Marah kadang perlu diredam agar tidak berdampak jelek dan
merusak. Bagaimanakah cara dan kiat-kiatnya meredam marah?
1- Membaca ta’awudz, meminta
perlindungan pada Allah dari godaan setan
Kenapa sampai meminta tolong pada Allah agar dilindungi
dari setan? Karena dalil-dalil berikutnya akan terlihat jelas bahwa marah bisa
dari setan. Maka kita mengamalkan firman Allah dari ayat berikut,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ
نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah
kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:
200)
Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata,
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ،
وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ
قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ “
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu
‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata
kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan
tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang
rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang
dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)
Juga ada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ
بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan,
‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah
marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah, no. 1376)
2- Diam
Karena yang namanya marah itu jika keluar bisa jadi
keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai. Ada yang marah keluar kata-kata
kufur, ada yang marah keluar kalimat mencaci maki, ada yang marah keluar
kalimat laknat, ada yang marah keluar kalimat cerai hingga hal-hal sekitarnya
pun bisa hancur. Kalau seseorang memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah,
hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.”
(HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini
hasan lighairihi)
3- Berganti posisi
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ
عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri,
maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak
lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
4- Mengambil air wudhu
Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata,
Rasulullah bersabda:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ
خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan
dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah,
hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa sanad hadits ini hasan)
5- Ingat wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
janji beliau
Sebelum memuntahkan amarah kepada orang lain atau benda
sekalipun, baiknya orang memperhatikan hadits berikut yang berisi pesan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seseorang yang meminta nasehat
dari beliau.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي
قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang
lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.”
Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang
permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab,
“Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari, no. 6116)
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى
أَنْ يُنَفِّذهُ دَعَأهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُوْرِ مَا شَاءَ
“Barang siapa menahan amarahnya padahal mampu
meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat
untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Daud, no. 4777;
Ibnu Majah, no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya
hasan)
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai
Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam
surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas,
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
“Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani
dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih
lighairihi)
Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.
Baca juga: Khutbah Wukuf: Padang Arafah Padang Makrifat, Berhampar Berkah