PERTANYAAN 1
BAGAÄ°MANA
MEMAHAMÄ° KEBERADAAN ALLAH?
Tumbuhan, binatang, lautan,
gunung-gunung, dan manusia disekitar kita, dan semua jasad renik yang tidak
kasat mata – hidup ataupun mati, merupakan bukti nyata adanya kebijakan agung
yang menciptakannya. Demikian pula dengan kesetimbangan, keteraturan dan penciptaan
sempurna yang nampak di seluruh jagat. Semuanya membuktikan keberadaan pemilik
pengetahuan agung, yang menciptakannya dengan sempurna. Pemilik kebijakan dan
pengetahuan agung ini adalah allah.
Sistem-sistem sempurna yang diciptakanNya serta sifat-sifat
yang mengagumkan pada setiap mahluk, hidup maupun mati, menimbulkan kesadaran
akan keberadaan Allah. Kesempurnaan ini tertulis dalam Al-Qur’an:
Dia menciptakan tujuh langit yang
berlapis-lapis. Tak akan ditemui sedikit cacatpun dari ciptaanNya. Perhatikan
berkali-kali - apakah engkau melihat kekurangan padanya? Lalu, perhatikanlah
sekali lagi. Matamu akan silau dan lelah! (Surat Al-Mulk: 3-4)
PERTANYAAN 2
Bagaimana cara mengenal Allah?
Ciptaan yang
sempurna di seluruh jagat raya menunjukkan kekuasaan allah yang maha agung.
Allah sendiri telah memperkenalkan
dirinya kepada kita melalui AL QURAN -
wahyu yang diturunkan kepada manusia sebagai petunjuk yang benar bagi
kehidupan. Semua sifat-sifat allah yang mulia disampaikan kepada kita di dalam
al-Quran. Dia maha bijaksana, maha mengetahui, maha
pengasih, maha penyayang, maha adil, maha meliputi seluruh alam, maha melihat
dan maha mendengar atas segala sesuatu. Dia lah pemilik dan tuhan satu-satunya
atas langit dan bumi dan segala sesuatu di antaranya. Dia lah penguasa seluruh
kerajaan langit dan bumi.
Dialah Allah – tiada tuhan selain Dia.
Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dia lah Allah – tiada tuhan selain Dia. . . . MilikNya segala nama-nama yang
baik. Segala yang di langit dan di bumi bertasbih kepadaNya. Dia Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (Surat Al-Hasr: 22-24)
PERTANYAAN 3
Dalam
AL QURAN Allah menyebutkan mengapa kita
diciptakan:
Seperti disebutkan dalam ayat ini, keberadaan manusia di
bumi ini semata-mata untuk menjadi hamba Allah, untuk menyembahNya dan untuk
memperoleh ridhaNya. Penghambaan manusia kepada Allah merupakan batu ujian
selama ia hidup di muka bumi.
Allah menguji manusia di muka bumi untuk memisahkan
antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman, serta untuk
menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya. Oleh karena itu, pengakuan
seperti “aku beriman” tanpa bukti tindakan yang sesuai dengannya tidak lah
cukup. Di sepanjang hayatnya, manusia diuji dalam hal keimanan dan ketaatannya
kepada Allah, termasuk kegigihannya dalam memperjuangkan agama Allah. Pendek
kata, diuji dalam ketabahan sebagai hamba Allah dalam berbagai kondisi dan
lingkungan yang dikehendakiNya. Ini dinyatakan Allah dalam ayat berikut:
Dia Yang Mematikan dan Menghidupkan
untuk menguji siapa di antara kamu yang terbaik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun. (Surat Al-Mulk: 2)
PERTANYAAN 5
Bagaimana cara mengabdi kepada Allah?
Menjadi hamba Allah berarti menyerahkan seluruh hidup
kita untuk tujuan mencapai kehendak dan ridhaNya. Yakni beramal sebaik mungkin
tanpa henti untuk mendapatkan ridha Allah, hanya takut kepada Allah dan
mengarahkan seluruh pikiran dan perkataan serta perbuatan untuk tujuan
tersebut. Allah mengingatkan dalam AL QURAN
bahwa penghambaan kepadaNya meliputi seluruh kehidupan individu:
Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku dan
ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.’ (Surat
Al-An’am: 162)
PERTANYAAN 6
Yang pertama
kali harus dilakukan oleh seseorang yang meyakini keberadaan Allah adalah
mempelajari apa-apa yang diperintahkan dan hal-hal yang disukai Penciptanya.
Dia lah yang memberinya ruh dan kehidupan, makanan, minuman dan kesehatan.
Selanjutnya dia harus mengabdikan seluruh hidupnya untuk patuh kepada
perintah-perintah Allah dan mencari ridhaNya.
Agama lah yang
membimbing kita kepada moral, perilaku dan cara hidup yang diridhai Allah.
Allah telah menjelaskan dalam AL QURAN bahwa
orang yang patuh kepada agama berada di jalan yang benar, sedangkan yang
lainnya akan tersesat.
Dia yang
dadanya terbuka untuk Islam mendapat cahaya dari Tuhannya. Sungguh celaka
orang-orang yang berkeras untuk tidak mengingat Allah! Mereka dalam kesesatan
yang nyata. (Surat az-Zumar: 22)
PERTANYAAN 7
Bagaimana cara menjalankan agama (dien)?
Orang yang beriman
kepada allah dan menghambakan diri kepadanya, mengatur hidupnya agar sesuai
dengan seruan allah dalam al-qur’an. Dia menjadikan agama sebagai petunjuk
hidupnya. Patuh kepada hal-hal yang baik menurut hati nuraninya, dan
meninggalkan segala yang buruk yang ditolak hati nuraninya.
Allah menyatakan dalam AL QURAN bahwa Dia menciptakan manusia agar siap
untuk menghidupkan agamaNya:
Maka, teguhkanlah pengabdianmu kepada
Agama yang benar yang Allah ciptakan untuk manusia. Tiada yang mampu merubah
ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya. (Surat Ar-Rum: 30)
PERTANYAAN 8
Dapatkah moral tegak tanpa agama?
Pada lingkungan masyarakat yang tak
beragama, orang cenderung melakukan beragam tindakan yang tak bermoral.
Perbuatan buruk seperti penyogokkan, perjudian, iri hati atau berbohong
merupakan hal yang biasa. Hal demikian tidak terjadi pada orang yang ta’at kepada
agama. Mereka tidak akan melakukan semua perbuatan buruk tadi karena mengetahui
bahwa ia harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya di akhirat kelak.
Sukar dipercaya jika ada orang
mengatakan, “saya ateis namun tidak menerima sogokan”, atau “saya ateis namun
tidak berjudi”. Mengapa? Karena orang yang tidak takut kepada allah dan tidak
mempercayai adanya pertanggungjawaban di akhirat, akan melakukan salah satu hal
di atas jika situasi yang dihadapinya berubah.
Seseorang yang mengatakan, “saya
ateis namun tidak berjinah” cenderung melakukannya jika perjinahan di
lingkungan tertentu dianggap normal. Atau seseorang yang menerima sogokan bisa
saja beralasan, “anak saya sakit berat dan sekarat, karenanya saya harus
menerimanya”, jika ia tidak takut kepada allah. Di negara yang tak beragama,
pada kondisi tertentu maling pun bisa dianggap sah-sah saja. Contohnya,
masyarakat tak beragama bisa beranggapan bahwa mengambil handuk atau perhiasan
dekorasi dari hotel atau pusat rekreasi bukanlah perbuatan pencurian.
Seorang yang beragama tak akan
berperilaku demikian, karena ia takut kepada allah dan tak akan pernah lupa
bahwa allah selalu mengetahui niat dan pikirannya. Dia beramal setulus hati dan
selalu menghindari perbuatan dosa.
Seorang yang jauh dari bimbingan
agama bisa saja berkata “saya seorang ateis namun pema’af. Saya tak memiliki
rasa dendam ataupun rasa benci”. Namun sesuatu hal dapat terjadi padanya yang
menyebabkannya tak mampu mengendalikan diri, lalu mempertontonkan perilaku yang
tak diinginkan. Dia bisa saja melakukan pembunuhan atau mencelakai orang lain,
karena moralnya berubah sesuai dengan lingkungan dan kondisi tempat tinggalnya.
Sebaliknya, orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir tidak kan pernah menyimpang dari moral yang baik, seburuk apapun kondisi
lingkungannya. Moralnya tidak “berubah-ubah” melainkan tetap kokoh. Orang-orang
beriman memiliki moral yang tinggi. Sifat-sifat mereka disebut Allah dalam
ayatNya:
Mereka yang teguh dengan keyakinannya
kepada Allah dan tidak mengingkari janji; yang menghubungkan apa yang
diperintahkan Allah untuk menghubungkannya dan takut kepada Tuhan mereka dan
takut pada hisab yang buruk; mereka yang sabar untuk mencari perjumpaan dengan
Tuhan mereka, dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian harta yang kami
berikan kepadanya secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, menolak
kejahatan dengan kebaikan. Merekalah yang mendapat kedudukan yang tinggi.
(Surat Ar-Ra’d: 20-22)
PERTANYAAN 9
APA YANG TERJADI DENGAN SISTEM SOSIAL JIKA TIDAK ADA AGAMA?
Konsep pertama yang akan hilang pada
sebuah lingkungan tak beragama adalah konsep keluarga. Nilai-nilai yang menjaga
keutuhan keluarga seperti kesetiaan, kepatuhan, kasih-sayang dan rasa hormat
akan ditinggalkan sama sekali. Harus diingat bahwa keluarga merupakan pondasi
dari sistem kemasyarakatan. Jika tata nilai keluarga runtuh, maka masyarakat
pun akan runtuh. Bahkan bangsa dan negara pun tidak akan ada lagi, karena
seluruh nilai moral yang menyokongnya telah musnah.
Lebih jauh lagi, tak akan ada lagi
rasa hormat dan kasih-sayang terhadap orang lain. Ini mengakibatkan anarki
sosial. Yang kaya membenci yang miskin, yang miskin membenci yang kaya. Angkara
murka tumbuh pada mereka yang merasa dirintangi, hidup susah atau miskin. Atau
menimbulkan agresi terhadap bangsa lain. Karyawan bersikap agresif kepada
atasannya. Demikian pula atasan kepada bawahannya. Para bapak berpaling dari
anaknya, dan anak berpaling dari bapaknya.
Sebab dari pertumpahanan darah yang
terus-menerus dan “berita-berita kriminalitas” di surat kabar adalah ketiadaan
agama. Setiap hari dapat kita baca tentang orang-orang yang saling bunuh karena
alasan yang sangat sepele.
Orang yang mengetahui bahwa ia akan
diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak, tidak akan melakukan pembunuhan.
Dia tahu bahwa Allah melarang manusia melakukan kejahatan. Ia selalu
menghindari murka Allah karena rasa takutnya kepadaNya.
Janganlah
berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya. Dan berdo’alah
kepadaNya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik. (Surat al-A’raf: 56)
Tindakan bunuh diri pun disebabkan
oleh ketiadaan agama. Orang yang melakukan bunuh diri sama saja dengan
melakukan pembunuhan. Orang yang hendak bunuh diri karena ditinggal pacar,
misalnya, harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut sebelum melakukannya:
Apakah ia akan melakukan bunuh diri jika pacarnya menjadi cacat? atau menjadi
tua? atau jika wajah pacarnya terbakar? Tentunya tidak. Dia terlalu berlebihan
menilai pacarnya seolah sebanding dengan Allah. Bahkan menganggap pacarnya
lebih penting dari Allah, lebih penting dari hari akhirat dan dari agama. Ia
lebih mempertaruhkan jiwanya bagi pacarnya tersebut dibanding bagi Allah.
Orang yang dibimbing AL QURAN tidak akan melakukan hal semacam itu, bahkan
tidak akan terlintas sedikitpun dalam benaknya. Seorang yang beriman
menyerahkan hidupnya hanya untuk keridhaan Allah, dan menjalani dengan sabar
segala kesusahan dan masalah yang Allah ujikan padanya di dunia ini. Ia pun
tidak lupa bahwa kesabarannya itu akan mendapatkan balasan berlipat ganda baik
di dunia maupun di akhirat.
Pencurian pun merupakan hal yang
sangat biasa pada masyarakat yang tak beragama. Seorang pencuri tak pernah
berpikir seberapa besar kesusahan yang ditimbulkannya terhadap orang yang
dicurinya. Harta yang dikumpulkan korbannya puluhan tahun diambilnya dalam
semalam saja. Ia tak peduli seberapa besar kesusahan yang akan diderita
korbannya. Mungkin saja ia pernah sadar dan menyesali perbuatannya yang telah
menimbulkan kesusahan pada orang lain. Jika tidak, keadaannya menjadi lebih
buruk. Itu berarti bahwa hatinya telah membatu dan selalu cenderung untuk melakukan
segala tindakan yang tak bermoral.
Dalam masyarakat yang tak beragama,
nilai-nilai moral seperti keramahan, mau berkorban untuk orang lain,
solidaritas dan sikap murah hati telah lenyap sama sekali. Orang-orangnya tidak
menghargai orang lain sebagaimana layaknya manusia. Bahkan ada yang memandang
orang lain sebagai mahluk yang berevolusi dari kera. Tak satu pun dari mereka
mau menerima, melayani, menghargai atau memberikan sesuatu yang baik kepada
orang lain. Apalagi terhadap mereka yang dianggapnya sebagai berasal dari kera.
Orang-orang yang berpikiran seperti
ini tidak menghargai orang lain. Tak satu pun memikirkan kesehatan,
kesejahteraan atau kenyamanan orang lain. Mereka tak peduli jika orang lain
terluka, atau pernah berusaha agar orang lain terhindar dari kecelakaan semacam
itu.
Di rumah sakit, misalnya, orang yang
hampir meninggal dibiarkan begitu saja terlentang di ranjang-gotong dalam
jangka waktu yang tak tentu; tak seorangpun pun peduli kepadanya. Contoh lain
misalnya, pemilik restoran yang menjalankan restorannya tanpa peduli dengan
kebersihan. Tempatnya yang kotor dan tidak sehat tak digubrisnya, tidak peduli
dengan bahaya yang mungkin ditimbulkan terhadap kesehatan orang lain yang makan
di sana. Ia hanya peduli kepada uang yang dihasilkannya. Ini hanya sebagian
kecil contoh yang kita temui sehari-hari.
Logikanya, orang hanya baik terhadap
orang lain jika bisa mendapat imbalan yang menguntungkan. Namun bagi mereka
yang menjalankan standar moral Al-Qur’an, menghargai orang lain merupakan pengabdian
kepada Allah. Mereka tak mengharapkan imbalan apa pun. Semuanya merupakan usaha
untuk mencari ridha Allah dengan terus-menerus melakukan amal baik, dan
berlomba-lomba dalam kebaikan.
PERTANYAAN
10
Apa manfa’at material dan spiritual bagi masyarakat jika mereka ta’at pada Al Quran?
Perlu kami ingatkan bahwa pengertian
agama di sini adalah cara hidup yang bermoral. Cara hidup yang disukai Allah.
Cara yang dipilihNya dan yang paling tepat bagi semua jenis manusia. Cara hidup
yang terbebas dari takhyul-takhyul dan mitos-mitos, dan sepenuhnya di bawah
bimbingan Al-Qur’an.
Agama menciptakan lingkungan moral
yang sangat aman dan nyaman. Sikap anarkis yang menyebabkan kerusakan pada
bangsa negara terhenti sama sekali karena rasa takut kepada Allah. Orang tidak
lagi melakukan tindakan yang merugikan ataupun berbuat kerusuhan. Orang-orang
yang memegang nilai-nilai moral siap bangkit bagi bangsa dan negaranya serta
tidak hendak berhenti untuk berkorban. Orang-orang semacam ini selalu berusaha
untuk kesejahteraan dan keamanan negaranya.
