Khutbah Jumat; MAWAS DIRI DALAM KEHIDUPAN

 


أَلحَمْدُ ِللهِ الكَرِيْمِ التَّوَّابِ ، غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ، خَلَقَ الإِنْساَنَ لِعِباَدَتِهِ ، وَجَعَلَ الدُّنْياَ دَارَ كَسْبٍ وَعَمَلٍ لِنَيْلِ جَمِيْعِ فُيُوضاَتِ فَضْلِهِ وَنَعْماَئِهِ ، وَجَعَلَ الآخِرَةَ دَارَ جَزاَءٍ  ِلإِنْجاَزِ ثَوَابِهِ وَعِقَابِهِ ، الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ، اَحْمَدُهُ سُبْحاَنَهُ وَاَشْكُرُهُ عَلىَ سَواَبِغِ فَضْلِهِ وَاِحْساَنِهِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَلاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ سِوَاهُ.

شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ لاَ يَنْفَعُ فِيْهِ شَفَاعَةُ شاَفِعٍ اِلاَّ بِإِذْنِ مَوْلاَهُ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اصْطَفَاهُ وَاجْتَبَاهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأََصْحَابِهِ وَمَنْ نَصَرَهُ وَاتَّبَعَ هُدَاهُ .

أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فَقَدْ فَازَ مَن أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ ، فَاسْتَعِدُّوْا بِالأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ تَفُوْزُوْا بِسَعَادَةِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ . وَاْحْذَرُوْا المَعَاصِى فَإِنَّهَا مُوْجِبَةٌ لِلْخِزْيِ وَالنَّدَامَةِ . إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ 

Kaum muslimin Rahimakumullah

Marilah kita selalu meningkatkan kadar ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kita berusaha sekuat tenaga, untuk mengerjakan apa yang telah diperintahkan Allah, dan mencurahkan sekuat tenaga pula, untuk tidak melakukan segala apa yang dilarang Allah SWT. Hanya dengan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Semoga Allah SWT selalu memberi pertolongan kita agar kita selalu dapat meningkatkan kadar ketaqwaan kita, hingga kita berada pada puncak ketaqwaan yang sempurna ketika kita kembali kehadirat Allah SWT. Mati dengan khusnul khotimah. Amin.

Kaum muslimin Rahimakumullah

Setiap manusia diciptakan Allah dalam keadaan suci, ia diberi kebebasan untuk berbuat apa saja yang ia kehendaki, inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Hak Azazi Manusia (HAM). Dalam ajaran Islam, meskipun manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja sesuai dengan kemauaannya, namun ia harus mempertanggung- jawabkan semua perbuatannya setelah kehidupan di dunia ini. Tidak hanya Islam, setiap agama baik Kristen, Hindu maupun Budha semuanya mengajarkan pada pemeluknya tentang adanya kehidupan setelah kehidupan dunia ini, Islam menamakan dengan alam akhirat dan Hindu/Budha menamakan dengan alam nirwana. Semua agama juga mengajarkan bahwa di alam itulah manusia akan menemukan kehidupan abadi, mendapatkan kebahagiaan dan kesengsaraan.

Agar manusia sukses dalam kehidupannya di dunia ini maka Allah mengirim seorang rasul untuk menjelaskan rambu-rambu kehidupan yang harus di ta’ati dan dilaksanakan, rambu-rambu itu adalah:

1. Setiap manusia harus menyembah Allah, karena ia diciptakan secara hanif tunduk kepada Tuhan.

 وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (البينة: ٥)

Tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

2. Semua manusia harus berbuat yang baik dan menjauhi yang jelek, demikian ini karena ia kelak ia dimintai pertanggungjawaban atas semua yang dilakukan di akhirat.

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (الزلزلة: 7-٨)

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

Dalam kitab jami’ al-Shaghir, al-Suyuthy meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Jabir tentang wasiat jibril kepada nabi, wasiat tersebut adalah:

 يَا مُحَمَّدُ ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ لاَقِيهِ.

Wahai Muhammad ! hiduplah sekehendakmu, tetapi ingatlah bahwa kamu akan mati. Cintalah kepada siapa saja yang ingin engkau cintai, tetapi ingatlah bahwa engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sekehendakmu, tetapi ingatlah bahwa engkau akan menemukan balasannya.

Kandungan Hadis ini menurut al-Ghazaly mengingatkan kepada kita agar waras diri terhadap tiga hal, yaitu:

1. Hendaknya kita tidak terbuai dengan kehidupan dunia, karena seberapa banyak harta yang kita miliki harta pasti akan ditingalkan. Jika semua harta dunia itu akan kita tinggalkan maka sudah selayaknya harta itu tidak menjadi tujuan hidup kita, tidak selayaknya kita menumpuk harta sebanyak-banyak tetapi kita hanya mengambil secukupnya. Sudah seharusnya harta itu kita jadikan untuk bekal kehidupan di akhirat. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa suatu ketika nabi pernah berwasiat kepada Abi dzarr:

يا أبا ذر جدد السفينة فإن البحر عميق وخذ الزاد كاملا فإن السفر بعيد وخفف الحمل فإن العقبة كئود وأخلص العمل فإن الناقد بصير

Wahai Abi Dzarr perbaikilah perahu karena laut yang akan kamu karungi sangat dalam (maksdunya niatlah yang baik dalam setiap perbuatanmu agar engkau mendapatkan pahala dan selamat dari siksa neraka kelak di akhirat). Ambilah bekal dengan sempurna karena perjalanan engkau tempuh sangatlah jauh (maksudnya perbanyaklah amal ibadah untuk bekal karena perjalanan ke akhirat sangat susah dan banyak rintangan). Ringankan beban karena medan yang akan akan engkau tempuh sangat susah (maksudnya janganlah banyak berbuat dosa karena akan menyusahkanmu). Murnikan amal karena dzat yang mengintai kamu selalu waspada (maksudnya beramallah hanya karena Allah karena hanya disisinya kamu akan menemukan balasannya).

