أَلحَمْدُ ِللهِ الكَرِيْمِ التَّوَّابِ ، غَافِرِ
الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ، خَلَقَ الإِنْساَنَ لِعِباَدَتِهِ
، وَجَعَلَ الدُّنْياَ دَارَ كَسْبٍ وَعَمَلٍ لِنَيْلِ جَمِيْعِ فُيُوضاَتِ فَضْلِهِ
وَنَعْماَئِهِ ، وَجَعَلَ الآخِرَةَ دَارَ جَزاَءٍ ِلإِنْجاَزِ ثَوَابِهِ وَعِقَابِهِ ، الَّذِي خَلَقَ
الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْغَفُورُ ، اَحْمَدُهُ سُبْحاَنَهُ وَاَشْكُرُهُ عَلىَ سَواَبِغِ فَضْلِهِ وَاِحْساَنِهِ
. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَلاَ مَعْبُوْدَ
بِحَقٍّ سِوَاهُ.
شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ لاَ يَنْفَعُ
فِيْهِ شَفَاعَةُ شاَفِعٍ اِلاَّ بِإِذْنِ مَوْلاَهُ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اصْطَفَاهُ وَاجْتَبَاهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأََصْحَابِهِ وَمَنْ
نَصَرَهُ وَاتَّبَعَ هُدَاهُ
.
أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ ، اِتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى فَقَدْ فَازَ مَن أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ ، فَاسْتَعِدُّوْا بِالأَعْمَالِ
الصَّالِحَةِ تَفُوْزُوْا بِسَعَادَةِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ . وَاْحْذَرُوْا المَعَاصِى
فَإِنَّهَا مُوْجِبَةٌ لِلْخِزْيِ وَالنَّدَامَةِ . إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلاَ
تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Kaum muslimin Rahimakumullah
Marilah kita selalu meningkatkan kadar ketaqwaan kita
kepada Allah SWT. Kita berusaha sekuat tenaga, untuk mengerjakan apa yang telah
diperintahkan Allah, dan mencurahkan sekuat tenaga pula, untuk tidak melakukan
segala apa yang dilarang Allah SWT. Hanya dengan taqwa itulah kita akan
mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Semoga Allah SWT selalu memberi
pertolongan kita agar kita selalu dapat meningkatkan kadar ketaqwaan kita, hingga
kita berada pada puncak ketaqwaan yang sempurna ketika kita kembali kehadirat
Allah SWT. Mati dengan khusnul khotimah. Amin.
Kaum muslimin Rahimakumullah
Setiap manusia diciptakan Allah dalam keadaan suci, ia
diberi kebebasan untuk berbuat apa saja yang ia kehendaki, inilah yang kemudian
dikenal dengan istilah Hak Azazi Manusia (HAM). Dalam ajaran Islam, meskipun
manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat apa saja sesuai dengan kemauaannya,
namun ia harus mempertanggung- jawabkan semua perbuatannya setelah kehidupan di
dunia ini. Tidak hanya Islam, setiap agama baik Kristen, Hindu maupun Budha
semuanya mengajarkan pada pemeluknya tentang adanya kehidupan setelah kehidupan
dunia ini, Islam menamakan dengan alam akhirat dan Hindu/Budha menamakan dengan
alam nirwana. Semua agama juga mengajarkan bahwa di alam itulah manusia akan
menemukan kehidupan abadi, mendapatkan kebahagiaan dan kesengsaraan.
Agar manusia sukses dalam kehidupannya di dunia ini maka
Allah mengirim seorang rasul untuk menjelaskan rambu-rambu kehidupan yang harus
di ta’ati dan dilaksanakan, rambu-rambu itu adalah:
1. Setiap manusia harus menyembah Allah, karena ia
diciptakan secara hanif tunduk kepada Tuhan.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا
اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (البينة: ٥)
Tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus.
