Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا
رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia
Pada suatu hari, Rasulullah SAW menuju masjid. Di sana ada beberapa
orang sedang tertawa. Beliau SAW lantas bersabda, “Sungguh, jika kalian banyak mengingat
penghancur segala kenikmatan (kematian), ia tentu akan membuat kalian tidak
sempat melakukan apa yang sedang kulihat saat ini (tertawa di masjid). Oleh
karena itu, perbanyaklah mengingat kematian, penghancur segala kenikmatan.
Sebab, setiap hari kubur berkata, ‘Aku adalah rumah perantauan, rumah
kesendirian, rumah yang penuh debu, rumah bagi cacing-cacing…” (HR. Tirmidzi)
Hadits yang baru saja kita simak memberi peringatan
kepada setiap kita agar tidak lupa tentang kematian. Kita harus sadar bahwa pada satu waktu kita
semua akan dipanggil menghadap kepada Allah SWT.
Tidak ada satu makhluk pun kecuali pasti sudah tercatat
ajalnya. Sudah ditentukan kapan, di mana, dan dalam keadaan seperti apa
seseorang akan meninggalkan dunia yang sementara ini.
Kematian adalah sebaik-baik pengingat yang mengingatkan
kita tentang kampung akhirat. Dengan kematian, selesai sudah seluruh rangkaian
amal yang bisa kita kerjakan. Dengan kematian, maka yang tersisa adalah
penyesalan : mengapa dulu kita begitu, mengapa dulu tidak begini. Dengan kematian,
tertutup semua kesempatan untuk melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan.
Sejumlah cara bisa kita upayakan agar kita selalu ingat
mati. Pertama, mengetahui dan menghayati dalil-dalil kematian. Dalam Al-Quran
tertera banyak keterangan tentang kematian. Dalil pertama, firman Allah SWT :
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan
mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia
memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Ali Imran : 185)
Dalil kedua, firman Allah SWT :
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
“Dan setiap umat mempunyai ajal
(batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau
percepatan sesaat pun.” (QS. Al-A’raf : 34)
Dalil ketiga, firman Allah SWT :
وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.” (QS:Qaaf : 19).
Dengan menghayati ayat-ayat kematian akan membuat kita
ingat bahwa kematian sewaktu-waktu bisa datang tanpa beruluk pamit terlebih
dahulu. Selain itu, membuat kita berhati-hati dalam kehidupan di dunia ini.
Sebab nyaman dan tidaknya kehidupan kita di akhirat kelak, tergantung dari
bagaimana kita mengisi kehidupan di dunia yang fana ini.
Kaum Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Kedua, melawat orang yang wafat. Sering kita jumpai
bendera tanda kematian dikibarkan sebagai tanda ada yang baru saja wafat. Entah
itu tetangga, teman, atau salah satu dari keluarga kita. Pada satu hari,
bendera kematian akan dikibarkan untuk menandai bahwa kitalah yang mendapat
giliran dipanggil oleh Allah SWT.
Dikisahkan bahwa Ibrahim Az-Zayyat setiap kali melihat
jenazah yang dibawa dan mereka mengasihani jenazah yang telah lewat tersebut,
maka dia kepada mereka, “Hendaknya kalian menyayangi dan mengasihi diri kalian
sendiri. Itu lebih baik dari pada yang kalian lakukan ini. Karena setiap jenazah,
mereka telah melewati tiga keadaan. Yang pertama, dia telah melihat malaikat
maut. Yang kedua, dia telah merasakan sakitnya sakaratul maut. Dan yang ketiga,
dia telah aman dari su’ul khotimah.”
Oleh karena itu, dengan bertakziah, kita menjadi semakin
yakin bahwa kematian memang sebuah kepastian yang tidak bisa ditawar-tawar.
Dengan bertakziah, kita sedang mendapat nasihat dari orang yang mati agar kita
menyiapkan diri sebelum ajal datang kepada diri kita sendiri.
Rasul Muhammad SAW bersabda :
كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا وَكَفَى بِالْيَقِيْنِ
غِنًى وَكَفَى بِالْعِبَادَةِ شُغلاً
“Cukuplah kematian sebagai nasihat,
cukuplah keyakinan sebagai kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai suatu
kesibukan.” (HR: Al-Qudho’iy)
Ketiga, melakukan ziarah kubur. Saat kita berziarah kita
tengah berlatih menjaga kesadaran bahwa kita juga akan dikubur seperti orang
yang kita ziarahi.
Ingat mati dengan berziarah tercermin dari doa ziarah
kubur yang disunnahkan untuk kita baca:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ يا أَهْلَ القُبُورِ يَغْفِرُ
اللَّهُ لَنا وَلَكُمْ أَنْتُم سَلَفُنا ونحْنُ بالأَثَرِ
“Semoga keselamatan tetap atas kamu,
wahai penghuni kubur. Semoga Allah mengampuni kami dan kamu. Kamu orang-orang
yang mendahului kami, dan kami akan menyusul (orang-orang terdahulu).” (HR:
Tirmidzi)
Ziarah kubur, selain mengingatkan kematian juga
mengingatkan tentang kehidupan setelahnya, yaitu kehidupan akhirat. Rasul SAW bersabda :
فَمَنْ أرَادَ أنْ يَزُورَ القبور فليزر فإنها
تذكرنا بالآخرة
“Barangsiapa ingin berziarah kubur,
hendaklah ia berziarah karena ziarah kubur itu mengingatkan akan kematian.”
(HR: Muslim)
Kaum Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Diceritakan, ada seorang lelaki masuk kota Basrah dan
bertanya kepada Imam Ibrahim bin Adham, “Ya Syeikh, di mana ada kampung?”
Syeikh Ibrahim Adham menjawab, “Berjalanlah ke depan.” Maka dia pun berjalan ke
depan dan bertanya, “Di mana ada kampung ya syaikh?” Beliau menjawab,
“Berjalanlah ke depan.”
Lalu orang itu sampai di kuburan seraya berkata, “Ya
Syeikh, di mana ada kampung?” Syeikh menjawab, “Sekarang kamu telah sampai di
kampung.” Orang itu berkata, “Tapi saya sampai di kuburan.”
Syeikh Ibrahim berkata, “Inilah kampung.” Orang itu
berkata, “Bagaimana bisa begitu?” Ibrahim bin Adham berkata, “Karena
orang-orang yang ada di sana akan datang semuanya ke sini dan tidak seorang pun
yang ada di sini akan kembali ke sana.”
Inilah sejumlah cara untuk ingat mati. Kita baca
ayat-ayat pengingat kematian sembari kita renungi kandungannya.
Kita lakukan takziyah dan ziarah kubur agar kita tidak
lupa dengan yang namanya kematian. Semoga Allah SWT memanggil kita semuanya
dalam keadaan husnul khatimah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ،
وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ
هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Baca juga: Menyongsong Tahun Baru Hijriyah
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا
كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ
وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ
الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ
يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ
يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ
وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ
وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ
الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا
أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