الحمدلله, الحمدلله الذى ارسل رسوله بالهدى
ودين الحقّ ليظهره على الدّين كله وكفى بالله شهيدا. و انّ الله سبحانه وتعالى
مااتّخذ صاحبة ولا ولدا. أشهد أن لا اله إلا الله
لا يشرك به أحدا.واشهد أنّ سيدنا محمّد ا عبده ورسوله المبعوث
الى سائر الأمة شفاعة لهم وأنجدهم نخدا.
اللهم صل وسلّم على سيدنا محمّد عبدك ورسولك
وعلى اله وصحبه الذّين اتبعوا دينه مخلصين له ابدا.
(امّا بعـد)
فيا أيهاالناس. ا تّقوا الله عندما اشتهـــرت بأنّ هذ الشــّهر شــهر شريف.
ينهضّ قلـــوب الأمّة الى معرفة اسرار
وحكاية شريفة . وعند ذلك يتفجّر ينابع الحكـمة بشــفاعة الذي ذكــر
بعظمــته. قال الله تـعالى. اعـــــوذبالله من الشيطان الرّجيم: قل إن كنتم تحبّون الله
فاتّبعونى يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم. والله غفور رحيم.
HADIRIN JAMAAH JUM’AH YANG DUMULIAKAN ALLAH
Dalam suasana keceriaan dan kebahagiaan ini, marilah kita
pupuk keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dan Rasulnya Muhammad SAW.
dengan jalan tetap menjaga syari’at dan mengimplementasikannya dalam hidup dan
kehidupan. Menjalankan segala perintah – Nya dan menjauhi larangan –
Nya, berakhlakul karimah, senantiasa beramar ma’ruf nahi mungkar dengan penuh
kasih sayang.
وما أرسلناك إ لاّ رحمة للعلمين
Artinya : “Tidaklah aku mengutus Engkau wahai Muhammad,
kecuali untuk merahmati semesta alam.” (Qs. Al Anbiya’ : 107)
Tentulah bukan karena sekedar kebetulan, atau bahkan hal
yang diangtgap wajar, bila ternyata Allah SWT. mengutus Nabi Muhammad SAW. dan
agama yang dibawanya merupakan “Rahmat”, merupakan kasih sayang bagi semesta
alam. Siapapun yang mempelajari Sirah Nabi SAW., akan dengan mudah menemukan
bukti hikmah-hikmah kasih sayang Islam.
Kasih sayang bisa dengan mudah anda temui dalam kehidupan
sehari-hari sang Rasul SAW. baik sebagai bapak dan suami dalam lingkungan
keluarga, sebagai saudara di lingkungan handai taulan, sebagai teman di
kalangan sahabat, sebagai guru diantara para murid maupun sebagai pemimpin di
kalangan umat, bahkan sebagai manusia di tengah-tengah makhluk Allah yang lain.
HADIRIN JAMAAH JUM’AH RAHIMAKUMULLAH
Dalam surat Al-Taubah ayat 128 Allah Ta’ala mensifati
Nabi Muhammad SAW. dengan beberapa sifat yang kesemuanya merupakan penggambaran
akan besarnya kasih sayang beliau, ayat itu berbunyi sebagai berikut :
لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ماعنتّم
حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم
Artinya : “Benar-benar telah datang kepada kalian seorang
Rasul dari kalangan kalian sendiri, yang terasa berat baginya penderitaan
kalian, penuh perhatian terhadap kalian, dan terhadap orang-orang mukmin sangat
pengasih lagi penyayang.”
Dalam ayat itu disebutkan bahwa; Rasulullah SAW. adalah
orang yang “Aziezun ‘Alaihi Maa ‘Anittum”, yang merasakan betapa berat melihat
penderitaan kaumnya dan “Hariesun ‘Alaikum”, yang sangat mendambakan
keselamatan kaumnya; dan “Rauufur Rahiem”, pengasih lagi penyayang terhadap
orang-orang yang beriman.
Penderiataan kaumnya terasa berat sekali bagi Rasulullah
SAW. baik penderitaan itu dialami di dunia maupun – apalagi – di akhirat kelak.