Di dalam masyarakat yang mengamalkan
moral Al-Qur’an, orang-orangnya sangat menghargai satu sama lain. Setiap orang
selalu berusaha agar orang lain merasa nyaman dan aman, karena menurut ajaran
islam, solidaritas, persatuan dan kerjasama merupakan hal yang sangat penting.
Setiap orang merasa berkewajiban untuk mendahulukan kenyamanan dan kepentingan
orang lain. Ayat berikut merupakan contoh moralitas dari orang-orang yang
beriman:
Mereka yang
lebih dulu tinggal di Madinah, dan telah beriman sebelum mereka datang,
mencintai mereka yang datang kepada mereka untuk berhijrah, dan tak terbetik
keinginan di hati mereka akan barang-barang yang diberikan kepada mereka,
melainkan mendahulukan mereka dibanding dirinya sendiri meskipun mereka sendiri
sangat membutuhkannya. Siapa yang terpelihara dari ketamakan, mereka itulah
orang-orang yang beruntung. (Surat Al-Hashr: 9)
Dalam lingkungan yang orang-orangnya
takut kepada Allah, setiap orang berusaha untuk kesejahteraan masyarakat. Tak
seorang pun bersikap boros. Setiap orang bekerja sama dan bersatu padu sambil
memperhatikan kepentingan orang lain. Hasilnya berupa masyarakat yang kaya
dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi.
Masyarakat demikian kaya akan moral
dan material. Kekacauan yang mengandung sikap memberontak sama sekali sirna.
Setiap orang dapat mengekang hawa nafsunya dan setiap masalah diselesaikan
dengan cara yang logis. Segala persoalan dipecahkan dengan kepala dingin. Dan
kehidupan, karenanya, selalu aman tentram.
PERTANYAAN 11
Apa manfa’at keta’atan pada moral Al Quran bagi kehidupan keluarga?
AL
QURAN mewajibkan sikap hormat kepada
ibu dan bapak. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
Telah
Kami perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya; ibunya
telah mengandungnya dengan susah payah dan masa menyapih selama dua tahun:
‘Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang-tuamu. Hanya kepada-Ku lah kamu
kembali. (Surah Luqman: 14)
Dalam
keluarga yang mengamalkan moral AL QURAN
tidak terdapat pertengkaran ataupun pertentangan. Selalu nampak sikap
hormat yang tinggi kepada ibu, bapak dan anggota keluarga yang lain. Setiap
orang hidup dalam lingkungan yang menyenangkan.
PERTANYAAN 12
Apa manfaat ketaatan pada moral Al Quran bagi sistem bernegara?
Dalam
Al-Qur’an, Allah menyebutkan bahwa keta’atan merupakan sifat yang positif.
Seseorang yang memiliki moral Qur’ani akan sepenuhnya patuh dan hormat terhadap
negaranya. Dalam masyarakat Islam, setiap orang berusaha untuk kesejahteraan
negara dan bangsanya. Tidak pernah berontak terhadap negara, melainkan
mendukung baik secara spiritual maupun material.
Dalam
masyarakat yang terbentuk dari orang-orang yang takut kepada Allah, kasus-kasus
hukum tak pernah sampai ke tingkat persidangan. Seperseribunya pun dari
pelanggaran hukum yang terjadi pada masyarakat sekarang ini tak pernah dialami.
Mengatur
negara menjadi jauh lebih mudah, karena pemerintah tidak perlu mengurus
kasus-kasus anarki, terorisme, kejahatan, pembunuhan. Seluruh kekuatan
pemerintah dipusatkan pada pengembangan dan peningkatan kesejahteraan negeri,
di sektor dalam maupun luar negeri. Karenanya, menghasilkan negara yang sangat
kuat.
PERTAnyaan 13
APA MANFA’AT KETA’ATAN
PADA MORAL AL QURAN BAGI
BIDANG SENI?
Orang-orang
yang ta’at pada moral AL QURAN saling
menghargai satu dengan lainnya. Mereka akan selalu berusaha menciptakan kondisi
lingkungan yang telah disetujui bersama. Lingkungan yang indah dalam segala
segi estetika. Karena rasa rindu pada surga, sarana-sarana dunia digunakan
sepenuhnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan menyenangkan. Semuanya
terasa indah di mata, di telinga dan di seluruh indra lainnya. Karenanya, seni
dan estetika berkembang dalam semua aspek kehidupan mereka.
Lebih
dari itu, orang yang ta’at kepada agama memiliki hati yang bersih. Karenanya
tak ada tekanan dalam pikirannya, sehingga dapat menciptakan karya seni
orisinil yang indah dan unik. Selain itu, karya mereka ditujukan untuk
menyajikan keindahan dan untuk menyenangkan sesamanya yang ta’at, secara tulus
hati dan sungguh-sungguh.
PERTANYAAN 14
APA
MANFA’AT KETAATAN PADA MORAL AL
QURAN BAGI SISTEM PENDIDIKAN?
Pertama-tama,
menjalankan moral AL QURAN akan
menghasilkan anak-anak dan pemuda yang dewasa dan bijaksana. Perilaku tak acuh
tidak akan dimiliki oleh anak muda yang ta’at pada Al-Qur’an. Keta’atan pada
Al-Qur’an, karenanya, menghasilkan generasi yang perilakunya baik, pikirannya
terbuka, patuh, mau mengalah serta produktif. Dinamisme, gairah serta semangat
mereka diarahkan pada perbuatan baik. Ketekunan dan daya pikir mereka
berkembang. Dalam lingkungan demikian, pelajarnya tidak hanya mengutamakan
kelulusan atau penghindaran dari hukuman, melainkan berkeinginan untuk
memberikan kontribusi pada bangsa dan negaranya.
Tak
pernah terdengar adanya pelanggaran disiplin di sekolah. Lingkungan
pendidikannya sangat tentram, konstruktif dan produktif. Kerja sama antara guru
dan pelajar berlandaskan pada kepatuhan, rasa hormat dan toleransi. Para
pelajarnya menjadi sangat hormat dan patuh pada negara dan aparat keamanan.
Demonstrasi-demonstrasi pelajar yang sering kita lihat sekarang ini tidak
pernah terjadi karena memang tidak ada perlunya.
PERTANYAAN 15
APA MANFA’AT KETA’ATAN PADA MORAL
AL QURAN BAGI LINGKUNGAN KERJA?
Dalam
masyarakat yang menjalankan moral Al-Qur’an, lingkungan kerjanya mengandung
sikap saling memahami, kerjasama dan keadilan. Pemberi kerja memperhatikan
kesehatan karyawannya dan memelihara kesehatan lingkungan kerja dengan sangat
baik. Dengan pikiran bahwa karyawan akan bekerja dalam waktu yang cukup lama,
mereka selalu berusaha menciptakan fasilitas kerja yang indah dan menarik.
Karyawannya digaji dengan upah yang layak. Tak satu karyawanpun mengalami
perlakuan buruk. Pihak atasan selalu memperhatikan kondisi keluarga setiap
karyawan. Mereka selalu bersungguh-sungguh dan berusaha melindungi keluarga
karyawan. Tak pernah ada penindasan dari yang kuat terhadap yang lemah.
Perilaku tak bermoral seperti ucapan dengki, atau mencegah keberhasilan orang
lain karena rasa cemburu, tak pernah terjadi.
Hubungan
antara pemberi kerja dan karyawan bukan berdasarkan pada kepentingan pribadi
dan akal-akalan, melainkan berdasarkan kerjasama dan rasa saling percaya.
Karyawan memperhatikan kepentingan dan tujuan perusahaan. Mereka tak pernah
boros dan berpikiran bahwa “Bos memang layak membayarnya”. Mereka akan bekerja
sebaik-baiknya. Moral yang baik membuatnya tak pernah disalahkan, bahkan
dilindungi oleh atasan.
PERTANYAAN 16
APA ARTI MEMPERSEKUTUKAN ALLAH ATAU SYIRIK?
Syirik
berarti menganggap seseorang atau benda lain atau suatu konsep sebagai wujud
yang setara atau lebih tinggi dari Allah. Anggapan seperti ini bisa dari segi
penilaian, sifat keberartian, rasa lebih menyukai, atau keunggulan, yang disertai
dengan perbuatan-perbuatan yang mendukungnya. Hal seperti inilah yang disebut
sebagai “mempersekutukan Allah dengan Tuhan yang lain”. Dengan kata lain,
menganggap bahwa seseorang atau benda lain memiliki sifat-sifat Allah, sama
artinya dengan mempersekutukan Allah.
Allah
menyebutkan dalam AL QURAN bahwa dosa
syirik tak akan diampuni:
Allah
tak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang
dikehendakiNya. Barang siapa mempersekutukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar. (Surat An-Nisa: 48)
PERTANYAN 17
APA
ARTI “MEMUJA BERHALA”?
Menurut adat, kata “memuja berhala” berarti menyembah benda atau wujud
tertentu. Namun sebenarnya, maknanya lebih luas dan tidak terbatas
pada pengertian tersebut.
Di
setiap masa, selalu ada manusia yang mempersekutukan Allah, mengambil tuhan
lain dan menyembah pujaannya atau patung-patung. Memberhalakan sesuatu tidak
selalu berarti bahwa pemujanya mengatakan “ini tuhan yang saya sembah”. Tidak
juga berarti bahwa ia mesti bersujud dihadapannya.
Pada
dasarnya, menyembah berhala dapat berarti rasa suka seseorang terhadap sesuatu
melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, lebih menyukai ridha seseorang
dibanding ridha Allah, atau lebih takut kepada seseorang dibanding rasa takut
kepada Allah, atau lebih mencintai seseorang dibanding cintanya kepada Allah.
Di
dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan bahwa sesuatu yang disekutukan dengan Allah
tidak akan bisa menolong orang yang mempersekutukannya.
Sesungguhnya
apa yang kamu sembah selain Allah adalah berhala. Dan kamu membuat dusta.
Sungguh yang kamu sembah itu tak mampu memberikan rezki kepadamu. Maka mintalah
rezki itu dari sisi Allah dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepadaNya.
KepadaNya lah engkau akan dikembalikan. (Surat Al-Ankabut: 17)
PERTANYAAN 18
Bagaimana menjauhkan diri dari penyembahan berhala?
Pertama-tama,
seseorang harus menegaskan dalam hatinya bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan.
Dia lah pemilik segala kekuasaan, tak ada sesuatu pun selain Allah yang berkuasa
untuk memberi pertolongan ataupun mendatangkan bahaya. Seseorang yang meyakini
kebenaran ini, hanya mengabdi kepada Allah dan tidak pernah mempersekutukanNya.
Allah
mengingatkan manusia untuk berpaling hanya kepadaNya agar selamat dari syirik.
Hanya
Dia lah yang kamu seru, dan jika Dia menghendaki, Dia menghilangkan kesusahan
kamu; kemudian engkau tinggalkan apa yang engkau persekutukan denganNya. (Surat
al-An’am: 41)
Perubahan
radikal yang dialami seseorang yang terbebas dari mempersekutukan Allah dan
kembali hanya kepada Allah, mula-mula terjadi di dalam hatinya. Pandangan dan
pikiran orang ini selanjutnya berubah seratus delapan puluh derajat. Yang
tadinya mengejar kehidupan di bawah pengaruh faham tertentu dan bersikap tak
peduli (jahil), kini menjalani hidupnya semata untuk mengejar ridha Allah.
PERTANYAAN 19
Apa yang dimaksud dengan mencari ridha Allah pada
tingkatan yang tertinggi?
Apa
yang akan Anda lakukan jika tempat tinggal Anda mengalami bencana banjir?
Apakah Anda akan naik ke lantai tertinggi dan menunggu tim penyelamat, ataukah
naik dari lantai ke lantai sejalan dengan naiknya air? Saat Anda naik ke atap,
apakah Anda akan menggunakan tangga ataukah elevator? Jelas bahwa tindakan yang
paling bijaksana pada kondisi seperti itu adalah memilih alternatif yang akan
menyelamatkan Anda, yakni alternatif yang memberikan hasil tercepat. Alternatif
lainnya tak perlu dilihat lagi. Dalam situasi ini, yang terbaik adalah naik ke
lantai teratas dengan menggunakan elevator. Demikian lah cara “memilih jalan
terbaik”.
Kaum
yang beriman menggunakan semua sarana material dan spiritual pada setiap jam,
bahkan setiap detik kehidupannya sesuai dengan kehendak Allah. Jika harus
memilih di antara beberapa alternatif, dia memilihnya dengan arif dan
mendengarkan hati nuraninya. Dan pilihan yang diambilnya ditujukan untuk
mengharap ridha Allah. Dengan cara ini, ia bertindak sesuai dengan ridha Allah
pada tingkatan yang tertinggi.
PERTANYAAN 20
Apa arti beriman sepenuh hati?
Setiap
orang pasti tahu bahwa tangannya akan terbakar jika terkena api. Ia tak perlu
berpikir lagi apakah akan benar-benar terbakar atau tidak. Artinya, ia memiliki
keyakinan penuh bahwa api tersebut akan membakarnya. Keyakinan seperti ini
disebutkan dalam AL QURAN sebagai
berikut:
Ini
lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
sungguh-sungguh meyakininya. (Surat Al-Jatsiyyah: 20)
“Memiliki
keimanan sepenuh hati” artinya mempercayai keberadaan Allah dan keesaannya,
hari kebangkitan, surga dan neraka dengan sepenuh-penuhnya keyakinan, tanpa
ragu sedikitpun akan kebenarannya. Layaknya mempercayai keberadaan orang-orang
disekitar kita yang kita lihat dan kita ajak bicara, seperti halnya pengetahuan
intuitif terhadap contoh api di atas. Keimanan penuh yang tumbuh di hati orang
tersebut akan mendorongnya untuk selalu beramal dengan cara yang diridhai Allah
di setiap saat.
PERTANYAAN 21
Bagaımana cara mengetahui tindakan
kita yang mana yang diridhai Allah?
Pada
orang yang takut kepadaNya, Allah selalu memberi tahu tindakan mana yang paling
tepat melalui hati nurani. Dalam sebuah ayat, Allah berfirman:
Hai
orang-orang beriman! Jika engkau takut (bertaqwa) kepada Allah, niscaya Dia memberimu
furqon (yang dengannya engkau membedakan yang benar dari yang salah) dan
menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar. (Surat Al-Anfal: 29)
Mesti
diingat bahwa suara pertama yang didengar individu di dalam hatinya adalah
suara nurani yang membantunya membedakan yang benar dari yang salah. Suara ini
lah yang memberitahukan perbuatan yang diridhai Allah. Orang yang takut kepada
Allah sampai kepada kebenaran dengan jalan mendengarkan kepada hati nuraninya.
PERTANYAAN 22
Adakah suara lain di dalam hati
selain suara hati nurani?
Semua
alternatif lain yang muncul setelah kata hati adalah “suara hawa nafsu” yang
berusaha menghapus kata hati. Hawa nafsu berusaha sekuat tenaga untuk mencegah
seseorang untuk melakukan perberbuatan yang benar dan mendorong kepada
perbuatan buruk.
Suara
ini mungkin tidak nampak jelas. Bisa muncul berupa serangkaian alasan yang
nampaknya masuk akal. Pengaruhnya bisa menyebabkan seseorang berpikiran “semua
ini (hati nurani) tak berarti sama sekali”. Kenyataan ini disebutkan Allah
dalam Al-Qur’an:
“Dan
jiwa yang Allah sempurnakan dan ilhamkan padanya pengetahuan akan dosa dan
ketaqwaan. Sungguh beruntung orang-orang yang menyucikan jiwa.” (Surat
Asy-Syams: 7-9)
Ayat
di atas menyatakan bahwa manusia merupakan sasaran dosa (hawa nafsu), namun
diberi kesadaran bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menghindarinya. Manusia
diuji untuk memilih antara kebaikan dan keburukan.