2. Semua manusia harus berbuat yang baik dan menjauhi
yang jelek, demikian ini karena ia kelak ia dimintai pertanggungjawaban atas
semua yang dilakukan di akhirat.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (الزلزلة:
7-٨)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
Dalam kitab jami’ al-Shaghir, al-Suyuthy meriwayatkan
sebuah hadis dari sahabat Jabir tentang wasiat jibril kepada nabi, wasiat
tersebut adalah:
يَا مُحَمَّدُ ، عِشْ مَا
شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ
مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ لاَقِيهِ.
Wahai Muhammad ! hiduplah sekehendakmu, tetapi ingatlah
bahwa kamu akan mati. Cintalah kepada siapa saja yang ingin engkau cintai,
tetapi ingatlah bahwa engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sekehendakmu,
tetapi ingatlah bahwa engkau akan menemukan balasannya.
Kandungan Hadis ini menurut al-Ghazaly mengingatkan
kepada kita agar waras diri terhadap tiga hal, yaitu:
1. Hendaknya kita tidak terbuai dengan kehidupan dunia,
karena seberapa banyak harta yang kita miliki harta pasti akan ditingalkan.
Jika semua harta dunia itu akan kita tinggalkan maka sudah selayaknya harta itu
tidak menjadi tujuan hidup kita, tidak selayaknya kita menumpuk harta
sebanyak-banyak tetapi kita hanya mengambil secukupnya. Sudah seharusnya harta
itu kita jadikan untuk bekal kehidupan di akhirat. Dalam sebuah hadits
diriwayatkan bahwa suatu ketika nabi pernah berwasiat kepada Abi dzarr:
يا أبا ذر جدد السفينة فإن البحر عميق وخذ الزاد
كاملا فإن السفر بعيد وخفف الحمل فإن العقبة كئود وأخلص العمل فإن الناقد بصير
Wahai Abi Dzarr perbaikilah perahu karena laut yang akan
kamu karungi sangat dalam (maksdunya niatlah yang baik dalam setiap perbuatanmu
agar engkau mendapatkan pahala dan selamat dari siksa neraka kelak di akhirat).
Ambilah bekal dengan sempurna karena perjalanan engkau tempuh sangatlah jauh
(maksudnya perbanyaklah amal ibadah untuk bekal karena perjalanan ke akhirat
sangat susah dan banyak rintangan). Ringankan beban karena medan yang akan akan
engkau tempuh sangat susah (maksudnya janganlah banyak berbuat dosa karena akan
menyusahkanmu). Murnikan amal karena dzat yang mengintai kamu selalu waspada
(maksudnya beramallah hanya karena Allah karena hanya disisinya kamu akan
menemukan balasannya).
Berkaitan dengah hal ini Abu Sulaiman al-Darani berkata:
طوبى لمن طابت له خطوة واحدة فى عمره لا يريد بها
الا الله
Sungguh bahagia bagi orang yang dalam umurnya punya suatu
perbuatan yang dimaksudkan hanya karena Allah
Imam al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak meriwayatkan
bahwa nabi pernah mengajarkan do’a yang sangat panjang kepada ibnu Umar,
diantara doa itu adalah:
اللهم لا تجعل مصيبتنا في ديننا و لا تجعل الدنيا
أكبر همنا
Ya Allah ! janganlah engkau jadikan bencana dalam masalah
agamaku, janganlah engkau jadikan dunia sesuatu yang paling menyusahkanku
2. Hendaklah kita memperhatikan siapa orang yang
seharusnya kita cintai. Kita harus mencintai orang yang bisa membuat tenang
hati kita, bisa menolong kita untuk semakin taqwa kepada Allah dan mencegah kita
agar tidak melakukan maksiat kepada Allah. Demikian ini karena bisa saja orang
yang dicintai itu kelak menjadi musuh yang menjeruskan kita ke neraka. Dalam
surat al-Zuhruf: 67 Allah berfirman
الأَخِلاَءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ
إِلاَّ الْمُتَّقِينَ (الزحرف:٦٧)
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh
bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
Imam al-Baghawi dalam kitab Ma’alim al-Tanzil mengemukakan
sebuah riwayat bahwa ayat ini menurut Ali ibn Abi Thalib terkait dengan adanya
dua orang mukmin dan dua orang kafir yang saling mencintai. Ketika di akhirat
nanti dua orang yang mukmin menemukan kebahagiaan karena keduanya saling
memerintahkan ta’at kepada Allah dan berbuat kebajikan. Sementara dua orang
yang kafir menemukan kesengsaraan hidup, keduanya saling bermusuhan,
masing-masing menyalahkan yang lain mengapa mereka melakukan maksiat dan
berbuat dosa.