Oleh karena itu Rasulullah SAW. begitu “Hariesh” penuh perhatian, dan sangat
mendambakan keselamatan kaumnya – umat manusia – jangan sampai menderita. Dan
hal ini dapat dilihat dari sikap dan sepak terjang beliau dalam kehidupan dan
perjuangannya : Bagaimana beliau menyantuni dan menganjurkan penyantunan
terhadap kaum dhu’afa’, bagaimana beliau menegakkan dan menganjurkan
penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia, bagaimana beliau berperangai
dan menganjurkan untuk berakhlakul karimah, bagaimana beliau tak henti-hentinya
melakukan dan menganjurkan “Amar Ma’ruf Nahi Mungkar”, dan seterusnya dan
sebagainya.
Khusus tentang Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, bahkan menjadi
ciri dan tugas Nabi, juga diharapkan menjadi ciri ummatnya, Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar, apabila dicermati, kiranya memang merupakan pengejawentahan dari
keinginan Nabi atas keselamatan umat manusia, agar tidak menderita, yang
bersumber dari dan didorong oleh kasih sayang itu pula. Bahkan, boleh jadi
hanya orang yang mempunyai rasa kasih sayang dan memahami Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar hampir tidak bisa dibayangkan berjalan dan
apalagi membudaya dalam masyarakat yang tidak saling menyayangi dan mengasihi.
Maka tidaklah mengherankan bahwa, sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW. sangat
ditaati, karena dan dengan kasih sayang, bukan ditaati karena ditakuti dan
dengan kebencian atau keterpaksaan.
Jadi kasih sayang Allah yang mewujud di dalam firman –
Nya, perintah dan larangan – Nya, dalam semua ajaran – Nya Nabilah yang
membawanya – melalui kepribadiannnya yang pengasih dan penyayang ke dalam
kehidupan umat manusia, atau boleh juga dikatakan; apabila Islam merupakan
kasih sayang Allah, maka Nabi Muhammad SAW. merupakan “bentuk kongkrit” dari
Islam itu sendiri.
HADIRIN JAMAAH YANG BERBAHAGIA
Sangat menarik untuk kita cermati sebuah kisah penuh
hikmah; ketika Sayyidaatinaa Aisyah ra. ditanya tentang suaminya Nabi Muhammad
SAW. jawabannya sungguh supel dan fleksibel. “Kaana Khuluquhu Al Qur’an.”
(Pekertinya adalah Al Qur’an). Benar-benar cekak aos, singkat tapi penuh makna.
Jawaban ini, juga membuktikan tingkat pemahaman yang luar biasa dari putri
sahabat Abu Bakar itu terhadap Al Qur’an dan pribadi Nabi Muhammad SAW. maklum
dia adalah murid sekaligus istri kinasih Nabi.
Lebih kongkritnya; semua anjuran, perintah dan perilaku
terpuji dalam Al Qur’an seperti : Taqwa, amal saleh, menegakkan kebenaran,
memerangi kelaliman, membela kaum lemah, adil, berbudi, jujur, berkata benar,
amar ma’ruf nahi mungkar dan seterusnya. Nabi Muhammad lah yang pertama-tama
secara Istiqomah melaksanakannya. Dan, semua larangan, pantangan, dan hal-hal
buruk yang dikecam Al Qur’an seperti syirik, mengkufuri nikmat, membunuh,
mencuri, zina, kikir, dengki, tamak, serakah, berdusta, menghina sesama, dan
hal-hal lain yang merendahkan martabat kemanusiaan. Nabi Muhammadlah yang
pertama-tama dan secara istiqomah menjauhinya.
Maka tidaklah aneh, apabila kemudian sebagai pemimpin,
Nabi Muhammad SAW. begitu ditaati dengan sebab kasih sayangnya, bukan karena
terpaksa. Mengapa demikian ? Sebagai pemimpin beliau menganjurkan, tapi
sekaligus mencontohkan pengamalan anjurannya. Beliau yang melarang dan
mencontohkan menjauhi larangannya. Sudah sedemikiankah sikap para tokoh agama
dan pemimpin kita ? bila jawabannya belum, janganlah berharap banyak atas
terwujudnya “ketaatan” dari yang dipimpinnya.
Pada waktu perang Khondaq
misalnya, kesediaan para sahabat sekalipun dalam keadaan yang sulit, lapar dan
dahaga, dibawah terik matahari, mereka menggali parit atas perintah nabi,
dengan penuh semangat. Ini tentu juga disebabkan oleh karena sang pemimpin
tidak sekedar memerintah, melainkan ikut bahkan mengawali, mencontohkan bahkan
ikut membantu pelaksanaan perintahnya itu.