PERTANYAAN 23
Allah
mengeluarkanmu dari perut ibumu tanpa mengetahui sesuatu apapun, dan Dia
memberimu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Surat
An-Nahl: 78)
Proses penglihatan terjadi secara bertahap. Saat mata
melihat benda, kumpulan cahaya (foton) bergerak dari benda menuju mata. Cahaya
ini menembus lensa mata yang selanjutnya membiaskannya dan menjatuhkannya
secara terbalik di retina mata – bagian belakang mata. Sinar yang jatuh di
retina mata ini di ubah menjadi sinyal-sinyal listrik dan diteruskan oleh
syaraf-syaraf neuron ke sebuah bintik kecil di bagian belakang otak yang
disebut pusat penglihatan. Di dalam pusat penglihatan inilah, sinyal listrik
ini diterima sebagai sebuah bayangan setelah mengalami sederetan proses. Dalam
bintik kecil inilah sebenarnya penglihatan terjadi, di bagian belakang otak
yang sama sekali gelap dan terlindung dari cahaya.
Saat
mengatakan “kita melihat”, sebenarnya kita hanya melihat efek-efek impuls yang
sampai ke mata kita dan diteruskan ke otak kita setelah diubah menjadi
sinyal-sinyal listrik. Jadi, saat kita mengatakan “kita melihat”, sebenarnya
kita hanya melihat sinyal-sinyal listrik di dalam otak kita.
Buku
yang sedang Anda baca serta pemandangan yang terbentang di kaki langit termuat
dalam ruang kecil di dalam otak ini. Hal yang serupa terjadi dengan persepsi
lain yang Anda tangkap melalui keempat indra lainnya.
PERTANYAAN 24
Apa maksud pernyataan bahwa materi merupakan
“kumpulan persepsi-persepsi”?
Seluruh
informasi yang kita miliki tentang dunia luar, sampai kepada kita melalui
kelima indra kita. Dunia yang kita tahu terdiri dari apa yang kita lihat dengan
mata, yang kita dengar lewat telinga, yang kita cium dengan hidung, yang kita
rasa dengan lidah, dan yang kita rasa lewat sentuhan kulit. Riset modern
mengungkapkan bahwa persepsi kita hanyalah respons-respons otak terhadap
sinyal-sinyal listrik. Berdasarkan hal ini, orang yang kita lihat, warna-warna,
rasa keras melalui sentuhan, dan segala sesuatu yang kita miliki dan yang kita
terima sebagai dunia luar, hanyalah sinyal-sinyal listrik yang sampai ke otak
kita.
Contohnya
sebuah apel: Sinyal-sinyal listrik yang berkenaan dengan rasa, bau, rupa dan
kekerasan buah apel sampai ke otak kita melalui syaraf-syaraf dan membentuk
gambarannya di dalam otak. Jika syaraf menuju otak terputus, persepsi yang
berkenaan dengan buah apel ini akan lenyap. Yang kita indra sebagai apel,
sebenarnya merupakan kumpulan persepsi-persepsi yang sampai ke otak kita. Kita
tak pernah bisa memastikan bahwa “kumpulan persepsi-persepsi” ini benar-benar
ada di luar kita. Kita tak memiliki kesempatan untuk bisa keluar dari otak kita
dan menyentuh sesuatu yang ada di luar: yang kita miliki hanyalah
persepsi-persepsi kita.
PERTANYAAN 25
Apakah keberadaan dunia luar suatu keharusan?
Kita
tak pernah tahu apakah dunia luar benar-benar ada, karena setiap benda hanyalah
kumpulan persepsi-persepsi. Dan persepsi-persepsi ini hanya ada dalam pikiran
kita. Maka, satu-satunya dunia yang benar-benar ada adalah dunia
persepsi-persepsi. Satu-satunya dunia yang kita tahu hanyalah dunia yang ada
dalam pikiran kita; dunia yang dirancang, direkam, dan hidup di sana. Pendek
kata, dunia yang diciptakan dalam pikiran kita. Itulah satu-satunya dunia yang
kita yakini keberadaannya.
PERTANYAAN 26
Apakah kita tertipu oleh persepsi-persepsi tanpa ada
korelasi material yang nyata?
Benar,
kita tertipu dengan keyakinan pada persepsi-persepsi tanpa ada korelasi
material yang nyata. Demikian ini karena kita tak pernah bisa membuktikan bahwa
persepsi-persepsi yang kita tangkap melalui otak memiliki korelasi material.
Persepsi-persepsi itu bisa saja timbul dari suatu sumber “buatan”. Kita sering
mengalaminya dalam mimpi kita. Kita seolah mengalami suatu kejadian, melihat
orang-orang, benda dan susunan-susunan yang seolah nyata. Padahal kenyataanya
tidak ada, hanya persepsi-persepsi saja. Tak ada perbedan mendasar antara mimpi
dan “dunia nyata”; keduanya sama-sama dialami dalam otak.
PERTANYAAN 27
Jika semua keberadaan material yang kita tahu
hanyalah persepsi-persepsi, lalu apa itu otak?
Karena
otak kita pun merupakan bagian dari dunia fisik seperti halnya tangan, kaki,
atau benda lainnya, maka otak pun merupakan persepsi seperti yang lainnya.
Mimpi merupakan contoh yang baik untuk menjelaskan masalah ini. Anggaplah kita
sedang melihat sebuah mimpi. Dalam mimpi itu, kita memiliki tubuh khayalan,
tangan khayalan, mata khayalan, dan otak khayalan. Jika dalam mimpi ini, kita
ditanya, “Di mana Anda melihat?” Kita akan menjawab “saya melihat dalam otak
saya”. Padahal sebenarnya, tidak ada otak di sana, melainkan hanya kepala dan
otak khayalan. Wujud yang melihat bukanlah otak khayalan dalam mimpi, melainkan
“wujud” yang derajatnya jauh lebih tinggi dari itu.
PERTANYAAN 28
Lalu siapa atau apa yang mengindra?
Sejauh
ini, kita meyakini bahwa yang melakukan pengindraan adalah otak. Namun jika
kemudian kita analisis otak ini, yang kita dapatkan hanyalah molekul-molekul
lemak dan protein, yang juga ada pada organisme-organisme hidup lain. Artinya
bahwa di dalam gumpalan daging yang kita sebut sebagai “otak” ini, tak ada
sesuatu apapun yang bisa mengamati, yang memiliki kesadaran, atau yang
menciptakan wujud yang kita sebut sebagai “diri pribadi”.
Jelas
bahwa wujud yang melihat, mendengar dan merasakan ini bersifat supra-material.
Wujud ini “hidup” dan tidak berupa materi ataupun gambaran dari materi. Wujud
ini bersekutu dengan persepsi-persepsi di depannya dengan menggunakan gambaran
tubuh kita.
Wujud
ini adalah “ruh”. Allah menyatakannya dalam Al-Qur’an:
Mereka
bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ‘Ruh itu termasuk urusan Allah. Dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan tentangnya melainkan sedikit. (Surat Al-Isra’:
85)
PERTANYAAn 29
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya, materi tidak memiliki wujud yang dapat mengatur
dirinya sendiri. Materi hanyalah sebuah persepsi, sesuatu yang sifatnya
“artifisial” (buatan). Karenanya, persepsi-persepsi ini mestinya disebabkan
oleh kekuatan lain. Dengan kata lain, persepsi adalah sesuatu yang diciptakan.
Jelas bahwa ada Sang Pencipta. Yang menciptakan seluruh alam material, yakni
kumpulan persepsi-persepsi, yang diciptakanNya tanpa henti. Pencipta ini adalah
Allah Yang Maha Kuasa. Fakta bahwa langit dan bumi bukanlah sesuatu yang
stabil, dan keberadaanya hanyalah karena diciptakan Allah. Semuanyanya akan
lenyap setelah Dia menghentikan penciptaannya. Hal ini dijelaskan dalam ayat
berikut ini:
Allah
lah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap. Sungguh jika keduanya
lenyap, tak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya kecuali Allah. Sungguh
Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Surat Fatir: 41)
PERTANYAAn 30
Materi
tersusun hanya dari persepsi-persepsi. Satu-satunya wujud nyata dan mutlak
hanyalah Allah. Artinya, hanya Allah lah yang ada; segala sesuatu selain dia
hanyalah wujud semu. Karenanya Allah “ada dimana-mana” dan meliputi segala
sesuatu. Segala yang ada merupakan gambaran yang Allah proyeksikan kepada kita.
Karena
setiap wujud material merupakan persepsi, maka ia tak dapat melihat Allah.
Sebaliknya, Allah melihat seluruh materi yang diciptakannya dalam berbagai
bentuknya. Artinya, kita tak dapat menangkap wujud Allah dengan mata kita,
namun Allah meliputi kita dari dalam, dari luar, dalam pandangan dan pikiran.
Kita tak mampu mengucapkan perkataan apapun selain dengan pengetahuan dan
ijinNya, bahkan tanpa Dia bernafaspun tidak akan bisa.
Meskipun
kita melihat persepsi-persepsi ini di sepanjang hidup kita, wujud terdekat
kepada kita bukanlah salah satu di antaranya, melainkan Allah sendiri. Rahasia
ayat berikut tersembunyi dalam kenyataan ini:
“Dia
lah yang menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya; karena Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (sendiri).
(Surat Qaf: 16)
Jika
manusia berpikiran bahwa tubuhnya hanya terdiri dari “materi”, ia tidak akan
dapat memahami fakta penting ini. Jika ia menganggap otaknya sebagai “dirinya”,
maka letak dunia luar adalah 20-30 cm dari dirinya. Namun jika dia mengerti
bahwa materi hanya lah imajinasi, maka pengertian luar, dalam, jauh ataupun
dekat tak memiliki arti sama sekali. Allah meliputi dirinya dan Dia “sangat
dekat” kepada dirinya.
PERTANYAAN 31
Apakah cinta saja, kepada Allah, tidak cukup? Apakah
takut kepada Allah itu suatu keharusan?
Menurut
Al-Qur’an, cinta sejati menuntut kepatuhan kepada Allah dan menghindari apa
yang tidak diridhaiNya. Jika kita perhatikan kehidupan dan perbuatan
orang-orang yang merasa yakin bahwa cinta saja sudah cukup, dapat kita lihat
bahwa mereka tidak teguh dengan pendiriannya itu. Sebaliknya, seseorang yang
mencintai Allah dengan setulus hati, sangat patuh kepada perintahNya. Ia
menghindari hal-hal yang dilarangNya serta memelihara dirinya dengan
perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah. Ia menunjukkan cintanya dengan mencari
ridha Tuhannya di setiap saat dengan rasa segan, keyakinan, kepatuhan dan
kesetiaan kepadaNya.
Karena
sikap prihatinnya itu, ia sangat takut akan kehilangan ridhaNya atau
menimbulkan murkaNya. Mengungkapkan cinta hanya di bibir saja, namun hidup
dengan melewati batas-batas yang dilarang Allah, tentunya merupakan sikap yang
munafik. Allah memerintahkan manusia untuk takut kepadaNya:
Bertaubatlah
kepadaNya dan takutlah kepadaNya, serta dirikanlah shalat, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang memepersekutukan Allah. (Surat Ar-Rum: 31)
PERTANYAAn 32
Seberapa besar mestinya rasa takut kita kepada Allah?
Setiap
orang yang menyadari keberadaan Allah dan mengenal sifat-sifatNya yang agung
merasa sangat takut kepada Allah. Selain Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
Allah juga adalah Al-Qohhar (Maha Menguasai), Al-Hasib (Maha Membuat
Perhitungan), Al-Muazzib (Maha Menghukum), Al-Muntaqim (Maha Penyiksa), Al-Saiq
(Yang Memasukkan ke neraka). Karenanya, umat Islam takut kepada Allah yang
gaib. Mereka mengetahui tak ada seorang pun yang bisa selamat dari hukumanNya,
karena mereka tahu harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Mereka
selalu berusaha menghindari perilaku yang tidak disukai Allah.
Harus
difahami bahwa takut di sini memiliki konotasi yang berbeda dengan pengertian
takut pada masyarakat tak beragama. Takut di sini memberikan rasa aman bagi
yang mengimaninya, dan memotivasi untuk beramal mencari ridha Allah.
Berikut
ini adalah perintah Allah kepada orang-orang yang beriman:
Maka
takutlah kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengarlah serta ta’atlah; dan
nafkahkanlah apa yang baik bagi dirimu. Barangsiapa terpelihara dari kekikiran,
mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Surat At-Taghabun: 16)
PERTANYAAN 33
Apakah AL QURAN dapat difahami setiap orang?
Allah
menurunkan AL QURAN untuk menjadi
petunjuk bagi semua orang. Itulah sebabnya AL QURAN sangat jelas dan mudah difahami. Allah pun
menekankan sifat ini: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah,
dan kitab yang terang.” (Surat Al-Maidah: 15) Ayat
lain yang lebih mempertegas hal itu adalah:
Demikianlah
Kami menurunkan AL QURAN dengan
ayat-ayat yang nyata. Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia
kehendaki. (Surat Al-Hajj: 16)
Namun,
untuk dapat melihat kebijaksanaan dalam AL QURAN dan untuk memahami kemuliaannya, seseorang
harus membacanya dengan hati yang tulus dan selalu berpikir sesuai dengan hati
nuraninya.
PERTANYAAN 34
Bolehkah kita membaca AL QURAN setiap saat?
AL
QURAN merupakan satu-satunya petunjuk
bagi orang yang beriman di sepanjang hidupnya. Dalam sebuah ayatnya, Allah
memerintahkan istri-istri Rasul untuk membaca dan mengingat ayat-ayat Allah
serta hikmah (sunnah Nabi) di rumah-rumah mereka (Surat Al-Ahzab: 34). Praktek
seperti ini diperintahkan pula kepada umat yang beriman saat itu. Ketika ayat
ini sampai kepada mereka dengan jelas, mereka membaca naskah AL QURAN di rumah-rumah mereka serta menghapalnya.
Bagi kita, akan lebih utama jika membaca AL QURAN sambil mengamalkannya dengan rajin.
PERTANYAAN 35
Apakah AL QURAN
ditujukan bagi manusia di segala jaman?
Allah
menurunkan AL QURAN sebagai petunjuk
bagi seluruh dunia di sepanjang masa:
Inilah
penerang bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang
yang beriman. (Surat Ali Imran: 138)
Allah
memberikan contoh-contoh dalam AL QURAN
berdasarkan peristiwa-peristiwa di masa lampau agar manusia yang hidup
di sepanjang jaman menjadi waspada dan tidak mengulang kesalahan yang sama.
Peristiwa-peristiwa serupa yang disebutkan dalam AL QURAN bisa saja dialami seseorang, bahkan di jaman
sekarang ini.
PERTANYAAn 36
Benarkah Allah menjaga ayat-ayat AL QURAN dari perubahan hingga saat ini?
AL QURAN dilindungi Allah. Ia
diturunkan 1400 tahun yang lalu dan tidak mengalami perubahan sedikitpun hingga
saat ini. Kebenaran ini dinyatakan Allah dalam ayat berikut:
Kami
lah yang menurunkan peringatan (Al-Qur’an) dan sungguh Kami yang memeliharanya.
(Surat Al-Hijr: 9)
Telah
sempurna kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tak
ada yang dapat merubah kalimat-kalimatnya. Dia Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Surat al-An‘am: 115)
Janji
Allah ini sudah cukup bagi orang-orang yang beriman. Malah, Allah telah
menunjukkan bahwa AL QURAN merupakan
kitab kebenaran yang mengandung keajaiban ilmiah dan keajaiban numerik.
PERTANYAAN 37
Apa keajaiban-keajaiban ilmiah dalam
Al Quran?
