Peringatan Isra’ Mi’raj sudah sering kita peringati. Kalau
dihitung sejak pertama kali kita ikuti waktu kecil dulu hingga sekarang,
mungkin sudah puluhan jumlahnya. Namun hingga saat ini bisa jadi kita mengikuti
Isra’ Mi’raj hanya sekedar rutinitas tanpa pernah menangkap hikmah luar biasa
dibaliknya. Maka, kiranya perlu kita gali secara mendalam hikmah luar biasa momentum
Isra’ Mi’raj yang dirangkai dalam sembilan kata yaitu: (1) Islam, (2)Sholat,
(3)Riyadhus Sholihin, (4)Al Qur’an,
(5)Masjid, (6)Ihsan, (7)Rahmah, (8) Amal, (9)Jannah.
1.Kenapa Kita Islam
Dalam hidup ini, tidak ada ajaran apapun didunia ini yang
luar biasa menyampaikan dengan jelas dan terang tentang Islam. Islam adalah
ajaran yang dibangun dengan pondasi dua kalimah syahadat yang mengakui sepenuh
hati bahwa tiada yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah semata dan
untuk itu kita mengakui bahwa Muhammad adalah Rasul Allah yang dengan
keteladanannya kita memiliki contoh nyata dalam seluruh aspek kehidupan untuk
meraih keselamatan hidup didunia dan akhirat.
“Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:205)
Islam adalah ibadah dan negara, perdamaian dan akhlak, politik dan ekonomi,
kilatan pedang dan Al Qur’an. Tidak ada yang tidak diatur dalam Islam. Keseluruhan
ajaran islam bersifat integral dan saling berkaitan satu dan lainnya.
Islam juga merupakan ajaran yang hanya diakui oleh Allah SWT. Selainnya tidak
diterima dan tidak pernah ada paksaan untuk mengikutinya.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam...” (QS. Ali Imran : 19)
“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (QS. Ali Imran : 85)
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat...” (QS. Al
Baqarah : 256)
2.Ada apa dengan Sholat
Di seluruh dunia, tidak ada ajaran yang luar biasa
mengingatkan penganutnya untuk tetap konsisten dalam kebaikan seperti Islam.
Eperti rangkaian aktivitas luar biasa sebelum kita melakukan Sholat. Yaitu:
wudhuk, azan dan Iqomah. Dengan aktivitas wudhuk yang benar, maka seluruh
anggota tubuh kita dibersihkan dari dosa-dosa kecil. Tubuh juga menjadi segar
dan tetap fit. Selain itu badan, pakaian juga mesti bersih dari barang-barang
yang haram maupun syubhat, dari najis dan kotoran. Karena kita akan
berkomunikasi dengan sang Pemilik Alam semesta: Allah ‘Azza wa jalla.
Selain itu, kita diingatkan dengan azan sebelum sholat. Azan menguatkan kalimah
syahadat sehingga disunnahkan kita mengulang apa yang disuarakan muazzin atau
bilal saat azan, agar kita juga mendapatkan kebaikan yang sama dengan muazzin.
Untuk seorang muslim, dua kalimah syahadat kita ulang sebanyak:
Deskripsi
|
Jumlah
|
Diulang
|
Total
|
Adzan
|
2
|
5 kali
|
10 kali
|
Sholat
Wajib
|
5
|
2 kali
|
10 kali
|
Iqomah
|
5
|
1 kali
|
5 kali
|
Jumlah
|
25 kali
|
Semakin banyak kita melaksanakan sholat sunat lainnya,
maka semakin banyak penguatan kalimah syahadat yang kita lakukan sehingga
pondasi Islam kita akan semakin kokoh. Sebaliknya, semakin sedikit kita
ucapkan, maka kalimah syahadat akan semakin melemah. Bahkan bisa jadi akan
hilang. Na’udzubillahi min dzalik.
Selain itu, sebelum sholat maka dilakukan iqomah.