3. Hendaklah kita memperhatikan bagaimana seharusnya kita
beramal. Kita harus beramal semata-sama karena Allah, karena hanya Allahlah
yang akan membalas amal perbuatan kita.
Kaum muslimin Rahimakumullah
Dalam kenyataannya, tidak semua manusia mematuhi
ketentuan-ketentuan Allah sebagaimana yang diharapkan, sebagian manusia ada
yang mematuhi rambu-rambu kehidupan tersebut sehingga ia selamat dan bahagia
dalam hidupnya. Namun sebagian yang lain melanggar rambu-rambu Allah sehingga
ia hidup sengsara dan harus menerima hukuman Allah.
Dalam sebuah hadis nabi bersabda bahwa ada empat
ciri-ciri orang yang sengsara dan bahagia dalam hidupnya.
عن النبي - صلى الله عليه وسلم – أنه قال: علامة
الشقاوة أربعة نسيان الذنوب الماضية وهي عند الله تعالى محفوظة ، وذكر الحسنات الماضية
ولا يدرى أقبلت أم ردت ، ونظره الى من فوقه فى الدنيا ، ونظره الى من دونه فى الدين
يقول الله اردته ولم يردنى فتركته . وعلامة السعادة أربعة ذكر الذنوب الماضية ، ونسيان
الحسنات الماضية ، ونظره الى من فوقه فى الدين ، ونظره الى من دونه فى الدنيا .
Tanda-tanda orang yang celaka itu ada empat:
1. Lalai/lupa terhadap dosa yang telah lalu/yang telah
diperbuat padahal dosa itu selalu ada disisi Allah.
2. Menyebut/selalu mengingat kebaikan yang lalu/yang
telah diperbuat padahal dia tidak mengetahui apakah kebaikan itu diterima atau
ditolak oleh Allah.
3. Melihat/mengagungkan orang yang di atasnya dalam
masalah dunia
4. Melihat/merendahkan orang yang dibawahnya dalam
masalah agama. Allah berkata kepada orang ini: (dengan perbutannmu itu) engkau
mengharapkan pahala manusia bukan mengharapkan pahala dari-Ku maka Aku
meninggalkan kamu.
Adapun tanda-tanda orang yang bahagia dalam hidupnya juga
ada empat:
1. Mengingat/menyesali dosa-dasa yang lalu/yang telah
diperbuat.
2. Melupakan perbuatan-perbuatan baik yang lalu/yang
telah dikerjakan
3. Melihat orang yang di atasnya dalam masalah agama
4. Melihat orang yang dibawahnya dalam masalah dunia.
Demikian khutbah ini kami sampaikan, semoga bermanfaat
terutama pada diri kami. Semoga Allah selalu memberikan kita kekuatan
untukdapat mawas diri, memberi kemampuan kita untuk melakukan perbuatan baik
dan menjauhi maksiat dan dosa. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang
berhasil dan bahagia dalam hidupnya . Amin.
إِنَّ أَحْسَنَ الكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ المَلِكِ
العَلاَّمِ . وَاللهُ سُبْحَانَهُ وتعالى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى المُهْتَدُوْنَ
. وَاِذَا قُرِئَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
. اعوذ بالله من الشيطان الرجيم . وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ
وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ
سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ
بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (الكهف: 29)
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى القُرْآنِ العَظِيْمِ
وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ . وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ
Baca juga: Hikmah Makan dan Minum sambil Duduk dalam Kesehatan
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ,
اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا
كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ
. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ,
وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ
ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