Meskipun
AL QURAN diwahyukan 1400 tahun yang
lalu, di dalamnya mengandung fakta-fakta ilmiah yang sama sekali tak diketahui
pada saat itu. Fakta-fakta tersebut baru ditemukan pada jaman kita melalui
peralatan ilmiah dan teknologi mutakhir. Ciri ini jelas menunjukkan keaslian AL
QURAN sebagai wahyu yang berasal dari
Allah. Berikut adalah beberapa contoh dari keajaiban tersebut:
Temuan terbesar
abad 2000 menyatakan bahwa alam semesta terus mengembang. Namun,
fakta ini telah Allah sampaikan kepada kita 1400 tahun yang lalu dalam ayat
ke-47 Surat Az-Zariyat:
Kamilah
yang membangun alam semesta dengan kekuasan Kami, dan sungguh, Kami terus
mengembangkannya. (Surat adz-Dzariyat: 47)
Pergerakan
benda-benda langit dalam orbitnya yang tetap, dinyatakan AL QURAN berabad-abad yang lampau:
Dan
Dia lah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan, masing-masing
bergerak dalam garis edarnya. (Surat al-Anbiya: 33)
Jika
kita teliti makna kata Arabnya dari ayat yang menyebutkan kata ‘matahari’ dan
‘bulan’, kita akan mendapatkan sifat-sifat yang menarik. Dalam ayat-ayat
tersebut, kata siraj (pelita) dan wahhaj (menyala terang) digunakan untuk
matahari. Sementara untuk bulan digunakan kata munir (berkilau, menerangi).
Kita tahu bahwa matahari menghasilkan panas dan sinar yang dahsyat sebagai
akibat dari reaksi-reaksi nuklir di dalamnya, sementara bulan hanya memantulkan
cahaya yang datang dari matahari. Pemisahan ini dinyatakan sebagai berikut:
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah membuat tujuh langit dengan penuh serasi satu
dengan lainnya, dan membuat bulan sebagai cahaya, dan membuat matahari sebagai
pelita? (Surat Nuh: 15-16)
Sifat
angin sebagai sarana “penyerbukan” disebutkan dalam AL QURAN Surat Al-Hijr Ayat ke-22:
Dan
kami tiupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan
dari langit, dan kami beri minum kamu dengan air itu. (Surat al-Hijr: 22)
Kata
Arab “penyerbuk” merujuk pada efek terhadap tumbuhan maupun awan. Sains moderen
dalam bidang ini menunjukkan bahwa angin memang memiliki kedua fungsi ini.
Keajaiban AL QURAN lainnya ditegaskan dalam ayat berikut ini:
Dia
menciptakan langit dan bumi untuk tujuan Kebenaran. Dia menutup malam atas
siang, dan menutup siang atas malam. . . (Surat az-Zumar: 5)
Dalam
ayat ini, saling menutupnya (membungkus) antara siang dan malam diuraikan
dengan kata “takwir”. Dalam bahasa kita, kata ini berarti membuat sesuatu
bertumpang tindih, terlipat seperti kain yang digulungkan. Dalam kamus bahasa
Arab, kata ini menerangkan suatu tindakan membungkus sesuatu dengan
melilitinya, seperti halnya membungkus kepala dengan turban. Karenanya, secara
implisit ayat ini merupakan informasi akurat mengenai bentuk bumi. Sebuah
ungkapan yang tepat bagi bentuk bumi yang bulat. Artinya, bulatnya bentuk bumi
telah diisyaratkan dalam AL QURAN pada
abad ke-7.
PERTANYAAN 38
Adakah sistem pengkodean numerik dalam Al-Qur’an?
AL QURAN juga mengandung keajaiban
numerik. Penyisipan angka “19” secara terkode dalam ayat-ayat
tertentu, dan jumlah pengulangan kata-kata tertentu merupakan contohnya.
Pengulangan
kata: Di dalam Al-Qur’an, beberapa kata diulang-ulang dengan jumlah pengulangan
yang sama. Misalnya:
1. Frasa “tujuh
langit” diulang sebanyak 7 kali.
2. Kata “dunia”
dan “akhirat” sama-sama diulang sebanyak 115 kali.
3. Kata “hari”
diulang sebanyak 365 kali, sementara kata “bulan” diulang sebanyak 12 kali.
4. Kata “iman”
(tanpa melihat jenis kelamin) diulang sebanyak 25 kali di sepanjang Al-Qur’an.
Demikian pula kata “khianat” (suami terhadap istri atau sebaliknya) dan kata
“kufur” (menutupi kebenaran).
5. Jika kita
hitung kata “katakanlah”, jumlahnya ada 332. Akan didapat Jumlah yang sama jika
kita menghitung jumlah pengulangan frase “mereka berkata/mengatakan”.
6. Kata “setan”
digunakan sebanyak 88 kali. Kata “malaikat” pun diulang sebanyak 88 kali.
Keajaiban
angka 19: Angka 19 disebut dalam AL QURAN
dalam pernyataan tentang neraka: “Ia dijaga oleh sembilan belas
penjaga.” (Surat Al-Mudatsir: 30). Angka ini juga dikodekan dalam ayat
Qur’an lainnya. Misalnya:
“Dengan
nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Kalimat yang
kita temui pada setiap permulan surat ini memiliki 19 huruf.
Al
Quran
terdiri dari 114 surat; angka 114 merupakan kelipatan dari 19, sama
dengan 6 dikali 19.
Ada
banyak angka kelipatan 19 lainnya:
Jumlah
kata “Allah” dalam Al Quran adalah 2698 (19 x
142);
Jumlah
kata “Maha Penyayang” dalam Al Quran adalah 114 (19 x
6);
Jika
kita tambahkan semua angka dalam Al Quran
(tanpa menghitung pengulangannya), kita akan mendapatkan angka
162.146, yakni 19 x 8534;
Surat
pertama yang diwahyukan terdiri dari 19 ayat.
Banyak
contoh lain yang tak terhitung jumlahnya.
PERTANYAAN 39
Bagaımana kita mengetahui keberadaan akhirat?
Sekarang
ini, Allah membuat manusia hidup dalam dunia persepsi. Sebuah ciptaan yang
sempurna dan indah, dengan tampilan tiga dimensi serta penuh warna dan cahaya.
Allah yang menciptakan dunia ini tentu saja mampu menciptakan alam yang jauh
lebih indah lagi.
Seperti
halnya gambaran alam yang Allah bentuk dalam otak manusia, Dia pun berkuasa
untuk mengalihkan manusia ke dimensi lain setelah kematian manusia. Dia akan
menunjukkan gambaran-gambaran dalam lingkungan yang berbeda. Alam dengan
dimensi lain itu adalah alam akhirat.
PERTANYAAn 40
Reinkarnasi
adalah takhyul yang tidak berdasar. Pendapat ini berasal dari orang-orang tak
beragama yang berpikiran bahwa manusia akan “menghilang setelah kematian”. Atau
timbul pada orang-orang yang merasa takut untuk memasuki alam akhirat setelah
kematian. Bagi kedua kelompok manusia ini, kembali ke dunia lagi setelah
kematian merupakan suatu harapan yang menarik.
Dalam
banyak ayatnya, AL QURAN menyebutkan bahwa hanya ada sekali kehidupan
di dunia ini. Tempat dimana manusia diuji amal perbuatannya. Disebutkan pula
bahwa setelah kematian tidak ada arah kembali ke dunia ini. Manusia hanya mati
sekali saja. Ini ditegaskan dalam ayat berikut ini:
Mereka
tidak akan merasakan kematian di dalamnya kecuali sekali saja. Tuhanmu
memelihara mereka dari azab api neraka. (Surat Ad-Dukhan: 56)
PERTANYAAn 41
Apakah mati itu berarti menghilang?
Bagi manusia, mati tidak berarti menghilang. Kematian merupakan
suatu peralihan ke kampung akhirat, tempat tinggal yang sebenarnya. Kematian
memutuskan hubungan seseorang dengan tatanan dunia, termasuk tubuhnya yang ada
dalam tatanan ini. Saat hubungan antara tubuh dan ruh terputus, yakni setelah
kematian, ruh mulai berhubungan dengan gambaran akhirat. Tabir di depan matanya
tersingkap, kemudian sadarlah ia bahwa mati bukan berarti menghilang seperti
anggapannya. Ia memulai kehidupan akhirat seperti memulai hari-harinya saat
terbangun dari tidurnya. Ia dibangkitkan dari kematian. Hal ini dinyatakan
dalam Al-Qur’an: “Dia lah yang memberi kehidupan dan menyebabkan
kematian. Jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya mengatakan, “Jadilah” maka
jadilah. (Surat Ghafir: 68) Peralihan manusia ke alam akhirat
terjadi dengan sebuah perintah Allah seperti itu.
PERTANYAAN 42
Apa yang dialami orang saat kematiannya?
Apakah
orang-orang yang berbuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan
mereka seperti orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh, yakni kehidupan
dan kematian mereka akan sama? Amat buruklah persangkaan mereka itu! (Surat
al-Jatsiyah: 21)
Kematian
spiritual yang dialami manusia telah diterangkan dalam Al Quran. Dan karenanya jelas bahwa
kematian spiritual berbeda dengan kematian tubuh secara klinis. Dinyatakan di
dalam Al Quran bahwa peristiwa-peristiwa tertentu terjadi
saat kematian. Peristiwa-peristiwa itu hanya bisa dilihat oleh yang
mengalaminya, namun tidak dapat dilihat orang lain.
Sebagai
contoh, seorang yang kafir yang tak percaya akan keberadaan Allah nampak seolah
mati dengan tenang, layaknya sedang tidur. Padahal kenyataannya, ruhnya yang
beralih ke dimensi lain mengalami rasa sakit yang amat berat. Sebaliknya, ruh
orang beriman yang nampak menderita saat kematiannya, dicabut nyawanya oleh
malaikat maut dengan lembut perlahan-lahan.
Peristiwa
yang dialami orang beriman dan orang yang kafir di saat kematiannya berbeda
sama sekali. Dalam Al Quran disebutkan bahwa orang yang kafir akan
mengalami hal berikut saat kematiannya:
Jiwanya
akan dipukul di bagian punggung dan mukanya.
Mereka
mengalami siksa kematian yang pedih.
Malaikat-malaikat
mengabari mereka dengan siksaan yang kekal.
Ruhnya
akan dicabut dengan kasar dari tubuhnya.
Sementara
bagi orang-orang yang beriman:
Ruhnya
dicabut dengan lembut dan perlahan-lahan dari tubuhnya.
Mereka
disambut para malikat dengan ramah disertai ucapan salam.
Saat
malaikat mencabut ruhnya, mereka dikabari berita surga.
PERTANYAAn 43
Apakah alam semesta pun akan
mengalami kematian?
Allah
menyatakan dalam AL QURAN bahwa seluruh
mahluk akan mengalami kematian, termasuk alam semesta ini. Semua binatang,
tumbuhan, manusia akan mati. Planet-planet, juga bintang-bintang dan matahari
akan mati. Pada hari kiamat, semua wujud materi mati dan hancur. Peristiwa
kiamat merupakan peristiwa yang paling dahsyat yang pernah dialami manusia.
Peristiwa ini dirujuk dalam AL QURAN sebagai
berikut:
Namun
manusia masih hendak mengingkari apa yang dihadapan mereka, dan bertanya,
‘Bilakah datangnya kiamat itu?’
Maka
apabila mata terbelalak (ketakutan),
Dan
apabila bulan telah hilang cahayanya.
dan
matahari dan bulan dikumpul (bertabrakan).
Pada
hari itu manusia akan bertanya: ‘Kemana tempat berlari?’
Sekali-kali
tidak! Tak ada tempat berlindung.
Hanya
kepada Tuhanmulah hari itu tempat kembali.
Pada
hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang
dilalaikannya. (Surat al-Qiyamah: 5-13)
PERTANYAAn 44
Sangkakala pun ditiup
sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di langit dan di bumi, kecuali
mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun
(dari kuburnya dan) menunggu (keputusan Allah). (Surat Az-Zumar: 39,68)
Seluruh
manusia menyaksikan peristiwa yang berkembang setelah kebangkitan.
Namun
Allah menjamin bahwa orang-orang yang beriman akan terjaga dengan aman dan
tentram, dan terbebas dari rasa takut terhadap hari kiamat:
Barang
siapa membawa kebaikan, maka ia memperoleh balasan yang lebih baik dan selamat
dari kejutan dahsyat hari itu. (Surat An-Naml: 89)
PERTANYAAn 45
Perhitungan macam apa yang dialami pada Hari
Perhitungan?
Pada Hari Perhitungan, setiap orang akan diperiksa amalnya. Pada
tahap pertama, segala hal yang diperbuat selama hidupnya akan ditunjukkan tanpa
ada yang terlewat:
“...bahkan
jika ada sesuatu (perbutan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di
langit atau di bumi, niscaya Allah akan mengeluarkannya. Sesungguhnya Allah
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Surah Luqman: 16).
Pada
hari itu tak ada satu perbuatan pun yang dirahasiakan.
Orang
bisa saja lupa apa yang dikerjakannya saat hidup di dunia. Namun Allah tidak
pernah lupa terhadap segala perbuatnya, bahkan Dia akan menunjukkan
kehadapannya pada hari perhitungan. Pada hari itu, setiap orang diberi catatan
amalnya. Juga hasil timbangan yang adil atas kebaikan dan kejahatannya, tanpa
dirugikan sedikitpun. Selama perhitungan, pendengaran, penglihatan dan kulitnya
menjadi saksi atas perbuatannya selama hidup di dunia. Setelah perhitungan yang
menggelisahkan itu, orang-orang yang tidak beriman digiring ke neraka.
Sedangkan orang-orang beriman menjalani perhitungan yang mudah, dan memasuki
surga dengan wajah cerah dan gembira sebagai hari kemenangan yang besar.
PERTANYAAn 46
Dapatkah seseorang menanggung dosa orang lain?
Allah
telah menyatakan dalam AL QURAN bahwa
setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia.
Setiap orang akan melihat apa yang diperbuatnya, dan tak seorangpun bisa
menolong orang lain. Ini dinyatakan dalam ayat berikut:
Orang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Dan
jika seseorang yang berat dosanya meminta tolong untuk dipikulkan dosanya, tak
ada seorangpun akan memikulkan untuknya meskipun itu kaum kerabatnya... (Surat
Al-Fatir: 18)
PERTANYAAn 47
Pada
hari itu, tidak ada peluang untuk memperbaiki amal. Meyakini setelah kematian
adalah hal yang sia-sia. AL QURAN pun
menyebutkan bahwa pada hari perhitungan, orang-orang kafir akan memohon agar
diberi kesempatan untuk mengerjakan kewajibannya. Namun permintaan mereka tak
akan diterima. Mereka berharap dapat kembali ke dunia, tetapi permintannya
ditolak. Setelah menyadari tak ada peluang untuk menebus dosa, mereka sangat
menyesal. Keputusasaan dan penyesalan yang bercampur merupakan perasaan yang
menyiksa tiada bandingannya di dunia ini. Mereka sadar akan mendapat hukuman
yang kekal di akhirat, tanpa sedikitpun peluang untuk menghindar:
Dan
jika kamu melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata: ‘Kalau
saja kami dikembalikan ke dunia, kami tak akan mengingkari ayat-ayat Tuhan kami
serta menjadi orang-orang yang beriman.’ Tidak, telah nyata bagi mereka
kejahatan yang dahulu selalu mereka sembunyikan. Sekiranya mereka dikembalikan
ke dunia, mereka akan kembali kepada perbuatan yang dilarang bagi mereka. Dan
sesungguhnya mereka itu pendusta-pendusta belaka. Dan mereka akan berkata,
‘Kehidupan itu hanya di dunia saja dan kita sekali-kali tak akan dibangkitkan
kembali.’ Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapakan kepada Tuhan
mereka. Allah berfirman, ‘Bukankah kebangkitan ini benar?’ Mereka berkata,
‘Sungguh benar, demi Tuhan kami!’ Allah berfirman, Karena itu rasakanlah azab
ini, karena kamu mengingkarinya.’ (Surat Al-An’am: 27-30)
PERTANYAAn 48
Neraka
adalah tempat segala macam penderitaan, siksaan dan hukuman yang kekal bagi
orang-orang yang tidak beriman. Mengenai hal ini, AL QURAN menerangkan:
Sesungguhnya
neraka itu tempat yang selalu menanti – tempat kembali bagi orang-orang yang
melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak
merasakan kesejukan ataupun mendapat minuman, selain air yang mendidih dan
nanah – sebagai pembalasan yang setimpal. (Surat An-Naba’: 21-26)
PERTANYAAn 49
Apa yang diceritakan AL QURAN tentang neraka?
