Khutbah I
مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ
وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ،
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ، وَمَنْ يَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (الطلاق: ٢-٣)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat
kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa
berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa
ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang
dilarang dan diharamkan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kita tanamkan dalam hati bahwa seandainya seluruh manusia
dan jin bersatu untuk membuat kita celaka, maka mereka tidak akan mampu
mencelakai kita kecuali jika Allah menghendaki hal itu. Demikian pula
seandainya seluruh manusia dan jin bersatu untuk memberikan manfaat kepada
kita, maka mereka tidak akan memberikan manfaat kepada kita kecuali apabila
Allah menetapkan hal itu. Oleh karenanya, marilah kita menyerahkan semua urusan
kepada Allah ta’ala dan kita percaya penuh kepada-Nya. Apa pun yang Allah
kehendaki terjadi, pasti akan terjadi, dan apa pun yang tidak Allah kehendaki,
pasti tidak akan pernah terjadi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan
tengah berada di surga, melainkan kita berada di kehidupan dunia. Sebagaimana
kita tahu bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah dan bala’. Dunia ini
memperdaya, mendatangkan marabahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja.
Marilah kita bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yang Allah
ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah.
Allah ta’ala berfirman:
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
Artinya: “Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia
perbuat, tetapi para hambalah yang akan ditanya” (QS. Al Anbiya’: 23)
Allah SWT adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu.
Allah berbuat apa pun dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.
Marilah kita bersabar sebagaimana diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
dalam Al-Qur’an:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ
وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
(١٥٥) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ (١٥٦) (البقرة: ١٥٥-١٥٦)
Artinya: “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali untuk
dihisab)” (QS. Al Baqarah: 155-156)
Saudaraku seiman, Jika kita terkena musibah, hendaklah
kita meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesabarannya.
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu ’anhu bahwa ia masuk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk melihat putranya yang bernama Ibrahim saat sakaratul maut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengambilnya dan menciumnya.
Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah terenggut
nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ‘Abdurrahman bin ‘Auf
radhiyallahu ’anhu berkata kepadanya, “Anda pun menangis, wahai Rasulullah?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Wahai Ibnu ‘Auf, sungguh
inilah rasa kasih sayang. Nabi kembali meneteskan air mata dan bersabda:
إِنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، وَالقَلْبَ يَحْزَنُ،
وَلاَ نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ
لَمَحْزُوْنُوْنَ
Artinya: “Sungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun
bersedih, tetapi kami tidak mengatakan kecuali apa yang Allah ridhai, dan
sungguh kami bersedih karena berpisah denganmu, wahai Ibrahim.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah ta’ala di dalam
Al-Qur’an telah bersumpah dalam surat al-Balad bahwa manusia diciptakan
dengan berbagai kesulitan hidup, susah payah dan keletihan. Allah ta’ala
berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ
Artinya: ”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada
dalam susah payah” (QS. Al Balad: 4)
Kesulitan yang pertama kali dialami seorang manusia
adalah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian ketika diikatkan bedung ke
badannya sehingga ia merasakan ketidaknyamanan dan susah bergerak. Lalu ia
merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya ia tidak menyusu,
maka ia akan terlantar dan kelaparan. Lalu ia merasakan sakit saat tumbuh
giginya. Setelah itu ia akan mengalami kesulitan saat disapih, melebihi rasa
sakit terkena pukulan. Kemudian ia merasakan rasa sakit saat dikhitan. Setelah
melewati itu semua, ia akan menghadapi guru yang mendidiknya, menggemblengnya
dan terkadang memberikan hukuman kepadanya.
Setelah itu, ia akan disibukkan dengan persiapan nikah
dan disibukkan dengan pekerjaan setiap hari untuk dapat menafkahi keluarganya.
Lalu ia akan disibukkan dengan urusan anak dan istri. Kemudian disibukkan
dengan membangun rumah dan melengkapinya dengan berbagai perabot rumah tangga.
