ÙˆَعَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ سَعِÙŠْدٍ الخُدْرِÙŠِّ – رَضِÙŠَ
اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ – ، Ù‚َالَ : سَÙ…ِعْتُ رَسُولَ اللهِ – صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ
ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ – ، ÙŠَÙ‚ُÙˆْÙ„ُ : (( Ø®َÙŠْرُ المَجَالِسِ Ø£َÙˆْسَعُÙ‡َا )) رَÙˆَاهُ Ø£َبُÙˆ
دَاوُدَ بِØ¥ِسْÙ†َادٍ صَØِÙŠْØٍ عَÙ„َÙ‰ Ø´َرْØ·ِ البُØ®َارِÙŠ .
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, “Sebaik-baik majelis
adalah yang paling luas.” (HR. Abu Daud dengan sanad shahih sesuai syarat
Bukhari) [HR. Abu Daud, no. 4820. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits hasan.]
Faedah hadits:
1. Hendaknya dijauhi mempersempit di dalam
majelis karena nantinya akan timbul saling benci dan permusuhan di antara yang
berada dalam majelis. Kalau itu majelis ilmu akan hilang keberkahannya.
2. Dianjurkan untuk memperlapang dalam duduk
bermajelis. Dengan seperti ini akan membuat majelis datang berkah. Majelis
tersebut pun akan timbul keakraban dan saling mencintai karena saling
menyenangkan yang lainnya.
Baca juga: Khutbah Jumat: Islam Agama Pendidikan