Ayat-ayat
AL QURAN menyebutkan adanya kehidupan
di neraka. Namun kehidupan yang dialami adalah segala macam kehinaan,
penderitaan dan siksaan lahir dan batin.
Dibandingkan
dengan kehidupan di dunia, manusia tak dapat membayangkan bagaimana beratnya
siksaan di neraka. Orang-orang yang tidak beriman mengalami siksaan berat dari
berbagai segi, baik lahir maupun batin. Lagi pula, siksanya tak pernah berhenti
ataupun berkurang:
Sekali-kali tidak! Sungguh neraka
itu adalah api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala, yang memanggil
orang yang membelakang dan berpaling, serta mengumpulkan harta dan menyimpannya
(dengan kikir). (Surat Al-Ma‘arij: 15-18)
PERTANYAAn 50
Surga
adalah tempat kembali bagi mereka yang memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an,
menta’ati perintah-perintah Allah dan hidup demi mencari ridha Allah. Di
dalamnya, mereka hidup kekal dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di dalam
surga, manusia bisa menikmati dengan segera segala keindahan yang disukainya,
dan kapanpun bebas melakukan apa yang diinginkannya. Di surga, terdapat segala
sesuatu yang dikehendaki manusia, bahkan lebih dari itu. Pahala berlimpah yang
diterima orang-orang yang beriman disebutkan dalam ayat-ayat berikut:
Hamba-hambaku,
tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini; tidak pula kamu bersedih hati.
Yaitu
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka yang dahulunya
berserah diri.
Masuklah
kamu dan istri-istri kamu ke dalam surga, dan bergembiralah.
Diedarkan
kepada mereka piring-piring dan piala dari emas, dan di dalam surga itu
terdapat segala apa yang diinginkan hati dan sedap dipandang mata. Dan kamu
kekal di dalamnya.
Itulah
surga yang akan diwariskan kepadamu untuk amal-amal yang dahulu engkau
kerjakan. (Surat Az-Zukhruf: 68-72)
PERTANYAAN 51
Sıapa saja yang masuk ke dalam surga?
...Allah
menanamkan kedalam hati mereka keimanan dan menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang dari padaNya. Dan Allah masukkan mereka kedalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha
terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadapNya. Mereka itulah golongan
Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.
(Surat Al-Mujadilah: 22)
Sifat-sifat
lain dari orang beriman, yang karenanya Allah menjanjikan surga kepada mereka,
dinyatakan dalam Al Quran
sebagai berikut:
mereka
yang beriman dan melakukan amal saleh (Surat Al-Baqarah: 25),
mereka
yang selalu takut (taqwa) kepada Allah (Surat Ali ‘Imran: 15),
mereka
yang menahan amarahnya (Surat Ali ‘Imran: 134),
mereka
yang tidak meneruskan perbuatan kejinya (Surat Ali ‘Imran: 135),
mereka
yang menta’ati Allah dan RasulNya (Surat an-Nisa: 13),
mereka
yang tetap mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada
Rasul-rasul Allah dan membantunya (Surat Al-Ma‘idah: 12),
mereka
yang sungguh-sungguh dalam berbuat kebenaran (Surat Al-Ma‘idah: 119),
mereka
yang beramal baik (Surat Yunus: 26),
mereka
yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhannya (Surat Hud: 23),
mereka
yang bertaubat (Surat Maryam: 60),
mereka
yang memelihara amanat dan janjinya (Surat Al-Muminun: 8),
mereka
yang tetap melaksanakan shalat (Surat Al-Muminun: 9),
mereka
yang berlomba-lomba dalam kebaikan (Surah Fatir: 32),
mereka
yang kembali kepada Allah dengan taubat yang tulus (Surat Qaf: 32),
mereka
yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah meskipun Dia tidak kelihatan, dan
datang dengan hati yang taubat. (Surah Qaf: 33).
pertanyaan 52
Dalam
setiap masyarakat, ada konsep umum mengenai “kebajikan” yang ditetapkan oleh
masing-masing anggotanya. Pada masyarakat tertentu, orang yang memberikan uang
kepada pengemis, bersikap ramah kepada orang lain, atau membantu menyelesaikan
masalah-masalah orang lain dianggap sebagai “orang yang melakukan kebajikan”.
Namun yang disukai Allah tidak lah terbatas sampai di situ. Orang yang
benar-benar “berbuat kebajikan” adalah yang percaya kepada Allah dengan hati
yang tulus dan mengatur hidupnya dengan cara yang diridhai Allah. Allah
menerangkan hal ini dalam Al-Qur’an:
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan)
orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan
nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang
miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan
salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam
kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Surat al-Baqarah: 177)
PERTANYAAN 53
Bagaimana konsep cinta dalam Al-Qur’an?
Dalam
masyarakat yang pola hidupnya tidak sesuai dengan Al-Qur’an, rasa cinta dan
rasa hormat antar sesama diukur dengan patokan nilai tertentu. Persamaan
budaya, pangkat, kecantikan, atau bahkan cara berpakaian merupakan beberapa di
antaranya.
Bagi
orang-orang yang beriman, tujuan sejatinya adalah ridha Allah. Oleh karena itu,
rasa cinta kepada sesama berpatokan pada rasa cintanya kepada Allah. Karena
cintanya kepada Allah lah, mereka mencintai dan mengasihi apa yang diciptakan
Allah. Dan karenanya pula mereka tidak pernah berteman dengan orang yang tidak
disukai Allah, apalagi mencintai atau mengasihinya. Ini dinyatakan dalam
Al-Qur’an:
Kamu
tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat
saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka. (Surat Al-Mujadilah: 22)
PERTANYAAn 54
Mengapa umat yang beriman harus
selalu bersatu selamanya?
Allah
memerintahkan dalam banyak ayat agar orang-orang beriman selalu bersatu, dan
tidak bercerai berai hanya karena terpikat oleh kehidupan duniawi:
Dan
berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai. Dan ingatlah akan nikmat allah kepadamu ketika kamu dahulu
bermusuh-musuhan dan kemudian mempersatukan hatimu sehingga kamu menjadi
saudara karena anugrahNya; dan kamu ada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu
agar kamu mendapat petunjuk. (Surat Ali ‘Imran: 103)
Seperti
terhadap perintah-perintah lainnya, orang yang ta’at kepada AL QURAN mesti menjalankan perintah ini dengan
sungguh-sungguh. Dapat bersatu dengan mereka yang beriman merupakan suatu
anugrah dan memberi kekuatan. Sebagai contoh, Allah menjadikan Musa sebagai
nabi, maka Musa memohon kepada Allah agar Harun menjadi pembantunya.
Orang-orang
beriman saling mengingatkan sesamanya tentang Allah. Mereka mencegah saudaranya
melakukan perbuatan keji atau membuat kesalahan. Mereka selalu berusaha untuk
saling tolong-menolong. Dibanding manusia lainnya, orang-orang beriman memiliki
standar moral yang tertinggi, dan selalu bertindak dengan penuh rasa tanggung
jawab. Karenanya, lingkungan yang paling aman adalah lingkungan tempat
bersatunya orang-orang beriman.
PERTANYAAn 55
Kehıdupan bagaimana yang Allah janjikan kepada
orang-orang beriman?
Dalam
segala segi, kehidupan orang-orang beriman di dunia ini selalu indah. Demikian
pula nantinya di akhirat. Kepada mereka yang beramal saleh, Allah menyampaikan
kabar gembira bahwa mereka akan mendapat imbalan yang banyak di dunia ini:
Barang
siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan. (Surat An-Nahl: 97)
PERTANYAAN 56
Bagaimana cara berdo’a kepada Allah?
Apakah ada tempat, waktu atau bentuk khusus untuk berdo’a?
Tidak
ada tempat, waktu ataupun cara khusus untuk berdo’a kepada Allah. Allah lebih
dekat kepada kita dari pada urat leher kita sendiri. Dia mengetahui dan melihat
segala sesuatu yang terlintas dalam pikiran kita, juga yang terlintas di bawah
sadar kita. Karenanya, kita dapat berdo’a kepada Allah dan meminta
pertolonganNya kapanpun – saat berjalan, saat mengerjakan sesuatu, saat duduk,
ataupun berdiri. Sikap yang layak untuk berdo’a kepadanya disebutkan dalam
Al-Qur’an:
“Berdo’alah
kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut.” (Surat
al-A‘raf: 55)
Yang
penting, orang yang berdoa harus khusyu dan tulus.
PERTANYAAN 57
APAKAH ALLAH MENERIMA SETIAP DOA?
Allah
mendengar permohonan semua orang dan menjawab panggilan orang yang menyeru
namaNya. Hal ini dinyatakan dalam ayat berikut:
“Jika hambaKu bertanya tentang Aku, katakan Aku dekat
(kepada mereka). Aku mengabulkan permohonan
orang-orang yang memohon kepadaKu...” (Surat Al-Baqarah: 186)
Allah
menyatakan dalam Al Quran bahwa Dia akan menjawab do’a orang yang
tertindas dan orang yang mengalami kesusahan jika mereka memohon kepadaNya,
asalkan mereka bersungguh-sungguh dan tulus dengan apa yang dimintanya.
Namun
mesti diingat bahwa orang tidak selalu mengetahui apa yang baik dan apa yang
buruk bagi dirinya. Sesuatu yang kita anggap baik bagi diri kita mungkin
sebenarnya buruk.
Allah
mengetahui bahwa kita tidak tahu betul apa yang baik bagi kita dan Dia mengatur
segalanya. Karenanya, Dia kadang menolak untuk mengabulkan suatu do’a. Namun
kemudian memberikan yang lebih baik dari itu jika saatnya telah tepat.
Lagipula, manusia cenderung tergesa-gesa dan kadang terlalu semangat untuk
mendapatkan segera apa-apa yang diinginkannya. Oleh sebab itulah, Allah menunda
pengabulan terhadap permohonannya. Dengan demikian, orang yang berdo’a harus
bersabar dan menanti kedatangan rahmatNya.
PERTANYAAN 58
Bagaimana cara bertaubat kepada
Allah? Apakah hanya dengan mengatakan “Saya bertaubat” sudah cukup?
Sudah
cukup bagi seseorang jika ia mengucapkan dengan tulus bahwa ia bertaubat kepada
Allah atas dosa-dosa dan kesalahannya. Kemudian ia memohon ampunanNya dan
berjanji untuk tidak mengulangi hal serupa di kemudian hari. Allah berfirman:
Maka
barang siapa bertaubat setelah melakukan kejahatan dan memperbaiki diri,
sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Surat Al-Ma’idah: 39)
PERTANYAAN 59
Apakah Allah menerima setiap bentuk taubat?
Allah
menerima setiap bentuk taubat yang tulus asalkan pelakunya berjanji tidak akan
mengulangi kesalahannya, dan selanjutnya memperbaiki perbuatannya. Besar
kecilnya dosa tidak menjadi perbedaan. Yang penting, ada kesungguhan untuk
membuang perilaku yang buruk. Keputusan Allah tentang pertaubatan ini
dinyatakan dalam ayat berikut:
Sesungguhnya
taubat di sisi Allah hanyalah taubatnya orang-orang yang mengerjakan perbuatan
karena kejahilan (lalai), yang kemudian bertaubat dengan segera, maka mereka
itulah yang diterima taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang.
(Surat An-Nisa’: 17)
PERTANYAAn 60
Ini
adalah pikiran yang ngawur dan mengakibatkan banyak orang berbuat salah. Allah
mengetahui setiap hati dan rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Allah memang
mengatakan bahwa Dia akan menerima taubat orang yang sungguh-sungguh menyesali
perbuatannya serta memperbaiki perbuatannya itu. Namun bagi orang yang
berpikiran bahwa “Allah nanti akan memaafkannya”, ia tetap harus mempertanggungjawabkan
setiap perbuatannya di akhirat kelak. Ia akan menerima balasan atau hukuman
yang setimpal dengan perbuatannya itu.
Tidak
diterima Allah taubat mereka yang berbuat kejahatan setelah tiba ajal kepada
mereka, seraya mengatakan “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan
tidak pula bagi mereka yang mati dalam kekafiran. Bagi mereka itu telah kami
sediakan siksa yang pedih. (Surat An-Nisa’: 18)
PERTANYAAN 61
Pribadi apa yang harus diubah pada seseorang yang
baru memulai kehidupan beragama?
Selain
mematuhi perintah-perintah Allah dan menyembahNya, perubahan yang paling
penting bagi mereka yang baru mulai menjalani kehidupan beragama adalah
membangun kehidupan yang berlandaskan moral yang baik dengan selalu mengikuti
hati nurani. Setiap orang akan memiliki karakter dan cara hidup yang dipilihnya
sebelum menjadi terbiasa dengan aturan agama. Namun, setelah memulai kehidupan
agamanya, ia harus selalu memelihara setiap perilaku yang baik untuk mencari
ridha Allah. Dan dengan segera meninggalkan perbuatan yang tidak sesuai dengan
standar Al-Qur’an, atau merubah dan memperbaikinya agar sejalan dengan
moral-moral Al-Qur’an.
Orang
yang sungguh-sungguh beriman tidak akan memiliki pandangan dan gaya hidup yang
berubah-ubah. Bagi mereka, Al Quran merupakan satu-satunya kriteria. Dan
satu-satunya figur yang diteladani hanyalah para Nabi dan orang-orang beriman,
yang Allah jadikan teladan di dalam Al-Qur’an.
PERTANYAAn 62
Sebelum
mendapat peringatan, seseorang dianggap bodoh (lalai) dalam masalah agama,
tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Karenanya, jika ia
bertaubat kepada Allah dan memohon ampunannya, serta tidak kembali atau mengulangi
kesalahannya itu, ia tidak harus bertanggungjawab atas dosanya di masa lampau.
Dalam pandangan Allah, yang penting kita tidak berusaha membenarkan kesalahan
atau dosa apapun.
Allah
menyampaikan kabar gembira di bawah ini kepada orang-orang yang beriman:
Dan
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sungguh akan Kami hapuskan
dosa-dosa mereka dan akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang
mereka kerjakan. (Surat Al-‘Ankabut: 7)
PERTANYAAn 63
Perlukah menerangkan moral-moral Islam kepada orang
lain?
Allah
mewajibkan kepada seluruh manusia untuk beragama Islam. Setiap orang yang
mengetahui keberadaan agama ini akan ditanya di akhirat kelak apakah dia patuh
kepada AL QURAN atau tidak. Menyeru
kepada jalan benar merupakan salah satu kandungan Al-Qur’an. Oleh karena itu,
orang yang menjalankan agama Allah harus menyampaikan moral-moral Islam kepada
orang lain, mengajak mereka ke jalan yang benar. Yakni, mengajak mereka berbuat
baik dan mencegah mereka berbuat salah. Di dalam Al-Qur’an, Allah menyampaikan
perintah berikut ini:
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang mendapatkan keberuntungan. (Surat Ali ‘Imran: 104)
PERTANYAAn 64
Bagaimana Allah menilai kesabaran kita?
