DOSA (Bagian 1)

 


"Maka masing-masing ( mereka itu ) kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang di timpa suara keras yang mengguntur , dan diantara mereka kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri ". (QS.Al Ankabut:40)

 

Penjelasan

Sumber dosa berasal dari dua hal yaitu ;

Meninggalkan perintah Allah SWT dan,

Melanggar larangan Allah SWT

 

Manusia seakan menjadi tabiatnya untuk berbuat dosa sejak manusia pertama Adam a.s yang melanggar larangan Allah SWT karena bisikan iblis, maka manusia cenderung berbuat dosa, kecuali para Rasul yang maksumu yapeni terjaga dari dosa. Meskipun manusia cenderung berbuat dosa, kita tidak mengenal dosa turunan. Karena setiap anak Adam lahir dalam keadaan fitrah dan suci. Dan konsep Islam mengajarkan agar manusia selalu bertaqwa dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan meningglkan larangan Allah SWT. Tetapi kemudian dia masih berbuat dosa karena kelemahannya, maka Allah SWT memberikan jalan-jalan penghapus dosa dari mulai istighfar sampai kepada taubat nasuha. Rasulullah SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik pembuat dosa adalah mereka yang bertaubat". (HR.Tirmidzi,Hasan).

 

Bedanya iblis yang melanggar perintah Allah SWT tidak bertaubat sedangkan Adam melanggar larangan Allah SWT dia menyadari dan bertaubat. Bahkan Rasulullah SAW bersabda: "Kalau kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah SWT akan mengganti kalian dengan kaum yang lain pembuat dosa, tetapi mereka beristighfar dan Allah SWT mengampuni mereka".( HR.Muslim).

 

Demikian nilai dosa itu kalau disadari akan menghantarkan manusia kepada ketaatan, karena pendosa itu jiwanya selalu gelisah dan kegelisahan itu yang menghantarkan dia kembali kepada Allah SWT dengan bertaubat.

 

Berbeda dengan ahli bid`ah, karena mereka merasa benar sehingga tidak terasa kalau dia berbuat dosa. Oleh karena itu Imam Sofyan Atstsani berkata, "Seorang tukang bid`ah itu lebih disukai oleh setan dari seribu pendosa ".

 

Suatu bangsa yang berlumuran dosa bisa menjerumuskannya ke jurang malapetaka sebagaimana terjadi dengan malapetaka yang menimpa bangsa-bangsa terdahulu seperti tertera pada ayat diatas. Apabila bangsa kita ingin terhindari dari malapetaka maka segala bentuk dosa harus diupayakan untuk dijauhkan dari kehidupan berbangsa.


Baca juga: Bentuk-bentuk hasad, apa saja?


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama