Allah mengungkapkan sebuah rahasia dalam al-Qur’an
sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.s.
Muhammad: 7).
Sepanjang hidup mereka, orang-orang beriman melakukan
usaha yang sungguh-sungguh untuk mendakwahkan ajaran-ajaran al-Qur’an di kalangan
manusia, dan mendakwahkan perintah Allah. Di sisi lain, di sepanjang sejarah,
selalu saja ada sekelompok orang-orang kafir yang menentang orang-orang beriman
dan menghalangi mereka dengan kekerasan dan tekanan. Dalam al-Qur’an, Allah
menyatakan bahwa Dia akan selalu bersama-sama orang yang beriman dalam menghadapi
orang-orang kafir, bahwa Dia akan menjadikan urusan orang-orang beriman
menjadi mudah, dan bahwa Dia akan membela dan menolong orang-orang beriman.
Orang-orang beriman yang berjuang dengan ikhlas di jalan Allah dapat merasakan
semua ini dalam setiap detik dalam kehidupan mereka, yakni Allah menjadikan
urusan-urusan mereka dapat diselesaikan dengan mudah, dan Allah memberikan
kepada mereka kejayaan dan kebahagiaan. Bahkan dalam situasi yang sangat sulit,
Dia memberikan kemudahan kepada orang-orang yang beriman. Bahkan ketika
orang-orang lemah imannya berkeluh kesah, berputus asa, dan tidak melihat jalan
keluar, Allah menurunkan bantuannya kepada orang-orang yang beriman dan
memberikan kejayaan kepada mereka.
Orang-orang beriman yang yakin akan pertolongan Allah
tidak pernah kehilangan harapan, dan mereka menunggu dengan penuh kegembiraan
untuk melihat bagaimana Allah akan menyelesaikan masalah mereka. Nabi Musa dan
kaumnya merupakan contoh dari peristiwa ini. Nabi Musa dan Bani Israel
meninggalkan Mesir untuk menyelamatkan diri dari kekejaman Fir‘aun. Tetapi
Fir‘aun dan bala tentaranya mengejar mereka. Ketika Nabi Musa dan kaumnya, Bani
Israel, sampai di lautan, sebagian dari mereka yang imannya lemah merasa ketakutan
dan kehilangan harapan, mereka berpikir akan terkejar oleh Fir‘aun. Namun, Nabi
Musa berkata, “Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberikan
petunjuk kepadaku.” (Q.s. asy-Syu‘ara’: 62). Demikianlah Nabi Musa
menunjukkan keimanannya bahwa Allah akan menolong orang-orang yang beriman. Kemudian
Allah mengeringkan air laut sehingga memungkinkan Nabi Musa dan para
pengikutnya melintasi lautan untuk menuju ke pantai seberang dengan selamat.
Sementara itu, Dia menutup lautan untuk Fir‘aun dan bala tentaranya sehingga
mereka tenggelam.
Orang yang beriman, yang dekat dengan Allah, yang
menjadikan Allah sebagai pelindungnya, dan mengetahui bahwa Dia akan menolong
orang-orang yang beriman, akan melihat rahasia-rahasia tersebut ditampakkan dalam
setiap saat dalam kehidupannya. Tentu saja mukjizat seperti air laut yang
mengering merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) yang ditunjukkan oleh Allah
kepada sebagian dari para utusan-Nya. Namun demikian, jika orang-orang yang
beriman merenungkan dengan ikhlas, bertafakkur tentang ciptaan Allah dan
ayat-ayat al-Qur’an dalam setiap peristiwa, mereka dapat melihat perwujudan
dari pertolongan Allah yang menyerupai mukjizat dalam setiap situasi.
Allah juga Menolong Orang-orang Beriman Melalui Cara-cara yang Tak
Terlihat
Dalam beberapa ayat, Allah telah memberitahukan kepada
orang-orang beriman tentang pertolongan yang Dia berikan kepada mereka.
Misalnya, dalam sebuah ayat, Allah telah menyatakan bahwa Dia akan menjadikan
musuh-musuh mereka melihat orang-orang beriman jumlahnya menjadi dua kali
lipat:
“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan
yang telah bertemu (dalam pertempuran). Segolongan berperang di jalan Allah dan
yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat orang-orang muslimin dua kali
jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai mata hati.”
(Q.s. Ali Imran: 13).
Allah Menolong Orang-orang Beriman dengan Cara Menggagalkan Rencana Jahat
yang Ditujukan kepada Mereka
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, orang-orang
kafir menyebabkan kesulitan bagi orang-orang beriman dan membuat rencana jahat
bagi mereka untuk menghalangi orang-orang beriman dari jalan Allah. Tetapi
Allah memberitahukan dalam al-Qur’an bahwa semua rencana jahat terhadap
orang-orang beriman itu akan digagalkan, akan dikembalikan kepada si pembuat
rencana, dan sama sekali tidak akan mencelakakan orang-orang beriman. Di antara
ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:
“Ketika datang kepada mereka pemberi peringatan, maka
kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari
(kebenaran), karena kesombongan mereka di muka bumi dan karena rencana mereka
yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri. Tidaklah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya)
sunah kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan
mendapat penggantian bagi sunah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan
menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.” (Q.s. Fathir: 42-3).
Sebagai contoh dari hal ini adalah kehidupan Nabi Yusuf,
yakni rencana yang dibuat untuk mencelakakan orang-orang beriman pada akhirnya
berbalik kepada mereka sendiri dan mencelakakan si pembuat rencana. Sebagaimana
diceritakan dalam Surat Yusuf, saudara-saudara Nabi Yusuf, yang dihinggapi rasa
iri, merencanakan untuk melempar beliau ke dalam sumur. Ketika Nabi Yusuf a.s.
masih muda, rencana yang lain juga dibuat oleh istri gubernur, di mana Nabi
Yusuf tinggal di tempat itu. Sesuai dengan janji-Nya, Allah menggagalkan semua
rencana itu dan melindunginya dari madharat. Setelah rencana itu dibuat,
Allah memberikan kekuasaan kepada Nabi Yusuf atas seluruh perbendaharaan
negeri. Setelah itu, Nabi Yusuf berkata bahwa rencana orang-orang kafir itu
menemui kegagalan.
“(Yusuf berkata), ‘Yang demikian itu agar dia (al-Aziz)
mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya,
dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat’.” (Q.s.
Yusuf: 52).
Baca juga: Khutbah Jumat; Pengingat untuk Semua