HAKEKAT JIN DAN SETAN

 


Definisi Jin dan Setan

Jin menurut bahasa berasal dari lafatz ijtinan yang berarti istitar (sembunyi) dari lafazh jannatul lail ajanahuu yaitu jika malam menutupinya. Mereka sembunyi dan tidak terlihat oleh mata manusia maka disebut jin, mereka bisa melihat manusia tetapi mereka tidak bisa dilihat oleh manusia sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."(Al A'raaf 27)


Jin menurut istilah adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam dalil-dalil dari Al Qur'an dan hadits yang menunjukan bahwa jin diciptakan dari api. Allah berfirman:

"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(Al Hijr 27)


Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.(Ar Rahman 15)

 

Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhahhak berkata bahwa yang dimaksud dari firman Allah: dari nyala api yaitu "Dari api murni" dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas:"Dari bara api".(Di dalam tafsir Ibnu Katsir).


Dalil dari hadits, riwayat dari Aisyah t bahwasannya Rasulullah bersabda:

"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) bagi kalian".[yaitu dari air mani] (HR.Muslim di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

 

 

Hakekat Setan

Setan  adalah makhluk yang kafir dari bangsa jin atau manusia, berdasarkan dalil-dalil baik dari Al Quran   maupun As Sunnah. Tidaklah setan disebut kecuali selalu berarti kekafiran dan keburukan. Berbeda dengan jin, sebagian mereka ada yang kafir dan sebagian yang lain ada yang mukmin.


Setan  menunjukan arti setiap yang sombong dan congkak yang diambil dari kata syathana yang berarti jauh dari kebaikan atau dari kata syaatha yasyiithu yang berarti hancur binasa atau terbakar.
Maka setiap yang congkak, sombong serta tidak terkendali baik dari kalangan jin, manusia atau hewan maka disebut Setan .

 

Kesombongan Iblis

Termasuk dalam golongan Setan  adalah Iblis dan para pengikutnya. Permusuhan antara manusia dengan Setan  telah menjadi sejarah yang cukup lama, dimulai sejak penolakan iblis terhadap perintah Allah I untuk bersujud kepada nabi Adam as. Allah Ta’ala berfirman:

'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu? Menjawab iblis: 'Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."(Al A'raaf 12)

 

Dalam hal ini iblis mendahulukan logika daripada perintah Allah Ta’ala dan menempatkan dirinya diatas kebenaran dengan menghukumi sesuatu sesuai dengan sebab akibat yang dia anggap benar sementara jelas menentang Allah Ta’ala. Padahal apabila telah datang dalil yang jelas maka tidak dibutuhkan ijtihad. Yang ada hanya mentaati dan melaksanakan perintah yang terkandung dalam dalil tersebut, iblis -semoga laknat Allah atasnya- sangat faham bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb Yang Maha Pencipta, Maha Pemilik, Maha Pemberi Rezeki dan Maha Pengatur tiada sesuatupun yang terjadi kecuali atas izin dan ketetapan-Nya, akan tetapi dia tidak mentaati Allah Ta’ala karena logikanya yang salah sebagaimana ucapannya yang disebutkan di dalam firman Allah Ta’ala:

Menjawab iblis:'Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."(Al A'raaf 12)


Maka balasan yang adil atas keberanian Iblis dalam menentang perintah Allah 
Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam firman- Nya:

'Turunlah kamu dari Surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah,sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."(Al A'raaf 13)

 

Pengetahuan dan keyakinan iblis terhadap wujud dan sifat-sifat Allah Ta’ala tidaklah bermanfaat dan juga siapa saja yang mengedepankan logika daripada perintah Allah Ta’ala sehingga ia bisa dengan leluasa menerima atau menolaknya atau berhukum dengan perintah Allah Ta’ala tetapi menolak putusan-Nya, dalam hal ini maka ilmu dan kepercayaan tentang Allah Ta’ala tidaklah bermanfaat. Jadi iblis dinyatakan kafir dengan disertai ilmu dan kepercayaan yang sangat cukup.



Allah berfirman:

Iblis menjawab, Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Allah e berfirman Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh. Iblis menjawab:'Karena Engkau menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
(Al A'raaf 14-17)

 

Keinginan iblis yang sangat kuat dan jahat untuk menyesatkan anak Adam menyingkap tabiat jahat iblis. Dia adalah makhluk yang benar-benar jahat bukan sifat yang hanya bersifat sementara, dia makhluk pembangkang dan terkutuk yang murni jahat.


Sehingga iblis menjadi makhluk terlaknat dan terkutuk serta memiliki sifat sombong lagi jahat dan Allah Ta’ala memberikan kesempatan hidup yang sangat panjang. Terlaknat dan terkutuknya iblis dikarenakan maksiat dan sombong kepada Allah
Ta’ala yang menjadikan ia makhluk terhina padahal sebelumnya ia termasuk makhluk yang terhormat. Karena penolakannya terhadap perintah Allah Ta’ala untuk sujud kepada Nabi Adam as. mengakibatkan dia terusir dan terkutuk dari rahmat Allah Ta’ala .

 

 

Sumpah Iblis Untuk Selalu Menggoda Keturunan Adam

Karena sebab itu iblis bersumpah dan berjanji untuk menyesatkan anak Adam dari jalan Allah Ta’ala yang lurus dan menutup rapat jalan bagi setiap orang yang ingin melintasinya. Dan menutup rapat semua jalan menuju keimanan dan ketaatan yang bisa mendatangkan ridha Allah Ta’ala . Dan dia tidak akan berhenti menggoda setiap manusia dari seluruh penjuru untuk menghalangi mereka dari keimanan dan ketaatan, Allah I menjawab ikrar iblis dengan firman-Nya:

Allah berfirman:'Keluarlah kamu dari Surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya.(Al A'raaf 18)

 

Dalam hal ini Allah memberi kesempatan bagi iblis dan pengikutnya untuk menyesatkan dan Allah juga memberi kepada anak Adam as. kesempatan memilih sebagai ujian dan cobaan dan semua itu berdasarkan kehendak Allah Ta’ala yang ditangan-Nya seluruh keputusan di alam semesta ini, dengan kehendak Allah Ta’ala iblis dijadikan makhluk yang memiliki keistimewaan tertentu.


Tetapi Allah Ta’ala tidak membiarkan kita berjuang tanpa petunjuk dan pedoman, serta senjata untuk melawan kejahatan iblis. Al Quran
dan As Sunnah yang Shahih sangat cukup sebagai petunjuk dan senjata untuk berlaga dalam pertempuran. Allahu'alam bishawab.


Baca juga: Ijtihad dalam Islam 


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama