terjerumus
secara seketika ( dalam waktu satu hari ) ke dalam jurang yang sangat dalam.
Kehancuran tersebut terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi hebat yang
mungkin disertai dengan letusan, petir dan keluarnya gas alam serta terjadinya
lautan api yang dahsyat.
Sebagai
sebuah fakta, Danau Lut atau yang lebih dikenal dengan Laut Mati, letaknya
tepat berada diatas suatu kawasan gunung berapi aktif, jadi merupakan daerah
gempa bumi :
Dasar dari Laut Mati berada pada
pusat kehancuran lempeng bumi, Lembah ini terletak diantara rentangan yang
rentan antara Danau Taberiya di Utara dan pertengahan danau Arabia di Selatan.
Peristiwa
yang dilukiskan dengan “ menghujani mereka dengan batu belerang keras
sebagaimana tanah liat yang terbakar secara bertubi-tubu” pada bagian akhir
dari ayat. Ini semua mungkin berarti sebuah letusan gunung api yang terjadi di
tepian Danau Lut, dan sebagai cadas dan batuan yang meletus dalam bentuk
terbakar” ( kejadian yang sama terjadi sebagaimana dalam ayat 173 Suarat ash
Syu’araa’ yang menyebutkan : Kami menghujani mereka ( dengan belerang ) maka
amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang
nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.
Dalam
kaitannya dengan hal ini, Werner Kelller nenulis :
“Subsidence ( surutnya arus banjir )
mengeluarkan/membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur begitu lama di
sepanjang patahan yang panjang. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan
masih terdapat kawah yang menggelegak dari gunung api yang sudah mati, lava
yang melebar dan batuan basal dalam yang telah terkumpul di dalam permukaan
baru lapis.
Lava
dan lapisan batu Basalt merupakan bukti terbesar yang ledakan gunung api dan
gempa bumi pernah terjadi disini. Bencana alam yang dilukiskan dengan ungkapan
“ Ketika Firman Kami telah terbukti, Kami jungkirbalikkan ( kota) “, yang
terjadi dalam ayat yang sama, di dalam Al Qur’an kemungkinan besar menunjuk
pada gempa bumi yang mengakibatkan letusan gunung api diatas permukaan bumi
dengan akibat yang merusak dan terhadap retakan dan reruntuhan yang diakibatkan
olehnya, dan Allah yang Maha Mengetahui atas hal tersebut.
“
Tanda-tanda yang jelas” yang disampaikan oleh Danau Lut sangatlah menarik,
Secara umum, kejadian yang menurut Al Qur’an terjadi di Timur Tengah, Jazirah
Arab dan Mesir. Tepatnya ditengah kawasan ini adalah Danau Lut. Danau Lut
dimana kejadian tersebut terjadi dan daerah sekitarnya secara geologis
mendapatkan perhatian seksama. Danau tersebut diperkirakan berada 400 meter
dibawah permukaan Mediterania. Danau tersebut dalamnya antara 400 meter,
sedangkan dasarnya mencapai kedalaman 800 meter dibawah Mediterania. Ini adalah
merupakan titik yang paling rendah di seluruh permukaan bumi, Di daerah lain
yang kedalamannya lebih rendah dari permukaan lautan, paling rendah sedalam 100
meter. Sifat lain dari Danau Lut adalah kandungan garammnya yang sangat tinggi,
dimana kepekatannya hampir mencapai 30%. Oleh karena itu tidak ada mahluk hidup
seperti ikan atau lumur yang dapat bertahan hidup di dalam danau ini. Hal
inilah yang menyebabkan Danau Lut dalam literature-literatur Barat lebih sering
disebut dengan “ Laut Mati”.