Apa kandungan hikmah luar biasanya? Ingatlah bahwa saat kita dilahirkan, kita
diazankan ditelinga kanan dan diiqomahkan
ditelinga kiri. Kemudian, saat kita meninggal, kita akan disholatkan. Nah,
rangkaian hidup kita sebenarnya hanyalah sepanjang waktu antara adzan
dan sholat. Yaitu iqomaht. Sungguh
sangat singkat!
Wajar kiranya sholat menjadi pembeda antara Muslim dan
non-Muslim. Sholat juga merupakan kunci Surga. Selain itu, sholat juga
merupakan ibadah utama.
“...Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-badah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al Ankabut : 45)
3.Mengapa Riyadhus Sholihin
Riadhus sholihin adalah riwayat hidup orang-orang yang
sholih yang telah mendahului kita dan telah membuktikan bagaimana kontribusi
mereka pada Islam, dakwah dan kebaikan pada Ummat manusia didunia ini.
Riadhus
sholihin utama, tentunya adalah riwayat kehidupan Rasulullah Muhammad SAW yang
kita kenal dengan As Sunnah. Yang merupakan panduan mengarungi kehidupan agar
dapat mencapai prestasi-prestasi kehidupan untuk dapat hidup kekal nan abadi di
akhirat kelak.
Peran apapun yang ingin kita lakukan, contohlah Rasulullah SAW karena ia
merupakan manusia teladan sepanjang zaman. Karena peran luar biasanya dalam
mengajak manusia ke jalan Allah, menyeru manusia pada kebaikan dan mencegah
dari kemungkaran.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab:21)
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf :
108)
Sadar atau tidak, kita merupakan umat terbaik bagi manusia ini. Dengan syarat,
kita mau menjadi da’i dengan meniti jalan dakwah yang menyeru manusia kepada
kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran serta benar-benar beriman kepada
Allah, walau apapun profesi, keahlian dan pendidikan kita.
Dakwah harus bersih dan suci. Kebersihannya benar-benar mulia, hingga melampaui
ambisi pribadi, menganggap kecil keuntungan materi, meninggalkan hawa nafsu dan
kesenangan sementara. Ia melaju di jalan Allah SWT untuk para da’i.
Tidak meminta sesuatu pun dari manusia, tidak mengharap harta, tidak menuntut
balasan, tidak menginginkan popularitas, tidak menghendaki imbalan serta ucapan
terima kasih.
Sungguh, pahala amal kami hanyalah dari Allah SWT yang telah menciptakan
4.Kenapa harus Al Qur’an
Karena Al Qur'an merupakan sumber hukum terbaik yang ada
di dunia. Selain itu, Allah juga sampaikan dengan jelas dalam Al Qur’an secara
langsung. Dalam surat Al Baqarah: 2-20 sekaligus pembagian manusia:
1. Manusia Bertaqwa (4 ayat)
(2) Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(3) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
(4) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.
(5) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
2. Manusia Kafir (2 ayat)
(6) Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi
mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan
beriman.
(7) Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran
mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
3. Manusia Munafiq (13 Ayat)
(8) Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami
beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya
bukan orang-orang yang beriman.
(9) Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka
hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
(10) Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(11) Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan."
(12) Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
(13) Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah
kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab:
"Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah
beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi
mereka tidak tahu.
(14) Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang
beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka
kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya
kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
(15) Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan
membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
(16) Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk.
(17) Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah
api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka,
dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
(18) Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan
yang benar).
(19) atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai
gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi
orang-orang yang kafir.
(20) Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan
mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar
itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki,
niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu.
5. Ada apa dengan Masjid
Kita mungkin sudah ratusan kali masuk keluar masjid. Namun, banyak yang
menjadikan kunjungan ke masjid hanya rutinitas belaka. Tanpa makna dan arti
apa-apa. Hanya sekedar menjalankan kewajiban. Ketahuilah, bahwa Masjid memiliki
nilai luar biasa, diantaranya:
1.Rumah Allah, sehingga siapa yang masuk kedalamnya akan
dijamu oleh-Nya.
