Anggapan yang pada umumnya diyakini orang adalah bahwa
mayoritas itu adalah yang benar, pandangan ini sering kali menyesatkan manusia.
Sesungguhnya, jika ditanya tentang alasan yang mendasari perbuatan atau sikap
tertentu, banyak orang yang menjawab, “Karena kebanyakan orang melakukannya.”
Namun, Allah memberitahukan kita bahwa mengikuti sebagian besar orang itu menyesatkan:
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di
muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta.” (Q.s. al-An‘am: 116).
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa sebagian besar
manusia tidak akan beriman:
“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun
kamu menginginkannya.” (Q.s. Yusuf: 103).
Dalam surat al-Ma’idah, Allah menyebutkan tentang
merajalelanya yang “buruk” dan menyerukan agar orang-orang yang berakal
menjauhinya.
“Katakanlah, ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah
hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan’.” (Q.s.
al-Ma’idah: 100).
Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh sebagian besar
orang dan yang mempercayainya atau yang mendukungnya, tidaklah dapat dipakai
sebagai sumber rujukan yang dapat dipercaya. Orang-orang cenderung untuk
mengikuti sebagian besar orang karena menuruti “kecenderungan berkelompok”.
Namun, orang-orang yang beriman yang berbuat sesuai dengan rahasia Ilahi yang
diberikan Allah dalam al-Qur’an tidaklah mengikuti sebagian besar orang, tetapi
mereka hanya melaksanakan perintah Allah dan agama-Nya. Sekalipun seorang diri,
mereka tidak pernah merasa bimbang terhadap keyakinan mereka dan jalan yang
mereka tempuh.
Baca juga: KHUTBAH JUM’AT; Tiga Prinsip Utama dalam Kehidupan