Kejadian
yang menimpa kaum Lut, yang disebutkan dalam A Qur’an berdasrkan perkiraan
terjadi sekitar 1800 SM. Berdasarkan pada penelitian arkeologi dan geologi,
peneliti terkenal Jerman Werner Kelller mencatat bahwa kota Sodom dan Gomorah
adalah benar-benar berada di lembah Siddim yang merupakan daerah terjauh dan
terendah dari ujung Danau Lut.
Hal
yang paling menarik adalah susunan karakteristik dari danau Lut adalah bukti
yang menunjukkan kejadian bencana alam sebagaimana yang diceritakan dalam Al
Qur’an:
Di bagian Timur pantai Laut Mati
adalah semenanjung El Lisan yang berbentuk seperti lidah yang menjulur ke dalam
air. El Lisan berarti “ lidah “ dalam bahasa Arab. Dari daratan tidak akan
nampak bahwa tanah dibawah permukaan air berguguran pada sudut yang sangat luar
biasa, memisahkan air danau menajdi dua bagian. Disebelah kanan semenanjung
lereng tanah menghunjam sedalam 1200 kaki. Disebelah kiri semenanjung, secara
luar biasa kedalaman air tetap dangkal. Penelitian yang dilakukan beberapa
tahun terakhir ini menunjukkan bahwa kedalamannya hanya berkisar antara 50 – 60
kaki. Bagian dangkal yang luar biasa dari Laut mati ini, mulai dari semenanjung
el Lisan smapai ke ujung bagian paling Selatan, adalah merupakan Lembah Siddim.
Werner
Keller menengarai bahwa bagian yang dangkal ini yang ditemukan belakangan
adalah merupakan hasil dari gempa bumi dahsyat sebagaimana yang telah
disebutkan diatas. Disinilah dimana Sodom dan Gomorah berada dan disini pulalah
kaum Lut pernah hidup.
Meskipun
memungkinkan untuk melintasi daerah ini dengan berjalan kaki. Namun sekarang
Lembah Siddim, dimana Sodom dan Gomorah dahulunya berada, diselimuti oleh
permukaan datar bagian bawah Laut Mati. Keruntuhan dari dasar danau sebagai
akibat dari bencana alam mengerikan yang terjadi di masa lampau diawal
Millenium kedua SM, mengakibatkan air garam dari utara mengalir ke dalam rongga
yang belakangan terbentuk dan memenuhi lembah sungai dengan air yang asin.
Jejak-jejak
dari danau Lut akan nampak kentara …Jika seseorang bersampan melintasi Danau
Lut ke titik paling Utara dan sang Surya sedang bersinar tepat diarahnya, maka
ia akan melihat sesuatu yang menakjubkan. Dari kejauhan pantai akan nampak
secara jelas dibawah permukaan air segaris bentuk hutan yang secara luarbiasa
diawetkan oleh kandungan garam yang tinggi dari Laut Mati. Batang pepohonan dan
akar-akaran didalam kilauan air yang hijau nampaklah sangat kuno. Lembah Siddim
dimana pepohonan ini dahulu daunnya pernah bermekaran menutupi batang dan
rantingnya adalah merupakan salah satu lokasi yang paling indah didaerah ini.
Aspek
mekanis dari bencana yang menimpa kaum Lut diungkapkan oleh para peneliti
Geologi. Pengungkapan bahwa gempabumi yang menghancurkan Kaum Lut terjadi
sebagai akibat rekahan yang sangat panjang didalam kerak bumi (fault line )
sepanjang 190 KM yang memanjang membentuk dasar sungai Sheri’at. Sungai
Sheri’at secara total runtuh 180 meter. Diantara bukt ini dan fakta bahwa danau
Lut berada 400 meter dibawah permukaan laut adalah dua potong bukti penting
yang menunjukkan bawa peristiwa geologis yang sangar hebat pernah terjadi
disini.
Susunan
yang menarik dari sungai Sheri’at dan Danau Lut hanya tersusun atas rekahan
kecil yang memisahkan kawasan ini dari kerak bumi. Keadaan seperti tersebut dan
rekahan yang memanjang baru dapat ditemukan pada waktu akhir-akhir ini.