2.Pusat kebaikan, sehingga orang-orang yang memasukinya akan merasa tentram dan
tenang.
3.Pusat peradaban, buktinya bisa kita lihat hingga
sekarang.
4.Pusat pertemuan, dalam waktu-waktu sholat, pernikahan,
bahkan juga ibadah haji.
5.Pusat ukhuwah dan persatuan
6. Pentingnya Ihsan
Saat ini, kita sangat susah mendapatkan orang-orang yang
bisa dipercaya. Apalagi kalau berkaitan dengan uang dan organisasi (kecil,
menengah, maupun besar). Apalagi yang berada dilevel pimpinan. Tentu, minimal
sekali menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.
Salah satu solusi untuk permasalahan kepemimpinan yang demikian komplek saat
sekarang ini adalah mencari orang-orang yang ihsan.
Apa itu ihsan? Malaikat Jibril menrangkan kepada
Rasulullah SAW bahwa ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah
engkau dilihat oleh-Nya, walaupun engkau tidak bisa melihat-Nya.
Sederhananya,
ihsan adalah seorang manusia yang merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap
niat dan aktivitas apapun yang dikerjakannya. Sehingga, tidak akan pernah ia
berlaku curang, sombong, apalagi berlaku dzalim.
7. Tumbuhkan sifat Rahmah
Seorang da’i atau pun seorang Muslim perlu menumbuhkan
sifat Rahmah atau kasih sayang karena sesama Muslim pada hakikatnya adalah
bersaudara. Karena satu keturunan dari Nabi Adam dan Siti Hawa.
Kasih sayang yang luar biasa seperti ungkapan berikut ini:
Kami lebih cintai Umat dari pada diri kami sendiri.
Sungguh, jiwa-jiwa kami senang gugur sebagai penebus kehormatan mereka, jika
memang tebusan itu yang diperlukan. Atau melayang untuk membayar kejayaan,
kemulian agama, dan cita-cita mereka, jika memang mencukupi.
Sungguh, kami benar-benar sedih melihat apa yang menimpa umat ini, sementara kita
hanya sanggup menyerah pada kehinaan, ridha pada kerendahan, dan pasrah pada
keputusasaan.
Sungguh, kami berbuat dijalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih
banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami.
Kami milik kalian saudara-saudara tercinta, bukan orang
lain. Sesaat pun kami tak akan pernah menjadi musuh.
Sikap ini karena kasih sayang yang telah mencengkeram hati kami, menguasai
perasaan kami, menghilangkan kantuk kami, dan mengalir air mata kami.
8. Segeralah Beramal
Melakukan amal-amal kebaikan harus segera dilakukan,
karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali pada Allah SWT. Alangkah ruginya
kita, bila saat dipanggil Allah SWT kita tidak memiliki amalan kebaikan yang
bayak. Sehingga sengsara dan azab yang akan kita dapatkan.
Bila kita pernah melakukan dosa dan kesalahan, maka
bersegera pula untuk bertobat.
9. Raih Jannah tertinggi
Karena kita semua tentu ingin menjadi dan mendapatkan
yang terbaik. Bukankah sah-sah saja kita berkeinginan untuk meraih Surga tertinggi
sehingga bertemu para Nabi dan Rasul serta orang-orang terbaik yang pernah
hidup dahulu kala maupun dimasa yang akan datang?
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dipilih Allah
SWT untuk menjadi penghuni Surga tertinggi. Yaitu Surga Firdaus. Amin.
Penutup
Bulan Rajab yang didalamnya ada momentum Isra' Mi'raj merupakan pintu menuju
bulan-bulan mulia lainnya. Yaitu bulan Sya'ban dan Ramadhan. Mulailah sejak
saat ini kita berdoa agar kita tetap hidup dan masih dapat melaksanakan sebanyak-banyaknya
ibadah dibulan utama seperti bulan Ramadhan. Agar perbekalan kita untuk pulang
kembali pada Allah SWT benar-benar cukup untuk menyelamatkan hidup kita dunia
dan akhirat.