Hadits 1
اِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ
الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِوَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ.
Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu surga
dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan
Muslim).
Hadits 2
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu
(HR. Bukhari).
Hadits 3
ثَلاَثَةٌ لاَتُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ
وَاْلإمَامُ الْعَادِلُ وَالْمَظْلُوْمُ.
Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka:
orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang
dizalimi (HR. Tirmidzi).
Hadits 4
ثَلاَثَةٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ يَسْتَكْمِلُ اِيْمَانَهُ:
رَجُلٌ لاَيَخَافُ فِىاللهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ وَلاَيُرَائِى بِشَيْءٍ مِنْ
عَمَلِهِ وَاِذَا عُرِضَ عَلَيْهِ اَمْرَانِ اَحَدُهُمَا لِلدُّنْيَا وَالآخَرُ
لِلاَخِرَةِ اِخْتَارَ اَمْرَاْلاَخِرَةِ عَلَى الدُّنْيَا.
Tiga perkara, barangsiapa hal itu ada pada dirinya,
berarti ia menyempurnakan imannya: (1) seseorang yang tidak pernah takut demi
agama Allah pada kecaman si pengecam (2) tidak riya dengan sesuatu dari
amalnya, (3) apabila dua perkara dihadapkan kepadanya, salah satu untuk dunia
dan yang lain untuk akhirat, maka ia memilih urusan akhirat daripada urusan
dunia (HR. Ibnu Asakir dari Abu Hurairah ra).
Hadits 5
اِنَّ
اَخْوَفَ مَااَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ. قَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ
اْلاَصْغَرُيَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ.
Sesungguhnya
yang paling aku takuti atas kamu adalah syirik yang paling kecil”. Sahabat
bertanya: “Apakah syirik yang paling kecil itu?”. Rasul menjawab: “riya” (HR.
Ahmad).
Hadits
6
اِنَّ
اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا: اَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلاَتُشْرِكُوْابِهِ شَيْئًا
وَاَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًاوَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاَنْ
تَنَاصَحُوْا مَنْ وَلاَّهُ اللهُ اَمْرَكُمْ.
Sesungguhnya Allah ridha untuk kamu tiga perkara: (1)
kamu beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya. (2)
kamu berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai berai (3) kamu
menasihati dengan tulus terhadap orang yang diangkat oleh Allah menguasai
urusanmu (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah).
Hadits
7
سَيَأْتِى عَلَىالنَّاسِ زَمَانٌ هِمَّتُهُمْ
بُطُوْنُهُمْ وَشَرَفُهُمْ مَتَاعُهُمْ وَقِبْلَتُهُمْ نِسَاؤُهُمْ وَدِيْنُهُمْ
دَارَهِمُهُمْ وَدَنَانِيْرُهُمْ اُوْلئِكَ شَرُّ الْخَلْقِ لاَخَلاَقَ لَهُمْ
عِنْدَ اللهِ.
Akan
datang suatu masa atas manusia: cita-cita mereka hanya untuk kepentingan perut,
kemuliaan mereka dilihat dari perhiasan mereka, kiblat mereka adalah
wanita-wanita mereka dan agama mereka adalah uang dan harta benda. Mereka
itulah sejahat-jahat makhluk dan tidak ada bagian untuk mereka di sisi Allah
(HR. Dailami).
Hadits
8
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ
الدِّرْهَمِ تَعِسَ عَبْدُ الْقَطِيْفَةِ.
Binasalah
hamba dinar, binasalah hamba dirham, binasalah hamba sutra/perhiasan (HR.
Bukhari).
Hadits
9
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ
يَوْمَ لاَظِلَّ اِلاَّظِلُّهُ:…رَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ
وَجَمَالٍ فَقَالَ: اِنِّى اَخَافُ اللهَ.
Tujuh
golongan orang yang akan dinaungi oleh Allah yang pada hari itu tidak ada
naungan selain naungan-Nya: ... seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh
seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata:
Sesungguhnya aku takut kepada Allah (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits
10
اَلرَّجُلُ عَلَى
دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ اَحَدُكُمْ مَنْ يُخَا لِلُهُ.
