إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Kita selaku umat Islam
sudah selayaknya memanjatkan syukur kepada Allah, Dzat yang memang pantas kita
mengucap syukur kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad saw. Manusia yang Allah pilih yang pandanya
terpancar keindahan akhlaknya dalam kehidupan kesehariannya. Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah Dalam benak setiap muslim pasti menginginkan tidak
hanya dikumpulkan di dunia bersama-sama keluarganya melainkan juga ingin dikumpulkan
kelak di akherat. Dalil yang menjadi
dasar bahwa keluarga bisa dikumpulkan juga di akherat. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman, Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka,
dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-Thur: 21) Ayat di atas menjadi
penyemangat bagi kita untuk mengajak diri, istri dan keluarga secara
keseluruhan untuk bisa berkumpul kembali di surga Allah. Dalam Tafsir as-Sa’di
dijelakan bahwa bisa dikumpulkan bersama keluarga di surga Allah merupakan
kenikmatan yang sangat besar. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah anak
keturunannya mengikuti iman orang tuanya. sehingga Allah akan memasukkan anak
keturunannya ke surga sebagaimana Allah memasukkan orang tuanya ke dalam surga.
Rasulullah
bersabda, Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat derajat seorang hamba
yang shalih di surga. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-ku, bagaimana hal
ini bisa terjadi padaku? Maka Allah menjawab, “Hal itu dikarenakan do’a yang
dipanjatkan anakmu agar kesalahanmu diampuni.” (HR. Ahmad: 10618. Hasan)
Terkait dengan pendidikan generasi mendatang, untuk menyiapkan generasi tangguh
masa depan, Islam sangat menekankan hal ini bahkan melarang umatnya untuk
meninggalkan generasi lemah sesudah mereka. Karenanya, pendidikan terbaik sudah
semestinya diberikan agar lahir generasi penerus tangguh, generasi Islam
tangguh.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Salah satu tantangan
hari ini adalah era 4.0 dan diperkuat dengan adanya pandemi. Lalu pendidikan
seperti apa yang menjadi prioritas menurut pandangan Islam? Berikut beberapa
hal seputar mendidik anak di masa pandemi. Pertama, tanamkan semua terkait
persoalan keagamaan. Jika pendidikan kepada anak keturunan baik dan dipahamkan
dalam persoalan agama, maka anak akan mengetahui apa yang harus dilakukannya
ketika orang tuanya sudah tiada. Seperti dalam hadis di atas, bahwa doa
memohonkan ampunan dari anak untuk orang tuanya yang sudah meninggal akan
mengangkat derajat orang tuanya di surga.
Kedua, selain itu juga tanamkan anak dalam hal aqidah.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma,
Rasulullah memberikan nasihat, Wahai
bocah, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat; Jagalah Allah subhanahu wa
ta’ala maka Allah subhanahu wa ta’ala akan menjagamu, jagalah Allah maka engkau
akan dapati Dia dihadapanmu, jika engkau meminta, mintalah kepada Allah, dan
jika engkau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah!” (HR. at-Tirmidzi,
dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi) Aqidah menjadi dasar dalam
pijakan agama. Menjadi perkara yang sangat penting dalam mendidik anak. Aqidah
diibaratkan fondasi dalam sebuah bangunan. Jika pondasinya kuat maka bangunan
akan tahan dalam segala kondisi. Itulah aqidah.
Ketiga, bersikap
lembut dalam mendidik. Rasulullah bersabda: “Dari ‘Aisyah, istri Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai
kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024). Sifat
kelembutan harus dibedakan dengan memanjakan. Lembut bisa berarti tegas dalam
mendidik. Jika memang hal itu tidak baik, maka sebagai orang tua harus tegas
menyampaikan jika hal itu kurang baik.
Dukung apapun yang mengarahkan kepada kebaikan dan
ketaatan pada Allah, dan jauhkan apapun yang mengarah kepada kedurhakaan pada
Allah. Ini adalah kuncinya. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Keempat, selalu motivasi anak dan beri hukuman sebagai
peringatan. Bukan hukuman yang membuat jera sehingga mengarah kepada kekerasan
melainkan hukuman untuk memperingatkan jika hal itu harus dihindari.
Selain itu, selalu motivasi anak untuk senantiasa
melakukan kebaikan. Berikan hadiah untuk menghangatkan nuansa keluarga. Jika
seorang anak ada yang kurang taat pada orang tuanya atau istri yang nusyuz
(tidak mentari suami) maka cukup peringatkan dengan nasehati dan pisahkan tempat
tidurnya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat an-Nisa ayat 34: ”Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya,
Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.” (An Nisa:34)
”Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha besar.” (An Nisa:34)
Kelima, selalu perhatikan akhlak dan lingkungan anak,
Rasulullah bersabda:“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya
ia melihat dengan siapa dia berteman (Abu Dawud (no. 4833), at-Tirmidzi (no.
2378), Ahmad (II/303, 334)) Jauhkan anak-anak dari pergaulan yang tanpa batas.
Ketika anak sudah muncul gejala melanggar aturan agama, segera lakukan penanganan
dengan memberikan perhatian lebih dan mengarahkan kepada yang disyari’atkan
Allah. Jangan menunggu anak hingga dewasa baru orang tua menyadari. Tetapi
perhatikan dan amati pergaulan anak agar senantiasa dekat dengan Allah.
Keenam, Doakan selalu menjadi anak sholeh sholehah.
Sebagai orang tua hindari bertutur kata keburukan kepada anak. Selalu puji dan
berkatalah kebaikan. Sebab ini bisa menjadi doa. Doakan selalu kebaikan untuk
anak di setiap setelah shalat. Karena doa orang tua termasuk doa yang sangat
mustajab bagi anak
Baca juga: Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan
Khutbah Kedua.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ
الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ،
وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ
الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ
وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ،
أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى
آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ
عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ
عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ
لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