Setiap mukmin sangat dituntut untuk terus
menjalin hubungan yang dekat dengan Allah SWT, itu sebabnya di dalam Islam ada
perintah untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Semakin dekat hubungan seseorang dengan Allah, semakin
kedudukannya di sisi Allah. Dengan dekatnya hubungan manusia kepada Allah dia
selalu merasa dalam pengawasan Allah yang membuatnya tidak berani menyimpang
dari jalan Allah.
Dalam kehidupan ini ada banyak jalinan hubungan
yang harus kita lakukan kepada Allah SWT, diantara sekalian banyak hubungan,
dapat kita sederhanakan menjadi tiga bentuk hubungan kepada Allah yang harus
kita pahami dengan sebaik-baiknya dan dapat kita wujudkan dalam kehidupan ini.
1. Hubungan Cinta.
Rasa cinta pada segala sesuatu dalam
kehidupan ini ada pasa setiap orang karena hal itu memang diberikan Allah.
Karena itu amat wajar kalau manusia mencintai sesuatu, baik berupa manusia
seperti cinta kepada orang tua, anak, isteri, suami, saudara dan sebagainya.
Begitu juga dengan cinta kepada harta, kedudukan dan seterusnya. Kecintaan
kepada semua itu tidaklah dilarang di dalam Islam, tapi kecintaan pada semua
itu tidak boleh melebihi kecintaan manusia kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di
jalan Allah, Allah berfirman yang artinya: Katakanlah: “Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannyadan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah,
Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik (QS 9:24).
Kecintaan yang sangat antara manusia dengan
Allah merupakan bukti dari keimanannya yang benar, Allah berfirman yang
artinya: Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah (QS 2:165).
Sementara di dalam hadits, Rasulullah Saw
menerangkan keharusan seorang mu’min untuk mencintai beliau melabihi kecintaan
pada anak, orang tua dan manusia lainnya, Rasul Saw bersabda:
Tidaklah beriman salah seorang kamu sampai
aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya, akan
lahir sifat ikhlas pada diri seorang muslim dan dengan keikhlasan itu, seberat
apapun perintah Allah akan dilaksanakan dengan perasaan yang ringan, tapi tanpa
kecintaan, seringan apapun perintah Allah akan terasa sebagai perintah yang
berat.
2. Hubungan Perdagangan.
Perdagangan atau jual beli biasanya
dikehendaki senang sama senang, penjual dapat untung, pembeli senang dengan apa
yang telah dibelinya. Begitu juga dengan jual beli kepada Allah. Dalam hal ini
Allah bertindak sebagai pembeli dan kita --kaum muslimin-- sebagai penjualnya.
Allah membeli orang-orang yang beriman jiwa dan hartanya untuk diserahkan atau
dikorbankan di jalan Allah dan Allah nanti akan membalas atau membayarnya
dengan surga. Dengan demikian, karena kita menghendaki dapat masuk ke dalam surga,
dalam hidup inimkita tidak boleh segan-segan untuk berkorban dengan harta
bahkan dengan nyawa sekalipun dalam perjuangan menegakkan agama Allah. Allah berfirman: Sesunggunya Allah telah
membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau
terbunuh. (itu telah menjadi janji) yang benar dari Allah di dalam taurat,
injil dan AL QURAN (QS 9:111).
Orang yang mau berjual
beli dengan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwanya di jalan Allah
dipertegas lagi oleh Allah dengan mendapat jaminan tidak akan mendapatkan azab
Allah sebagaimana disebutkan dalam AL QURAN
yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah
dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (QS
61:11-12).
3. Hubungan Amal.
Amal atau kerja merupakan konsekuensi seorang
mu’min daam hidupnya, karenanya banyak sekali ayat yang merangkai kata iman dan
amal shaleh. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan Allah SWT manusia juga
harus menjalin hubungan amal yang dengan amal shaleh itu manusia nantinya akan
dijuluki oleh Allah sebagai makhluk yang terbaik yang akan diberi balasan
berupa surga yang penuh dengan kenikmatan, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga “and yang mengalir
sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhan-Nya (QS 98:7-8).
Dalam beramal, ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan, yakni lakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah, lakukan
amal yang shaleh dengan cara-cara yang sesuai dengan syari’at Allah sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasul-Nya, lakukan pula amal shaleh itu dengan sesegera
mungkin, janganlah merasa sudah banyak dengan amal shaleh yang kita lakukan
meskipun pahalanya dilipatgandakan dan lakukan amal shaleh dengan tujuan yang
satu, yakni mengharap ridha Allah SWT.
Demikian tiga bentuk hubungan yang harus kita
jalin kepada Allah SWT sebagai orang yang beriman.
Baca juga: MUSIBAH