Dalam al-Qur’an, Allah mengungkapkan alasan mengapa Dia
memberikan nikmat atau mengambilnya dari manusia:
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu
kamu, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.s.
al-Anfal: 53).
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.s.
ar-Ra‘d: 11).
Apa yang dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut merupakan
rahasia yang sangat penting yang tidak diketahui atau diabaikan oleh
kebanyakan manusia. Allah berfirman bahwa Dia akan menambah nikmat bagi orang-orang
yang sibuk mengerjakan amal saleh, dan akan mempersempit nikmat bagi
orang-orang yang melakukan kemaksiatan, dan nikmat terhadap manusia akan
berubah sesuai dengan perubahan perbuatan dan keikhlasan mereka.
Orang-orang yang beriman yang mengetahui rahasia-rahasia
Allah ini berusaha untuk melihat maksud tersembunyi di balik ciptaan Allah
dalam setiap keadaan yang mereka jumpai dan mereka senantiasa memperhatikan
masalah tersebut. Mereka tidak pernah merasa sempurna, tetapi mereka berusaha
keras untuk memiliki kesempurnaan akhlak sebagaimana yang dijelaskan dalam
al-Qur’an, dan berusaha membetulkan kesalahan dan kekhilafan mereka. Dalam hal
ini, mereka tidak pernah ragu-ragu untuk selalu berusaha memperbaiki akhlak
mereka dan membersihkan tingkah laku mereka.
Baca juga: Khutbah Jumat; Perbanyak Mengingat Kematian