Kondisi
rekahan ini berasal dari daerah tepian gunung Taurus, memanjang ke pantai
selaran danau Lut dan terus berlanjut diatas gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan
berlanjut melintasi Laut Merah dan berakhir di Afrika. Di sepanjang jarak
tersebut terdapat aktifitas gunung berapi yang sangat kuat. Batuan Basalt hitam
dan lava terdapat di gunung Galilea di Israel,daerah dataran tinggi Jordania,
Teluk Aqaba dan daerah sekitarnya.
Seluruh
reruntuhan dan bukti-bukti geografis tersebut menunjukan bahwa bencana geologis
dahsyat pernah terjadi di danau Lut. Werner Kelller menulis:
Bersamaan dengan dasar dari retakan
yang lebar ini yang terjadi secara seksama di daerah ini, Lembah Siddim,
termasuk Sodom dan Gomorah, terjerumus secara seketika (dalam waktu satu hari
ke dalam jurang yang sangat dalam. Kehancuran tersebut terjadi melalui sebuah
peristiwa gempa bumi hebat yang mungkin disertai dengan letusan, petir dan
keluarnya gas alam serta terjadinya lautan api yang dahsyat. Subsidence
(surutnya arus banjir) mengeluarkan/membangkitkan tenaga vulkanik yang telah
tertidur begitu lama di sepanjang patahan yang panjang. Di lembah yang tinggi
di Jordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menggelegak dari gunung api
yang sudah mati, lava yang melebar dan batuan basalt dalam yang telah terkumpul
di dalam permukaan batu lapis.
Lembaga
Geografi nasional Amerika Serikat (National Geographic) pada Desember 1957
menyatakan sebagai berikut :” Gunung Sodom, merupakan tanah gersang dan tandus
muncul secara mendadak diatas Laut Mati. Tidak ada seorangpun yang pernah
menemukan kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namum para ilmuwan percaya
bahwa kota ini dahulunya berada di lembah Siddim yang terletak melintang
disepanjang tepian tebing jurang terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati
yang menelan mereka yang disertai dengan gempa bumi.
Pompeii Mempunyai Akhir Yang Sama
Al Qur’an menceritakan kepada kita
dalam ayat berikut bahwa tidak akan ada perubahan dalam hukum Allah.
Dan mereka bersumpah dengan nama
Allah dengan sekuat-kuatnya sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka
seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari
salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi
peringatan,maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya
mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena
rencana (mereka) yang jahat. Rencana itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-natikan melainkan
(berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang
terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui penyimpangan bagi sunnah
Allah. (QS Al-Fathir: 42-43)
Ya, tidak akan ditemukan perubahan dalam jalan (Hukum)
Allah. Siapapun yang menentang hukum-Nya dan memberontak terhadap-Nya, akan
menghadapi hukum suci yang sama. Pompeii, sebuah simbul kemerosotan dari
Kekaisaran Romawi yang juga terlibat dalam perilaku sexual yang menyimpang dan
berakhir pula sama halnya dengan kaum Lut.
Kehancuran
Pompeii disebabkan oleh letusan gunung Vesuvius.
Gunung
Vesuvius adalah symbol dari Italia terutama bagi kota Naples . Gunung yang
membisu selama dua ribu tahun terakhir. Vesuvius yang dinamakan “Gunung Peringatan”.
Bukannya tanpa sebab jika gunung ini dinamakan demikian. Bencana yang menimpa
Sodom dan Gomorah memiliki sangat banyak kemiripan dengan bencana yang
menghancurkan Pompeii.
Disebelah
kanan Vesuvius terletak kota Naples dan disebelah kirinya terletak Pompeii.