Agama Islam menyeru manusia untuk bersabar karena Allah. Hal
ini termaktub dalam AL QURAN Surat
Al-Muddatsir ayat 7: “Dan untuk Tuhanmu, bersabarlah.” Kesabaran merupakan
salah satu sifat manusia yang terpenting, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari moral baik yang dijunjung tinggi. Juga merupakan bagian dari
amal-amal baik untuk mencari ridha Allah.
Namun
demikian, kita harus membedakan antara kesabaran dengan “toleransi”. Toleransi
merupakan sifat baik yang timbul karena mau menanggung kesusahan yang tidak
menyenangkan atau menyakitkan. Sementara kesabaran, seperti disebutkan dalam
Al-Qur’an, bukan sumber kesusahan bagi mereka yang beriman. Orang yang beriman
bersabar karena mencari ridha Allah. Karenanya, ia tidak merasa susah untuk
bersikap sabar; malah sebaliknya, ia mendapatkan kesenangan batin darinya.
Seperti
dinyatakan dalam Al-Qur’an, kesabaran juga meliputi seluruh karakteristik orang
yang beriman. Sebab hanya dengan disertai kesabaran lah sifat-sifat seperti
rendah hati, dermawan, mau berkorban atau keta’atan memiliki nilai yang
sebenarnya. Artinya, kesabaran merupakan sifat yang membuat sifat-sifat lainnya
menjadi berharga dan diakui.
PERTANYAAn 65
Apa arti “bertawakal kepada Allah” ?
Bertawakkal
kepada Allah artinya menggantungkan diri kepadaNya karena menyadari bahwa
segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ada di bawah kendalinya, serta merasa
yakin bahwa tak seorang pun dapat menolong atau mencelakakan orang lain tanpa
seijinNya. Orang-orang beriman mengetahui bahwa Allah Mahakuasa, dan segala
yang dikehendakiNya akan terjadi hanya dengan mengatakan “Jadilah!”. Mereka pun
tak pernah tawar hati dalam menghadapi kesulitan. Mereka tahu bahwa Allah akan
menolong mereka, dan yakin bahwa Allah akan memberikan kemudahan di dunia ini
dan di akhirat kelak. Menyadari hal itu, hati mereka selalu tentram dan
gembira.
Yang
harus dilakukan seseorang yang beriman hanyalah merespons segala kejadian
dengan perbuatan yang disukai Allah, dan menanti hasilnya sesuai kehendakNya.
Rahasia besar yang hanya difahami orang-orang yang beriman ini, dijelaskan
dalam ayat berikut:
...Barang
siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia memberikan kepadanya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siap
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya
Allah menyempurnakan kehendakNya . Dan Allah telah mengadakan ketentuan atas
segala sesuatu. (Surat At-Talaq: 2-3)
PERTANYAAn 66
Apa itu taqwa? Siapa saja yang
menyandang derajat taqwa?
Taqwa
artinya mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala pikiran dan
perbuatan merugikan yang dilarang Allah. Di dalam Al-Qur’an, nama lain bagi
orang beriman yang selalu ta’at kepada Allah adalah “orang yang saleh”.
Pentingnya sifat taqwa disebutkan dalam Al Quran sebagai berikut:
...Berbekal
lah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertaqwa lah kepadaKu hai
orang-orang yang berakal! (Surat Al-Baqarah: 197)
PERTANYAAn 67
Di
mata Allah, keutamaan tidak didasarkan pada kekayaan, kedudukan, kecantikan
atau hal lain yang dimiliki manusia, melainkan didasarkan pada kedekatan
kepadaNya, yakni ketaqwaan:
Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah adalah yang paling taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha
Waspada. (Surat Al-Hujurat: 13)
PERTANYAAn 68
Salah
satu karakteristik penting dari orang yang beriman kepada Allah adalah
kemampuan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah melalui ciptaanNya. Ia melihat
kekuasaan dan karya seni Allah di setiap kehalusan dan kesempurnaan ciptaanNya,
seraya memuji KebesaranNya. Sikap demikian membuatnya semakin dekat kepada
Allah. Karakteristik seperti ini disebutkan dalam Al-Qur’an:
(Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring serta memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.’ (Surat Ali ‘Imran: 191)
Allah
menekankan pentingnya tafakkur bagi orang yang beriman. Di banyak tempat dalam
Al-Qur’an, akan kita temui ayat-ayat yang berbunyi “Tidakkah kamu mau
berpikir?” atau “Terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang mau
berpikir”.
Hal
yang dapat dipikirkan tidak terbatas jumlahnya. Seorang yang beriman bisa
memikirkan banyak hal, antara lain: tatanan alam semesta yang luar biasa,
mahluk-mahluk yang hidup di muka bumi, peristiwa yang ia alami, rahmat Allah
yang tiada henti, bencana yang diturunkan kepada orang-orang kafir, surga,
neraka, alam baka, dan lain sebagainya. Dengan memikirkannya secara mendalam,
ia dapat menyadari keberadaan, kekuasaan dan kebijakan Allah dengan lebih baik,
dan lebih memantapkan keimanannya.
PERTANYAAn 69
Apakah agama Islam tidak bertentangan dengan sains?
Agama tidak pernah bertentangan dengan sains. Allah lah yang
menciptakan keduanya. Maka ketidak sesuaian ataupun pertentangan di antara
keduanya merupakan hal yang mustahil. Di dalam A-Qur’an yang diturunkan 1400
tahun yang lalu, ada penjelasan-penjelasan ilmiah tertentu yang kini telah
dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan peralatan teknologi abad 20.
Pernyatan bahwa agama bertentangan dengan sains merupakan kebohongan yang
dibuat-buat oleh mereka yang mengingkari Allah. Tujuan mereka adalah
menciptakan keraguan terhadap agama.
PERTANYAAn 70
Siapa saja ilmuwan yang percaya
kepada Allah dan kebenaran agama?
Banyak
yang melakukan riset ilmiah melihat dengan mata kepala sendiri, betapa rumit
dan sempurnanya struktur dan keteraturan pada mahluk hidup. Mereka melihat
betapa serasinya hubungan antara satu dengan lainnya. Mereka tidak dapat
mengelak akan keberadaan Allah yang Mahaagung. Kenyatan ini ditunjukkan dalam AL
QURAN sebagai berikut:
...Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya adalah mereka yang berilmu...
(Surat Fatir: 28)
Tidak
mengherankan jika banyak ilmuwan yang termasyur di masa kini dan di masa lampau
terkenal karena keyakinan dan kepasrahan mereka kepada Allah dan agamaNya.
Beberapa di antara mereka adalah: Einstein, Newton, Galileo, Max Planck,
Kelvin, Maxwell, Kepler, William Thompson, Robert Boyle, Iona William Petty,
Michael Faraday, Gregory Mendel, Louis Pasteur, John Dalton, Blaise Pascal, dan
John Ray.
Di
jaman kita, banyak ilmuwan yang menegaskan keberadaan Allah. Lebih dari itu,
mereka melihat sains sebagai sarana untuk mengenal Allah. Aliran “Kreasionisme”
atau aliran “Rancangan Sadar” di Amerika Serikat merupakan salah satu indikasi
khusus.
PERTANYAAn 71
Bagaımana cara bersyukur kepada Allah?
Menyembah
Allah merupakan salah satu amal penting untuk bersyukur atas karunia Allah.
Selain diungkapkan dengan kata-kata, rasa syukur dapat diungkapkan melalui
perbuatan. Misalnya, menggunakan pemberian Allah untuk hal yang dianjurkanNya,
untuk menolong orang yang membutuhkan dan untuk tujuan-tujuan baik tanpa
pemborosan. Selain itu, ia harus menyadari pula bahwa segala yang dibutuhkannya
berasal dari Allah. Tidak ada sesuatupun yang ia miliki. Semuanya semata-mata
karena pemberian Allah. Dan ia harus bersyukur atas semua itu. Hal ini
dinyatakan dalam Al-Qur’an:
Maka
makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang Allah berikan kepadamu; dan
syukurilah karunia ni’mat Allah, jika hanya kepadaNya kamu menyembahnya. (Surat
An-Nahl: 114)
PERTANYAAn 72
Mahluk macam apakah setan itu?
Setan adalah mahluk ciptaan Allah dari jenis jin. Setelah Allah
menciptakan Adam sebagai manusia pertama, Allah memerintahkan kepada seluruh
malaikat untuk bersujud kepada Adam. Hanya setan yang tidak mengikuti perintah
Allah karena kesombongannya. Setan berkata:
Ya
Tuhanku, karena Engkau memutuskan bahwa aku sesat, aku akan membuat manusia
memandang baik terhadap segala yang ada di muka bumi dan aku akan menyesatkan
mereka semua. (Surat Al-Hijr: 39)
Setelah
itu setan diusir dari hadapan Allah. Ia meminta penangguhan usia hingga hari
kebangkitan untuk mempengaruhi manusia agar terjauhkan dari jalan Allah dan
menjadi sesat. Karenanya, setan merupakan penghalang keberhasilan dan musuh
yang paling berbahaya bagi setiap manusia.
PERTANYAAn 73
Bagaımana cara setan mendekati manusia? Cara-cara apa
yang digunakannya untuk menyesatkan mereka?
Allah
menyebutkan dalam AL QURAN bahwa setan
membisikkan anjuran-anjuran jahat ke dalam hati manusia. Karenanya manusia
diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari bisikan jahat itu:
Katakanlah:
‘Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari
bisikan jahat yang tersembunyi, yang dibisikkan ke dalam dada manusia, dari
golongan jin dan manusia.” (Surat An-Nas: 1-6).
Bisikan
jahat merupakan taktik setan yang paling busuk. Kebanyakan orang tidak
menyadari bahwa pikiran-pikiran tertentu berasal dari setan. Mereka mengiranya
sebagai pikirannya sendiri.
Sebagai
contoh, orang yang baru masuk agama Islam merupakan sasaran penting bagi setan.
Setan membuat agama nampak susah dipelajari bagi orang tersebut. Atau
membisikkan kepada orang tersebut bahwa apa yang diamalkannya telah cukup dan
tidak perlu lagi amal-amal lainnya. Orang yang dipengaruhi ini bisa saja
berpikir bahwa semua itu benar. Contoh lainnya, setan menimbulkan
perasaan-perasaan takut, cemas, tegang, atau kesusahan pada manusia sehingga
membuatnya kepayahan. Ia berusaha mencegah mereka dari perbuatan baik dan dari
sikap dermawan, serta dari berpikir secara sehat.
Mesti
diingat bahwa setan mempengaruhi manusia agar melakukan kebohongan pada setiap
akar kejahatan di dunia ini, termasuk dalam peperangan, pembunuhan massa dan
pelanggaran susila.
PERTANYAAn 74
Apakah setan memiliki kekuatan sendiri?
Hal
paling penting yang harus dipegang adalah bahwa setan tidak memiliki kekuatan
sendiri. Seperti mahluk lainnya, ia pun mahluk ciptaan Allah dan ada dibawah
kekuasaanNya. Ia tak dapat melakukan apapun tanpa seijinNya. Setan bisa
menyesatkan manusia atas ijin Allah. Dengan cara ini, Allah menguji siapa yang
turut dan siapa yang menolak ajakan setan di dunia ini. Hal ini dinyatakan
Allah di dalam Al-Qur’an:
Dan
tidak ada kekuasaan setan terhadap mereka, melainkan agar kami dapat membedakan
siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dan siapa yang ragu-ragu
tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (Surat Saba’: 21)
PERTANYAAn 75
Terhadap siapa pengaruh setan tidak mempan?
Godaan
setan tidak berpengaruh kepada orang yang sungguh-sungguh beriman. Kenyataan
ini disampaikan Allah dalam ayat berikut:
Sesungguhnya
setan itu tidak memiliki kekuasaan terhadap orang-orang yang beriman dan
bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya kekuasaannya hanya atas orang-orang yang
mengambilnya sebagai temannya dan atas orang-orang yang mempersekutukannya
dengan Allah. (Surat An-Nahl: 99-100)
PERTANYAAn 76
Apakah
hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakan yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (Surat Al-Ma’idah: 50)
Apapun
ideologi, filosofi atau wawasan dunianya, ada “agama” yang sama yang dipegang
dan dijalankan oleh mereka yang tidak menganut agama yang benar. Agama ini
menyimpang dari agama yang benar. Masyarakatnya menerima pertimbangan, norma-norma,
dan pikiran-pikiran yang ditawarkan agama ini melalui propaganda intensif sejak
mereka lahir. Nama agama ini adalah “agama jahiliyah”.
Ciri
mendasar dari masyarakat yang menjalankan agama ini adalah selalu mencari
persetujuan masyarakatnya, bukannya mencari ridha Allah. Mereka membangun
kehidupannya di sekitar poros tujuan ini.
Yang
dituntut dari individu-individu yang tinggal dalam masyarakat demikian adalah
melaksanakan moral, budaya, sikap dan perilaku tertentu yang diterima
masyarakat, serta menunjukkan perangai yang disukai anggota masyarakatnya.
PERTANYAAn 77
Apakah sistem yang dipraktekkan orang banyak selalu
benar?
Masyarakat
adat yang terpisah jauh dari agama Allah beranggapan bahwa pendapat orang
banyak selalu benar. Ini merupakan kesimpulan yang sama sekali keliru. Bahkan
bertentangan dengan yang disebutkan Allah dalam Al-Qur’an, “Kebanyakan
manusia tidak akan beriman...” (Surat Yusuf: 103).
Dalam
ayat-ayat lain, Allah juga menyatakan bahwa mereka yang mengikuti mayoritas
kafir akan mengalami kerugian. Pernyataan itu menyiratkan bahwa di setiap
jaman, orang-orang beriman selalu minoritas sedangkan yang terjauhkan dari
agama Allah selalu mayoritas. Namun karenanya, kedudukan orang-orang beriman
jauh lebih tinggi dibanding mereka yang berpegang teguh pada “agama jahiliyah”.
PERTANYAAn 78
Apa yang harus dilakukan untuk menolak “agama
jahiliyah”?
Agar
selamat dari sistem yang ingkar kepada Allah ini, hal pertama, dan juga yang
terpenting, yang harus dilakukan adalah selalu berusaha hanya mencari ridha
Allah. Juga menjalankan dengan ketat moral-moral dan cara hidup seperti yang
disampaikan Allah dalam Al-Qur’an. Orang yang meneladani petunjuk Al-Qur’an,
secara otomatis menjauhkan dirinya dari moralitas dan perilaku buruk yang
terbentuk dalam masyarakat jahiliyah.
PERTANYAAn 79
Kebijaksanaan
adalah sifat penting yang hanya dimiliki oleh umat beriman. Namun ada perbedaan
besar antara pengertian bijaksana menurut masyarakat banyak dan bijaksana
menurut agama. Kebijaksanaan yang dirujuk AL QURAN merupakan konsep yang samasekali berbeda
dari kecerdasan. Kecerdasan merupakan kapasitas biologis yang dimiliki manusia.
Ia tidak pernah meningkat ataupun menurun. Sedangkan kebijasanaan merupakan
karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang beriman yang ta’at dan takut
kepadaNya. Kebijaksanaan seseorang meningkat sesuai dengan tingkat
keta’atannya.
Ciri
utama dari orang yang bijaksana adalah rasa takutnya yang besar kepada Allah
dan kepatuhannya kepada perintahNya. Ia selalu mengikuti hati nuraninya dan
menilai segala sesuatu berdasarkan AL QURAN
untuk mencari ridha Allah. Secerdas dan sepandai apapun dia, seseorang
tidak akan memiliki kebijaksanaan tanpa memiliki sifat di atas. Tanpa
kebijaksanaan, orang cenderung kurang mampu untuk memahami dan melihat
kebenaran. Allah menjelaskan dalam AL QURAN
bahwa kurangnya kebijaksanaan akan menimbulkan kerusakan:
Sesungguhnya
mahluk terburuk di mata Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli, yang tidak
menggunakan akalnya. (Surat al-Anfal: 22)
Seorang
yang bijaksana juga memiliki visi. Ia mampu membuat keputusan yang benar dan
tepat. Karena ebijaksanaannya, ia mampu melihat esensi dari peristiwa dan inti
kebenaran suatu perkara.