Seseorang
itu mengikuti agama kawannya, oleh karena itu perhatikanlah kepada siapa orang
itu berkawan. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Hadits
11
مَنْ
رَاَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذاَلِكَ اَضْعَفُ
اْلاِيْمَانِ.
Barangsiapa
melihat kemunkaran, hendaklah ia mencegah dengan tangan (kekuasaan) nya, bila
tidak mampu, hendaklah ia mencegah dengan lisannya dan bila tidak mampu juga
hendaklah ia mencegah dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemah
iman (HR. Muslim).
Baca juga: Indahnya Berprasangka Baik
Hadits
12
مَنْ
يَأْخُذُ عَنِّى هَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ فَيَعْمَلَ بِهِنَّ اَوْ يُعَلِّمَ مَنْ
يَعْمَلْ بِهِنَّ قُلْتُ اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ فَاَخَذَبِيَدِى فَعَدَّخَمْسًا
فَقَالَ: (1) اِتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ اَعْبَدَ النَّاسِ (2) وَارْضَ بِمَا
قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ اَغْنَى النَّاسِ (3) وَاَحْسِنْ اِلَى جَارِكَ تَكُنْ
مُؤْمِنًا (4) وَاَحِبَّ لِلنَّاسِ مَاتُحِبُّ لِنَفْسِكَ مُسْلِمًا (5) وَلاَ
تُكْثِرِ الضَّحْكَ فَاِنَّ كَثْرَةَ الضَّحْكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ.
Siapa yang mau
mengambil kalimat-kalimat dariku lalu ia amalkan atau mengajarkan orang yang
mau mengamalkannya?. Saya menjawab: “saya ya Rasulullah”, lalu beliau memegang
tanganku kemudian menghitung lima kalimat yang dimaksudkan: (1) Takutlah kamu
akan perbuatan-perbuatan yang haram, maka kamu akan menjadi manusia yang paling
berbakti, (2) Relalah terhadap pembagian Allah, maka kamu akan menjadi manusia
yang terkaya, (3) Berbuat baiklah terhadap tetanggamu, maka kamu akan menjadi
seorang mu’min, (4) Cintailah manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri,
maka kamu akan menjadi seorang muslim, (5) Dan Janganlah kamu banyak tertawa,
karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati (HR. Ahmad, Tirmidzi).
Hadits
13
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِا للهِ وَالْيَوْمِ اْلاخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia memuliakan tetangganya (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits
14
مَازَالَ جِبْرِيْلُ
يُوْصِيْنِى بِالْجَارِحَتَّى ظَنَنْتُ اَنَّهُ سَيُوَرِّ ثُهُ.
Seringkali
Jibril menasihatiku untuk berbuat baik kepada tetangga, sehingga aku menyangka
bahwa mereka akan diberi hak waris (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits
15
اَللّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ
لاَيَنْفَعْ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعْ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعْ وَمِنْ دُعَاءِ
لاَيُسْمَعْ.
Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang
tak khusyu dan jiwa yang tak pernah merasa puas serta dari do’a yang tak
terkabul.
Hadits 16
اِنَّ مِنْ اَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللهُ بِعِلْمِهِ.
Orang
yang paling pedih siksanya pada hari kiamat
ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat (HR.
Baihaqi).
Hadits
17
اُنْظُرُوْا اِلَى مَنْ هُوَ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ
تَنْظُرُوْا اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ اَجْدَرُ اَنْ لاَتَزْدَرُوْا
نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
Pandanglah
orang yang lebih rendah daripada kamu (dalam hal harta), dan janganlah kamu
memandang orang yang lebih tinggi dari kamu. Yang demikian lebih patut agar
engkau tidak meremehkan nikmat Allah atasmu (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi dan
Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Hadits
18
يُوْشِكُ أَنْ تَدَا عَىعَلَيْكُمُ
اْلاُمَمُ كَمَا تَدَا عَىاْلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، قِيْلَ: اَوَمِنْ
قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بَلْ اِنَّكُمْ يَوْمَئِذٍ
كَثِيْرُوْنَ، وَلكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَقَدْ نَزَلَ بِكُمُ
الْوَهْنُ، قِيْلَ: وَمَاالْوَهْنُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: حُبُّ
الدُّنْيَاوَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ.