Berkaitan dengah hal ini Abu Sulaiman al-Darani berkata:

طوبى لمن طابت له خطوة واحدة فى عمره لا يريد بها الا الله

Sungguh bahagia bagi orang yang dalam umurnya punya suatu perbuatan yang dimaksudkan hanya karena Allah

Imam al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak meriwayatkan bahwa nabi pernah mengajarkan do’a yang sangat panjang kepada ibnu Umar, diantara doa itu adalah:

اللهم لا تجعل مصيبتنا في ديننا و لا تجعل الدنيا أكبر همنا

Ya Allah ! janganlah engkau jadikan bencana dalam masalah agamaku, janganlah engkau jadikan dunia sesuatu yang paling menyusahkanku

2. Hendaklah kita memperhatikan siapa orang yang seharusnya kita cintai. Kita harus mencintai orang yang bisa membuat tenang hati kita, bisa menolong kita untuk semakin taqwa kepada Allah dan mencegah kita agar tidak melakukan maksiat kepada Allah. Demikian ini karena bisa saja orang yang dicintai itu kelak menjadi musuh yang menjeruskan kita ke neraka. Dalam surat al-Zuhruf: 67 Allah berfirman

الأَخِلاَءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ (الزحرف:٦٧)

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.

Imam al-Baghawi dalam kitab Ma’alim al-Tanzil mengemukakan sebuah riwayat bahwa ayat ini menurut Ali ibn Abi Thalib terkait dengan adanya dua orang mukmin dan dua orang kafir yang saling mencintai. Ketika di akhirat nanti dua orang yang mukmin menemukan kebahagiaan karena keduanya saling memerintahkan ta’at kepada Allah dan berbuat kebajikan. Sementara dua orang yang kafir menemukan kesengsaraan hidup, keduanya saling bermusuhan, masing-masing menyalahkan yang lain mengapa mereka melakukan maksiat dan berbuat dosa.

3. Hendaklah kita memperhatikan bagaimana seharusnya kita beramal. Kita harus beramal semata-sama karena Allah, karena hanya Allahlah yang akan membalas amal perbuatan  kita.

Kaum muslimin Rahimakumullah

Dalam kenyataannya, tidak semua manusia mematuhi ketentuan-ketentuan Allah sebagaimana yang diharapkan, sebagian manusia ada yang mematuhi rambu-rambu kehidupan tersebut sehingga ia selamat dan bahagia dalam hidupnya. Namun sebagian yang lain melanggar rambu-rambu Allah sehingga ia hidup sengsara dan harus menerima hukuman Allah.

Dalam sebuah hadis nabi bersabda bahwa ada empat ciri-ciri orang yang sengsara dan bahagia dalam hidupnya.

عن النبي - صلى الله عليه وسلم – أنه قال: علامة الشقاوة أربعة نسيان الذنوب الماضية وهي عند الله تعالى محفوظة ، وذكر الحسنات الماضية ولا يدرى أقبلت أم ردت ، ونظره الى من فوقه فى الدنيا ، ونظره الى من دونه فى الدين يقول الله اردته ولم يردنى فتركته . وعلامة السعادة أربعة ذكر الذنوب الماضية ، ونسيان الحسنات الماضية ، ونظره الى من فوقه فى الدين ، ونظره الى من دونه فى الدنيا .    

Tanda-tanda orang yang celaka itu ada empat:

1. Lalai/lupa terhadap dosa yang telah lalu/yang telah diperbuat padahal dosa itu selalu ada disisi Allah.

2. Menyebut/selalu mengingat kebaikan yang lalu/yang telah diperbuat padahal dia tidak mengetahui apakah kebaikan itu diterima atau ditolak oleh Allah.

3. Melihat/mengagungkan orang yang di atasnya dalam masalah dunia

4. Melihat/merendahkan orang yang dibawahnya dalam masalah agama. Allah berkata kepada orang ini: (dengan perbutannmu itu) engkau mengharapkan pahala manusia bukan mengharapkan pahala dari-Ku maka Aku meninggalkan kamu.

Adapun tanda-tanda orang yang bahagia dalam hidupnya juga ada empat:

1. Mengingat/menyesali dosa-dasa yang lalu/yang telah diperbuat.

2. Melupakan perbuatan-perbuatan baik yang lalu/yang telah dikerjakan

3. Melihat orang yang di atasnya dalam masalah agama

4. Melihat orang yang dibawahnya dalam masalah dunia.

Demikian khutbah ini kami sampaikan, semoga bermanfaat terutama pada diri kami. Semoga Allah selalu memberikan kita kekuatan untukdapat mawas diri, memberi kemampuan kita untuk melakukan perbuatan baik dan menjauhi maksiat dan dosa. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang berhasil dan bahagia dalam hidupnya . Amin.

إِنَّ أَحْسَنَ الكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ المَلِكِ العَلاَّمِ . وَاللهُ سُبْحَانَهُ وتعالى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى المُهْتَدُوْنَ . وَاِذَا قُرِئَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ . اعوذ بالله من الشيطان الرجيم . وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (الكهف: 29)

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ  . وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

 

Baca juga: Hikmah Makan dan Minum sambil Duduk dalam Kesehatan


Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ

 اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ

. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ

رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama