وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ – رضي الله عنه
– قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – لَا يَدْخُلُ
اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ – يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk
surga orang yang memutus silaturahim.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no.
2984 dan Muslim, no. 2556]
Faedah Hadits
1. Dikatakan tidak masuk surga, ini merupakan kalimat
ancaman, bisa jadi ditafsirkan. Bisa jadi pula kalimat tersebut disebutkan apa
adanya karena dikhawatirkan berbicara tentang Allah tanpa ilmu, dan ini lebih
membuat seorang takut sehingga menjauhi larangan yang disebutkan. Jika kalimat
“tidak masuk surga” ditafsirkan maknanya bukanlah tidak masuk surga sama
sekali, namun yang dimaksud adalah tidak masuk surga untuk pertama kali karena
mesti disiksa dahulu, setelah disiksa sesuai dengan dosanya barulah dimasukkan
dalam surga. Karena orang yang memutus hubungan silaturahim bukan yang
melakukan dosa kekafiran yang diharamkan masuk surga. Ada juga penjelasan bahwa
setiap maksiat di bawah kesyirikan tergantung pada masyiah Allah (kehendak
Allah). Jika Allah menghendaki, maka akan disiksa. Jika Allah menghendaki, maka
akan diampuni.
2. Diharamkan memutuskan silaturahim, bahkan
perbuatan ini termasuk dosa besar.
3. Bentuk memutus silaturahim bisa dengan
menyakiti kerabat, atau enggan berbuat baik kepadanya. Bentuk berbuat baik
kepada kerabat adalah dengan menziarahi, mengucapkan salam, dan berkhidmat
kepada mereka, juga menjenguk mereka ketika sakit dan memenuhi undangan mereka.
Kebalikan dari ini berarti termasuk qathi’ rahim.
4. Di antara bentuk memutus silaturahim adalah
mengelompok-kelompokkan kerabat, sehingga timbul saling benci dan dendam, juga
saling menjauhkan hubungan. Akhirnya anak-anak juga tidak mengetahui siapakah
kerabat mereka.
5. Memutus silaturahim membuat seseorang jauh
dari rahmat dan ridha Allah, timbul permusuhan dan benci terhadap sesama.
Baca juga: Khutbah Jumat: Sombong Adalah Gila Yang Sesungguhnya