Dapat
diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana
orang-orang berebut melahap isi mangkok. Para sahabat bertanya: “apakah saat
itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Tidak, bahkan saat
itu jumlah kalian banyak sekali, tetapi seperti buih air bah dan kalian ditimpa
penyakit wahn”. Mereka bertanya lagi: “Apakah penyakit wahn itu, ya
Rasululla?”. Beliau menjawab: “Terlalu cinta dunia dan takut kepada mati” (HR.
Abu Daud).
Hadits
19
ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ: هَوًى مُتَّبَعٌ،
وَشُخٌّ مُطَاعٌ، وَاَعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ.
Ada
tiga hal yang dapat merusak: hawa nafsu yang diikuti, kekikiran yang selalu ditaati
dan bangga terhadap diri sendiri (HR. Thabraani).
Hadits
20
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى اِلَى الْبِرِّ وَاِنَّ
الْبِرَّ يَهْدِى اِلَى الْجَنَّةِ.
Hendaklah
kamu bersikap jujur, karena kejujuran itu membawa kamu kepada kebaikan dan
kebaikan itu membawa kamu kepada surga (HR. Bukhari).
Hadits
21
اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَيَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
وَاِنَّ اللهَ اَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا اَمَرَبِهِ الْمُرْسَلِيْنَ
فَقَالَ:يَا اَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْاصَالِحًا،
وَقَالَ: يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ
مَارَزَقْنَاكُمْ، ثُمَّ ذَكَرَالرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَأَشْعَثَ
أَغْبَرَيَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَارَبِّ يَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ
حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَ
نّىيُسْتَجَابُ لَهُ.
Sesungguhnya
Allah itu zat yang Maha Bagus, Ia tidak menerima melainkan apa yang bagus, dan
bahwasanya Allah menyuruh orang-orang mu’min sebagaimana Ia menyuruh Rasul-Nya.
Lalu ia membaca (firman Allah) yang artinya: “Hai rasul-rasul, makanlah rizki
yang baik-baik dan bermallah yang shaleh” (QS 23:51). Dan ia membaca (firman
Allah) yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang
baik-baik” (QS 2:172), kemudian ia menyebut seorang laki-laki yang lama dalam
perjalanan, rambutnya kusut, berdebu, menengadah ke langit, ya rabbi ya rabbi,
sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makanan
yang haram, maka bagaimana mungkin (do’anya itu) akan dikabulkan?” (HR. Ahmad,
Muslim dan Tirmidzi).
Hadits
22
لاَحَسَدَ اِلاَّ
فِىاثْنَتَيْنِ. رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى
الْحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ عِلْمًا فَهُوَ يَعْمَلُ بِهِ وَيُعَلِّمُهُ
النَّاسُ.
Hasad
tidak diperbolehkan kecuali dalam dua hal, iri hati pada orang yang dianugerahi
Allah harta yang banyak lalu digunakan
untuk kepentingan kebenaran dan iri hati kepada orang yang dianugerahi Allah
banyak ilmu lalu ia mengamalkan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain
(HR. Bukhari).
Hadits
23
لأَنْ يَحْمِلَ الرَّجُلُ حَبْلاً
فَيَحْتَطِبَ بِهِ، ثُمَّ يَجِىْءَ فَيَضَعَهُ فِى السُّوْقِ، فَيَبِيْعَهُ ثُمَّ
يَسْتَغْنِيَ بِهِ، فَيُنْفِقَهُ عَلَى نَفْسِهِ، خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ
النَّاسِ اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ.
Seseorang
yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas
dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan
dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada
orang-orang , yang terkadang diberi, terkadang ditolak (HR. Bukhari dan
Muslim).
Baca juga: Istighfar, Satu Kebutuhan