Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ
خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ
سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ: إِنَّ هَذَا صِرَاطِي
مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ
سَبِيلِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuatkan kami
satu garis kemudian beliau bersabda, “Ini adalah jalan Allah.”
Kemudian beliau menggaris beberapa garis dari sebelah
kanan dan sebelah kirinya, lalu beliau bersabda, “Ini adalah jalan-jalan, yang
pada setiap jalan tersebut ada setan yang mengajak kepadanya.”
Kemudian beliau membaca ayat, “Sesungguhnya ini adalah
jalan-Ku yang lurus maka ikutilah ia, dan janganlah kalian mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai beraikan kalian
dari jalan-Nya.” (HR. Ahmad, no. 4143, hasan)
Jalan-jalan kesesatan itulah yang kita diperintahkan untuk
menjauhinya. Ada tiga hal yang diingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam agar kita menjauhinya. Ketiganya adalah sifat tercela yang disebutkan
dalam hadits berikut ini.
عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم رجل على فضل ماء
بالطريق يمنع منه ابن السبيل ورجل بايع إماما لا يبايعه إلا لدنياه إن أعطاه ما
يريد وفى له وإلا لم يف له ورجل يبايع رجلا بسلعة بعد العصر فحلف بالله لقد أعطي
بها كذا وكذا فصدقه فأخذها ولم يعط بها
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ada tiga golongan manusia yang kelak pada hari kiamat,
Allah tidak akan memandang, tidak menyucikan, dan disediakan bagi mereka
siksaan yang pedih, yaitu:
1- Orang yang memiliki kelebihan air di jalan, akan
tetapi ia enggan untuk memberikannya kepada ibnu sabil (orang yang sedang dalam
perjalanan);
2- Orang yang berbai’at kepada seorang pemimpin akan
tetapi ia tidaklah berbai’at kecuali karena ingin mendapatkan keuntungan dunia,
yaitu bila sang pemimpin memberinya harta, maka ia ridha dan bila sang pemimpin
tidak memberinya harta, maka ia benci;
3- Orang yang menawarkan dagangannya seusai shalat Ashar,
dan pada penawarannya ia berkata, aku telah mendapatkan penawaran demikian dan
demikian lantas dipercaya lalu diambil, namun kadang tidak.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Orang yang pertama yang dicela
adalah orang yang super pelit padahal ia punya kelebihan air yang bisa ia
berikan pada orang lain yang membutuhkan.
Padahal memberi minum pada yang butuh saja berbuah
pahala. Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran.”
(HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244)
Orang kedua yang tercela adalah yang enggan
taat pada penguasa atau pemimpin kecuali karena memandang ada keuntungan dunia.
Orang ketiga yang dianggap jelek adalah pedagang
yang melakukan al-ghissyu (pengelabuan atau penipuan).
Menipu sudah tidak boleh, ini ditambah lagi dengan
bersumpah.
Tentang menipu atau mengelabui dikatakan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, man ghossyanaa falaysa minnaa, siapa yang
mengelabui kami tidak termasuk golongan kami. Bukan berarti pelakunya keluar
dari Islam, maknanya bukan demikian. Namun yang dimaksud adalah berbohong dan
mengelabui bukan termasuk ajaran Islam.
Dalam hadits lain disebutkan tentang sifat tercela di
atas,
ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة المنان الذي
لا يعطي شيئا إلا منّه والمنفق سلعته بالحلف الفاجر والمسبل إزاره
“Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada
Hari Kiamat:
1- Al-Mannan, yang dia itu tidak memberikan sesuatu
kecuali dia akan mengungkit-ungkitnya,
2- Orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah jahat,
3- Orang yang menjulurkan sarungnya (sampai di bawah mata
kaki).” (HR. Muslim)
Baca juga: Khutbah Jum’at: Menjaga Kerukunan dalam Bermasyarakat