PERTANYAAn 80
Faktor-faktor apa yang mengabuti kebijaksanaan
seseorang?
Yang
melemahkan hati dan pikiran manusia adalah ambisi dan hawa nafsunya. Misalnya,
takut akan masa depan, iri hati, obsesi yang sangat terhadap hal-hal duniawi,
atau hal-hal yang romantis. Hal-hal seperti ini menyita pikirannya dan
mengalihkan perhatiannya dari hal-hal yang lebih penting, seperti keagungan
Allah dan kesempurnaan ciptaanNya.
Allah
mengingatkan kita bahwa keberuntungan hanya bisa diperoleh jika kita terbebas
dari obsesi hawa nafsu:
...yaitu
mereka yang terpelihara dari keserakahan dirinya. Mereka itulah orang-orang
yang beruntung. (Surat Al-Hashr: 9)
PERTANYAAn 81
Menurut
Al-Qur’an, karakteristik utama dari orang yang sombong adalah lupa bahwa segala
yang dimilikinya, termasuk keunggulan non fisik, merupakan pemberian Allah.
Istilah sombong di sini bukan hanya bagi sekelompok orang tertentu yang
melupakan Allah dan bersikap takabur. Seseorang bisa juga dikatakan sombong
apabila ia berpikiran bahwa kecantikannya bukan pemberian Allah, atau jika ia
bangga dengan keberhasilannya. Atau jika ia sudah merasa berkecukupan, dan
tidak pernah bertanya pada dirinya apakah ia dapat lebih bertanggung jawab
dengan apa yang dimilikinya. Atau jika ia bersikap congkak.
Oleh
karena itu, setiap individu harus bersungguh-sungguh menghindari perilaku
demikian, serta harus menyadari bahwa ia sangat miskin dibanding Allah. Di
hadapan Allah, semua mahluk adalah lemah. Allah bisa saja mengambil segalanya
darinya jika Dia menghendakinya.
Nasib
akhir dari orang yang sombong disebutkan Allah dalam Al-Qur’an:
Dan
apabila dikatakan kepadanya, “Takutlah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya
yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka jahanam.
Dan sungguh neraka jahanam itu seburuk-buruknya tempat tinggal. (Surat
Al-Baqarah: 206)
PERTANYAAn 82
Sikap yang bagaimana yang dimaksud dengan rendah hati
dalam Al-Qur’an?
Berbeda
dengan orang yang sombong, seorang yang rendah hati menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimilikinya merupakan anugrah Allah, atau sebagai batu ujian
dariNya. Sebagai manusia, ia menyadari bahwa dirinya lemah dan miskin serta
tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apapun kecuali atas kehendak Allah.
Karenanya, ia selalu mengembalikan segalanya kepada Allah dan bersyukur atas
segala keruniaNya. Allah memuji sikap rendah hati dari orang-orang yang
beriman:
Dan
hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang berjalan di muka bumi dengan rendah
hati... (Surat Al-Furqan: 63)
PERTANYAAn 83
Apakah manusia bertanggung jawab atas niatnya?
Setiap orang bertanggungjawab atas niatnya. Ini dijelaskan
Allah dalam Al-Qur’an:
“...Allah akan menghukummu atas niat yang kamu sengaja
dalam hatimu...” (Surat Al-Baqarah: 225).
Niat
dari setiap tindakan harus selalu ditujukan kepada Allah. Meskipun suatu
tindakan nampak baik, jika niatnya untuk mencari ridha orang lain, atau untuk
mendapatkan manfa’at duniawi lainnya, tindakan itu tidak akan berkenan di mata
Allah.
PERTANYAAn 84
Apa yang dimaksud dengan pernyataan “kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang menipu”?
Ada
anggapan yang sangat keliru bahwa dunia ini merupakan satu-satunya kehidupan
bagi manusia. Padahal, dunia hanyalah tempat sementara yang diciptakan Allah
untuk menguji manusia. Dan kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah
kematian. Karenanya, segala sesuatu yang memikat hati manusia dan menyita
pikirannya dalam kehidupan dunia yang singkat ini merupakan “kesenangan yang
menipu”.
Dalam
ayat berikut, Allah mengingatkan manusia akan tipuan ini serta mengingatkan
bahwa tempat tinggal sesungguhnya, yang jauh lebih indah, adalah di sisi Allah:
Dijadikan
indah pada pandangan manusia karena kecintaan terhadap apa yang diinginkannya,
yaitu: wanita, anak, harta yang banyak dari emas, perak, kuda pilihan, binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah
lah tempat kembali yang jauh lebih baik. (Surat Ali ‘Imran: 14)
PERTANYAAn 85
Apa hikmah dari kelemahan yang kita miliki?
Banyak
kekurangan fisik yang diderita manusia. Pertama sekali, manusia harus selalu
menjaga dan memelihara kebersihan badan dan lingkungannya. Untuk urusan itu,
banyak waktu yang tersita. Namun sebesar apapun usaha yang dilakukan, hasilnya
hanya berpengaruh untuk sementara waktu saja. Dalam sejam saja, gigi yang kita
sikat akan terasa kotor lagi, seolah tak pernah dibersihkan. Seseorang yang
mandi di musim panas, dalam beberapa jam saja akan merasa seolah belum mandi.
Penting
difahami bahwa kekurangan seperti ini mempunyai tujuan. Kekurangan yang kita
miliki bukanlah sifat yang diwariskan, melainkan sifat yang sengaja diciptakan.
Pergeseran
usia dan perubahan sifat tubuh yang menyertainya juga merupakan kelemahan yang
diciptakan agar manusia menyadari bahwa hidup ini hanya sementara. Dengan
demikian, manusia tidak menjadi terikat dengan kehidupan duniawi yang penuh
cacat. Kemudian lebih memusatkan tujuannya pada kehidupan akhirat, “tempat
tinggal” yang sesungguhnya.
Telah
Allah ingatkan dalam AL QURAN bahwa
tujuan terbaik bagi manusia adalah kehidupan akhirat:
Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain main-main dan
senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
(Surat Al-An‘am: 32)
PERTANYAAn 86
Apa alasan utama dikisahkannya umat-umat terdahulu di
dalam Al-Qur’an?
Allah
menyatakan dalam AL QURAN bahwa Dia
telah menunjukkan jalan yang benar kepada semua umat di sepanjang masa. Dia
telah mengingatkan pula kepada mereka melalui nabi-nabiNya bahwa kehidupan
dunia ini hanya sementara, dan tempat tinggal sebenarnya adalah kampung
akhirat. Meskipun demikian, kita dapat pelajari bahwa kebanyakan dari mereka
menolak dan tidak mendengar ajakan nabinya. Oleh karena itu, Allah menjatuhkan
hukuman yang keras dari arah yang tidak disangka-sangka, dan menyapu sebagian
dari mereka dari muka bumi.
Salah
satu alasan penting dikisahkannya umat-umat yang lampau di dalam AL QURAN adalah untuk meyakinkan bahwa manusia
sekarang tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika sekedar mempelajari dan
menilai saja bencana yang menimpa umat terdahulu serta bekas arkeologinya, tanpa
mengambil hikmah dari kejadiannya, maka itu merupakan tindakan yang sangat
keliru. Allah memerintahkan kita untuk menjadikan bencana tersebut sebagai
bahan pelajaran:
Dan
telah berapa banyak umat-umat yang lebih besar kekuatannya kami binasakan sebelum
mereka ini! Mereka telah menjelajahi banyak negeri, namun apakah mereka
mendapat tempat untuk berlari? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
peringatan bagi orang-orang yang memiliki hati, atau yang menggunakan
pendengaran, sedang ia menyaksikan (buktinya). (Surat Qaf: 36-37)
PERTANYAAn 87
Keberadaan
jin banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Seperti halnya manusia, jin
diciptakan Allah untuk menyembahNya. Mereka hidup dalam dimensi yang berbeda
dari manusia. Seperti disebutkan dalam ayat-ayat tertentu, manusia tidak bisa
melihat jin, sebaliknya jin dapat melihat manusia.
Ada
keyakinan keliru yang telah meluas bahwa jin dapat memberikan informasi
mengenai masa depan. Di dalam AL QURAN disebutkan
bahwa mereka tidak memiliki kemampuan demikian. Juga disebutkan bahwa mereka
pun bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan Al-Qur’an. Allah menegaskan bahwa
jin diciptakan untuk tujuan yang sama seperti halnya manusia.
Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembahKu. (Surat
Az- Zariyat: 56)
PERTANYAAn 88
Malaikat
adalah mahluk yang tak pernah menyalahi perintah Allah dan hidup dalam dimensi
yang berbeda dari manusia. Tidak seperti manusia, malaikat diciptakan bukan
untuk diuji. Allah menciptakan mereka sebagai mahluk yang tidak pernah berbuat
salah. Mereka diberi tugas yang berbeda-beda yang mereka kerjakan dengan
saksama. Jibril ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada
nabi-nabiNya. Ada malaikat pencatat di kedua sisi manusia yang mencatat segala
perbuatan yang mereka lakukan. Ada malaikat yang ditunjuk untuk mencabut nyawa
manusia pada waktu kematiannya. Ada malaikat penjaga neraka yang bertugas
mengawasi agar penghuni neraka mengalami siksaan yang berat.
Allah
menyatakan bahwa para malaikat merupakan abdi-abdiNya:
Al
Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, tidak pula para
malaikat yang terdekat kepada Allah... (Surat An-Nisa’: 172)
Allah
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, Demikian pula bersaksi para malaikat
dan orang-orang yang berilmu. Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (Surat Ali ‘Imran: 18)
PERTANYAAn 89
Bagaimana cara mendefinisikan waktu?
Waktu
dapat didefinisikan sebagai metode dimana satu saat dibandingkan dengan saat
lainnya. Contoh berikut akan menjelaskannya. Misalnya, jika seseorang mengetuk
sebuah benda, ia akan mendengar bunyi tertentu. Jika ia mengetuknya lagi lima
menit kemudian, ia akan mendengar bunyi yang lain. Maka ia akan merasa ada
selang di antara bunyi pertama dengan bunyi kedua. Selang antara ini disebut
sebagai waktu.
Namun
pada saat ia mendengar bunyi kedua, bunyi pertama yang didengarnya hanya ada
dalam imajinasinya. Ia merumuskan konsep “waktu” dengan membandingkan saat yang
sedang ia alami dengan saat yang disimpan dalam ingatannya. Jika perbandingan
ini tidak dibuat, maka tidak akan ada konsep waktu.
PERTANYAAn 90
Seperti
disebutkan di atas, istilah waktu difahami melalui perbandingan yang dibuat di
antara dua peristiwa. Namun kesimpulan ini dihasilkan dalam otak dan sifatnya
relatif. Hal ini biasa dialami dalam mimpi. Meskipun yang kita lihat dalam
mimpi rasanya berlangsung berjam-jam, sebenarnya hanya berlangsung beberapa
menit, atau bahkan beberapa detik saja.
Banyak
ayat Al Quran menyebutkan beragam contoh mengenai hal
ini. Beberapa ayat menerangkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda,
dan kadang merasakan waktu yang singkat sebagai waktu yang sangat lama. Ayat
berikut merupakan contoh saat Allah menegur orang-orang yang zalim:
Allah
bertanya, “Berapa lamakah kamu tinggal di bumi?”. Mereka menjawab: “Kami
tinggal sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang
menghitung”. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal di bumi melainkan sebentar
saja, kalau kamu mengetahui yang sesungguhnya!”. (Surat Al-Muminun: 112-114)
PERTANYAAn 91
Sesungguhnya
kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran. Dan perintah Kami hanyalah satu
perkataan seperti kejapan mata. (Surat Al-Qamar: 49-50)
Takdir
adalah pengetahuan Allah atas semua peristiwa di masa lampau ataupun di masa
depan seolah sebagai “kejadian tunggal”. Kebanyakan orang bertanya bagaimana
Allah bisa mengetahui peristiwa yang belum terjadi. Pikiran seperti ini membuat
mereka gagal memahami kebenaran adanya takdir.
Harus
disadari bahwa “peristiwa yang belum terjadi” hanya berlaku bagi kita. Allah
sendiri tidak terikat ruang ataupun waktu, karena Dia lah yang menciptakan
keduanya. Tidak ada konsep waktu bagi Allah. Karena alasan inilah, masa lampau,
masa yang akan datang dan masa sekarang, semuanya sama saja bagi Allah. BagiNya
segala sesuatu telah terjadi dan telah berakhir.
PERTANYAAn 92
Apakah manusia tidak bisa merubah
takdir Allah?
Masyarakat
kita keliru memahami jika berpendapat bahwa manusia dapat merubah takdir Allah.
Misalnya, kita suka mendengar ungkapan dangkal bahwa seorang pasen telah
“mengalahkan takdirnya” ketika berhasil melewati masa kritis yang mematikan.
Padahal, tak seorang pun dapat merubah takdirnya. Seseorang tidak meninggal
ketika melewati penyakit yang kritis, karena memang tidak ditakdirkan meninggal
saat itu. Sungguh ironis bahwa ia ditakdirkan mempunyai pikiran seperti itu dan
membohongi dirinya sendiri dengan mengatakan “saya mengalahkan takdir”.
Takdir
merupakan perbendaharaan ilmu Allah. Bagi Allah, waktu hanyalah kejadian sesaat
dan Dia menguasai seluruh ruang dan waktu. BagiNya, segala sesuatu telah
ditentukan dan telah berakhir sebagai takdir. Dari apa yang disebutkan dalam
Al-Qur’an, kita pun dapat memahami bahwa hanya ada satu waktu bagi Allah.
peristiwa yang akan terjadi setelah kematian kita (dalam sudut pandang kita)
disebutkan dalam AL QURAN sebagai
peristiwa lampau yang telah terjadi. Allah tidak terbatasi kerangka relativitas
waktu seperti yang kita alami. Allah menghendaki segala sesuatu dalam kehampaan
waktu: manusia telah menjalaninya, dan semua peristiwa ini telah dilewati dan
telah berakhir.
PERTANYAAn 93
Bagaımana terjadinya kebangkitan?
Allah
Maha Kuasa dan Dia lah yang menciptakan segala mahluk. Dia menciptakan manusia
dari setetes mani. Dia menciptakan segala sesuatu dari tiada. Maka tidak
diragukan bahwa Allah berkuasa untuk menciptakan kembali semuanya dengan cara
serupa. Dalam Al-Qur’an, Allah menjawab pertanyaan di atas saat mencela
orang-orang kafir yang tidak mempercayai adanya hari kebangkitan:
Itulah
(neraka) balasan bagi mereka, karena mereka kafir terhadap ayat-ayat Kami dan
berkata, “Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang
hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai mahluk baru?”
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit
dan bumi kuasa pula menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan
waktu yang tertentu bagi mereka yang tiada keraguan padanya? Maka orang-orang
yang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran. (Surat Al-Isra:’ 98-99)
PERTANYAAn 94
Mengapa filosofi materialistik tidak benar?
Filosofi
materialis adalah sistem pemikiran yang berpendapat bahwa segala sesuatu
terdiri dari materi, bahwa alam semesta tidaklah diciptakan, melainkan sudah
ada sejak lama sekali dan akan kekal abadi.