Setelah itu, ia akan memasuki usia tua, badan lemah dan
beberapa anggota badan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Belum lagi
berbagai penyakit yang sewaktu-waktu bisa saja menyerangnya, flu: sakit kepala,
sakit gigi, sakit jantung, sakit paru-paru, terinfeksi virus dan lain
sebagainya. Ditambah lagi dengan beban hidup seperti hutang, mengangsur
cicilan, dicaci orang, dibicarakan kejelekannya dan lain sebagainya. Hingga
tibalah saatnya sakaratul maut yang luar biasa sakitnya. Setelah hembusan nafas
yang terakhir, apakah berakhir semua kesulitannya? Belum, hadirin sekalian.
Setelah itu, ia akan memasuki alam barzakh dan alam akhirat. Ada pertanyaan
malaikat Munkar dan Nakir. Ada hisab. Ada perjalanan melewati shirath. Hingga
pada akhirnya masa penentuan itu tiba, apakah ia akan merasakan berbagai
kenikmatan surga ataukah ia akan sengsara di neraka.
Saudara-saudara seiman,
Karenanya, marilah kita laksanakan semua perintah Allah. Marilah
kita saling berpesan serta berwasiat untuk berpegang teguh dengan kebenaran dan
kesabaran.
Marilah kita bersabar atas musibah dan bala` yang menimpa
kita. Jangan sampai kita bermaksiat kepada Allah disebabkan musibah yang
menimpa kita. Jangan sampai musibah dan berbagai kesulitan hidup menyebabkan
kita melanggar aturan-aturan Allah. Janganlah kita memprotes Allah ketika
terkena bala’ dan musibah. Hendaklah kita bersabar dan terus menerus
menjalankan kewajiban dan menjauhi perkara yang diharamkan dalam keadaan apa
pun, seberat apa pun masalah yang kita hadapi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jika hati kita sedih karena ditimpa musibah, jika dada
kita sesak dengan berbagai kesulitan hidup, salah satu obat yang akan
menenangkan hati dan pikiran kita adalah pergi ke makam. Kita berziarah ke
makam orang tua, keluarga dan kawan-kawan kita. Kita renungkan di sana, di
manakah rumah terakhir kita. Kemanakah kita akan pergi meninggalkan dunia ini.
Hendaklah diketahui bahwa seandainya nilai dunia ini sebanding dengan satu
sayap seekor nyamuk saja, niscaya Allah tidak akan memberikan kepada orang
kafir apa pun meskipun hanya seteguk air di dunia ini. Artinya, dunia ini tidak
ada nilainya sama sekali menurut Allah. Dunia ini tidak ada nilainya sama sekali
dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Dunia adalah penjara bagi orang yang
sempurna imannya dan ibarat surga bagi orang kafir.
Hal yang paling bernilai dan paling penting bagi kita
-melebihi apa pun di dunia ini- adalah meninggal dengan membawa islam dan iman
yang sempurna.
Saudaraku seiman
Selezat apa pun makanan yang kita makan, pasti akan
menjadi kotoran. Semahal apa pun pakaian yang kita kenakan, pada akhirnya pasti
akan dibuang ke tempat sampah. Sebesar dan semewah apa pun rumah yang kita
bangun, pasti tidak akan kita bawa mati. Rumah terakhir kita semuanya berukuran
sama, tidak lebih dari 1 x 2 meter. Sedangkan apa yang kita perbuat di dunia
ini, maka kita akan mendapatkan balasannya. Kematian adalah kepastian yang
telah ditetapkan oleh Allah. Perpisahan dengan orang-orang yang kita cintai di
dunia ini adalah janji Allah yang pasti terpenuhi. Kehidupan di dunia ini
permulaannya adalah kedla’ifan dan kelemahan dan berakhir dengan kematian dan
kuburan.
Marilah kita bersabar atas bala yang Allah ujikan kepada
kita. Jangan sampai kita memprotes dan menyalah-nyalahkan Allah. Kita yakin
bahwa pada setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah yang
singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin
Ya Rabbal ‘Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: Daftar Isi Kumpulan Terjemah Kitab Hadits Bulughul Maram (Bulugh Al Marom)
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ
وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ
الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ
وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ
بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ
وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ
يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.