Lava dan debu letusan besar gunung api yang terjadi dua ribu tahun lalu melanda
warga kota tersebut. Bencana yang terjadi sangatlah tiba-tiba sehingga segala
sesuatunya terperangklap sebagaimana dalam kehidupan mereka sehari-hari dan
sampai sekarang sama seperti yang terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah
waktu telah dibekukan.
Penghilangan
Pompeii dari muka bumi dengan bencana seperti ini bukanlah tanpa alasan.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut adalah merupakan sarang pemborosan/foya-foya
dan perbuatan menyimpang. Kota ini dikenal dengan adanya pelacuran yang sampai
pada tingkat tertentu tidak diketahui lagi mana rumah pelacuran dan mana yang
bukan. Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantung di depan pintu rumah
pelacuran. Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan Mithraic, organ
seksual dan persetubuhan tidaklah seharusnya disembunyikan namun dipertontonkan
secara terang-terangan.
Namun
lava daari Vesuvius menyapu bersih seluruh kota dari muka bumi dalam waktu sekejap.
Meskipun demikian sisi yang paling menarik dari peristiwa ini adalah bahwa
tidak ada seorangpun yang selamat dari bencana letusan Vesuvius yang mengerikan
ini. Sepertinya mereka sama sekali tidak menyadari bencana tersebut,
seolah-olah mereka sedang terlena dalam pengaruh guna-guna. Sebuah keluarga
yang sedang menyantap makanan mereka saat itu juga menjadi batu (membatu).
Beberapa pasangan ditemukan membatu dimana mereka sedang melakukan hubungan
badan. Hal yang paling menarik adalah bahwa terdapat pasangan yang berjenis
kelamin sama dan pasangan muda-mudi yang masih kecil. Wajah dari kebanyakan
jasad manusia membatu yang digali dari Pompeii masih utuh sama sekali, ekspresi
wajah-wajah tersebut pada umumnya nampak kebingungan/terkagum-kagum.
Disini terdapat sisi yang paling tidak bisa dimengerti
dari sebuah bencana. Bagaimana mungkin ribuan orang yang menunggu untuk
dijemput sang kematian tanpa mereka melihat dan mendengar apapun?.
Sisi yang nampak dari peristiwa ini
menunjukan bahwa menghilangnya Pompeii mirip dengan peristiwa kehancuran
sebagimana yang disebutkan dalan Al Qur’an yang secara jelas menyebutkan
“pembinasaan yang tiba-tiba” seperti yang dihubungkan dengan peristiwa ini.
Sebagai contoh “warga kota” disebutkan dalam Surat Yasin, bahwa kesemuanya mati
secara mendadak dalam waktu yang bersamaan. Keadaan ini diceritakan sebagai
berikut dalam Surat Yasin ayat 29:
Tidak ada siksaan atas mereka
melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.
Dalam Ayat 31 Surat al-Qamar, sekali
lagi “pembinasan seketika” ditekankan ketika penghancuran kaum Tsamud
dikisahkan:
Sesungguhnya Kami menimpakan atas
mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti
rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.
Kematian
warga kota Pompeii yang terjadi secara tiba-tiba memiliki kemiripan sebagaimana
diceritakan dalam ayat terebut diatas.
Meskpun
demikian tidak banyak hal yang telah berubah sejak Pompeii dihancurkan. Daerah
Naples dimana pesta pora berlaku, tidak serusak sebagaimana halnya daerah
Pompeii yang tidak bermoral. Kepulauan Capri adalah asal muasal kaum
homoseksual dan kaum nudist bertempat tinggal. Kepulauan Capri dilambangkan
sebagai “surga kaum homo” dalam iklan pariwisata. Tidak hanya di kepulauan
Capri dan di Italia saja, namun hampir diseluruh dunia dimana kebobrokan moral
yang sama sedang terjadi dan orang-orang tetap bersikeras untuk tidak mengambil
pelajaran dari kaum-kaum terdahulu.
Baca juga:Takwa dan akhlak yang baik