Khutbah pertama
إِنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
الحمد لله رب العالمين القائل : وَوَصَّینَا ٱلإِنسَـٰنَ
بِوَٰلِدَیهِ حَمَلَتهُ أُمُّهُۥ وَهنًا عَلَىٰ وَهنٍ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَینِ أَنِ
ٱشكُر لِی وَلِوَٰلِدَیكَ إِلَیَّ ٱلمَصِیرُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ
أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ
وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أما بعدُ فيا عباد الله أوصيكم وإيّاي نفسي بتقوى
الله حقّ تقاته فقد فاز المتقون.
Amma ba’du …
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada
dalam naungan rahmat Allah SWT
Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan kita karunia iman dan Islam; nikmat yang
teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga kita selalu
mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir
hayat kita.
Sebuah pujian yang hanya layak dimiliki oleh Allah.
Alhamdu lillah; segala puji hanya milik Allah. Tidak pantas bagi manusia untuk
mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa berjasa, karena
sejatinya segala pujian hanya milik-Nya semata.
Dan khotib mengajak dirinya sendiri serta jamaah sekalian
untuk terus menguatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat
102)
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Dalam khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung
sejenak sejauh mana kita telah berbakti kepada orang tua kita, khususnya ibu
kita.
Kehadiran kita di dunia ini, tidak dapat kita pungkiri,
adalah dengan sebuah pengorbanan yang sangat besar dari ibu kita. Dalam
Al-Quran, Allah SWT menggambarkan dalam surat Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Dalam kesempatan khutbah Jumat ini, kita akan melihat
tiga peristiwa dari sekian banyak peristiwa, yang menunjukkan betapa besar
perhatian Islam terhadap ibu.
Yang pertama; adalah peristiwa saat Nabi Isa A.S.
berbicara saat masih bayi.
Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat
Allah menciptakan Nabi Isa A.S. tanpa seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran
Allah SWT.
Namun kelahiran Nabi Isa A.S. sempat mendatangkan tuduhan
keji kepada Maryam. Digambarkan dalam surat Maryam ayat 27-28, yang artinya:
Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada
kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam!
Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan
seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”
Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk
Nabi Isa A.S. yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi Isa A.S. berkata, yang
terekam dalam surat Maryam ayat 30-32
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ
وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ
وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ
جَبَّارًا شَقِيًّا
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia
memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana
saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup;
dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka.
Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar
biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi Isa A.S. untuk mendeskripsikan
dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku. Dan penjelasan ini datang
setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat.
Dari peristiwa tersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu
adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan keimanannya kepada Allah SWT.
Peristiwa yang kedua; saat Nabi Ismail A.S. ditinggal
bersama ibunya di padang tandus.
Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim A.S. harus
meninggalkan Nabi Ismail A.S. yang masih bayi bersama ibunya, siti Hajar di
Mekkah yang saat itu begitu tandus.
Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini
adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim A.S. mengiyakan, maka siti Hajar
menerima perintah tersebut dengan pasrah.
Dalam suasana haus dan terik, siti Hajar lalu berusaha
mencari air dari Shafa ke Marwa, hingga 7 kali ulang-alik. Dan Alhamdulillah,
dengan pertolongan Allah, akhirnya air Zamzam muncul di tanah dekat kaki Nabi
Ismail.
Yang luar biasa adalah, peristiwa seorang ibu ini, yang
berusaha untuk mencari air untuk putranya, diabadikan oleh Allah SWT sebagai
salah satu ritual dalam ibadah Haji yang disebut sa’i.
Maka siapapun yang telah menunaikan ibadah umrah dan haji
selayaknya selalu ingat kebesaran Allah dan kasih sayangnya pada Ibu dan
anaknya, serta menghayati betapa besar perjuangan seorang ibu.
Peristiwa yang ketiga adalah: saat Ibu Nabi Musa A.S.
mendapat Ilham dari Allah SWT
Saat Fir’aun sedang mencanangkan untuk menghabisi seluruh
anak laki-laki di negerinya, ibu Nabi Musa A.S. teramat sedih dan khawatir
bahwa putranya akan turut dihabisi.
Namun dengan kekuasaan Allah, Allah memberikan ilham
kepada Ibu nabi Musa A.S.
وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى اُمِّ مُوْسٰى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ
وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia
(Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai
(Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya
Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”
(Al-Quran, Surat Al-Qasas ayat 7)
Akhirnya Nabi Musa A.S. dihanyutkan ke sungai Nil, lalu
ia ditemukan oleh istri Fira’un. Dan karena bayi tersebut tidak mau menyusui
kepada siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi tersebut ke pangkuan ibunya
untuk disusui oleh ibunya.
Kita lihat betapa sentral peranan Ibu dari Nabi Musa A.S.
dalam peristiwa di atas. Bahkan hingga Allah memberikan ilham padanya.
Semua peristiwa di atas sangat jelas menunjukkan betapa
besar perhatian Islam kepada seorang Ibu.
Ibu, begitu mulia kedudukannya, lebih berharga dari
berlian. Dan dalam tingginya derajatnya itu, cinta Ibu pada kita, sungguh tak
bertepi.
Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah selalu
memberi kita taufiq dan hidayah-Nya.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Baca juga: Yuk, lebih kenal waliyullah...
Khutbah Kedua
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا
محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ
محمّداً عبده ورسولهُ
اَمَّا بَعْدُ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam khutbah pertama tadi, dari tiga peristiwa tadi,
sangat jelaslah betapa kedudukan Ibu sangatlah tinggi dan menghormatinya adalah
bukti keimanan kita dan tanda akan kemuliaan seseorang. Tentunya masih banyak
lagi peristiwa agung lainnya dalam sejarah Islam yang menunjukkan keutamaan
seorang ibu.
Dan mari kita ingat Hadits Rasulullah SAW
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ
“ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ
”.
Dalam Kitab Sahih Muslim, diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, siapa yang paling berhak untuk
aku berbakti? Rasulullah SAW berkata; Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu
ayahmu, lalu orang-orang yang terdekat denganmu.”
Maka, luangkanlah waktu untuk berbakti kepada ibumu.
Bahkan, jadikanlah itu menjadi prioritas waktumu. Jadikanlah berbakti kepada
ibu sebagai kesempatan untuk meraih ridho-Nya dan mendapatkan keutamaan
pahalanya.
فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ.
وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ منها وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ
وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ
يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ
وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى
وَالعَفَافَ وَالغِنَى
رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنا
مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ
كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ.
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء
ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم
يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم وادعوه يستجب لكم ولذكر الله أكبر.
أقم الصلاة