"Dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus ( pertanda
jauhnya perjalanan) yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka
menyaksikan berbagi manfaat bagi mereka dan supaya menyebut nama Allah pada
hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka
berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian dari padanya dan (sebagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir" ( Al-Haj:
27-28 )
Setiap muslim selalu pasrah kepada Allah SWT seperti yang
dicontohkan oleh nabi Ibrahim yang pasrah kepada Allah ketika diperintah
menyembelih anaknya Ismail. Demikian pula Ismail pasrah dan tegar menyerahkan
dirinya disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah, sambil berharap agar
menjadi orang yang sabar. Itulah pendidikan yang dicontohkan oleh ibunya Hajar,
yang ditinggal oleh suaminya Ibrahim di tempat yang tandus bersama Ismail yang
mungil, dan karena keteguhannya serta kepasrahannya, Allah bukakan air zam-zam
sebagi makanan, minuman, sekaligus obat dan di abadikan buat umat Islam dunia
yang mengunjungi rumah Allah yang dibagun pondasinya oleh Ibrahim AS. Maka,
umat Islm diperintahkan untuk berhaji dan berkorban meneladani nabi Ibrahim
kekasih Allah SWT.
Memang hidup penuh pengoraban, jangan hidup kalau tidak
mau berkorban. tetapi seebaik-baik pengorbanan apabila kita persembahkan kepada
Allah semata, kita pun sudah meneken kontrak untuk itu dan selalu kita nyatakan
dalam kehidupan sehari-hari: "Bahwa sholatku, ibadahku, hidup dan matiku
hanya kupersembahkan kepada-Mu ya Allah"
Baca juga: Ciri-ciri Orang Yang Matang Beragama Islam