Namun
perkembangan ilmiah abad terakhir telah membuktikan bahwa pendapat ini sama
sekali tidak benar. Pertama-tama, masyarakat ilmiah telah mengakui bahwa alam
semesta ini mempunyai permulaan. Ia tercipta dari tiada dan memiliki akhir,
seperti dinyatakan AL QURAN 1400 tahun
yang lampau. Selanjutnya, sains menemukan bahwa apa yang kita sebut sebagai
“materi” hanyalah berupa “kumpulan persepsi-persepsi”. Dua pernyataan mendasar
ini menolak dan sekaIigus membatalkan filosofis materialis.
PERTANYAAn 95
Bagaımana alam semesta tercipta?
Dia Pencipta langit dan bumi... (Surat
Al-An‘am: 101)
Kini,
para ahli telah mencapai mufakat bahwa alam semesta terjadi dari tiada secara
tiba-tiba melalui sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang. Bukti kuat yang
menyebabkan diterimanya Teori Big Bang ini adalah sebagai berikut:
Pengembangan
alam semesta: Pada tahun 1929, Edwin Huble menemukan bahwa semua benda langit
bergerak saling menjauh satu sama lain. Ini menjadi bukti yang meyakinkan bahwa
alam semesta terjadi melalui ledakan sebuah titik (Big Bang).
Radiasi
Latar Kosmik: Karena alam semesta ini muncul melalui sebuah ledakan, maka harus
ada radiasi yang tersisa akibat ledakan tersebut. Tentunya, radiasi ini harus
tersebar merata di seluruh alam semesta. Maka bukan hal yang mengejutkan jika
kemudian radiasi ini ditemukan pada tahun 1965. Pada periode selanjutnya,
keberadaan radiasi ini ditegaskan secara meyakinkan melalui bantuan satelit.
Perbandingan
jumlah hidrogen dan helium di alam semesta: Bukti penting lainnya bagi Teori
Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di luar angkasa. Dari hasil
perhitungan terakhir diketahui bahwa konsentrasi hidrogen dan helium ini sesuai
dengan perhitungan teoritis sebagai sisa yang tertinggal akibat Big Bang. Jika
alam semesta ini tidak memiliki permulaan dan akan terus kekal, maka unsur
hidrogennya mesti telah habis dan telah berubah seluruhnya menjadi helium.
Teori
Big Bang, yang menyiratkan bahwa alam semesta terjadi dari tiada (diciptakan),
akhirnya meruntuhkan pernyataan filosofi materialis yang berpendapat bahwa alam
semesta ada sejak mula sekali dan bersifat kekal.
PERTANYAAn 96
Bagaimana kaum materialis menjelaskan keberadaan ruh
manusia?
Dengan
pendapat bahwa segala sesuatu hanya terdiri dari materi yang dapat dilihat mata
dan disentuh tangan, kaum materialis tak pernah mampu menjelaskan keberadaan
ruh manusia dan kesadaran. Seperti kita tahu, atom merupakan elemen penyusun
dari setiap mahluk, termasuk tubuh manusia. Ini berarti bahwa seluruh mahluk,
hidup ataupun mati, terbentuk dari kombinasi atom-atom dalam beragam bentuk
(senyawa).
Kenyataan
di atas sangat menyulitkan kaum materialis. Manusia adalah mahluk sadar yang
memiliki kehendak, kemampuan berpikir, bicara, memahami dan mengambil
keputusan. Mustahil mahluk seperti manusia terjadi karena bersatunya atom-atom
secara acak, mendadak dan kebetulan, seperti pendapat kaum materialis. Hal
demikian itu mustahil karena atom-atom tidak mampu berpikir, menimbang dan
mengambil keputusan lalu menyatu untuk tiba-tiba menjadi ruh manusia.
Karenanya,
kaum materialis tidak memiliki penjelasan bagi adanya ruh manusia.
PERTANYAAn 97
Pendapat apa saja yang diajukan kaum evolusionis?
Teori
evolusi berpendapat bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan. Menurut teori
ini, atom mati taksadar menyatu membentuk sel, lalu membentuk mahluk-mahluk
hidup, termasuk manusia. Untuk menunjukkan dan membuktikan kegagalan pernyataan
kaum evolusionis ini, mari kita rumuskan sebuah “eksperimen” berikut yang kita
namai “Formula Darwinian”:
Biarkan
kaum evolusionis memasukkan segala bahan penyusun mahluk hidup dengan komposisi
yang tepat ke dalam sebuah drum. Biarkan mereka menambahkan bahan lain apapun
yang kira-kira diperlukan. Jika mau, tambahkan pula asam-amino dan
protein-protein apapun sebanyak yang diperlukan; meskipun dalam kondisi normal
kemungkinan adanya bahan tersebut hanya satu banding 10 pangkat 950. Berikan
panas dan air sesuai kebutuhan dan aduk dengan alat yang paling mutakhir.
Jika
kaum evolusionis melakukan hal di atas dengan berbagai modifikasi yang menurut
mereka perlu, lalu mereka menungguinya bermilyar-milyar atau bahkan triliunan
tahun, mereka tidak akan berhasil membuat manusia. Mereka tidak akan mampu
membuat harimau, singa, semut, bunga mawar, bunga lili, burung merak, burung
pelatuk, ikan paus, kangguru, kuda, pisang, jeruk, anggur dan jutaan mahluk
hidup lainnya seperti itu. Bahkan sebuah sel tunggal pun tidak akan mampu
mereka buat.
PERTANYAAn 98
Apakah Pernyataan kaum evolusionis tentang
pembentukan kehidupan tersebut benar?
Tidak.
Pernyataan kaum evolusionis bahwa mahluk hidup terbentuk secara kebetulan
sedikitpun tidak benar. Di dunia ini tidak pernah ada proses evolusi. Mari kita
buktikan ketidakbenaran teori ini.
Kaum
evolusionis mempunyai beberapa pendapat berikut:
Bahwa
spesies baru terbentuk melalui seleksi alam dan mutasi.
Mekanisme
seleksi alam merupakan gagasan yang mengatakan bahwa mahluk hidup yang tidak
dapat menyesuaikan diri dengan habitatnya akan punah, sedangkan yang mampu
menyesuaikan diri akan terus hidup dan membentuk spesies baru. Gagasan seperti
ini mustahil terjadi. Mekanisme demikian hanya menyaring spesies yang ada namun
tidak akan pernah menghasilkan spesies baru.
Demikian
pula halnya dengan mutasi. Proses mutasi hanya menimbulkan kerusakan pada DNA.
Efeknya hanya merusak. Mustahil sekali mutasi menyebabkan terbentuknya spesies
baru.
Mereka
berpendapat bahwa hewan darat berasal dari hewan laut yang pindah ke darat.
Mustahil
sekali hewan laut dapat pindah ke darat dan memulai kehidupannya di darat.
Mahluk hidup tidak dapat merubah dirinya menjadi mahluk yang sama sekali
berbeda, baik dari segi bentuk, berat dan sistem tubuhnya yang hanya cocok
untuk hidup di air, dari temperatur tubuhnya, struktur ginjalnya, sistem
pernafasannya serta cara hidupnya.
Mereka
berpendapat bahwa burung berevolusi dari reptil.
Hal
ini mustahil karena: Sayap burung
mustahil terbentuk dan berasal dari perubahan sisik reptil.
Cara
kerja paru-paru burung sama sekali berbeda dari cara kerja paru-paru hewan
darat.
Tulang
burung lebih ringan dibanding tulang hewan darat. Ini merupakan faktor penting
bagi kemampuan terbang.
Sistem
otot-tulang pada burung sama sekali berbeda dengan sistem otot-tulang hewan
darat.
Mereka
berpendapat bahwa hewan mamalia berevolusi dari reptil.
Ini
pun merupakan pernyataan yang tak berdasar. Tubuh reptil diliputi oleh sisik,
berdarah dingin dan berkembang biak dengan bertelur. Sedangkan hewan mamalia
berdarah panas, tubuhnya ditutupi oleh bulu dan berkembang biak dengan
melahirkan.
PERTANYAAn 99
Apa bukti lain yang menolak kebenaran evolusi?
Banyak
sekali bukti rinci yang dapat kita gali, namun beberapa di antara bukti yang
penting adalah sebagai berikut:
Pertama
sekali, sains moderen telah membuktikan secara meyakinkan bahwa benda hidup
tidak dapat timbul dari benda mati.
Sejauh
ini, tidak ditemukan (tergali) satu bentuk fosil-antara pun yang dapat
mendukung pendapat kaum evolusionis bahwa mahluk-mahluk hidup berevolusi dari
nenek moyangnya. Meski telah jutaan fosil spesies normal ditemukan, tak ada
satupun di antaranya merupakan mahluk setengah-reptil setengah-burung, atau
mahluk setengah-ikan setengah-reptil, atau mahluk setengah-kera
setengah-manusia.
Protein
sebagi elemen dasar mahluk hidup tidak dapat berkembang secara kebetulan.
Peluang terbentuknya protein dari 500 asam amino secara kebetulan adalah satu
dibanding 10 pangkat 950. Pendek kata, peluangnya sama dengan nol.
pertanyaan 100
Dapatkah teori evolusi menjelaskan munculnya
kehidupan di bumi ini?
Tidak,
teori evolusi tidak mengajukan penjelasan apapun atas timbulnya kehidupan di
bumi ini.
Saat
lapisan tanah dan catatan fosil diteliti, nampak bahwa organisme hidup muncul
secara tiba-tiba. Lapisan tertua tempat ditemukannya fosil-fosil mahluk hidup
adalah lapisan “Kambrium”, yang diperkirakan berusia 520-530 juta tahun.
Fosil-fosil
yang ditemukan dalam lapisan Kambrium terdiri dari beragam spesies invertebrata
(tak bertulang belakang) yang kompleks. Yang paling menarik, seluruh susunan
dengan ragam yang luas ini muncul secara tiba-tiba tanpa nenek moyang pendahulu.
Itulah sebabnya dalam literatur geologi, peristiwa ajaib ini disebut sebagai
“Ledakan Kambrium”.
Terbanjirinya
bumi secara tiba-tiba oleh beragam spesies yang jumlahnya sangat banyak ini,
serta tanpa nenek moyang dan tanpa periode evolusi, merupakan pertanyaan yang
tak dapat dijawab oleh kaum evolusionis.
PERTANYAAn 101
Tipuan apa yang dilakukan kaum evolusionis untuk
membohongi publik?
Gambar-gambar
“manusia kera” yang kita lihat di koran-koran, majalah-majalah, atau film-film,
semuanya merupakan lukisan imajinasi buatan kaum evolusionis. Kadang dari
sebuah gigi saja, kaum evolusionis dapat merekayasa bentuk tubuh lainnya,
meskipun tanpa keberadaan jejak fosilnya. Misalnya membuat struktur hidung dan
bibir, bentuk rambut, bentuk alis mata dan lainnya hanya berdasarkan khayalan
saja. Kemudian, membuat ilustrasi mahluk setengah-manusia setengah-kera, bahkan
lengkap dengan gambaran yang memuat anggota keluarga dan lingkungan sosialnya.
Mereka berusaha menyesatkan publik dengan metode ini.
Kaum
evolusionis juga tidak ragu membuat fosil-fosil palsu untuk mewakili apa-apa
yang tidak mereka temukan. Pemalsuan yang paling termasyur adalah seperti
berikut ini:
Manusia
Piltdown: Dengan pemalsuan ini, Kaum evolusionis membohongi dunia sains. Mereka
memasangkan rahang orang utan yang baru mati kepada tengkorak manusia yang
berusia 500 tahun. Gigi-gigi baru ditambahkan agar tengkorak tersebut mirip
manusia. Sambungan-sambungannya diratakan dengan mengikirnya, dan seluruh
bagiannya dinodai dengan natrium bikromat agar nampak tua.
Manusia
Nebraska: Pada tahun 1922, kaum evolusionis menyatakan bahwa fosil gigi geraham
yang mereka gali memiliki baik karakteristik manusia maupun kera. Riset ilmiah
yang ekstensif dilakukan pada gigi yang disebut manusia Nebraska ini. Berdasarkan
sebuah gigi ini saja, digambarlah rekonstruksi kepala dan tubuhnya. Lebih dari
itu, manusia Nebraska ini dilukis beserta istri dan anak-anak mereka. Namun
pada tahun 1927, bagian lain dari kerangka tubuhnya ditemukan. Dan telah
dipastikan bahwa gigi tersebut adalah gigi babi hutan.
PERTANYAAn 102
Adakah “manusia primitive” itu?
Apa
yang disebut “manusia primitif” itu tidak pernah ada. Sangat banyak bukti untuk
itu. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Fosil
yang digali di wilayah Atapuerca, Spanyol, pada tahun 1995 telah meruntuhkan
kisah “evolusi manusia”. Fosil tengkorak manusia ini berusia 800.000 tahun, era
dimana menurut kaum evolusionis mahluk setengah-kera setengah-manusia berada.
Pada kenyataannya, tengkorak ini sama sekali tidak berbeda dengan manusia
moderen. Artinya, tidak ada perbedaan antara manusia 800.000 tahun yang lalu
dengan manusia sekarang.
Dalam
majalah New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ada artikel berjudul “Manusia
dahulu lebih pintar dari yang kita perkirakan...”. Disebutkan di dalamnya bahwa
pada 700 ribu tahun yang lalu, manusia yang dinamai Homo Erektus telah pandai
melaut. Manusia ini memiliki pengetahuan dan teknologi yang memadai untuk
membuat perahu, serta memiliki budaya menggunakan transportasi laut. Hal
demikian tidak dapat disebut sebagai “primitif”.
Fosil
jarum yang berusia 26 ribu tahun milik manusia Nenderthal menunjukkan bahwa
mereka memiliki pengetahuan mengenai pakaian puluhribuan tahun yang lalu. Ini
menyingkapkan bahwa manusia Nenderthal, yang sengaja dilukis kaum evolusionis
sebagai mahluk mirip kera, pada kenyataannya tidak berbeda dari manusia
moderen.
PERTANYAAn 103
Apakah pembentukan sistem-sistem kompleks pada mahluk
hidup dapat dijelaskan dengan konsep evolusi?
Tidak
dapat. Sistem-sistem kompleks yang terdapat pada mahluk hidup, seperti mata dan
telinga, memiliki jumlah komponen yang banyak. Sistem-sistem ini hanya dapat
berfungsi jika seluruh komponennya utuh. Contohnya, agar mata dapat melihat,
semua komponen yang jumlahnya sekitar 40, harus utuh. Mata tidak akan dapat
melihat jika salah satu kompenennya, misalnya retinanya atau kelenjar air
matanya tidak ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh bagian dari sistem
harus tercipta secara serentak. Ini, tentunya, membuktikan sekali lagi
ketidakbenaran teori evolusi.
Jadi,
apa artinya jika suatu struktur kompleks terjadi dalam seketika? Tak diragukan
lagi bahwa timbulnya komponen yang banyak dalam waktu yang bersamaan di tempat
yang sama hanya bisa terjadi sebagai akibat penciptaan khusus yang disengaja.
PERTANYAAn 104
Orang-orang
yang menganggap sepi akan keberadaan Allah serta enggan mengakui bahwa mereka
harus bertanggungjawab kepadaNya, berusaha mencari pembenaran atas posisi
mereka. Mereka berusaha mencari berbagai cara agar orang lain setuju terhadap pendapat
mereka. Dengan menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan, mereka
berusaha agar orang lain mengakui ketidakberadaan Sang Pencipta; dan karenanya,
manusia tidak perlu bertanggungjawab kepada siapapun.
Sekarang
ini, teori evolusi berfungsi sebagai arus utama bagi filosofi-filosofi kaum
kafir. Itulah sebabnya, orang-orang yang bersikeras menolak keberadaan Allah
terus mempertahankan teori evolusi. Mereka mempertahankan teori ini sebagai
wadah ideologis dan filosofis, meskipun tidak memiliki kebenaran ilmiah. Teori
yang mereka sendiri kadang tidak peduli benar tidaknya.