Meski Ramadhan bulan adalah bulan ampunan,
untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang kini ‘menyapa’ kita, di bawah ini kami
sarikan 16 kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhan
1. Merasa sedih, malas, loyo dan tak
bergairah menyambut bulan suci Ramadhan
Acapkali perasaan malas segera menyergap
mereka yang enggan menahan rasa payah dan penat selama berpuasa. Mereka
berasumsi bahwa puasa identik dengan istirahat, break dan aktifitas-aktifitas
non-produktif lainnya, sehingga ini berefek pada produktifitas kerja yang
cenderung menurun. Padahal puasa mendidik kita untuk mampu lebih survive dan
lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarah mencatat bahwa
kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang disertai
dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat, terjadi di
tengah bulan Ramadhan.
2. Berpuasa tapi enggan melaksanakan
shalat fardhu lima waktu
Ini penyakit yang --diakui atau tidak--
menghinggapi sebagian umat Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani
dengan puasa semata, tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu.
Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak
terpisah/satu paket) rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya
dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat “Muslim” dari dirinya.
3. Berlebih-lebihan dan boros dalam
menyiapkan dan menyantap hidangan berbuka serta sahur
Ini biasanya menimpa sebagian umat yang tak
kunjung dewasa dalam menyikapi puasa Ramadhan, kendati telah berpuluh-puluh
kali mereka melakoni bulan puasa tetapi tetap saja paradigma mereka tentang
ibadah puasa tak kunjung berubah. Dalam benak mereka, saat berbuka adalah saat
“balas dendam” atas segala keterkekangan yang melilit mereka sepanjang + 12 jam
sebelumnya, tingkah mereka tak ubahnya anak berusia 8-10 tahun yang baru
belajar puasa kemarin sore.
4. Berpuasa
tapi juga melakukan maksiat
5. Sibuk makan sahur sehingga
melalaikan shalat shubuh, sibuk berbuka sehingga melupakan shalat maghrib
Para pelaku poin ini biasanya derivasi dari
pelaku poin 3, mengapa ? Sebab cara pandang mereka terhadap puasa tak lebih
dari ; “Agar badan saya tetap fit dan kuat selama puasa, maka saya harus makan
banyak, minum banyak, tidur banyak sehingga saya tak loyo”. Kecenderungan
terhadap hak-hak badan yang over (berlebihan).
6. Masih tidak merasa malu membuka
aurat (khusus wanita muslimah)
Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani
dengan segala kerendahan hati, akan mampu menyingkap hijab ketinggian hati dan
kesombongan sehingga seorang Muslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan
tuntutan agama ini dengan hati yang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih
mudah direalisasi ketimbang di bulan selain Ramadhan. Mari kita hindari
sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat diumbar dan dianggap sah,
Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas pula jilbabnya, inilah
sebuah contoh pemahaman agama yang parsial (setengah-setengah), tidak utuh.
6. Menghabiskan waktu siang hari
puasa dengan tidur berlebihan
Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman
yang kurang tepat dari sebuah hadits Rasul yang berbunyi “Tidurnya orang yang
berpuasa adalah ibadah” Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah
dengan pedoman hadits diatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh
hadits diatas? Tentu bukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan
waktu, menunggu waktu ifthar (berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga
tak heran bila sebagian -besar- umat ini bermental loyo saat berpuasa Ramadhan.
7. Meninggalkan shalat tarwih tanpa
udzur/halangan
Benar bahwa shalat tarawih adalah sunnah
tetapi bila dikaji secara lebih seksama niscaya kita akan dapatkan bahwa
berpuasa Ramadhan minus shalat tarawih adalah suatu hal yang disayangkan,
mengingat amalan sunnah di bulan ini diganjar sama dengan amalan wajib.
8. Masih sering meninggalkan shalat
fardhu 5 waktu secara berjama’ah tanpa udzur/halangan ( terutama untuk
laki-laki muslim )
Hukum shalat fardhu secara berjama’ah di
masjid di kalangan para fuqaha’ adalah fardhu kifayah, bahkan ada yang
berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu ‘ain, berdasarkan hadits Rasulullah
SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar rumah kaum Muslimin
yang tidak shalat berjama’ah di masjid, sebagai sebuah ungkapan atas kekecewaan
beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke masjid.
9. Bersemangat dan sibuk beribadah
sunnah selama Ramadhan tetapi setelah Ramadhan berlalu, shalat fardhu lima
waktu masih tetap saja dilalaikan
Ini pun contoh dari orang yang tertipu
dengan Ramadhan, hanya sedikit lebih berat dibanding poin-poin diatas. Karena
mereka Hanya beribadah di bulan Ramadhan, itupun yang sunnah-sunnah saja,
semisal shalat tarawih, dan setelah Ramadhan berlalu, berlalu pula ibadah
shalat fardhunya.
10. Semakin jarang membaca Al Qur'an
dan maknanya
11. Semakin jarang bershadaqah
12. Tidak termotivasi untuk banyak
berbuat kebajikan
13. Tidak memiliki keinginan di
hatinya untuk memburu malam Lailatul Qadar
14. Biaya belanja & pengeluaran
( konsumtif ) selama bulan Ramadhan lebih besar & lebih tinggi daripada
pengeluaran di luar bulan Ramadan (kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk
shadaqah)
15. Lebih menyibukkan diri dengan
belanja baju baru, camilan & masak-memasak untuk keperluan hari raya pada
10 hari terakhir bulan Ramadhan
16. Lebih sibuk memikirkan persiapan
hari raya daripada amalan puasa
Baca juga: Isra’ Mi’raj Nabi SAW