HADIRIN JAMAAH JUMAT RAHIMUKUMULLAH
Dalam masalah ibadah, nabi Muhammad Saw juga senantiasa
menjaga agar umatnya tidak merasa terberati dan menganjurkan agar tidak
memberatkan mereka. Nabi yang suka dan dalam rangka menganjurkan – menyikat
gigi misalnya, beliau bersabda dengan ungkapan :
لولا ان أشقّ على امّتى لأمرتهم بالسّواك عند
كلّ صلاة
Artinya : “Seandainya Aku tidak khawatir memberatkan
umatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka menyikat gigi setiap kali hendak
melakukan sholat”.
“Shalat malam” kita ketahui merupakan ibadah rutin Nabi
Muhammad Saw di malam hari. Mula-mula nabi melakukannya di Masjid, namun ketika
banyak orang mengikuti jejaknya, beberapa malam kemudian nabi tidak keluar lagi
melakukan sholat malam ke masjid. Menurut hadits shahih, ini dikarenakan Nabi
khawatir shalat itu menjadi wajib dan memberatkan. Ketika Mu’ad Bin Jabal
seorang sahabat dekat Nabi, dilaporkan terlalu panjang membaca bacaan-bacaan
shalat saat menjadi imam, nabi Muhammad “memarahinya”. “dibelakangmu terdapat
orang tua, dan orang-orang yang mempunyai keperluan”, sabda Nabi Muhammad
memberi penjelasan. Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lain yang dapat
anda baca dalam “shirah” sejarah perjalanan hidup nabi Muhammad Saw.
Dan anda tentu pernah mendengar sabda Nabi Muhammad yang
luar biasa ini : “Barang siapa meninggal dan meninggalkan warisan, maka ahli
warisnyalah yang berhak atas warisan itu, namun bila menanggung hutang, akulah
yang menanggungnya”.
Juga sabda nabi Muhammad : “Yassiru walaa tu’assiruu”
Artinya : “Buat mudahlah kalian, dan jangan mempersulit”.
Hadits-hadits ini lebih memperjelas betapa Nabi Muhammad
Saw memang tidak suka memberatkan dan membebani umatnya.
Pada ayat lain yang ditujukan kepada Nabi, Allah SWT
menegaskan dalam firman-Nya ; QS. Ali – Imran :159 :
فبما رحـمة من الله لنت لهم. ولو كنت فظاّ
غلــيظ القلب لا نفضّوا من حولك. فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى الأمر. فاذا عزمت
فتوكّل على الله. انّ الله يحبّ المتوكّلين .
(ال عمران : 159)
Artinya : “Maka dengan rahmat dari Allah, engkaupun lemah
lembut terhadap mereka – umatku. Sekiranya engkau keras dan berhati kasar,
niscaya mereka akan lari dari padamu. Maka maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampunan bagi mereka. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini
(urusan perjuangan dan urusan duniawi lainnya). Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekadmu maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya”.
Nah, apabila ayat-ayat Al-Qur'an di atas, dan beberapa
hadits yang mendukungnya kita gabung, kita akan memdapatkan “Profil Pribadi
Pemimpin Yang Agung” yang bercirikan : tidak tahan melihat penderitaan umatnya,
sangat menginginkan keselamatan dan kebahagiaan ummatnya, sangat mengasihi dan
menyayangi umatnya, lemah lembut kepada umatnya, mau bermusyawarah dan
bertawakkal kepada Allah SWT. setelah membulatkan tekadnya.
Dari kepribadian Rasulillah Saw. inilah, bagi para pewarisnya,
dan kaum muslimin yang beriman diharapkan dapat meneruskan membawa kasih sayang
illahi itu, kepada semesta alam. Bukankah Allah sendiri berfirman kepada Nabi
Muhammad SAW :
قل ان كنتم تحبّو ن الله فا تّبعونى يحببكم
الله ويغفرلكم دنوبكـم . والله غفــور رحــيم.
Artinya : "Jika kalian benar-benar mencintai Allah,
ikutilah jejakku; niscaya Allah mengasihi kalian dan mengampuni dosa-dosa
kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Ali Imran : 31)
Maha Benar Allah dengan segala firmannya. Wallohu a’lam.
بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم. ونفعنى
وا يّاكم بما فيه من الايات والذّكر الحكيم انّه تعالى جوّاد كر يم رؤوف رحـيم
Baca juga: Hadits Tentang Larangan Marah
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ
تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.